Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TERAPI GERAK

DOSEN PENGAJAR :
ANINDYA ARUM CEMPAKA,S.Kep.,Ns.,M.Kep

OLEH :

Yeni Pangestika (9103018003)


Carlin Kimang (91030180
Ruth Lady (91030180
Widya Ayu (9103018021)
Lidya C. (91030180

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2021
DAFTAR ISI
BAB I...........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..........................................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................................................3
1.3. Tujuan.......................................................................................................................................3
BAB II..........................................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................................................5
BAB III.........................................................................................................................................................7
PEMBERIAN LATIHAN UNTUK LANSIA DIMENSIA......................................................................................7
3.1. Definisi Latihan.........................................................................................................................7
3.2. Manfaat Latihan.......................................................................................................................7
3.3. Indikasi dan Kontraindikasi latihan..........................................................................................7
3.4. Dosis latihan latihan pernapasan.............................................................................................7
3.5. Langkah -langkah......................................................................................................................7
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gangguan memori adalah kondisi di mana otak memiliki kesulitan untuk
menyimpan, mengendalikan, dan mengingat kembali informasi yang telah lampau.
Memori memiliki arti penting yang lain, kontroversi di antara para psikolog dewasa
ini mengenai keakuratan memori menunjukan bahwa memori memiliki tempat
khusus, lebih dari sekedar fiksi. Demensia adalah sebuah sindrom karena penyakit
otak, bersifat kronis atau progresif dimana ada banyak gangguan fungsi kortikal yang
lebih tinggi, termasuk memori, berpikir, orientasi, pemahaman, perhitungan, belajar,
kemampuan, bahwa penilaian kesadaran tidak terganggu.
Di Indonesia termasuk lima besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia
terbanyak di dunia yakni mencapai 18,1 juta jiwa pada tahun 2010 atau 9,6% dari
jumlah penduduk dan diprediksi akan terus meningkat hingga dua kali lipat pada
tahun 2025 (Depkes, 2013)

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa definisi Dimensia ?
2. Apa saja klasifikasi dari Dimensia?
3. Apa penyebab terjadinya Dimensia?
4. Apa tanda dan gejala Dimensia?
5. Apa saja komplikasi Dimensia?
6. Bagaimana penatalaksanaan dari Dimensia?
7. Apa definisi latihan vitalisasi?
8. Apa manfaat dari latihan vitalisasi?
9. Apa indikasi vitalisasi?
10. Berapa dosis latihan vitalisai?
11. Bagaimana langkah-langkah latihan vitalisasi?
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan umum

Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan Terapi Gerak yang bertema “Latihan pada penderita
gangguan memori Dimensia”

1.3.2. Tujuan khusus

1. Definisi Dimensia

2. Klasifikasi Dimensia

3. Penyebab Dimensia

4. Tanda dan gejala Dimensia

5. Komplikasi Dimensia

6. Penatalaksanaan Dimensia

7. Definisi latihan vitalisasi

8. Manfaat latihan vitalisasi

9. Indikasi latihan vitalisasi

10. Dosis latihan vitalisasi

11. Langkah-langkahlatihanvitalisasi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Dimensia
Demensia (pikun) adalah kemunduran kognitif yang sedemikian beratnya sehingga
mengganggu aktivitas hidup sehari-hari dan aktivitas sosial. Kemunduran kognitif pada
demensia biasanya diawali dengan hilangnya fungsi intelektual, kemunduran memori
(pelupa) serta daya pikir lain [CITATION Asp14 \l 1033 ]
2.2. Penyebab Dimensia
A. Penyebab demensia yang reversible
1. Drugs (obat) : obat sedative, obat penenang memiliki efek samping yang potensial
misalnya depresi, disorientasi, dan demensia
2. Emotional (emosional) : kerusakan bertahap seperti tangga (stepwise) misalnya
depresi yang menyebabkan kehilangan memori
3. Penyakit Metabolic dan endokrin : Diabetes, hipoglikemia dll
4. Eye and ear : Disfungsi mata dan telinga.
5. Nutritional : Kekurangan asam lemak omega-3 dapat meningkatkan risiko penurunan
kognitif yang berkaitan dengan usia atau demensia
6. Tumor dan trauma [ CITATION Asp14 \l 1033 ]
B. Penyebab demensia yang non reversible
1. Penyakit degeneratif
Misalnya penyakit alzheimer, penyakit huntington, kelumpuhan supranuklear
progresif, penyakit parkinson.
2. Penyakit vaskuler
Misalnya penyakit serebrovaskuler oklusif (demensia multi-infark), embolisme
serebral, arteritis, anoksia sekunder akibat henti jantung, gagal jantung.
3. Demensia traumatik
Misalnya perlukaan kranio-serebral, demensia pugi-listika [ CITATION Asp14 \l 1033 ]
2.3. Tanda dan gejala
1. Gejala awal
Kinerja mental menurun; fatique; mudah lupa; gagal dalam tugas.
2. Gejala lanjut
Gangguan kognitif; gangguan afektif; gangguan perilaku.
3. Gejala umum
Mudah lupa; ADL terganggu; disorientasi; cepat marah; kurang konsentrasi; resiko
jatuh [ CITATION Asp14 \l 1033 ]
2.4. Komplikasi
Jika dimensia tidak ditangani dengan benar, dapat menyebabkan :
1. Pneumonia karena tersedak makanan
2. Kekurangan nutria karena kesulitan mengunyah dan menelan makanan
3. Penurunan fungsi tubuh karena bergantung pada orang lain
4. Kematian jika dimensia di sebabkan karena depresi
2.5. Penatalaksanaan
A. Farmakoterapi
Sebagian dimensia tidak daoat disembuhkan, namun beberapa obat diberikan berdasarkan
kasus atau penyebab dimensia :
1. Dimensia karena alzhaimer diberikan : Denopezil, Rivastigmine, Galantamine
2. Dimensia karena depresi diberikan anti depresan : Sertraline dan Citalopram
3. Dimensia yang mengalami halusinasi diberikan anti-psikotik : Haloperidol,
Ouetiapine dan Risperidone)
B. Dukungan atau Peran Keluarga : Mempertahankan lingkungan yang familiar akan
membantu penderita tetap memiliki orientasi (membantu memenuhi kebutuhan dasar
dirumah)
C. Terapi Sitomatik
Pada penderita penyakit demensia dapat diberikan terapi simtomatik, meliputi : Diet,
latihan fisik yang sesuai, terapi rekreasional dan aktifitas, penanganan terhadap masalah-
masalah [ CITATION Kum18 \l 1033 ]
BAB III

PEMBERIAN LATIHAN UNTUK LANSIA DIMENSIA


3.1. Definisi Latihan Vitalisasi
Latihan Vitalisasi otak merupakan produk latihan keburgaran fisik yang mengkhususkan
diri pada upaya mempertahankan kebuaran otak manusia, latihan ini merupakan menyelarasan
fungsi gerak, pernapasan, dan pusat berpikir (memori,imajinasi). (Mahakam,2006) (Jurnal
Fisioterapi, 2011)
Rangkaian gerakan yang terangkum dalam latihan vitalisasi otak tidak hanya melibatkan
pusat-pusat gerakan otot-otot tertentu di otak dengan korpus kalosum tetapi juga melibatkan
beberapa pusat yang lebih tinggi di otak. (Mahakam,2006) (Jurnal Fisioterapi, 2011)

3.2. Manfaat Latihan Vitalisasi


Gerakan-gerakan yang dilakukan dalam senam/latihan vitalisasi otak untuk merangsang
kerjasama antar belahan otak dan antar bagian-bagian otak yang diikuti dengan bertambahnya
aliran darah ke dalam otak, gerakan yang dilakukan juga lambat sehingga tidak akan membebani
kerja jantung dan dapat disesuaikan dengan pernapasan dimana dengan napas yang lebih dalam
oksigen dari udara akan terserap lebih banyak dan akan memperbaiki fungsi otak. (Jurnal
Fisioterapi, 2011)

3.3. Indikasi latihan Vitalisasi


Indikasi :lansia yang mengalami penurunan koordinasi dan kemampuan dalam
melakukan aktivitas sehari-hari. Penuaan menyebabkan penurunan persepsi sensori dan respon
motorik pada susunan saraf pusat dan penurunan reseptor proprioseptif, hal ini terjadi karena
susunan saraf pusat pada lansia mengalami perubahan morfologis dan biokimia, perubahan
tersebut mengakibatkan penurunan fungsi kognitif. (Jurnal Fisioterapi, 2011)
3.4. Dosis latihan Vitalisasi
Perlakuan diberikan 3 x perminggu selama 12 minggu. Untuk mengukur gangguan
kognitif sebelum dan sesudah perlakuan digunakan Mini-Mental State Exam (MMSE).
(Jurnal Fisioterapi, 2011)
Lansia yang mengalami gangguan kognitif pada kelompok intervensi di berikan
perlakuan yaitu melakukan senam vitalisasi otak selama 30 menit setiap latihan dan di lakukan 1
kali sehari selama 1 minggu. (Jurnal Fisioterapi, 2011)
Pada kelompok perlakuan diberikan senam vitalisasi otak selama 4 minggu dengan
frekuensi latihan dilakuan setiap 3 kali dalam seminggu selama 30 menit. (Jurnal Fisioterapi,
2011)

3.5. Langkah -langkah Latihan Fisik Vitalisasi


Gerakan 1 Jalan kesamping bergandengan tangan, gerakan perdana ini berfungsi
untukpemanasan sambil langkahkan kaki menyilang kesamping kanan dan kiri bergantian
masing-masing 4x hitungan.
Gerakan 2 Langkahkan kaki maju kedepan dengan langkah menyilang, kemudian tepuk
tangan didepan, lalu tarik tangan dibelakang dan tepukkan tangan diatas pinggang.
Gerakan 3 Tumpuan tumit kaki bergantian, langkahkan kaki kanan kedepan dengan
bertumpu pada tumit, angkat telapak kaki. Kaki kiri lurus kebelakang, ayun tangan keatas
seiring gerakan kaki. Lakukan bergantian untuk kaki kiri dan kanan.
Gerakan 4 Kaki kebelakang diikuti gerakan tangan. Tarik kaki kanan kebelakang secara
ringan. Diikuti gerakan kedua tangan ditarik kebelakang. Gerakan ini juga dapat
dilakukan secara bergantian antara kaki kanan dan kiri.
Gerakan 5 Kaki kedepan, tangan tarik keatas. Langkahkan kaki kanan kedepan dengan
ringan, kaki kiri lurus kebelakang. Tarik tangan kanan keatas dengan gerakan seperti
mengambil air dimulai dari bawah, tangan kiri letakkan dibelakang pinggang. Lakukan
secara bergantian dengan kaki bagian kiri.
Gerakan 6 Melangkah pelan. Tarik kaki kiri untuk maju dengan posisi jalan pelan-pelan
sambil diikuti kaki kanan. Ayunkan tangan seirama gerakan kaki yang berjalan ringan.
Gerakan7 Mundur, buka dan silang. Selanjutnya, lakukan gerakan kaki kiri mundur
kebelakang, lalu buka kesamping dan silangkan. Saat kaki kiri dibuka kesamping, tarik
tangan kanan keatas dan tangan kiri kebawah.
Gerakan8 Jalan kesamping. Langkahkan kaki menyilang kesamping badan kanan atau
kiri dengan posisi kedua tangan direnggangkan kesamping badan sebagai penyeimbang.
Gerakan 9 Kaki melangkah maju mundur. Kaki kanan melakukan gerakan silang
kedepan, kaki kiri tarik mundur kebelakang dengan posisi agak ditekuk. Kedua tangan
tarik kebawah dengan telapak menghadap dibawah. Langkahkan kaki maju mundur
secara bergantian. (Jurnal Fisioterapi, 2011)

Anda mungkin juga menyukai