Anda di halaman 1dari 13

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum

Rumah Sakit Umum Daerah Depati Hamzah Pangkalpinang adalah

Rumah Sakit milik Pemerintah Kota Pangkalpinang yang didirikan pada tahun

1981 dari dana APBN Departemen Kesehatan RI, sesuai dengan tuntutan

dan perkembangan pembangunan, khususnya di bidang kesehatan maka

Rumah Sakit Umum Daerah Depati Hamzah Pangkalpinang mengalami

perubahan status dari Kelas D menjadi Kelas C berdasarkan surat Menteri

Kesehatan RI Nomor 197 /MENKES/ SK/ II/ 1993 tanggal 26 Februari 1993

serta surat keputusan Walikota Madya KDH Tk II Pangkalpinang No. 069/

SK/ HUK/ 1993 Tanggal 30 Juni 1993. Rumah Sakit Umum Daerah Depati

Hamzah Pangkalpinang rumah sakit rujukan untuk Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung.

2. Letak Rumah Sakit

Kota Pangkalpinang merupakan salah satu daerah Otonomi yang

letaknya di Pulau Bangka. Daerah ini terletak pada garis posisi 1060 4’

sampai dengan 1060 7’ dengan Bujur Timur dan garis 20 4’ sampai dengan

20 10’ Lintang Selatan dengan luas wilayah 119,40 km 2. Daerah ini terletak

pada bagian Timur Pulau Bangka dengan batas-batas sebagai berikut :

39
40

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Batu Rusa, Kabupaten

Bangka Induk.

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Dul, Kecamatan Pangkalan

Baru, Kabupaten Bangka Tengah.

 Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan.

 Sebelah Barat Berbatasan Dengan Kace, Kecamatan Mendo Barat,

Kabupaten Bangka Barat.

3. Visi, Misi, Tujuan dan Motto Rumah Sakit Umum (RSU) Depati Hamzah

Kota Pangkalpinang

a. Visi Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum (RSU) Depati Hamzah Kota Pangkalpinang

sebagai suatu organisasi mempunyai visi, yakni sebagai pusat rujukan

terbaik untuk pelayanan dan peningkatan kesehatan SDM dan

masyarakat di Kepulauan Bangka Belitung.

b. Misi Rumah Sakit

Misi dari Rumah Sakit Umum (RSU) Depati Hamzah Kota

Pangkalpinang antara lain adalah:

1) Memberikan pelayanan prima.

2) Melengkapi/memenuhi sarana dan prasarana.

3) Meningkatkan profesionalisme dan motivasi kerja karyawan.


41

c. Tujuan Rumah Sakit

Tujuan dari pelaksanaan visi dan misi ini, tidak lain agar dapat

terwujudnya pelayanan rumah sakit yang paripurna dengan kompetensi

sumber daya manusia professional, bermutu, terjangkau.

d. Motto Rumah Sakit

Motto yang digunakan oleh Rumah Sakit Umum (RSU) Depati

Hamzah Kota Pangkalpinang adalah“Ikak Sehat Kami Seneng”

(Kesembuhan Anda Kebahagian Kami).

4. Fasilitas Rumah Sakit

Tabel 5.1
Fasilitas Kesehatan Di RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang

No Fasilitas Jumlah
1 Rawat Inap 11
2 Rawat Jalan 16
3 Kamar Operasi 1
4 IGD 1
5 Laboratorium 1
6 Radiologi 1
7 Instalasi Gizi 1
8 Laundry 1
9 Instalasi Farmasi 3
10 IPRS 1
11 Instalasi CSSD 1
12 Ambulance 4
13 Kamar Jenazah 1
42

5. Ketenagaan
Tabel 5.2
Distribusi Ketenagaan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Di RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang
Status
No Pendidikan Non
PNS JML
PNS
1 2 3 4 5
1 S2 / Dokter Spesialis 18 1 19
2 S2 Manajemen Kesehatan 0 - 0
3 S1 Kedokteran Umum 18 2 20
4 S1 Kedokteran Gigi 2 - 2
5 S1 Apoteker 6 - 6
6 S1 Keperawatan Ners 13 - 13
7 S1 Keperawatan 4 - 4
8 S1 Kesehatan Masyarakat 17 - 17
9 S1 Ekonomi Akuntansi 2 3 5
10 S1 Ekonomi Manajemen 6 1 7
11 S1 Sosial/ Ilmu Komunikasi 1 1 2
12 S1 Psikologi 1 - 1
13 S1 Komputer 1 1 2
14 S1 Administrasi Publik 1 - 1
15 S1 Agama 1 - 1
16 D4 Gadar 5 - 5
17 D4 Teknik Radiologi 2 - 2
18 D3 Keperawatan 116 32 148
19 D3 Perawat Gigi 3 0 3
20 D3 Perawat Mata 2 - 2
21 D3 Anastesi 2 1 3
22 D3 Kebidanan 21 9 30
23 D3 Farmasi 13 1 14
24 D3 Fisioterapi 5 1 6
25 D3 Gizi 5 - 5
26 D3 Analis Kesehatan 9 - 9
27 D3 Radiologi 6 - 6
28 D3 Elektromedis 1 - 1
29 D3 Rekam Medis 10 - 10
30 D3 Manajemen Pengelolaan 5 10 15
RS
31 D3 Akuntasi 1 2 3
32 D3 Manajemen 1 1 2
33 D3 Kearsipan - 1 1
34 D3 Kesehatan Lingkungan 2 - 2
35 D3 Komputer 0 1 1
36 D3 AMTE 1 - 1
37 D3 Analis Makanan 1 0 1
43

38 D3 Terapi Wicara 0 1 1
39 D2 Agama 0 1 1
40 D1 Analis Kesehatan 1 - 1
41 D1 Gizi 1 - 1
42 SPK 10 3 13
43 SMAK 2 - 2
44 SPRG 1 - 1
45 SPKU - 1 1
46 SPAK 1 - 1
47 SMA (Sederajat) 32 57 89
48 SMP (Sederajat) 5 6 11
49 SD 2 11 13
Jumlah 357 148 505
Sumber: Profil RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang 2016

B. Analisa Univariat

1. Kepatuhan Perawat Dalam Mencuci Tangan Sebelum Dan Sesudah

Kontak Dengan Pasien

Kepatuhan perawat dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak

dengan pasien dibagi menjadi 2 kategori, yaitu tidak patuh dan patuh.

Tabel 5.3
Distribusi Kepatuhan Perawat Dalam Mencuci Tangan Sebelum Dan
Sesudah Kontak Dengan Pasien di RSUD Depati Hamzah
Pangkalpinang Tahun 2017

No Kepatuhan Jumlah Persentase (%)


1 Tidak patuh 47 29,7
2 Patuh 111 70,3
Total 158 100

Tabel 5.3 menunjukkan distribusi kepatuhan perawat dalam mencuci

tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien yang patuh lebih banyak

yaitu sebanyak 111 orang (70,3%) daripada yang tidak patuh.


44

2. Pengetahuan

Pada pengetahuan perawat, pengelompokan pengetahuan kurang dan

baik berdasarkan uji normalitas data, menggunakan uji Kolmogorov –

Smirnov didapatkan nilai p= 0,000 < a (0,05). Sehingga disimpulkan data

berdistribusi tidak normal jadi pengelompokan pengetahuan perawat

berdasarkan nilai median. Bila nilai median < (8) dikelompokkan pada

pengetahuan tidak baik, bila ≥ (8) dikelompokkan pada pengetahuan baik.

Tabel 5.4
Distribusi Pengetahuan Perawat Dalam Mencuci Tangan Sebelum Dan
Sesudah Kontak Dengan Pasien di RSUD Depati Hamzah
Pangkalpinang Tahun 2017

No Pengetahuan Jumlah Persentase (%)


1 Tidak baik 68 43
2 Baik 90 57
Total 158 100

Tabel 5.4 menunjukkan distribusi pengetahuan perawat yang baik lebih

banyak yaitu sebanyak 90 orang (57%) daripada yang tidak baik.

3. Sikap

Pada sikap perawat, pengelompokan sikap tidak dan baik berdasarkan

uji normalitas data, menggunakan uji Kolmogorov – Smirnov didapatkan nilai

p= 0,000 < a (0,05). Sehingga disimpulkan data berdistribusi tidak normal jadi

pengelompokan sikap perawat berdasarkan nilai median. Bila nilai median <

(36) dikelompokkan pada keyakinan tidak baik, bila ≥ (36) dikelompokkan

pada keyakinan baik.


45

Tabel 5.5
Distribusi Sikap Perawat Dalam Mencuci Tangan Sebelum Dan Sesudah
Kontak Dengan Pasien di RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang
Tahun 2017

No Sikap Jumlah Persentase (%)


1 Tidak baik 60 38
2 Baik 98 62
Total 158 100

Tabel 5.5 menunjukkan distribusi sikap perawat yang baik lebih

banyak yaitu sebanyak 98 orang (62%) daripada yang tidak baik.

4. Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak

dengan pasien dibagi menjadi 2 kategori, yaitu tidak ada dan ada.

Tabel 5.6
Distribusi Fasilitas Kesehatan Untuk Mencuci Tangan Sebelum Dan
Sesudah Kontak Dengan Pasien di RSUD Depati Hamzah
Pangkalpinang Tahun 2017

No Fasilitas Kesehatan Jumlah Persentase (%)


1 Tidak ada 70 44,3
2 Ada 88 55,7
Total 158 100

Tabel 5.6 menunjukkan distribusi fasilitas kesehatan untuk mencuci

tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien yang ada lebih banyak

yaitu sebanyak 88 orang (55,7%) daripada yang tidak ada.


46

5. Pengawasan

Pada pengawasan, pengelompokan pengawasan tidak diawasi dan

diawasi berdasarkan uji normalitas data, menggunakan uji Kolmogorov –

Smirnov didapatkan nilai p= 0,000 < a (0,05). Sehingga disimpulkan data

berdistribusi tidak normal jadi pengelompokan pengawasan berdasarkan nilai

median. Bila nilai median < (16) dikelompokkan pada pengawasan yang tidak

diawasi, bila ≥ (16) dikelompokkan pada pengawasan yang diawasi.

Tabel 5.7
Distribusi Pengawasan Dalam Mencuci Tangan Sebelum Dan Sesudah
Kontak Dengan Pasien di RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang
Tahun 2017

No Pengawasan Jumlah Persentase (%)


1 Tidak diawasi 72 45,6
2 Diawasi 86 54,4
Total 158 100

Tabel 5.7 menunjukkan distribusi pengawasan mencuci tangan sebelum

dan sesudah kontak dengan pasien yang diawasi lebih banyak yaitu

sebanyak 86 orang (54,4%) daripada yang tidak diawasi.


47

C. Analisa Bivariat

1. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Kepatuhan Perawat Dalam


Mencuci Tangan Sebelum Dan Sesudah Kontak Dengan Pasien Di
RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang Tahun 2017

Tabel 5.8
Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Kepatuhan Perawat Dalam
Mencuci Tangan Sebelum Dan Sesudah Kontak Dengan Pasien Di
RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang Tahun 2017

Kepatuhan Nilai POR


N Total
Pengetahuan Tidak patuh Patuh p 95%CI
o
n % n % n %
1 Tidak baik 28 41,2 40 58,8 68 100 2,616
2 Baik 19 21,1 71 78,9 90 100 0,011
Jumlah 47 29,7 111 70,3 158 100 (1,299 – 5,266)

Berdasarkan tabel 5.8 diatas didapat hasil, perawat yang patuh

mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien lebih banyak

terdapat pada perawat dengan pengetahuan baik sebanyak 71 responden

(78,9%) dibandingkan pengetahuan tidak baik, sedangkan perawat yang

tidak patuh mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien

lebih banyak terdapat pada perawat dengan pengetahuan tidak baik

sebanyak 28 responden (41,2%) dibandingkan pengetahuan baik.

Dari hasil uji statistik antara pengetahuan dengan kepatuhan perawat

dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien,

didapatkan nilai p (0,011) < α (0,05) sehingga disimpulkan ada hubungan

yang bermakna antara pengetahuan dengan kepatuhan perawat dalam

mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien. Hasil analisa

lebih lanjut didapatkan nilai POR = 2,616 (95% CI: 1,299 – 5,266), hal ini

berarti bahwa perawat yang berpengetahuan baik cenderung untuk


48

mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien 2,6 kali

dibandingkan perawat yang berpengetahuan tidak baik.

2. Hubungan Antara Sikap Dengan Kepatuhan Perawat Dalam Mencuci


Tangan Sebelum Dan Sesudah Kontak Dengan Pasien Di RSUD Depati
Hamzah Kota Pangkalpinang Tahun 2017

Tabel 5.9
Hubungan Antara Sikap Dengan Kepatuhan Perawat Dalam Mencuci
Tangan Sebelum Dan Sesudah Kontak Dengan Pasien Di RSUD Depati
Hamzah Kota Pangkalpinang Tahun 2017

Kepatuhan Nilai POR


N Total
Sikap Tidak patuh Patuh p 95%CI
o
n % n % n %
1 Tidak baik 26 43,3 34 56,7 60 100 2,804
2 Baik 21 21,4 77 78,6 98 100 0,006
Jumlah 47 29,7 111 70,3 158 100 (1,389 – 5,661)

Berdasarkan tabel 5.9 diatas didapat hasil, perawat yang patuh

mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien lebih banyak

terdapat pada perawat dengan sikap baik sebanyak 77 responden (78,6%)

dibandingkan sikap tidak baik, sedangkan perawat yang tidak patuh

mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien lebih banyak

terdapat pada perawat dengan sikap tidak baik sebanyak 26 responden

(43,3%) dibandingkan sikap baik.

Dari hasil uji statistik antara sikap dengan kepatuhan perawat dalam

mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien, didapatkan

nilai p (0,006) < α (0,05) sehingga disimpulkan ada hubungan yang

bermakna antara sikap dengan kepatuhan perawat dalam mencuci tangan

sebelum dan sesudah kontak dengan pasien. Hasil analisa lebih lanjut

didapatkan nilai POR = 2,804 (95% CI: 1,389 – 5,661), hal ini berarti bahwa

perawat dengan sikap baik cenderung untuk mencuci tangan sebelum dan
49

sesudah kontak dengan pasien 2,8 kali dibandingkan perawat dengan sikap

tidak baik.

3. Hubungan Antara Fasilitas Kesehatan Dengan Kepatuhan Perawat


Dalam Mencuci Tangan Sebelum Dan Sesudah Kontak Dengan Pasien
Di RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang Tahun 2017

Tabel 5.10
Hubungan Antara Fasilitas Kesehatan Dengan Kepatuhan Perawat
Dalam Mencuci Tangan Sebelum Dan Sesudah Kontak Dengan Pasien
Di RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang Tahun 2017

Kepatuhan Nilai POR


N Fasilitas Total
Tidak patuh Patuh p 95%CI
o Kesehatan
n % n % n %
1 Tidak ada 28 40 42 60 70 100 2,421
2 Ada 19 21,6 69 78,4 88 100 0,019
Jumlah 47 29,7 111 70,3 158 100 (1,205 – 4,863)

Berdasarkan tabel 5.10 diatas didapat hasil, perawat yang patuh

mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien lebih banyak

terdapat pada fasilitas kesehatan yang ada sebanyak 69 responden

(78,4%) dibandingkan fasilitas kesehatan tidak ada, sedangkan perawat

yang tidak patuh mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan

pasien lebih banyak terdapat pada fasilitas kesehatan yang tidak ada

sebanyak 28 responden (40%) dibandingkan fasilitas ada.

Dari hasil uji statistik antara fasilitas kesehatan dengan kepatuhan

perawat dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan

pasien, didapatkan nilai p (0,019) < α (0,05) sehingga disimpulkan ada

hubungan yang bermakna antara fasilitas kesehatan dengan kepatuhan

perawat dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan

pasien. Hasil analisa lebih lanjut didapatkan nilai POR = 2,421 (95% CI:

1,205 – 4,863), hal ini berarti bahwa perawat yang mengatakan fasilitas
50

kesehatan ada cenderung untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah

kontak dengan pasien 2,4 kali dibandingkan perawat yang mengatakan

fasilitas kesehatan tidak ada.

4. Hubungan Antara Pengawasan Dengan Kepatuhan Perawat Dalam


Mencuci Tangan Sebelum Dan Sesudah Kontak Dengan Pasien Di
RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang Tahun 2017

Tabel 5.11
Hubungan Antara Pengawasan Dengan Kepatuhan Perawat Dalam
Mencuci Tangan Sebelum Dan Sesudah Kontak Dengan Pasien Di
RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang Tahun 2017

Kepatuhan Nilai POR


N Total
Pengawasan Tidak patuh Patuh p 95%CI
o
n % n % n %
1 Tidak diawasi 30 41,7 42 58,3 72 100 2,899
2 Diawasi 17 19,8 69 80,2 86 100 0,005
Jumlah 47 29,7 111 70,3 158 100 (1,428 – 5,885)

Berdasarkan tabel 5.11 diatas didapat hasil, perawat yang patuh

mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien lebih banyak

terdapat pada perawat dengan pengawasan diawasi sebanyak 69

responden (80,2%) dibandingkan pengawasan tidak diawasi, sedangkan

perawat yang tidak patuh mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak

dengan pasien lebih banyak terdapat pada perawat dengan pengawasan

tidak diawasi sebanyak 30 responden (41,7%) dibandingkan pengawasan

diawasi.

Dari hasil uji statistik antara pengawasan dengan kepatuhan perawat

dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien,

didapatkan nilai p (0,005) < α (0,05) sehingga disimpulkan ada hubungan

yang bermakna antara pengetahuan dengan kepatuhan perawat dalam

mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien. Hasil analisa
51

lebih lanjut didapatkan nilai POR = 2,899 (95% CI: 1,428 – 5,885), hal ini

berarti bahwa perawat dengan pengawasan diawasi cenderung untuk

mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien 2,8 kali

dibandingkan perawat dengan pengawasan tidak diawasi.

Anda mungkin juga menyukai

  • 6 3
    6 3
    Dokumen1 halaman
    6 3
    agustina koba
    Belum ada peringkat
  • 20
    20
    Dokumen1 halaman
    20
    agustina koba
    Belum ada peringkat
  • 6 1
    6 1
    Dokumen1 halaman
    6 1
    agustina koba
    Belum ada peringkat
  • 6 5
    6 5
    Dokumen1 halaman
    6 5
    agustina koba
    Belum ada peringkat
  • Guruku Sebagai Sosok Pahlawanku
    Guruku Sebagai Sosok Pahlawanku
    Dokumen3 halaman
    Guruku Sebagai Sosok Pahlawanku
    agustina koba
    Belum ada peringkat
  • Contoh Bagan Proposal
    Contoh Bagan Proposal
    Dokumen10 halaman
    Contoh Bagan Proposal
    agustina koba
    Belum ada peringkat
  • Askep Gadar GGK
    Askep Gadar GGK
    Dokumen15 halaman
    Askep Gadar GGK
    agustina koba
    Belum ada peringkat
  • Sap Gadar Cidel
    Sap Gadar Cidel
    Dokumen14 halaman
    Sap Gadar Cidel
    agustina koba
    Belum ada peringkat
  • Format Undangan RSBT
    Format Undangan RSBT
    Dokumen5 halaman
    Format Undangan RSBT
    agustina koba
    Belum ada peringkat