A. Definisi Guru
Pendidik atau lebih populer dikatakan sebagai Guru adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,
fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan. Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi
bagi peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas
pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin. Untuk dapat
benar-benar menjadi pendidik, seorang guru tidak cukup hanya dengan menguasai bahan
pelajaran, tetapi juga harus tahu nilai-nilai apa yang dapat disentuh oleh materi pelajaran
yang akan diberikan kepada para siswa. Terdapat dua syarat penting untuk seorang guru
supaya berhasil melaksanakan tugasnya, syarat yang pertama adalah menguasai dengan
sempurna bidang pengetahuan yang dimilikinya. Karena kualitas sebuah pengajaran sangat
ditentukan oleh tingkat penguasaan bahan pengajaran. Sedangkan syarat yang lainnya adalah
kemampuan guru dalam menerapkan metodologi mengajar dalam proses pengajaran.
Di sisi lain dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007
juga menyebutkan persyaratan inti dari kompetensi profesional guru meliputi:
1) Guru mampu menguasai materi, struktur, dan konsep ilmu pengetahua dari mata
pelajaran yang diampunya,
2) Guru mampu menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar dari mata pelajaran
yang diampunya,
3) Guru mampu mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif, dan
4) Guru mampu melaksanakan tindakan reflektif dan memanfaatkan teknologi dengan baik
dalam berkomunikasi.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dipahami bahwa untuk bisa mencapai kemampuan
profesional guru diperlukan guru yang bisa menguasai materi mata pelajaran yang
diampunya, menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar, mengembangkan
pembeelajaran secara kreatif, dan melakukan tindakan reflektif, dan menguasai teknologi
informasi dalam melakukan komunikasi.
E. IMPELEMENTASI KTSP
Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam
suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap. Berdasarkan defenisi implementasi tersebut, maka
implementasi KTSP adalah sebagai suatu proses penerapan, ide, konsep, dan kebijakan
kurikulum (kurikulum potensial) dalam suatu aktivitas pembelajaran sehingga peserta didik
menguasai seperangkat kompetensi tertentu sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.
Menurut Mulyasa (2009) dalam implementasi kurikulum setidaknya dipengaruhi oleh tiga
faktor yaitu:
Karakteristik kurikulum, yang mencakup ruang lingkup ide baru suatu kurikulum dan
kejelasannya bagi pengguna dilapangan.
Startegi implementasi, yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi yang
merupakan kegiatan – kegiatan yang dapat mendorong penggunanya dilapangan.
Karakteristik pengguna kurikulum, meliputi pengetahuan, keeterampilan, nilai dan
sikap guru terhadap kurikulum, serta kemampuannya untuk merealisasikan kurikulum
(curriculum planning) dalam pembelajaran.
KTSP merupakan kurikulum berbasis kompetensi. Menurut Martini Yamin (2009, 75)
kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan siswa yang mencakup tiga aspek yaitu
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Pembelajaran yang berbasis kompetensi adalah
pembelajaran yang memiliki standar, standar yang dimaksud adalah acuan bagi guru tentang
kemampuan yang menjadi focus pembelajaran dan penilaian. Jadi, proses pembelajaran yang
dilakukan dengan pendekatan berbasis kompetensi adalah proses pendeteksian kemampuan
dasar siswa untuk memudahkan terciptanya suatu tujuan secara teoritis dan praktis.
Ada beberapa peran dan tugas guru dalam proses pembelajaran yaitu:
a. Guru sebagai sumber belajar
Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran. Dikatakan
guru yang baik manakala ia dapat menguasai materi pelajaran dengan baik, sehingga ia
benar -benar berperan sebagai sumber belajar bagi peserta didik. Apapun yang ditanyakan
siswa berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang diajarkannya, ia akan bisa menjawab
dengan penuh keyakinan. Ketidakpahaman guru tentang materi pelajaran biasanya
ditunjukkan oleh perilaku – perilaku tertentu, misalnya teknis penyampaian materi yang
monoton, ia lebih sering duduk dikursi sambil membaca, suaranya lemah, tidak berani
kontak mata dengan siswa, miskin dengan ilustrasi, dll. Perilaku yang demikian dapat
menyebabkan hilangnya kepercayaa pada diri siswa, sehingga guru akan sulit
mengendalikan kelas.
Sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran hendaknya guru melakukan tiga hal
yaitu;
Guru memiliki bahan referensi yang lebih banyak daripada siswa. Hal ini untuk
menjaga agar guru memiliki pemahaman yang lebih baik tentang materi yang akan
dikaji bersama siswa, karena dalam perkembangan teknologis informasi yang sangat
cepat bisa terjadi siswa lebih “pintar” dibandingkan guru dalam hal penguasaan
informasi.
Guru dapat menunjukkan sumber belajar yang dapat dipelajari oleh siswa.
Guru perlu melakukan pemetaan tentang materi pelajaran, misalnya dengan
menentukan materi inti (core) yang wajib dipelajari oleh siswa, mana materi
tambahan. Melalui pemetaan semacam ini akan memudahkan bagi guru dalam
melaksanakan tugasnya sebagai sumber belajar.
1) Guru sebagai pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi peserta didik
dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu
yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.
Berkaitan dengan tanggung jawab, guru harus mengetahui nilai, norma moral, dan sosial,
serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga
harus bertanggung jawab terhadap segala tindakannya dalam pembelajaran disekolah dan
kehidupan bermasyarakat. Berkaitan dengan wibawa, guru harus mampu mengambil
keputusan secara mandiri (independent), terutama dalam berbagai hal yang berkaitan
dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta bertindak sesuai dengan kondisi
peserta didik dan lingkungan. Sedangkan disiplin, guru harus mematuhi berbagai
peraturan dan tata tertib secara konsisten atas dasar kesadaran professional, karena
mereka bertugas untuk mendisiplinkan peserta didik disekolah, terutama dalam
pembelajaran.
Sekarang ini, perkembangan teknologi mengubah peran guru dari pengajar yang bertugas
menyampaikan materi pelajaran menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan
belajar karena, peserta didik bisa belajar dari berbagai sumber yaitu; radio, telivisi, berbagai
macam film pembelajaran bahkan program internet atau e – learning.
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik meskipun mereka tidak memiliki latihan
khusus sebagai penasehat. Agar guru menyadari perannya sebagai penasehat secara lebih
mendalam makaa ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental.
Pendekatan psikologis dan kesehatan mental akan banyak menolong guru dalam
menjalankan perannya sebagai penasehat, yang telah banyak dikenal bahwa ia banyak
membantu peserta didik untuk dapat membuat keputusan sendiri.
Inovasi pendidikan dilakukan guna memecahkan masalah yang dihadapi, agar dapat
memperbaiki mutu pendidikan secara efektif dan efisien. Salah satu bentuk peran serta yang
dapat dilakukan guru terhadap inovasi adalah sebagai agen pembaharuan. Oleh karena itu,
guru harus mampu menerjemahkan pengalaman yang telah lalu kedalam kehidupan yang
bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini, terdapat jurang yang dalam dan luas antara
generasi yang satu dengan yang lain maka guru menjadi jembatan jurangn tersebut bagi
peserta didik, jika tidak maka hal ini dapat mengambil bagian dalam proses belajar yang
berakibat tidak menggunakan potensi yang dimiliki oleh peserta didik.
Guru merupakan model dan teladan bagi peserta didik. Oleh karena itu, pribadi dan apa yang
dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang disekitar lingkungannya.
Ada beberapa hal yang mendapat perhatian guru dalam perannya sebagai model dan teladan
yaitu; penggunaan gaya bahasa guru dalam berbicara, gaya kebiasaan guru bekerja, sikap
guru melalui pengalaman dan kesalahan yang dilakukan, pakaian yang menampakkan
ekspresi seluruh kepribadian, hubungan kemanusiaan (dalam hal pergaulan, intelektual
moral, terutama bagaimana berperilaku), proses berpikir dalam hal menghadapi dan
memecahkan masalah, dalam hal pengambilan keputusan, kesehatan (semangat, sikap
tenang, antusias dll).
Mengimplementasikan peran dan tugas guru tersebut dalam KTSP dalam kelas akan
ditemukan hambatan – hambatan, salah satunya yang sering kali terjadi datangnya dari siswa
seperti mengganggu temannya yang sedang belajar, hal ini terjadi karena kekurang sandaran
peserta didik dalam memenuhi tugas dan haknya sebagai anggota kelas. Oleh karena itu,
sebaiknya guru membuat perjanjian dengan siswa mengenai peraturan dan prosedur dalam
kelas pada awal tahun secara bersama – sama.
Menurut Emmer, Evertson, dan Worsharn (2003) mengatakan bahwa aturan-aturan dan
prosedur berbeda-beda di setiap kelas tetapi yang pasti di semua kelas aturan – aturan dan
prosedur dikelola secara efektif, karena tidak mungkin bagi seorang guru atau bagi siswa
dalam melakukan instruksi agar dapat bekerja secara produktif jika mereka tidak mempunyai
pedoman dan prosedur tidak yang efisien dan tidak adanya rutinitas untuk aspek umum
dalam kelas dapat menghambat poses pembelajaran dan menyebabkan perhatian siswa serta
minatnya memudar. Oleh karena itu, sangat penting menegakkan peraturan dan prosedur
dalam kelas seperti yang disebutkan dihampir setiap diskusi tentang pengelolaan kelas yang
efektif. Tahapan – tahapan yang dapat dilakukan dalam membuat peraturan dan prosedur
dalam kelas adalah:
Guru harus mempertimbangkan desain fisik ruang kelas sebelum siswa datang ke
kelas.
Membuat aturan dan prosedur dalam kelas bersama – sama dengan siswa.
Berinteraksi dengan siswa Tentang Kelas Aturan dan Prosedur.
Mereview secara berkala Aturan dan Prosedur.
Membuat rapat kelas yang dapat berguna dalam menyusun desain dan pemeliharaan
peraturan dan prosedur.
Daftar pustaka
Nurtanto, Muhammad. _Mengembangkan Kompetensi Profesionalisme Guru Dalam
Menyiapkan Pembelajaran yang Bermutu_ . Jurnal Seminar Nasional Inovasi Pendidikan.
Banten: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.