Anda di halaman 1dari 21

Jurnal Politik Pemerintahan Dharma Praja

MEMBANGUN SMART APARATUR SIPIL NEGARA


(ASN) MENUJU BIROKRASI BERKELAS DUNIA TAHUN
2024
Erliana Hasan
Institut Pemerintahan Dalam Negeri
elihasan1952@gmail.com

ABSTRACT
Building Smart State Civil Apparatus Towards World Class Bureaucracy in 2024.
The purpose of this study is to find out the development of apparatus resources through
orientation, empowerment, education and training and develop influencing factors to build
smart state civil apparatus towards world-class bureaucracy. In this study, the author uses
a type of descriptive research, namely research that presents and aims to provide an
overview and explanation of the variables under study. Data analysis techniques used the
techniques of Maththew B. Miles and Michael Huberman, (2007: 16), which consisted of 4
components: data collection: data reduction, presentation and conclusion. The results show
that: (1) the State Civil Apparatus must master technology, and even be able to engineer
various applications for information services to the public; (2) having a sense of
nationalism and being able to implement general principles of good governance; (3) have a
sense of empathy and responsibility; (4) necessary supporting factors in developing
apparatus resources in a sustainable and comprehensive manner; (5) able to formulate a
vision and values that can redesign work for selection and assessment in conducting
placements in accordance with the implementation of a performance management system.
Keywords: world class, development, civil apparatus.

ABSTRAK
Membangun Smart Aparatur Sipil Negara (ASN) Menuju Birokrasi Berkelas
Dunia Tahun 2024. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengembangan sumber daya
aparatur melalui orientasi, pemberdayaan, pendidikan dan pelatihan serta
mengembangkan faktor-faktor yang memengaruhi untuk membangun smart aparatur sipil
negara menuju birokrasi berkelas dunia. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis
penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang memaparkan dan bertujuan untuk memberikan
gambaran serta penjelasan variabel yang diteliti. Teknik analisis data menggunakan
teknik Maththew B. Miles dan Michael Huberman, (2007: 16), yang terdiri dari 4
komponen: pengumpulan data: reduksi data, penyajian dan pengambilan simpulan.
Hasilnya menunjukkan bahwa: (1) Aparatur Sipil Negara harus menguasai teknologi,
bahkan berkemampuan merekayasa berbagai aplikasi untuk informasi pelayanan kepada
masyarakat; (2) memiliki rasa nasionalisme kebangsaan dan mampu
mengimplementasikan asas-asas umum pemerintahan yang baik; (3) memiliki rasa empati
dan tanggung jawab; (4) perlu faktor pendukung dalam pengembangan sumber daya
aparatur secara berkelanjutan dan komprehensif; (5) mampu merumuskan visi dan nilai-
nilai yang dapat mendesain ulang pekerjaan untuk seleksi dan penilaian dalam melakukan
penempatan sesuai dengan penerapan sistem manajemen kinerja.
Kata kunci: pembangunan, aparatur sipil negara, berkelas dunia.
1
2 — Jurnal Politik Pemerintahan Dharma Praja ■ Vol. 12 No. 1, Juni 2019: 1–12

PENDAHULUAN dan perilaku yang penuh dengan kesetiaan


dan ketaatan kepada negara dan bangsa,

S ecara prinsip birokrasi adalah


aparatur pemerintahan yang diangkat
berdasarkan keputusan pejabat
bermoral dan bermental baik, profesional,
sadar akan tanggung jawabnya sebagai
pelayan publik, serta mampu menjadi
yang berwenang dalam perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
pemerintahan. Dengan perkataan lain Aparatur Sipil Negara (ASN) disebut
birokrat adalah pegawai pemerintah. juga sebagai asset negara, dalam konteks
Maka untuk mengawali tulisan tanggung jawab tugas dan fungsi,
membangun smart ASN (Aparatur sehingga mereka harus mampu
Sipil Negara) dirasa perlu mengulas memosisikan diri sebagai abdi
sedikit tentang filosofi pemerintahan. negara di satu sisi dan sebagai pelayan
Pemerintahan yaitu “proses masyarakat di sisi lainnya. Sejalan
pemahaman yang sedalam-dalamnya dengan tugas tersebut aparatur sipil
dan rasakan setajam-tajamnya bagaimana negara juga harus menjalankan
melaksanakan, mengatur, tanggung-jawabnya sebagai hamba
mengaktualisasikan, mengawasi, Tuhan. Untuk itu dapat dikatakan
mempertanggung-jawabkan dan “bahwa tugas pemerintah itu adalah
mengkoordinasikan berbagai peristiwa mampu menuntun kehidupan bersama
dan gejala hubungan antara masyarakat, dalam suatu negara menuju
kelompok masyarakat, pebisnis, pelaku kebahagiaan dunia dan akhirat dengan
usaha secara baik dan benar sampai pada tidak merugikan pihak mana pun secara
terwujudnya seluruh substansi makna illegal” (Erliana Hasan 2010: 47).
UUD 1945. Sebagai rasa tanggung jawab di hadapan
Aparatur negara sebagai abdi Tuhan YME, aparatur sipil negara
masyarakat, sekaligus merupakan seyogiyanya memiliki integritas tinggi
pelaksana dari semua kebijakan karena memahami secara sadar bahwa
pemerintahan guna apa yang mereka lakukan di dunia akan
meningkatkan kehidupan bangsa dan diminta perrtanggugjawaban di hadapan
negara menuju masyarakat adil dan Yang Maha Kuasa. dengan
makmur. menanamkan sifat-sifat yang baik.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun ASN yang beragama Islam
2014 tentang Aparatur Sipil Negara harus mampu mengikuti dan
Pasal 6 menjelaskan bahwa Pegawai menduplikasi sifat kepemimpinan
Negeri Sipil terdiri dari dua jenis, yakni Rasulullah SAW, yaitu
pegawai pemerintah yang berstatus menanamkan sifat Sidiq (Jujur),
pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai Tabhligh (Terbuka),
pemerintah dengan perjanjian kontrak Amanah (Tidak
(P3K). Pegawai pemerintah mempunyai Berkhianat), Fathanah
peranan untuk mewujudkan keberhasilan (Cerdas/Kompetens). ASN
penyelenggaraan pemerintahan dan mengemban tugas untuk
pembangunan. Pegawai yang mampu menjalankan sebagian roda pemerintah,
memainkan peran tersebut adalah sesuai dengan aturan yang berlaku, wajib
pegawai yang mempunyai memertahankan dan menaati Undang-
kompetensi dan integritas yang Undang Dasar 1945 dan Pancasila
diindikasikan melalui sikap sebagai ideologi bangsa. Untuk
membangun Aparatur Sipil
Negara (ASN) yang tangguh
dibutuhkan sumber daya
pegawai yang profesional,
kompeten,
Erliana Hasan — 3

dan berintegritas. Namun demikian, empirik seringkali dihadapkan pada


upaya tersebut bukanlah perkara yang berbagai kendala.
mudah dan menuntut perubahan
sistematis dalam pengelolaan ASN.
Dengan disahkannya Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (UU ASN) membuka
peluang bagi pemerintah untuk
mengembangkan kebijakan dan
manajemen ASN dengan basis sistem
merit.
Terdapat sejumlah peluang yang
mendukung pengembangan ASN berbasis
merit seperti akses menjadi pegawai
negeri yang bebas gender, tingkat
pendidikan pegawai yang makin tinggi,
dan perubahan sistem penilaian kinerja.
Namun demikian, ditemukan juga
sejumlah tantangan seperti rekrutmen dan
pengembangan karier yang bisa terjadi
karena kepentingan politik dan gender,
dan sistem remunerasi yang belum
berdampak pada kinerja. Saran
yang dapat diajukan adalah
pengembangan ASN berbasis merit
harus didukung oleh kelembagaan yang
independen baik dalam rekrutmen
maupun pengawasan pengelolaan ASN.
Pendekatan tradisional yang
menempatkan ASN sebagai
alat kelengkapan birokrasi telah diubah
dengan pendekatan modern yang
menempatkan ASN sebagai kunci
penting dalam proses pembangunan
nasional. Oleh karena itu,
pengembangan ASN di masa yang akan
datang menurut UU ASN didasarkan pada
kualifikasi, kompetensi, dan kinerja
secara adil dan wajar, tanpa dengan
membedakan latar belakang politik, ras,
warna kulit, agama, asal usul, jenis
kelamin, status pernikahan,
umur, ataupun kondisi
kecacatan. Secara normatif, UU ASN
menawarkan prospek yang menjanjikan
dalam pengelolaan ASN, namun praktik
METODE PENELITIAN pendidikan dan pelatihan aparatur dan
Dalam penelitian ini, penulis faktor pendukung dalam
menggunakan jenis penelitian pengembangan sumber daya ASN.
deskriptif, yaitu penelitian yang Teknis analisis data
memaparkan dan bertujuan menggunakan teknik Maththew B.
untuk memberikan gambaran Miles dan Michael Huberman,
serta penjelasan variabel (2007:16), yang terdiri dari 4
yang diteliti. Penelitian ini komponen. Berikut penjelasannya:
dimaksudkan mengembangkan Pengumpulan data yaitu data yang
konsep dan menghimpun fakta, dikumpulkan dengan beraneka macam
tetapi tidak melkukn cara (observasi, wawancara, intisari
pengujian hipotesis dokumen, pita rekaman), dan yang
(Singarimbun, 1989: 4). Hal biasanya diproses sebelum siap
ini didasarkan pada tujuan digunakan melalui pencatatan,
penelitian yang bermaksud pengetikan, penyuntingan atau alih
menggambarkan, tulis, Reduksi data yaitu sebagai proses
mendeskripsikan dan pemilihan, pemusatan perhatian pada
menginterpretasi masalah penyederhanaan, pengabstrakan dan
pembangunan smart ASN yang transformasi data “kasar“ yang
menjalankan tugas pokok dan muncul dari catatan yang tertulis di
fungsinya berdasarkan lapangan, Penyajian data yaitu
pengamatan atas fakta yang penyusunan informasi dengan cara
terjadi di lapangan. Dengan tertentu sehingga diperlukan pemeriksaan
demikian diperoleh fokus simpulan. Penarikan simpulan yaitu
penelitian: Pengembangan meliputi pemberian makna data yang
Sumber Daya Aparatur melalui: lebih sederhana dan disajikan dalam
orientasi, pemberdayaan, pengujian data dengan mencatat

Jurnal Politik Pemerintahan


4 — Jurnal Politik Pemerintahan Jurnal Politik Pemerintahan Dharma Praja ■ Vol. 12 No. 1, Juni 2019: 1–12

keteraturan pola-pola penjelasan itu diperlukan upaya penyadaran integritas bagi


secara logis dan metodelogis, ASN.
konfigurasi yang memungkinkan
diprediksi hubungan sebab akibat melalui
hukum-hukum empiris.

HASIL DAN PEMBAHASAN

ASN Harus Memiliki Integritas


Menguraikan konsep integritas
Pegawai Negeri Sipil (ASN) yang
merupakan salah satu bagian dari konsep
sistem pembinaan pegawai
dalam manajemen kepegawaian
Indonesia, diperlukan batasan
pengertian terlebih dahulu mengenai
kedudukan dan peranan ASN itu.
Dalam setiap unit organisasi
pemerintah kedudukan dan
peranan ASN sangatlah menentukan,
sebab ASN merupakan saka guru
pemerintahan dalam melaksanakan
fungsi-fungsi pelayanan, pengayoman,
pemberdayaan, pembangunan, dan
pengawasan, bahkan bila mana perlu
mempunyai fungsi pendampingan.
Dalam Pasal 3 ayat 1 Undang-
Undang No.43 Tahun 1999 tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian diterangkan
mengenai tugas dan
kedudukannya yang mulia, yaitu
Pegawai Negeri berkedudukan
sebagai aparatur negara yang bertugas
untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat secara professional, jujur,
adil, dan merata dalam penyelenggaraan
tugas negara, pemerintahan dan
pembangunan.
Pada pasal ini terkandung tuntutan
terhadap ASN untuk senantiasa
berpegang teguh dan mempraktikkan
sikap perilaku yang professional, jujur,
adil-merata, selalu memenuhi janji, tegas,
disiplin, mencintai profesinya, dan
berakhlak mulia/bermoral. Untuk
maksud membentuk sosok ASN seperti
Dengan adanya amanah melaksanakan seluruh tugas umum
tugas dan kedudukan bagi ASN pelayanan, pemerintahan dan
seperti tertera dalam Pasal 3 ayat pembangunan dengan sebaik-
1 tersebut di atas maka terjadi baiknya, dilandasi semangat dan sikap
kemungkinan dalam pengabdian pada negara dan bangsa,
pelaksanaannya. ASN maka perlu adanya integritas ASN.
melakukan Sampai saat ini secara khusus harapan itu
perbuatan yang menyimpang belum dituangkan dalam suatu peraturan
dari peraturan yang berlaku, perundang-undangan, tetapi implisit
dapat menimbulkan kerugian sudah ada di beberapa peraturan
bagi warga masyarakat perundangan.
(Contoh: melakukan tindak
pidana KKN). Kemudian
kemungkinan lain, ASN sudah
melaksanakan tindakan sesuai
prosedur hukum yang
berlaku, tetapi hukum yang
bersangkutan belum bisa
diterima, masih ditentang
oleh warga negara/masyarakat,
maka tetap akan meresahkan
masyarakat. (Contoh kejadian
tahun 1992, Pemberlakuan
Undang-Undang No. 14/1992
tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, yang akhirnya dit
unda satu tahun untuk
pemberlakuannya karena
ditentang
publik/masyarakat).
Kemungkinan berikutnya lagi
adalah warga negara
(kelompok tertentu)
sudah tidak memberikan
justifikasi dan legitimasi
hukum terhadap peraturan
perundang-undangan tertentu.
(Contoh: tuntutan pencabutan
dan tuntutan amendemen
terhadap peraturan perundang-
undangan).
Untuk mengatasi
kemungkinan-
kemungkinan munculnya
fenomena di atas, teristimewa untuk
menciptakan pemerintahan
yang bersih, berwibawa, bebas
KKN (UU No.28/1999),
efisien, efektif dan mampu
Erliana Hasan — 5

Integritas ASN mewajibkan setiap mampu bersinergi (Tap MPR Nomor VI/
pegawai negeri setia dan taat kepada MPR/2001). Jadi integritas ASN sebagai
Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, suatu indikator untuk menentukan baik
negara, dan pemerintah, serta wajib buruknya sikap perilaku seorang ASN
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam menjalankan tugas dan
dalam Negara Kesatuan Republik kewajibannya dalam pemerintahan.
Indonesia. (Pasal 4 UU tentang Pokok- ASN dituntut selalu ingat
Pokok Kepegawaian). akan sumpah dan janjinya, sehingga
Komitmen ASN adalah sumpah/ janji tidak sampai melalaikan tugas yang
demi Allah yang diperuntukkan bagi menjadi kewajibannya, dan tidak
setiap calon ASN pada saat melakukan sesuatu hal yang bertentangan
pengangkatannya menjadi ASN untuk dengan tugas dan kewajibannya dalam
selalu komit (bersumpah dan pemerintahan. Ranah
janji): pemerintahan adalah identik dengan
wilayah kerja bagi ASN dalam
1) Akan setia dan taat kepada Pancasila, melaksanakan tugas dan kewajibannya.
UUD 1945, Negara, dan Pemerintah;
Dalam Pasal 3 dan penjelasan dari
2) Akan menaati segala peraturan perun- Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999
dang-undangan dan melaksanakan tu- tentang Penyelenggara Negara
gas kedinasan dengan penuh pengab- Yang Bersih dan Bebas Dari
dian, kesadaran dan tanggung jawab; Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, jo Pasal
3) Akan menjaga kehormatan dan 20 dan penjelasannya Undang-Undang
martabat negara, pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 tentang
dan ASN, dan akan mengutamakan Pemerintahan Daerah,
kepentingan negara; telah diatur pula mengenai asas-asas
umum pemerintahan yang baik sebagai
4) Akan memegang rahasia negara, dan;
pedoman bagi setiap Penyelenggara
5) Akan bekerja dengan jujur, tertib, Negara (ASN) berintegritas dan
cermat dan bersemangat demi negara. berkomitmen, sebagai berikut:
(Pasal 26 UU tentang Pokok-Pokok 1) Asas Kepastian Hukum, yaitu
Kepegawaian). asas dalam negara hukum yang
Dengan demikian integritas Pegawai mengutamakan landasan peraturan
Negeri Sipil (ASN) menuntut kekuatan perundang-undangan, kepatutan,
pikiran dan perasaan setiap sosok ASN dan keadilan dalam setiap kebijakan
untuk mampu membedakan antara yang penyelenggara negara;
benar dengan salah atau antara yang
2) Asas Tertib Penyelenggaraan
baik dengan buruk yang akan menjadi
Negara, yaitu asas yang menjadi
ukuran sikap, perilaku, kepribadian
landasan keteraturan, keserasian, dan
dalam kedudukannya sebagai ASN yang
berkewajiban dalam melaksanakan tugas keseimbangan dalam pengendalian
pemerintahan, negara, dan penyelenggaraan negara,
melayani masyarakat dengan jujur, 3) Asas Kepentingan Umum, yaitu
bermoral tinggi, menepati janji, asas yang mendahulukan
mempertahankan keutuhan korps dan kesejahteraan umum dengan cara
menjaga nama baiknya, dan yang aspiratif, akomodatif, dan
selektif;
Jurnal Politik Pemerintahan
6 — Jurnal Politik Pemerintahan Dharma Praja ■ Vol. 12 No. 1, Juni 2019: 1–12

4) Asas Keterbukaan, yaitu asas Diharapkan dengan nasionalisme


yang membuka diri terhadap hak yang kuat, setiap ASN memiliki orientasi
masyarakat untuk memperoleh berpikir mementingkan kepentingan
informasi yang benar, jujur, dan tidak publik, bangsa, dan negara. Nilai-nilai
diskriminatif tentang yang berorientasi pada kepentingan
penyelenggaraan negara dengan publik menjadi nilai dasar yang harus
tetap memerhatikan perlindungan dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
atas hak asasi pribadi, golongan, Pegawai ASN dapat mempelajari
dan rahasia negara; bagaimana aktualisasi sila demi sila
5) Asas Proporsionalitas, yaitu asas dalam Pancasila agar memiliki karakter
yang mengutamakan keseimbangan yang kuat dengan nasionalisme dan
antara hak dan kewajiban wawasan kebangsaannya.
Penyelenggara Negara; Nasionalisme dalam arti sempit
6) Asas Profesionalitas, yaitu asas yang merupakan sikap yang
mengutamakan keahlian berdasarkan meninggikan bangsanya sendiri,
kode etik dan ketentuan peraturan sekaligus tidak
perundang-undangan yang berlaku; menghargai bangsa lain sebagaimana
7) Asas Akuntabilitas, yaitu asas mestinya. Dalam arti luas, nasionalisme
yang menentukan bahwa berarti pandangan tentang rasa cinta
setiap kegiatan dan hasil akhir dari yang wajar terhadap bangsa dan negara,
kegiatan Penyelenggara Negara sekaligus menghormati bangsa
harus dapat dipertanggung lain. Nasionalisme Pancasila
jawabkan kepada merupakan pandangan atau paham
masyarakat atau rakyat sebagai kecintaan manusia Indonesia terhadap
pemegang kedaulatan tertinggi negara bangsa dan tanah airnya yang
sesuai dengan ketentuan peraturan didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
perundang-undangan yang berlaku; Ada lima indikator dari nilai-nilai
8) Asas Efisiensi, (Pasal 20 UU dasar nasionalisme yang harus
No.32/2004), yaitu asas yang diperhatikan, yaitu:
menghemat pengeluaran anggaran
1) Sila pertama: Ketuhanan Yang
(dana), tenaga, dan waktu;
Maha Esa
9) Asas Efektivitas, (Pasal 20 UU
Ketuhanan YME menjadikan
No.32/2004), yaitu asas yang dalam
Indonesia bukan sebagai negara
hasil capaian kinerjanya minimal
sekuler yang membatasi agama
mencapai target yang telah ditentukan
dalam ruang privat. Pancasila justru
atau bahkan melampauinya.
mendorong nilai-nilai ketuhanan
mendasari kehidupan masyarakat
ASN Harus Memiliki Nasionalisme dalam berpolitik. Nilai-nilai
Nasionalisme sangat penting dimiliki ketuhanan yang dikehendaki
oleh setiap pegawai ASN. Bahkan Pancasila adalah nilai-nilai ketuhanan
tidak hanya sekedar wawasan saja yang positif, yang digali dari nilai-
tetapi kemampuan mengaktualisasikan nilai keagamaan yang terbuka
nasionalisme dalam menjalankan fungsi (inklusif), membebaskan dan
dan tugasnya merupakan hal yang menjunjung tinggi keadilan dan
penting. persaudaraan. Dengan berpegang
teguh pada
nilai-nilai
Erliana Hasan — 7

ketuhanan diharapkan bisa tertentu dari teritorial Indonesia. Tujuan


memerkuat pembentukan karakter nasionalisme yang mau didasari dari
dan kepribadian, melahirkan etos
kerja yang positif, dan memiliki
kepercayaan diri untuk
mengembangkan potensi diri dan
kekayaan alam yang diberikan Tuhan
untuk kemakmuran masyarakat.
2) Sila kedua: Kemanusiaan yang Adil
dan Beradab
Sila kedua memiliki
konsekuensi ke dalam dan ke
luar. Ke dalam berarti menjadi
pedoman negara dalam
memuliakan nilai-nilai
kemanusiaan dan hak asasi
manusia. Ini berarti negara
menjalankan fungsi “melindungi
segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum
dan mencerdaskan kehidupan bangsa
3) Sila ketiga: Persatuan Indonesia
Semangat kebangsaan adalah
mengakui manusia dalam keragaman
dan terbagi dalam
golongan-golongan. Keberadaan
bangsa Indonesia terjadi karena
memiliki satu nyawa, satu asal akal
yang tumbuh dalam jiwa rakyat
sebelumnya, yang menjalani satu
kesatuan riwayat, yang
membangkitkan persatuan karakter
dan kehendak untuk hidup bersama
dalam suatu wilayah geopolitik nyata.
Selain kehendak hidup
bersama, keberadaan bangsa
Indonesia juga didukung oleh
semangat gotong royong. Dengan
kegotongroyongan itulah,
Indonesia harus mampu
melindungi segenap bangsa dan
tumpah darah Indonesia,
bukan membela atau mendiamkan
suatu unsur masyarakat atau bagian
semangat gotong royong Kerakyatan yang
yaitu ke dalam dan ke luar. dipimpin oleh hikmat
Ke dalam berarti kebijaksanaan dalam permusyawa-
kemajemukan dan ratan/Perwakilan.
keanekaragaman budaya, Demokrasi permusyawaratan mempu-
suku, etnis, agama yang nyai dua fungsi. Fungsi pertama,
mewarnai kebangsaan badan permusyawaratan/perwakilan
Indonesia, tidak bisa menjadi ajang memperjuangkan
boleh dipandang sebagai aspirasi beragam golongan yang
hal negatif dan menjadi ada di masyarakat. Fungsi kedua,
ancaman yang bisa saling semangat permusyawaratan
menegasikan. Sebaliknya, bisa menguatkan negara
hal itu perlu disikapi persatuan, bukan negara
secara positif sebagai untuk satu golongan atau
limpahan karunia yang bisa perorangan. Permusyawaratan
saling memperkaya dengan landasan kekeluargaan dan
khazanah budaya dan hikmat kebijaksanaan diharapkan bisa
pengetahuan melalui mencapai kesepakatan yang
proses penyerbukan budaya. membawa kebaikan bagi semua
Ke luar berarti pihak.
memuliakan
kemanusiaan universal, Abraham Lincoln mendefinisikan
dengan menjunjung tinggi demokrasi sebagai
persaudaraan, “pemerintahan dari rakyat, oleh
Perdamaian rakyat, dan untuk rakyat”. Ada
dan keadilan antar umat tiga prasyarat dalam pemerintahan
manusia. yang demokratis, yaitu:

4) Sila keempat: a. Kekuasaan pemerintah berasal


dari rakyat yang diperintah;

Jurnal Politik Pemerintahan


8 — Jurnal Politik Pemerintahan Dharma Praja ■ Vol. 12 No. 1, Juni 2019: 1–12

b. Kekuasaan itu harus dibatasi; dan Pengembangan Sumber Daya Aparatur


c. Pemerintah harus berdaulat, Membangun smart ASN, memerlukan
artinya harus cukup kuat untuk penataan organisasi sumber daya manusia
dapat menjalankan pemerintahan agar organisasinya dapat berjalan secara
secara efektif dan efisien. Secara sistematis dan efisien. Kenyataannya,
garis besar, terdapat dua model sistem manajemen sumber daya aparatur
demokrasi, yaitu: yang komprehensif masih terdapat sub-
majoritarian democracy, sub sistem yang belum berkembang ke
demokrasi yang lebih sistem yang modren, padahal
mengutamakan suara mayoritas pengembangan sumber daya aparatur
dan consensus democracy, merupakan sesuatu yang penting dalam
demokrasi yang mengutamakan organisasi untuk menanggapi dengan
konsensus atau musyawarah. baik dan tepat
Oleh karena itu, pilihan perubahan-perubahan yang terjadi pada
demokrasi konsensus berupa lingkungan eksternal organisasi. Daya
demokrasi permusyawaratan adaptabilitas organisasi pada perubahan
merupakan pilihan yang bisa lingkungan eksternal dapat dikembangkan
membawa kemaslahatan bagi melalui hal-hal berikut.
bangsa Indonesia.
5) Sila kelima: Keadilan Sosial Bagi Orientasi Aparatur
Seluruh rakyat Indonesia
Menurut (Simamora, 2006: 274),
Dalam rangka mewujudkan kea- Orientasi dapat berupa pengenalan
dilan sosial, para pendiri bangsa sederhana dengan karyawan lama, atau
menyatakan bahwa Negara dapat merupakan proses panjang, yang
merupakan organisasi masyarakat meliputi pemberian informasi mengenai
yang bertujuan menyelenggarakan kebijaksanaan-kebijaksanaan
keadilan. Keadilan sosial juga personalia (kondisi kerja, upah,
merupakan perwujudan imperatif dan jaminan sosial) prosedur kerja,
etis dari amanat Pancasila dan gambaran umum/ sejarah, sifat
UUD 1945. Peran negara dalam perusahaan, dan manfaat-manfaat yang
mewujudkan rasa keadilan sosial, diperoleh karyawan baru. Yang
antara lain: dimaksud orientasi di sini adalah
a. Perwujudan relasi yang adil pengembangan dan pelatihan awal bagi
di semua tingkat para karyawan baru yang
sistem kemasyarakatan; memberi informasi bagi perusahaan,
b. Pengembangan struktur yang pekerjaan, maupun kelompok kerja.
menyediakan Pengenalan dan orientasi perlu
kesetaraan kesempatan; diprogramkan karena adanya sejumlah
c. Proses fasilitasi akses atas aspek khas yang muncul pada saat
informasi, layanan dan sumber seseorang memasuki lingkungan kerja
daya yang diperlukan; dan yang baru.
d. Dukungan atas partisipasi Berdasarkan hasil penelitian di
bermakna atas lapangan bahwa di dalam orientasi adanya
pengambilan keputusan bagi aparatur baru yang masuk akan membawa
semua orang. sesuatu yang dianggap “negatif” oleh
Erliana Hasan — 9

sebagian aparatur lama. Bahkan sering cenderung bersifat output yang nyata.
dilakukan pengucilan, apalagi ketika Dan yang terakhir adalah komponen
pegawai baru mencoba melakukan umpan balik yang merupakan
perubahan-perubahan yang mengganggu komponen hasil dari output yang terkait
kenyamanan pegawai lama. Selain dengan komponen lainnya sehingga
itu dari sisi lain, tidak jarang program keberadaannya dalam suatu sistem
orientasi ini tidak tertata dengan baik kembali kepada input.
sehingga kurang memberikan informasi Komponen dari umpan balik ini
yang jelas. Akibatnya membuat pegawai wujudnya lebih cenderung bersifat output
baru tidak mengerti harus berbuat apa yang tidak nyata. Dengan demikian
untuk berkontribusi dalam dapatlah dikatakan bahwa aparatur
instansi tersebut. Proses orientasi sudah pemerintah perlu dibekali
berjalan secara tidak formal melainkan dengan pengetahuan dan
informal melalui mekanisme kemampuan yang menunjang dalam
pengenalan setelah pengangkatan dan melaksanakan tugas dan
penerimaan CPNS dan Pegawai Honor tanggungjawabnya. Hanya saja yang
sehingga orientasi lebih menekankan harus diingat bahwa potensi yang dimiliki
pada pihak senioritas, dinilai sebagai setiap aparatur tentunya berbeda satu
tindakan awal dalam proses dengan lainnya, dan potensi itu dapat
orientasi dalam mengenalkan diarahkan dan dikembangkan.
lingkungan secara bertahap, namun secara
Agar dapat meningkatkan
lebih mendalam kegiatan orientasi hanya
disampaikan ketika seorang pegawai baru pengetahuan dan kemampuan maka
aparatur harus diberikan kesempatan
mulai menanyakan kondisi kebutuhan
yang tidak didapat di bagian unit tertentu. dan dimampukan untuk melakukannya.
Namun semua itu dibutuhkan adanya
pemberdayaan aparatur pemerintah, yang
Pemberdayaan Aparatur
bukan saja harus tetapi sudah sangat
Pemberdayaan aparatur pemerintah krusial. Berdasarkan hasil penelitian di
merupakan suatu hal yang mutlak. Hal lapangan bahwa pemberdayaan aparatur
ini berlaku mulai dari tingkat bawahan pemerintah ini hanya akan terwujud bila
operasional hingga tingkat pimpinan ada dukungan dari pimpinan, dan juga
tertinggi dalam suatu organisasi. Dengan dukungan dari organisasi. Berbagai cara
adanya pemberdayaan aparatur, harapan dalam memberdayakan aparatur yang
yang muncul adalah peningkatan kinerja baru dan yang lama, ini dilakukan secara
dan hasil semakin besar karena adanya personal atau kelompok bagi yang ingin
rasa tanggung jawab dari setiap aparatur. melengkapi kemampuan sesuai kebutuhan
Komponen output merupakan hasil dari job discription yang diberikan kantor.
kegiatan proses yang meliputi output
mind (knowledge, sciences & skill) dan
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
output material (barang,
bangunan, konsep kebijakan). Keikutsertaan dalam pendidikan
Sedangkan komponen outcome adalah dan pelatihan tersebut menjadi salah
komponen dari hasil output yang satu persyaratan bagi
melepaskan diri dari keterkaitan dengan pengangkatan dalam jabatan struktural
komponen lainnya. Wujud outcome ini tertentu. Karena jabatan pada dasamya
bukan merupakan
Jurnal Politik Pemerintahan
10 — Jurnal Politik Pemerintahan Dharma Praja ■ Vol. 12 No. 1, Juni 2019: 1–12

sesuatu yang dapat diminta atau dituntut, lahirnya prakarsa dan kreativitas yang
melainkan merupakan penugasan, maka tinggi Keleluasaan yang tinggi yang
keikutsertaan dalam pendidikan dan dinikmati oleh suatu lembaga dalam
pelatihan bukan pula hal yang dapat mengembangkan misinya merupakan
diminta atau dituntut. Oleh karena Diklat faktor pendorong utama bagi tercapainya
stuktural tersebut berjenjang, kemajuan. Di samping aspek keleluasaan,
maka salah satu persyaratan untuk ada upaya mengatasi faktor-
mengikuti jenjang diklat yang lebih faktor kelemahan yang menyertai
tinggi, kepada dasarnya dipersyaratkan keberadaan dan peran suatu lembaga.
telah lulus dalam jenjang Diklat di
bawahnya. Pelaksanaan pendidikan
Faktor-Faktor Pendukung
dan pelatihan struktural,
dalam Pengembangan Sumber Daya
seyogyanya memiliki arah kebijaksanaan,
Aparatur
dalam rangka konsistensi pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan. Di antara sejumlah faktor pedukung
Pendidikan dan pelatihan yang mempengaruhi pengembangan
mencakupdua fungsi sekaligus, yaitu sumber daya aparatur, baik itu faktor
fungsi pendidikan dan fungsi pelatihan internal maupun faktor eksternal.
yang merupakan satu kesatuan Adapun beberapa faktor pendukung yang
pengertian yang tidak dapat dipisahkan. dijabarkan menjadi beberapa ide yakni
Seseorang Pegawai Negeri Sipil hanya sebagai berikut.
dapat diangkat dalam jabatan tertentu 1) Merumuskan kembali vision dan
setelah memenuhi persyaratan- values institusi karena perubahan
persyaratan yang ditetapkan jabatan akan menimbulkan kecemasan,
tersebut. Salah satu persyaratan adalah kehilangan arah dan orientasi. Oleh
telah mengikuti dan lulus pendidikan dan sebab itu yang perlu dilakukan
pelatihan sesuai dengan jabatan yang akan pertama kali merumuskan kembali
dipangkunya. Pendidikan dan Pelatihan vision dan values institusi agar
ini memberikan bekal kemampuan seluruh aparatur memfokuskan diri
administrasi dasar sehingga para perserta pada vision dan value institusinya;
mampu mengenali kedudukan organisasi 2) Mendesain Ulang Pekerjaan
dan persoalan instansi masing-masing (Job redesign) karena salah satu
dalam pemerintahan negara, serta mampu dampak dari pekerjaan dalam
melaksanakan tugas pekerjaannya sehari- pengembangan yang baik dan jelas.
hari secara efektif dan efisien. Suatu pekerjaan akan dikerjaan
Menurut Rasyid (2006: 182), salah oleh lebih sedikit orang tetapi
satu langkah yang layak ditempuh untuk dengan hasil yang setara bahkan
memberdayakan suatu lembaga, yakni lebih baik dari sebelumnya. Akibat
dengan memberikan keleluasaan yang institusi perlu melakukan desain
lebih besar kepadanya dalam proses ulang pekerjaannya yang
pengambilan keputusaan. Keleluasaan memenuhi persyaratan/kompetensi
dimaksud, menurut Rasyid (2006: yang dibutuhkan dalam pekerjaannya,
184), akan menjamin terbukanya yakni pengetahuan (knowledge),
peluang-peluang untuk menggali dan perilaku, dan keahlian serta faktor
mengembangkan ide-ide dan mendorong kecocokan dan motivasi (motivation
Erliana Hasan — 11

fit) melalui serangkaian tes aparatur. One job sistem merupakan


kompetensi dasar dan tes kompetensi sistem yang berproses dari
bidang yang akan menentukan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi
kecocokan pribadi dengan jenis dan pembaharuan.
pekerjaan yang akan dilakukan;
Faktor-Faktor Penghambat Pengem-
3) ASN melakukan Seleksi dan bangan Sumber Daya Aparatur
Penilaian; setelah mengetahui
dimensi kompetensi yang Di antara sejumlah faktor penghamba,
dibutuhkan suatu lembaga yang yangt memengaruhi pengembangan
telah didesain, maka tahap sumber daya aparatur adalah:
berikutnya mencari orang-orang yang 1) Perkembangan ilmu pengetahuan
mempunyai dimensi yang cocok dan teknologi yang terlambat dengan
dengan pekerjaan tersebut dengan pemerintah pusat, akan memengaruhi
melakukan seleksi dan penilaian kinerja ASN yang menginginkan
pada calon aparatur yang dibutuhkan sistem online;
tersebut dalam lingkungan ASN; 2) Kurangnya komunikasi dengan
aparatur lain, membuat jarak dan
4) ASN melakukan penempatan, setelah
pengkotak-kotakan pekerjaan per
melakukan seleksi dan penilaian
bagian yang mengakibatkan adanya
terhadap aparatur, maka akan
persaingan antara dua atau lebih di
diperoleh aparatur yang cocok dengan
beberapa bidang;
desain pekerjaan sehingga bidang-
bidang di Bappeda bisa diisi oleh 3) Rasa tidak percaya diri (self distrust)
aparatur yang sesuai dengan perilaku oleh aparatur yang merasa dikucilkan
pribadi yang baik dan kemampuan oleh aparatur lainnya, yang
pengetahuan yang mumpuni; diakibatkan sukuisme, rasisme dan
agamaisme;
5) Menerapkan Sistem Manajemen 4) Rasa tidak aman dan regresi
Kinerja; untuk meningkatkan kinerja (insecurity and regression)
ASN. Orang-orang yang menempati antaraparatur lain jika terdapat
pekerjaan baru harus dikembangkan perbedaan pendapat, seringkali
terus sehingga mencapai keunggulan dalam perbedaan pendapat, yang
kompetitif yang kalah merasa dihina dan timbul
diharapkan organisasi. Dengan dendam kepada pendapat yang
menerapkan sistem kinerja yang menang, sehingga rasa tidak aman di
ada dan terus berusaha lingkungan ASN semakin bertambah.
meyakinkan bahwa semua desain
yang dilakukan dalam pengembangan Beberapa faktor penghambat di
dapat dilaksanakan semestinya atas seharusnya dapat dicegah melalui
sampai pada periode selanjutnya; serangkaian kegiatan yang lebih modern
dan menyesuaikan dengan kebutuhan
6) Untuk menjalankan proses di lingkungan ASN. Dengan demikian
pengembangan sumber daya penghambat yang dirasakan aparatur bisa
aparatur ialah masih mengikuti pola lebih mudah dihilangkan secara bertahap
lama yakni one job system yang dan membuat kinerja pembangunan di
menyesuaikan dengan kebutuhan lingkungan ASN bisa lebih modern dan
Jurnal Politik Pemerintahan
12 — Jurnal Politik Pemerintahan Dharma Praja ■ Vol. 12 No. 1, Juni 2019: 1–12

baik. Hal-hal semacam itu dapat ditiru perlu diperhatikan hal berikut. Sistem
aparatur dalam upaya mengembangkan manajemen pengembangan Sumber daya
kualitas sumber daya pegawai yang maju aparatur harus mengikuti perkembangan
dan berkelas dunia tahun 2024. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
serta menerapkan sistem
SIMPULAN kinerja yang berlandaskan asas-asas
umum pemerintahan yang baik
Dari penyajian data fokus penelitian
sehingga ASN mampu bersaing sekelas
dan hasil pembahasan yang telah dunia.
dilakukan, maka dapat ditarik beberapa
simpulan sebagai berikut. Aparatur yang sudah mengikuti
proses pengembangan supaya
ASN harus memiliki rasa menyosialisasikan pengalamannya
nasionalisme dan
kepada aparatur yang belum mengikuti
mengimplementasikan asas-asas
pengembangan tersebut. Pendidikan dan
umum pemerintahan yang baik. Selain
pelatihan harus lebih cermat
itu diperlukan faktor pendukung dalam
dimanfaatkan oleh aparatur
pengembangan sumber daya aparatur.
sehingga pengukuran perubahan proses
ASN harus mampu merumuskan vision
diklat dapat diubah mengikuti pola yang
dan values yang dapat mendesaian ulang
ada dan menjadikan sarana tersebut
pekerjaan. Untuk mendapatkan kualitas
menjadi sebuah tantangan untuk berbeda
unggul, ASN perlu melakukan seleksi
menuju profesionalisme kinerja.
dan penilaian dalam penempatan sesuai
dengan penerapan sistem manajemen
kinerja. Selanjutnya, ASN perlu DAFTAR PUSTAKA
meminimalisir faktor penghambat yang
diakibatkan tidak mengikuti Anonim. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
perkembangan IPTEK. Adanya Jakarta: PN Balai Pustaka.
miskomunikasi antara ASN Handayaningrat, Soerwono, 2002. Negara:
yang menghambat berjalannya kinerja Pemerintahan dan Aparaturnya. Bogor:
yang efektif dan efisien, juga perlu CV. Ananda.
ditanggulangi.
Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman,
Untuk mencapai ASN yang 2002. Analisis Data Kualitatif. Jakarta:
memiliki keunggulan berkelas dunia UI Press.

Anda mungkin juga menyukai