Nama Anggota
1. Gusti Ayu Sri Mirayanti (09)
2. I Kadek Deny Krisna (11)
3. Ni Ketut Evi Puryanti (20)
4. Ni Putu Rachel Arisetya Minervani (27)
5. Ni Wayan Fira Pintari (29)
6. Putu Cincin Cindra Dewi (31)
Ancaman Non-Militer adalah ancaman yang tidak menggunakan kekuatan bersenjata namun
menggunakan faktor-faktor Non-Militer sehingga dinilai mampu membahayakan kedaulatan
negara, kepribadian bangsa, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Salah
satu ancaman nonmiliter dapat berbentuk Ancaman Berdimensi Politik.
Politik mengandung pengertian adanya hubungan khusus antara manusia yang hidup
bersama, yang menimbulkan adanya aturan, kewenangan, dan kekuasaan. Politik dalam bahasa
inggris disebut politics, yang berarti sebagai suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu
tujuan. Politik juga berarti proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat
yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam Negara.
Ancaman dalam bidang politik adalah setiap usaha dan kegiatan baik dalam negeri
maupun luar negeri yang dikategorikan sebagai hal yang membahayakan dan memecah belah
persatuan dengan mengatasnamakan politik.
Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri dapat berupa
penggunaan kekuatan dalam bentuk pengerahan massa untuk menumbangkan pemerintah yang
berkuasa. Bentuk lain yang digunakan adalah menggalang kekuatan politik untuk melemahkan
kekuasaan pemerintah. Selain itu, ancaman separatisme merupakan bentuk lain dari ancaman
politik yang timbul dari dalam negeri. Ancaman integrasi politik dari luar negeri Dari luar negeri,
ancaman di bidang politik dilakukan oleh suatu negara dengan melakukan tekanan politik
terhadap Indonesia. Bentuk ancaman nonmiliter berdimensi politik antara lain intimidasi,
provokasi atau blokade politik. Ancaman tersebut seringnya digunakan oleh pihak-pihak dari
luar untuk menekan suatu negara.
II. Strategi Dalam Mengatasi Ancaman di Bidang Politik
Strategi pertahanan di bidang politik ditentukan oleh kemampuan sistem politik dalam
menanggulangi segala bentuk ancaman yang ditujukan kepada kehidupan politik bangsa
indonesia. Strategi di bidang politik terwujud dengan adanya kehidupan politik bangsa yang
berlandaskan demokrasi pancasila.Strategi untuk mengatasi ancaman politik dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1. Pendekatan ke Dalam
Pendekatan ke dalam dapat berupa pembangunan dan penataan dalam sistem politik
dalam negeri agar terjalin politik yang sehat dan dinamis dalam kerangka negara
demokrasi dan kebhinekaan. Contoh :
Menguatkan Penyelenggaraan Pemerintahan Negara
Penguatan ini diperlukan untuk menuju pemerintahan yang sah, efektif, bersih,
berwibawa, bebas KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) serta dapat diberikan
pertanggungjawaban atas pekerjaannya untuk mewujudkan tujuan pemerintah
negara, sesuai dalam pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
yaitu "Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial".
Penguatan Lembaga Legislatif
Penguatan lembaga lesgislatif diperlukan agar lembaga yang bersangkutan
menjadi lembaga yang berkualitas dan profesional pada bidangnya dengan mampu
bekerja sama dengan pemerintah dalam merancang dan mengeluarkan peraturan
perundang-undangan yang harus benar-benar berasal dari aspirasi rakyat.
Penguatan Kekuatan Politik Nasional
Penguatan politik dapat dilakukan dengan memperkuat partai politik maupun
organisasi kemasyarakatan sebagai pemberdayaan masyarakat.
Menegakkan Supremasi Hukum
Supremasi hukum, merupakan upaya untuk menegakkan dan menempatkan
hukum pada posisi tertinggi yang dapat melindungi seluruh lapisan masyarakat
tanpa adanya intervensi oleh dan dari pihak manapun termasuk oleh
penyelenggara Negara. Contohnya seperti, yang salah harus dihukum tidak
pandang anak pejabat maupun orang yang berpengaruh. Di depan hukum semua
warga negara hak dan kewajibannya sama.
Mengadakan Reformasi Lembaga-Lembaga Politik
Mengadakan reformasi lembaga-lembaga politik agar menjalankan fungsi dan
perannya secara baik dan benar. Reformasi lembaga politik perlu dilakukan secara
berkala sehingga di dalam lembaga itu sendiri ada suasana baru yang tidak
monoton.
Mengembangkan Demokrasi Politik.
Demokrasi politik adalah sistem politik yang ditandai dengan berfungsinya
lembaga legislatif, eksekutif, yudikatif yang secara relatif bersifat otonom (bebas).
Mengembangkan demokrasi politik adalah bagaimana setiap lembaga politik ikut
menjunjung tinggi demokrasi misalnya dalam pemilihan kepala daerah yang di
dalamnya ada demokrasi yang sejalan dengan aturan yang diterapkan.
Mengaktifkan masyarakat sipil dalam arena politik. Contohnya seperti dalam
pilkada ada saksi dan pemantau dari masyarakat sipil.
2. Pendekatan ke Luar
Pendekatan ke luar yang diarahkan untuk menyeimbangkan strategi dan upaya diplomatik
dengan meningkatkan peran instrumen politik luar negeri. Hal ini dilakukan dengan
tujuan untuk membangun kerja sama dan saling percaya dengan negara-negara lain,
mencegah atau mengurangi potensi konflik antarnegara. Contoh :
Menciptakan, membangun, dan meningkatkan kondisi dalam negeri dengan
meningkatkan dan memperbaiki ekonomi agar terwujud persaingan yang sehat
dan ekonomi yang kuat; serta mengadakan penguatan dan peningkatan kehidupan
sosial kemasyarakatan.
Mengarahkan politik dan diplomasi Indonesia untuk selalu aktif dan berperan
dalam membangun dan meningkatkan kerja sama dengan negara lain dengan tidak
saling mencapuri urusan kedaulatan.
Mengembangkan peranan dalam memperkuat ASEAN; meningkatkan kerjasama
dengan 10 negara seperti Cina, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, dan
Selandia Baru, melalui hubungan bilateral yang harmonis dan terpelihara.
Sidang sebenarnya sudah dimulai sejak pukul 10.00 WIB. Namun, karena adanya
perdebatan terkait kondisi kesehatan Setya Novanto, pembacaan dakwaan baru dimulai pukul
17.13 WIB. Ketika membuka sidang, Ketua Majelis Hakim Yanto bertanya kepada Setya
Novanto tentang identitasnya tetapi Mantan Ketua DPR itu tidak menjawab dan mengatakan
sempat mengatakan bahwa ia sakit. Para dokter dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan
Ikatan Dokter Indonesia yang memeriksa Setya Novanto menyatakan bahwa Setya dalam
kondisi sehat. Akhirnya hakim Yanto memutuskan bahwa sidang dilanjutkan dengan
pembacaan dakwaan. Selama persidangan sempat tiga kali hakim menskors sidang. Dalam
pembacaan dakwaan yang dibacakan secara bergantian, Jaksa Komisi Pemberantasan
Korupsi menyatakan bahwa Setya Novanto telah menyalahgunakan kewenangan selaku
anggota DPR dalam proyek pengadaan e-KTP yang menyebabkan kerugian negara sebesar
2,3 trilliun rupiah. Jaksa juga menjelaskan bahwa sejak awal proyek KTP elektronik memang
telah diatur untuk menggunakan anggaran dari anggaran pendapatan dan belanja negara
(APBN), tujuannya agar pencairan anggaran membutuhkan persetujuan DPR.
Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Irman
bersama Andi Agustinus Narogong , selaku penyedia barang dan jasa pada Februari 2010
menemui Ketua Komisi II DPR ketika itu Burhanuddin Napitupulu. Mereka menurut Jaksa
membuat kesepakatan bahwa Andi merupakan pihak yang menyediakan fee bagi anggota
DPR. Pemberian fee tersebut untuk memperlancar persetujuan anggaran. Kemudian Andi
yang merupakan orang dekat Setya Novanto, mengajak Irman untuk menemui Setya Novanto
yang saat itu menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar. Menurut Jaksa, Setya Novanto
secara langsung atau tidak langsung mengintervensi proses penganggaran serta pengadaan
barang dan jasa dalam proyek e-KTP tahun 2011-2013. Setya Novanto lanjut Jaksa
menerima dana senilai 7,3 juta dolar Amerika dari kontraktor dan vendor proyek pengadaan
KTP elektronik. Pembayaran commitment fee untuk Setya yang disamarkan lewat sejumlah
rekening perusahaan Made Oka Masagung dan Irvanto Hendra Pambudi Cahyo (keponakan
Setya) merupakan perintah Setya Novanto.
Jaksa penuntut KPK mengatakan, "Diterima oleh terdakwa (Setya Novanto, red.) melalui
Made Oka Masagung sejumlah 3,8 juta dolar Amerika. Kedua, diterima oleh terdakwa
melalui Irvanto Hendra Pambudi Cahyo (keponakan Setya) pada 19 Januari-19 Februari 2012
seluruhnya berjumlah 3,5 juta dolar amerika sehingga total uang yang diterima terdakwa
seluruhnya 7,3 juta dolar Amerika. Selain menerima uang tersebut, November 2012,
terdakwa menerima pemberian satu buah jam tangan merk Richard Mille seri RM011
seharga 135 ribu dolar amerika yang dibeli oleh Andi Agustinus bersama Johannes Marliem
sebagai bagian dari kompensasi karena terdakwa telah membantu proses penganggaran."
Kuasa Hukum Setya Novanto, Maqdir Ismail menyatakan keberatan dengan surat dakwaan
tersebut. "Begitu banyak fakta yang berbeda yang kami dengar dari surat dakwaan ini dengan
duak dakwaan terdahulu bahkan ada fakta-fakta yang hilang yang didakwaan yang lalu yang
tidak ada di sini. Sementara itu, ada penambahan-penambahan fakta bahkan ada
penambahan-penambahan nama terdakwa sehingga kami memerlukan waktu untuk mencoba
melihat menjejerkan ketiga surat dakwaan ini," ujar Maqdir.
Sementara itu Susno, Hakim tunggal sidang praperadilan yang diajukan Setya Novanto,
rencananya akan membacakan putusannya Kamis (13/12). Pengamat Hukum Pidana yang
juga mantan hakim Asep Iriawan mengatakan dengan dibacakan dakwaan oleh jaksa maka
secara otomatis praperadilan yang diajukan Setya Novanto gugur.
IV. Strategi Pemberantasan Korupsi
Pemberantasan korupsi membutuhkan kesamaan pemahaman mengenai tindak pidana korupsi
itu sendiri. Dengan adanya persepsi yang sama, pemberantasan korupsi bisa dilakukan secara
tepat dan terarah. Agar pemberantasan berjalan lebih efektif, maka hendaknya ketiga strategi
harus dilakukan secara bersamaan.
1. Refresif
Strategi refresif adalah upaya penindakan hokum untuk menyeret koruptor ke
pengadilan. Hampir sebagian besar kasus korupsi terungkap berkat adanya pengaduan
masyarakat. Pengaduan masyarakat merupakan salah satu sumber informasi yang
sangat penting untuk diteruskan oleh KPK. Dalam strategi ini tahapan yang harus
dilakukan adalah :
Penanganan laporan pengaduan masyarakat. (KPK melakukan proses verifiksi dan
penelaahan)
Penyelidikan
Penyidikan
Penuntutan
Eksekusi
2. Sistem Perbaikan
Banyak sistem yang ditrapkan di Indonesia memberikan peluang tindak pidana korupsi.
Sistem yang baik bisa meminimalisir terjadinya tindak pidana korupsi. Maka itu
diperluka perbaikan sistem, misalnya
Mendorong transparansi penyelenggara negara, seperti yang dilakukan KPK
menerima pelaporan LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara) dan
juga gratifikasi.
Memberikan rekomendasi kepada kementrian dan lembaga terkait untuk melakukan
langkah-langkah perbaikan.
Memodernisasi Pelayanan public dengan online dan sistem pengawasan yang
terintegrasi agar lebih transparan dan efektif.
3. Eduksi dan Kampanye
Edukasi dan kampanye adalah strategi pembelajaran pendidikan antikorupsi dengan
tujuan membangkitkan kesadaran masyarakat mengenai dampak korupsi, mengajak
masyarakat untuk terlibat dalam gerakan pemberantasan korupsi, serta membangun
prilaku dan budaya antikorupsi. Tidak hanya bagi mahasiswa dan masyarakat umum,
namun juga anak usia dini, taman kanak-kanak, dan sekolah dasar.