Anda di halaman 1dari 4

Upaya Mengatasi Kekhawatiran Masyarakat

Mengenai Pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia

A. Latar Belakang
UUD 1945 Pasal 18 ayat 2 berbunyi “Pemerintahan daerah provinsi, daerah
kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan.” Pasal ini membuktikan bahwa otonomi daerah
bukanlah hal yang baru di Indonesia. Otonomi daerah merupakan hak, wewenang, dan
kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. [
CITATION Wik19 \l 1033 ]
Sejak masa kemerdekaan hingga saat ini peraturan mengenai otonomi daerah
terus berkembang dan diperbarui. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa
otonomi daerah bersifat dinamis dan memiliki perkembangan yang berarti. Pada
dasarnya otonomi daerah dilaksanakan untuk mewujudkan tiga tujuan utama
Indonesia, yakni tujuan politik, tujuan administratif, dan tujuan ekonomi. Otonomi
daerah di Indonesia dilaksanakan dengan berasaskan pada asas Desentralisasi, asas
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
Untuk mewujudkan pemerintahan daerah yang baik melalui otonomi daerah
memang bukanlah hal yang mudah. Dengan berbagai tantangan dan hambatan,
otonomi daerah di Indonesia tetap dijalankan dengan harapan akan menghasilkan
hasil yang memuaskan suatu hari nanti. Salah satu tantangan dalam menjalankan
otonomi daerah saat ini adalah besarnya kekhawatiran masyarakat mengenai
pelaksanaan otonomi daerah. Hal ini menjadi salah satu alasan penulis untuk
menuliskan paper ini.
B. Pembahasan
Otonomi daerah berasal dari kata otonomi dan daerah. Dalam Bahasa Yunani,
otonomi berasal dari kata autos yang artinya sendiri dan nomos yang artinya aturan
atau undang-undang. Sedangkan daerah merupakan suatu kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas-batas wilayah. Sehingga otonomi daerah dapat diartikan sebagai
kewenangan daerah untuk mengatur urusan rumah tangganya sendiri. [ CITATION
Wik19 \l 1033 ]
Otonomi daerah di Indonesia dilaksanakan untuk kepentingan pemerataan
wilayah daerah di Indonesia, pemeliharaan hubungan antara pusat dan daerah, serta
meningkakan pelayanan masyarakat yang semakin baik. Namun kenyataannya
pelaksanaan otonomi di Indonesia masih belum sempurna. Hal ini mengakibatkan
timbulnya kekhawatiran masyarakat mengenai pelaksanaan otonomi daerah di
Indonesia.
A) Kekhawatiran Masyarakat Mengenai Pelaksanaan Otonomi Daerah
1. Kemungkinan Semakin Buruknya Pelayanan Publik
Salah satu tujuan otonomi daerah adalah untuk meningkatkan pelayanan
masyarakat yang semakin baik. Dengan adanya otonomi daerah, pemerintah
daerah diberi kewenangan untuk mengatur sendiri kebijakan pelayanan publik
yang berkualitas dan sesuai dengan situasi dan kondisi di daerahnya masing-
masing. Hal ini memungkinkan bagi daerah yang masih lemah untuk memiliki
kualitas pelayanan publik yang rendah dibandingkan dengan daerah lain yang
telah maju.
2. Semakin Luasnya Ladang untuk Praktik KKN
Seperti yang dimuat pada artikel yang berjudul “Desentralisasi Suburkan
Korupsi di Daerah? Ini Penjelasan Komisioner KPK”, dalam artikel yang
diterbitkan pada Rabu, 14 November 2018 ini Wakil Ketua KPK, Laode
Muhammad Syarif menyampaikan banyaknya Kepala daerah yang tertangkap
melakukan praktik KKN merupakan salah satu konsekuensi dari
desentralisasi. Laode Muhammad Syarif juga menjelaskan bahwa sebelum
adanya rezim otonomi daerah berlaku, praktik korupsi nyaris hanya ditemukan
di Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Setelah adanya desentralisasi seperti
saat ini, banyak bermunculan pemimpin kecil di daerah dengan kewenangan
pengelolaan anggaran dan jumlah dana yang tidak sedikit. Sepanjang periode
2004-2017, 83% kasus korupsi adalah perkara suap dan pengadaan
barang/jasa. Laode mengakui bahwa KPK masih mencari formula yang tepat
untuk menjembatani antara penyelenggaraan otonomi daerah yang baik dan
upaya menghadirkan calon pemimpin daerah yang ideal dan berintegritas.
[ CITATION Moh18 \l 1033 ]
3. Terciptanya Pemimpin-Pemimpin yang Sulit Dikendalikan Masyarakat
Terciptanya pemimpin-pemimpin kecil yang sulit dikendalikan masyarakat
dan rawan korupsi banyak terjadi di daerah yang masih lemah. Untuk itu perlu
diperhatikan dengan seksama dalam pemilihan dan pemberian kewenangan
pada pemerintah daerah.
4. Terjadinya Kesenjangan dalam Berbagai Aspek Antar Daerah
Salah satu tujuan otonomi daerah tidak lain adalah untuk kepentingan
pemerataan wilayah daerah. Namun dengan praktik pelaksanaan otonomi
daerah yang belum sempurna seperti saat ini pemerataan wilayah daerah sulit
dilakukan. Dan akibatnya terjadi kesenjangan baik dari aspek pembangunan
infrastruktur, ekonomi, maupun berbagai sektor lain.
B) Upaya yang Dapat Dilakukan Untuk Meminimalisir Kekhawatiran
Masyarakat Mengenai Pelaksanaan Otonomi Daerah
1. Memberikan penghargaan atau insentif bagi ASN yang memberikan pelayanan
terbaik agar ASN memiliki motivasi untuk memberikan pelayanan public
sebaik mungkin.
2. Menumbuhkan kesadaran ASN untuk bekerja keras dan bertanggung jawab
pada pekerjaannya masing-masing, sehingga ASN akan memberikan
pelayanan public yang terbaik.
3. Memberikan pembelajaran bagi calon ASN daerah, Pendidikan Anti KKN
sehingga setekah mereka menjadi ASN di Pemda mereka akan menjadi ASN
yang jujur, berintegritas, serta bebas dari praktik KKN.
4. Pemerataan pembagian ASN agar kualitas ASN di pemerintahan daerah satu
dengan yang lain sama.
5. Memaksimalkan system pemerintahan berbasis elektronik (e-government) di
daerah, untuk meminimalisir adanya korupsi.
6. Memperbanyak diklat kepemimpinan agar meningkatkan kualitas pempimpin
di daerah.

C. Kesimpulan

Tujuan dilaksanakannya otonomi daerah yakni meningkatkan pelayanan masyarakat,


mengembangkan kehidupan demokrasi, pemerataan wilayah daerah, pemeliharaan
hubungan antara pemerintah pusat dan daerah, mendorong pemberdayaan masyarakat,
dll. Namun pada kenyataannya pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia masih belum
sempurna. Hal ini mengakibatkan munculnya kekhawatiran masyarakat mengenai
pelaksanaan otonomi daerah, diantaranya: kemungkinan semakin buruknya pelayanan
public, semakin luasnya ladang praktik KKN, terciptanya pemimpin-pemimpin yang
sulit dikendalikan masyarakat, dan terjadinya kesenjangan antar daerah dalam
berbagai aspek. Untuk meminimalisir kekhawatiran masyarakat ini diperlukan upaya
seperti diantaranya:

1. Memberikan penghargaan atau insentif bagi ASN yang memberikan pelayanan


terbaik.
2. Menumbuhkan kesadaran ASN untuk bekerja keras dan bertanggung jawab
pada pekerjaannya masing-masing.
3. Memberikan pembelajaran bagi calon ASN daerah, Pendidikan Anti KKN.
4. Pemerataan pembagian ASN.
5. Memaksimalkan system pemerintahan berbasis elektronik (e-government) di
daerah.
6. Memperbanyak diklat kepemimpinan.

Daftar Pustaka
(2016, Oktober). Retrieved from tautancerita.blogspot.com:
http://tautancerita.blogspot.com/2016/10/pelaksanaan-otonomi-daerah-di-
indonesia.html

Huzaini, M. D. (2018, November 14). Retrieved from www.hukumonline.com:


https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5bebf67bd7994/desentralisasi-suburkan-
korupsi-di-daerah-ini-penjelasan-komisioner-kpk/

Suherman, H. (2014, Maret 16). Retrieved from tugaskuliahunj.wordpress.com:


https://tugaskuliahunj.wordpress.com/2014/03/16/makalah-pkn-otonomi-daerah/

Wikipedia. (2019, Desember 10). Retrieved from id.wikipedia.org:


https://id.wikipedia.org/wiki/Otonomi_daerah

Anda mungkin juga menyukai