Anda di halaman 1dari 1

Terapi RICE hanya efektif untuk menyembuhkan cedera olahraga yang sifatnya ringan hingga

sedang. RICE direkomendasikan jika seseorang mengalami keseleo, terkilir, memar, dan cedera
lainnya pada jaringan halus. Cedera yang dapat diatasi dengan terapi RICE biasanya disebabkan
oleh terjatuh, gerakan yang tidak lazim, cara mengangkat benda berat yang salah, atau gerakan
memutar secara tiba-tiba. Metode RICE juga dapat dilengkapi dengan mengonsumsi obat
nonsteroid antiradang yang dijual bebas, seperti ibuprofen atau naproxen. Penggunaan obat ini
bertujuan untuk mengendalikan proses peradangan dan mengurangi rasa nyeri. Adapun bagian –
bagian dari RICE antara lain :
1. Rest (istirahatkan)
Pada tahapan ini, mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera dengan tujuan yaitu untuk
mencegah cedera lebih lanjut dan menghentikan luka menjadi lebih parah yang akan
menghambat pemulihan/ penyembuhan luka. Mengistirahatkan dilakukan dengan tidak
memberikan beban yang terlalu berat dan tekanan langsung pada area yang sakit.
Dianjurkan untuk menghentikan aktivitas pada bagian tubuh yang cedera selama 24-48
jam. Gunakanlah alat bantu untuk meminimalisir gerakan jika diperlukan.
2. Ice (kompres es)
Kompres es pada area cedera berguna untuk mengurangi rasa nyeri, pembengkakan pada
jaringan yang rusak serta membantu menurunkan suhu di sekitar jaringan yang mengalami
cedera. Suhu yang dingin dapat membuat area cedera menjadi lebih kebal dari rasa nyeri.
Terapkan metode ini dengan menempelkan kompres es pada area yang cedera. Hindari
untuk menempelkannya secara langsung ke permukaan kulit. Membalut es dengan handuk
atau kain terlebih dahulu sebelum menempelkannya ke area yang nyeri dengan tujuan
untuk menghindari radang dingin atau kerusakan jaringan tubuh akibat suhu yang teralu
dingin. Kompres bagian luka dengan es selama 10 menit lalu lepas selama 10 menit, ulangi
siklus sesering mungkin selama 24-48 jam sejak mengalami cedera.
3. Compression (berikan sedikit tekanan)
Hal ini dilakukan dengan cara memberikan sedikit tekanan yang merata di area cedera
dengan menggunakan perban atau pembalut yang elastis. Cara ini bertujuan untuk
mencegah area yang cedera mengalami pembengkakan. Meskipun demikian, hindari untuk
mengaitkan perban terlalu kencang karena dapat menyebabkan gangguan aliran darah yang
sangat dibutuhkan oleh area cedera. Jika perban terlalu kencang menekan area cedera,
tandanya yaitu muncul rasa seperti kesemutan, kebal terhadap sentuhan, dan terasa sedikit
lebih dingin.
4. Elevation (mengangkat bagian yang cedera)
Mengangkat bagian yang cedera bertujuan untuk meminimalisir pembengkakan dengan
membuat cairan terserap dari area yang mengalami cedera. Misalnya jika mengalami
cedera pada bagian kaki, maka teknik elevasi dapat dilakukan dengan meletakkan kaki
secara lurus dengan dan diganjal dengan bantal ketika duduk di sofa atau tempat tidur.

Anda mungkin juga menyukai