Anda di halaman 1dari 9

NOVELET SEJARAH PRIBADI

Pengalaman dan Perjalanan Hidup yang Berliku

Oleh:

Yoga Andana Setiawan

XII IPS 1

SMAN 7 Bengkulu Utara

2021
Nama saya adalah Yoga Andana Setiawan. Saya lahir di kota Purbalingga,provinsi Jawa
Tengah pada 15 November 2003. Saya lahir dari pasangan Sukidi dan Sumarti dan
merupakan anak sulung dari dua bersaudara yakni, Tiara Sari.

Ketika usia saya menginjak dua tahun,saya telah ditinggalkan oleh orang tua saya untuk
bekerja di luar kota. Semasa itu saya tinggal bersama kakek dan nenek dari ibu saya di
Jawa. Nama kakek saya adalah Suwardi dan nama nenek saya Rukimah. Padahal dengan
usia yang masih dibawah lima tahun,seharusnya saya bisa mendapatkan asupan asi yang
cukup dari ibu saya. Mendapatkan belaian kasih sayang dari
tangannya,digendong,ditimang dan di asuh dengan lembut olehnya. Namun karena kondisi
keuangan pun memburuk,ibu saya terpaksa mengikuti jejak ayah untuk bekerja siang dan
malam,banting tulang hanya untuk mendapatkan sesuap nasi dan uang untuk memenuhi
kebutuhan kami. Ketika itu nenek sayalah yang menggantikan peran ibu saya untuk
mengasuh,merawat dan memberikan asinya untuk saya,agar saya tidak kekurangan asupan
dan gizi. Ia perempuan yang sangat baik dan begitu menyayangi saya.

Pada tahun 2006,ayah dan ibu saya memutuskan untuk bermigrasi ke Bengkulu
Utara,dimana pada saat itu di sana masih sepi penduduk dan bisa dibilang masih hijau
dengan pepohonan serta tumbuhan yang ketika terkena angin mereka bergoyang sepoi-
sepoi bagai pemandangan yang sangat sejuk jika dinikmati. Kami pindah ke Bengkulu
Utara,karena mendengar kabar bahwa kakek saya yaitu kakek Bingar atau yang biasa
dikenal dengan Mbh Bingat mendadak sakit keras,jadi ayah saya memutuskan untuk
menetap di Bengkulu Utara.

Di Bengkulu Utara ini saya tinggal di daerah jalan yang lumayan bisa dibilang kota,yah
karna tidak masuk dalam pelosok. Saya tinggal di Lestermen. Disini saya mendapat teman
baru yang bernama Brigita atau sapaan lainnya Gita. Saya suka bermain dengannya setiap
hari, dari mulai bersepeda, berlari,memanjat pohon,bermain bola. Namun,ada satu hal yang
tak pernah terlupakan pada masa ini,yaitu ketika saya ditinggal oleh Gita untuk memanjat
pohon dan ketika itu saya menangis karna saya tidak bisa memanjat, bahkan dia
mentertawakanku. Dia bilang “ Ga cepat lah naik,enggak tinggi kok,ayo jangan takut”. Dia
bisa disebut setengah laki dan setengah perempuan sih, karena dia tomboy alias kayak
lakik,hehee...

Saya tinggal bersebelahan dengan Gita,kami selalu bermain bersama-sama setiap hari.
Singkat cerita setelah tiga tahun menetap disini,saya memulai pendidikan di TK Tunas
Harapan,dijenjang ini saya mempunyai cerita yang sangat berkesan,dimana saya
memenangkan lomba membuat sebuah kapal dari stik es krim. Saya berhasil menyabet
juara dua dari 25 peserta. Tepat usia tujuh tahun saya melanjutkan pendidikan di SDN 21
Putri Hijau atau yang sekarang dikenal dengan SDN 078. Sejak itulah saya dan Gita mulai
renggang pertemanannya karena kita beda sekolah dan pastinya Gita udah menemukan
teman baru yang lebih seru dan enggak penakut seperti saya.

Ketika saya SD, saya mulai mengikuti lomba PBB hingga terpilih sebagai salah satu
siswa yang mewakili sekolah untuk berlomba di tingkat kecamatan, saya sangat suka
dengan hal-hal yang mengandalkan kekuatan otot dan tentunya banyak tantangannya.
Hingga pada saat juri mengumumkan bahwa SD 21 Putri Hijau mendapatkan juara tiga.
Disinilah impian saya sebagai TNI mulai saya tekuni dengan terus mengikuti kegiatan yang
dapat melatih kekuatan otot saya.Oh ya ketika ini pula,saya menjadi seorang yang
pemberani,ramah dan suka berkomunikasi dengan orang banyak.

Saya sangat ingin menjadi seorang TNI karena saya mempunyai prinsip untuk membela
dan menjaga bumi tanah air tercinta dari para penjajah yang ingin merebut kembali
Indonesia.

Tahun 2017 saya mendaftarkan diri di SMPN 2 Putri Hijau atau yang sekarang dikenal
sebagai SMPN 22 Bengkulu Utara. Saya mempunyai banyak teman disini,karena sikap
saya yang ramah dan mudah sekali bergaul tanpa membeda-bedakan teman yang
lain,membuat mereka senang untuk berteman dengan saya. Namun karena saya
terpengaruh dengan pergaulan yang bebas saya,nilai-nilai saya pun mulai merosot turun.
Disini saya bahkan tidak menyadarinya bahwa saya telah terjerumus kedalam hal yang
merugikan diri saya sendiri. Saya terlalu santai menyikapi segalanya hingga saat
pembagian rapot, saya telah mengecawakan ibu saya dengan melihat hasil dari pembagian
rapot pada saat itu.

Masalah demi masalah pun datang menghantui kehidupan saya,ekonomi yang terus
menjadi permasalahan dalam keluarga saya membuat saya sempat berputus asa. Saya
merasa dunia ini tidak adil untuk saya,padahal saya sudah selalu berdoa. Siang dan malam
sya habiskan untuk berdoa dan berdoa tapi justru masalah semakin rumit,hingga akhirnya
saya menajadi anak yang liar. Saya sempat pupus harapan dengan impian saya karena
faktor ekonomi tersebut. Namun disini saya selalu ingat, saya ingin menaikan derajar orang
tua saya di mata orang lain. Saya sangat ingin membuat mereka bangga dengan mencapai
cita-cita saya sebagai TNI.

Diwaktu ini saya mulai mengenal sosok wanita yang seumuran saya,jujur saya mulai
tertarik dengan wanita ini,dia berparas cantik bak seorang bidadari yang turun dari langit.
Senyumnya yang manis membuat dia semakin cantik, sangattttt.... Cantikk!! Aku mulai
mengajak dia untuk berkenalan di media sosial,dimana saat itu adalah tahun yang lagi
trennya aplikasi facebook. Dimana semua orang bisa mengjangkau pertemanan yang luas
sampai mancan negara. Tiba-tiba 2 hari kemudian, saya bertemu dengannya di sekolah
saya. Karena dia termasuk siswi yang pintar,dia mewakili sekolanya untuk bertanding
disekolah saya. Dia mengikuti OSN MIPA tahun 2018. Disini saya mulai kagum
dengannya udah cantik,pinter,rajin beribadah lagi. Siapa sih yang enggak tertarik,hehee...

Selama kenal dengannya,saya selalu mendapatkan pelajaran dan motivasi darinya untuk
lebih fokus mengejar mimpi dan kembali ke jalan yang benar. Sejak mengenalnya,saya
mulai menjauhi teman-teman saya yang suka mengajak saya ke hal-hal yang negatif. Ohh
ya bukan berarti saya tidak setia kawan ya!! Saya diajarkan olehnya bagaimana cara saya
mengatur waktu untuk belajar,bermain serta beribadah. Disinilah mulai timbul benih-benih
saya untuk bisa meraih impian saya yang sempat saya hilangkan karna kekecewaan dan
putus asa.
Saya belajar banyak dari wanita ini,kalian pasti penasaran yah nama dari wanita ini siapa?
Yaudah aku kasih bocoran sedikit hehe.. namanya adalah A*una. Dia banyak sekali
memberikan motivasi saya tentang arti hidup yang sebenarnya,hingga saya mempunyai
tekad untuk pantang menyerah apapun keadaannya akan saya lewati demi membalas jasa
orang tua saya yang sudah susah payah mencari uang untuk anak-anaknya.

Tahun 2020,saya pun memutuskan untuk lanjut di SMKN 02 Putri Hijau tetapi orang tua
dan kakek saya memberi saran untuk bersekolah di SMA N 1 Putri Hijau atau yang
sekarang dikenal dengan nama SMAN 7 Bengkulu Utara. Karena beralasan jarak yang tak
jauh dari rumah dan dapat meminimalisir kendala untuk pergi sekolahnya.

Saat itu saya pun sudah sempat mendafttar di SMKN 02 Putri Hijau bersama teman
saya,Ade. Tetapi pada hari berikutnya,ketika SMAN 7 Bengkulu Utara membuka
pendaftaran calon siswa/siswi baru saya bersam teman saya memutuskan untuk
mengurungkan niat untuk bersekolah di SMK dan mulai mendaftar di SMAN 7 Bengkulu
Utara.

Kami memutuskan bersekolah ke SMA karena jarak yang dekat dan pastinya tidak
mengeluarkan banyak biaya untuk bersekolah.Karna jika kami lanjut ke SMK kami selalu
mengeluarkan uang dua kali lipat untuk kami berkendara dibanding kami ke SMA. Saat
ingin mendaftar,saya bertemu dengan wanita itu lagi. Ternyata dia juga mendaftar di SMA
ini,dia bersama teman-temannya menyapa saya dan mengajak saya untuk ikut antri dalam
pemberian berkas-berkas serta pengisian formulir.

Saya sempat bingung ingin masuk ke dalam jurusan apa,namun saya sadar bahwa saya
tidak begitu rajin untuk masuk IPA.Maka saya putuskan,saya memilih IPS sebagai jurusan
saya.Selain karna IPS dianggap santai dalam belajar,teman-teman saya juga mengambil
jurusan IPS ini. Hingga pada waktu pengumuman diterima pada jurusan apa,saya melihat
sebuah coretan nama yang tak asing untuk saya kenali. Ternyata saya diterima di jurusan
IPS dengan mendapat kelas X IPS 1. Disitu saya sangat bergembira sekali bisa diterima
dan bisa sekelas dengan teman-teman dekat saya.

Setelah diterima di sekolah ini,saya mengikuti MPLS bersama dengan murid-murid lain
yang wajahnya masih asing untuk saya. Namun, saya mendapatkan banyak kenalan dan
mereka sangat ramah serta kocak,yah bisa dianggap satu frekuensi dengan saya. Mereka
adalah Hamid dan Zaqi.

Singkat setelah MPLS berlalu,dilakukan pembagian kelas dan pemilihan bangku,nah


disini saya juga kenal dengan teman baru lagi yaitu Teddy,saya memilih duduk dengannya
karna bagi saya dia orang yang tidak banyak tingkah seperti Ade,hehe. Saya sangat suka
duduk dengannya karna dia juga terkesan pandai lah dari Ade.

Disekolah ini,saya mengikuti extra yang seru loh,yaitu extra GC dan tentunya Paskib. Di
ekstra GC guru pembimbingnya adalah bu Titi Karyati dan sedangkan paskib di bimbing
oleh bapak Sulung.

Singkat cerita, perjalanan saya dalam mengikuti Paskibra berbuah hasil yang cukup
menggembirakan karena saya terpilih untuk menjadi pasukan pengibar bendera di
Kecamatan. Hari demi hari selalu di lewati untuk berlatih dan terus berlatih hingga
tertinggal pelajaran di sekolah. Saya sempat terfikir akan menyusul pelajaran yang
tertinggal sangat banyak itu, tapi apakah sanggup untuk menyusul tugas-tugas? Saya mulai
berfikir kembali bagaimana caranya. Sehingga saya mengingat tidak hanya saya aja tapi
ada teman-teman saya yang juga tertinggal pelajaran dari situ sudah mulai tenang dan
dapat kembali fokus dengan berlatih.

Singkat cerita pada saat pengibaran bendera pada 17 Agustus, Alhamdulillah saya
mendapatkan posisi yang termasuk baik yaitu, saya sebagai pasukan 8 sebagai pengapit
bendera sebelah kiri. Detik-detik saat akan memulai pengibaran saya merasa senang karena
dapat membanggakan orang tua walau belum sepenuhnya dalam membanggakan tapi saya
yakin bahwa ini adalah awal dari semuanya.

Jujur saya sangat gemetaran, tapi di saat saya melihat orang tua saya menonton, di situlah
saya mulai untuk berusaha agar dapat lancar terlaksanakan. Alhamdulillah pengibaran pun
lancar, tetapi hal yang sangat membuat kami kecewa adalah saat penurunan bendera di sore
hari. Di situ kami sangat merasa sedih berbalut tangis karena perjuangan selama latihan di
kejutkan oleh terbangnya bendera saat sudah di turunkan posisi bendera sudah di Baki,
bendera itu sempat terbang karena tertiup angin yang sangat kencang. Tetapi kami tetap di
kuatkan dengan keadaan yang banyak dukungan dari para TNI dan pembimbing paskibra.

Setelah liburan semester saya pergi dengan teman-teman saya yang bernama Fadilah,Ade
dan Amhar untuk bermain ke Bengkulu, disetiap perjalanan kami melihat banyak sekali
pemandangan-pemandangan yang indah di situlah kami berhenti sejenak beristirahat
sambil berfoto-foto bersama. Setelah beristirahat kami mulai melanjutkan perjalanan untuk
segera sampai ke tujuan yaitu ke Bengkulu, sesampainya kami di Bengkulu kami merasa
bingung untuk tinggal bermalam di mana dan kami mulai memikirkan untuk mencari kos
di sana. Kami sangat bingung untuk mencari kos, kami mulai berfikir terus berpikir untuk
mendapatkan tempat untuk bermalam kami.

Belum juga mendapatkan tempat tinggal kami malah mulai pergi ke benteng malboro
untuk bermain terlebih dahulu,di sana kami berfoto-foto bersenang-senang melihat banyak
sekali peninggalan seperti koin zaman dulu tembak dan monumen-monumen. Perjalanan
dari zaman dahulu sejak penjajahan hingga merdeka. Di sana sangat banyak sekali tulisan-
tulisan yang menjelaskan tentang kehidupan zaman dulu.

Sudah lama kami berjalan-jalan dan kembali untuk mencari tempat tinggal, mulai terlintas
untuk mencari kos dengan Google map dan beruntungnya kami mendapatkan tempat untuk
bermalam selama 2 hari di sana, lucunya satu tempat tinggal itu kami tinggali berempat
dan dan membayar kosannya itu iuran bersama sebesar Rp.250.000,00
Singkat cerita malam pun tiba kami berjalan-jalan ke ke kampung Cina di sana kami
melihat suasana yang berbeda karena hampir merata di daerah itu adalah seperti
perkampungan orang Cina, bosan dari tempat itu kami mulai pergi bermain di pantai
panjang hingga waktu larut malam kami pun pulang untuk beristirahat.

Keesokan harinya pun kami mulai pergi ke Bim untuk melihat-lihat barang yang ingin
dibeli, setelah sampainya di game kami menaiki tangga eskalator di situ yang sangat
mengejutkan dan tak terlupakan adalah di mana teman saya yang bernama Ade itu hampir
terjatuh karena ia melompat dari eskalator, kami pun tertawa terbahak-bahak melihat
tingkah dan kelakuannya. Setelah berkeliling sudah cukup lelah kami mulai keluar ke
Pantai Panjang untuk membeli es kelapa kami pun sangat bersenang-senang menikmati
liburan. Sudah cukup puas di Bengkulu kami pun pulang ke Putri Hijau karena persediaan
uang kami pun juga sudah habis.

Saat saya kelas XI, Saya ikut pergi bersama ayah saya untuk menerevel dari Putri Hijau
ke Jambi. Mulai berangkat dari Putri Hijau sekitar jam setengah 5 dan istirahat sholat
subuh di daerah D1 pasar. Setelah selesai sholat lalu melanjutkan perjalanan, hingga
sampainya di Bengkulu kota sekitar jam 07:00 pagi. Setelah di Bengkulu beristirahat
sejenak untuk sarapan. Lanjut perjalanan saya sangat menikmati perjalanan yang sangat
indah pemandangannya setelah melewati Bengkulu, sepanjang jalan menuju jambi
sangatlah hijau masih banyak sekali penghijauan karena menaiki bukit yang jalannya di
beri nama kelok 9.

Jalan itu adalah jalanan yang berkelok kelok, suasana di Curup sangatlah segar dan
dingin. Disana berhenti sejenak di warung makan sambil ngopi menikmati indahnya
suasana alamnya,di daerah Curup itu mayoritas penduduk nya dalam mata pencarian
berkebun sayur-sayuran dan tanaman kopi.

Saya ikut tidak hanya sekedar jalan-jalan tetapi saya ikut menggantikan ayah saya untuk
menyupir mobil agar ayah saya dapat Beristirahat sejenak. Saya sangat senang sekali
karena mendapatkan pengalaman untuk pergi keluar dari daerah sendiri, karena dapat
wawasan yang lebih luas ketika saya mendapatkan hal yang baru. Selama perjalanan
berangkat dan pulang itu dapat di katakan hanya 3 hari saja.

Itulah hal yang sangat bersejarah dalam hidup saya, impian saya akan terus saya kejar
hingga saya bisa sukses dan membanggakan kedua orang tua saya. Perjalanan hidup ini
memang berliku,tapi jika kita ikhlas dalam menjalani,kita akan temukan hikmah yang
sangat bermanfaat untuk diri sendiri dibalik pahitnya hidup ini.

Anda mungkin juga menyukai