Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KELOMPOK BIOLOGI

( SISTEM PERTAHANAN TUBUH PADA MANUSIA )

OLEH :
KELOMPOK 6

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :


1. PUTU DELIYA MAHARANI KURNIADEWI (25)
2. NI WAYAN FIRA PINTARI (29)
3. NI WAYAN CAHYANI WIDYASTARI (34)
4. COKORDA GEDE WIRA JAYA (35)
5. I PUTU GEDE BUN PRATAMA SUARSA (36)

TAHUN AJARAN 2019/2020


SMA NEGERI 1 UBUD
A. Mekanisme Pertahanan Tubuh
Tubuh dapat mempertahankan diri dari serangan patogen karena adanya imum atau
sistem pertahanan dalam tubuh. Berikut beberapa fungsi tubuh dari sistem pertahanan
tubuh :
1) Perlindungan tubuh dari infeksi penyakit atau virus.
2) Menghancurkan jaringan dan sel mati atau rusak (Debris sel) untuk perbaikan
jaringan.
3) Mengenali dan menghancurkan sel abnormal (sel yang menyebabkan pekembangan
kanker serviks).

1. JENIS-JENIS PERTAHANAN TUBUH


Berdasarkan cara mempertahanankan diri dari penyakit, sistem pertahanan tubuh
digolongkan menjandi dua, yaitu pertahanan tubuh NONSPESIFIK dan pertahanan tubuh
SPESIFIK. Susunan sistem pertahanan tubuh untuk mempertahankan tubuh dari
penyakit, mula-mula MIKROB penyebab penyakit atau benda asing saat akan
menginfeksi tubuh harus melalui sistem pertahanan tubuh nonspesifik terlebih dahulu.
Jika sistem pertahann tubuh nonspesifik tidak mampu menghancurkannya, zat
penginfeksi tersebut akan menghadapi sistem pertahanan tubuh spesifik.

Pertahanan Tubuh Nonspesifik Pertahanan Tubuh Spesifik

Pertahanan Pertama Pertahanan Kedua Pertahanan Ketiga

Kulit Inflamasi Limfosit

Membran mukosa Sel-sel fagosit Antibodi

Rambut hidung dan sillia pada trakea Protein antimikrob

Cairan sekresi dari kulit dan membran


mukosa
a. Sistem Pertahanan Tubuh Nonspesifik
Sistem pertahanan tubuh nonspesifik merupakan pertahanan tubuh yang tidak
membedakan mikro patogen satu dengan yang lainnya. Sistem pertahanan tuubuh
nonspesifik memiliki dua bagian, yaitu nonspesfik EKSTERNAL dan INTERNAL.

 Sistem pertahanan tubuh nonspesifik eksternal (luar) merupakan sistem yang pertama akan
menerima serangan dari antigen atau patogen, yakni organisme yang dapat menyebabkan
penyakit seperti bakteri, jamur atau virus. Sistem pertahanan ini berbentuk seperti kulit dan
membran mukosa yang menghasilkan lendir, air liur, air mata dan sekresi mukosa (mukus)
Selain itu kulit dan membran mukosa juga akan melakukan perlawanan terhadap patogen
dalam bentuk senyawa kimiawi. Misalnya, sekresi oleh kelenjar lemak dan kelenjar keringat
pada kulit .
 Sistem kekebalan tubuh nonspesifik internal (dalam) akan menyerang semua patogen yang
mampu lolos dari perlawanan sistem kekebalan tubuh luar atau eksternal (kulit dan membran
mukosa). Sistem pertahanan internal ini merupakan pertahanan yang dilakukan oleh dalam
tubuh itu sendiri yang diperankan oleh sel fagosit dan protein antimikroba. Sel fegosit terdiri
dari beberapa jenis sel darah putih yakni neutrofil dan monosit yang membunuh mikroba
dengan cara fagositosis yaitu memakan mikroba yang masuk ke dalam tubuh. protein
antimikroba yang terdapat dalam tubuh manusia, protein ini dinamakan sebagai sistem
komplemen. Protein ini dapat menyerang bakteri secara langsung dengan menyerang
membran sel atau membuat lubang pada dinding sel bakteri hingga mengalami lisis (pecah).
Selain itu protein ini juga dapat menyerang secara tidak langsung yakni dengan menghambat
reproduksi bakteri di dalam tubuh.

A. Pertahanan Yang Terdapat Di Permukaan Tubuh

Pertahanan yang terdapat di permukaan tubuh berupa pertahanan fisik, pertahanan mekanis,
pertahanan kimiawi, dan pertahanan biologis.
 Pertahanan Fisik
Pertahan secara fisik dilakukan oleh lapisan paling luar tubuh yang berfungsi untuk menghalangi
jalan masuknya patogen kedalam tubuh. Dan pertahanan ini dilakukan oleh kulit dan membran
mukosa. Lapisan terluar kulit terdiri atas beberapa sel epitel yang tersusun rapat sehingga
patogen akan sangat sulit untuk menembusnya. Lapisan terluar kulit juga mengandung keratin
dan sedikit air sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikrobia. Saluran pencernaan, saluran
pernapasan, dan saluran kelamin juga dilapisi oleh membran mukosa yang berfungsi
menghalangi masuknya patogen.
 Pertahana Mekanis
Pertahanan secara mekanis dilakukan oleh rambut hidung dan silia pada trakea. Sedangkan
rambut hidung berfungsi untuk menyaring udara yang dihirup dari partikel-partikel berbahaya
maupu mikrobia. Adapun silia yang terdapat pada trakea yang berfungsi untuk menyapu partikel-
partikel berbahaya yang terperangkap di dalam lendir agar dapat dikeluarkan dari dalam tubuh.
 Pertahanan Kimiawi
Pertahan tubuh secara kimiawi dilakukan oleh sekret yang dihasilkan dari kulit dan membran
mukosa. Sedangkan sekret mengandung zat-zat kimia yang dapat menghambat pertumbuhan
mikrobia, contohnya minyak dan keringat. Dan kedua sekret tersebut memberikan suasana asam
(pH 3-5) sehingga dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme pada kulit. Adapun air liur
(salivia), air mata, dan sekresi mukosa (mukus) mengandung enzim lisozim yang dapat
membunuh bakteri. Dan enzim tersebut menghidrolisasi dinding sel bakteri sehingga pecah
menjadi dan mati.
 Pertahanan Biologis
Pertahanan secara biologis dilakukan oleh populasi bakteri yang tidak berbahaya yang hidup
dikulit dan membran mukosa. Dan bakteri-bakteri tersebut akan melindungi tubuh dengan cara
berkompetisi dengan bakteri patogen dalam memperoleh nutrisi.

B. Respon Peradangan (Inflamasi)

Inflamasi adalah merupakan respon tubuh terhadap kerusakan jaringan, misalnya akibat
terkena goresan atau benturan keras. Sedangkan proses inflasi ini adalah merupakan kumpulan
dari empat gejala sekaligus yakni adalah dolor (nyeri), rubor (kemarahan), color (panas), dan
tumor (bengkak).Dan berikut mekanisme petahanan tubuh melalui inflamasi yang bisa anda lihat
pada gambar berikut ini.

Berdasarkan dari gambar diatas, bahwa mekanisme pertahanan tubuh melalui inflamasi dapat
dijelaskan sebagai berikut.

1. Jaringan mengalami luka karena adanya kerusakan jaringan yang mengakibatkan patogen
mampu melewati pertahanan tubuh untuk menginfeksi sel-sel tubuh. Jaringan yang telah
terinfeksi akan merangsang mastosit mengeluarkan histamin dan prostaglandin.
2. Terjadinya pelebaran pembuluh darah yang mengakibatkan peningkatan kecepatan aliran
darah sehingga permaebilitas pembuluh darah meningkat. Dan daerah yang terinfeksi
akan menjadi berwarna kemerahan, panas, bengkak, dan terasa nyeri. Peningkatan aliran
darah dan permaebilitas pembuluh darah mengakibatkan terjadinya perpindahan sel-sel
fagosit (neutrofil dan monosit) menuju jaringan yang terinfeksi.
3. Sel-sel fagosit kemudian akan memakan pathogen melalui proses fagositosis.

Sedangkan inflamasi sendiri berfungsi untuk mencegah infeksi yang menyebar ke jaringan
lain serta mempercepat proses penyembuhan. Reaksi tersebut juga akan berfungsi sebagai sinyal
apabila ada bahaya dan sebagai perintah agar sel darah putih (neutrofil dan monosit) melakukan
fagositosis terhadap mikroba yang menginfeksi tubuh.

C. Fagositosis

Fagositosis adalah proses dimana sel-sel hidup tertentu yang disebut fagosit menelan atau
memakan sel lain atau partikel. Fagosit mungkin organisme bersel satu, yang hidup bebas seperti
amuba, atau salah satu dari sel-sel tubuh, seperti sel darah putih. Fagositosis adalah proses
dimana sel-sel hidup tertentu yang disebut fagosit menelan atau memakan sel lain atau partikel.
Fagosit mungkin organisme bersel satu, yang hidup bebas seperti amuba, atau salah satu dari sel-
sel tubuh, seperti sel darah putih.Dalam beberapa bentuk kehidupan hewan, seperti amuba dan
spons, fagositosis adalah sarana makan. Pada hewan tingkat tinggi fagositosis adalah terutama
reaksi defensif terhadap infeksi dan invasi tubuh terhadap zat asing (antigen).

Fungsi Fagositosis:
Fagosit (bahasa Inggris: phagocyte) adalah pengolongan dari sel darah putih yang
berperan dalam sistem kekebalan[1] dengan cara fagositosis/menelan patogen.Fagosit berarti
“sel” yang dapat memakan atau menelan material padat. Yang mana pada sel utama mempunyai
peran yakni sebagai fagosit ialah neutrofil dan makrofag.Untuk menelan partikel atau patogen,
fagosit memperluas bagian membran plasma kemudian membungkus membran di sekeliling
partikel hingga terbungkus.Sekali berada di dalam sel, patogen yang menginvasi disimpan di
dalam endosom yang lalu bersatu dengan lisosom. Kemudian didalam Lisosom terkandung
sebuah enzim dan asam yang membunuh dan mencerna partikel atau organisme.Fagosit
umumnya berkeliling dalam tubuh untuk mencari patogen, namun mereka juga bereaksi terhadap
sinyal molekular terspesialisasi yang diproduksi oleh sel lain, disebut sitokina.Peran fagosit
sangat vital untuk melawan infeksi, partikel asing yang mungkin masuk ke dalam tubuh, bakteri
dan sel yang mati atau apoptosis.Pada saat sel dari organisme tersebut mati, maka dengan
melalui proses apoptosis ataupun oleh kerusakan akibat infeksi virus atau bakteri, sel fagosit
berperan dengan memindahkan mereka dari lokasi kejadian.Dengan membantu memindahkan sel
mati dan mendorong terbentuknya sel baru yang sehat, fagositosis adalah bagian penting dari
proses penyembuhan jaringan yang terluka.

Proses Fagositosis

 Dalam sel terjadi deformasi membran yakni guna membentuk kerucut kecil pada bagian
dari materi yang akan diserap.
 Selanjutnya terjadi penutupan didalam sel pada sisi kerucut, memeluk partikel dalam
membran sel untuk menciptakan apa yang dikenal sebagai fagosom atau vakuola
makanan, seperti amplop kecil bahan yang dikelilingi oleh membran sel.
 Berdasarkan jaringan, fagosom akan dilewatkan ke dalam sel untuk penyerapan oleh
lisosom, yakni sebuah struktur sel yang mengkhususkan diri dalam mencerna bahan-
bahan yang masuk ke dalam sel.
 Berikutnya pada lisosom akan bekerja dan memecah fagosom ke dalam bahan komponen,
melewati senyawa yang berguna pada struktur lain dalam sel dan mengusir sisanya
sebagai bahan limbah.
Mekanisme Fagositosis
Pengenalan (Recognition)
Mikrobia atau partikel asing terdeteksi oleh sel-sel fagosit.

Pergerakan (Chemotaxis)
Apanbila suatu partikel mikrobia telah dikenali, maka sel fagosit akan bergerak menuju
partikel tersebut. Pada proses ini makrobia atau partikel asing mengeluarkan zat yang dapat
memikat sel hidup seperti fagosit untuk menghampirinya.

Perlekatan (Adhesion)
Dalam sel, fagosit akan bergerak mengarah pada partikel asing, yang mana partikel
tersebut akan melekat dengan reseptor pada membran sel fagosit.

Penelanan (Ingestion)
Pada saat pertikel asing telah berikatan dengan reseptor di membran plasme sel fagosit,
membran sel fagosit akan menyelubungi seluruh permukaan partikel asing dan menelannya ke
sitoplasma dalam sebuah gelembung mirip vakuola yang disebut fagosom.

Pencernaan (Digestion)
Kemudian pada Lisosom yang terdapat pada enzim penghancur seperti acid hydrolase
dan peroksidase, berfungsi dengan fagosom membentuk fagolisosom.
Pengeluaran (Realising)
Pada produk sisa yang mana partikel asing yang tidak dapat dicerna akan kemudian
dikeluarkan oleh sel fagosit.

D. Protein antimikrob
Protein antimikroba meningkatkan pertahanan dalam tubuh dengan melawan
mikroorganisme secara langsung atau dengan menghalangi kemampuannya untuk bereproduksi.
Protein antimikroba yang penting adalah interferon dan protein komplemen.

Interferon merupakan suatu protein yang dihasilkan oleh sel tubuh yang terinfeksi virus
untuk melindungi bagian sel lain disekitarnya. Interferon mampu menghambat perbanyakan sel-
sel yang terinfeksi, namun dapat meningkatkan diferensiasi sel-sel.

Protein komplemen adalah sekelompok plasma protein yang bersirkulasi di darah dalam
keadaan tidak aktif. Oleh munculnya ikatan antigen dan antibodi atau jika protein komponen
bertemu dengan molekul polisakarida dipermukaan tubuh mikroorganisme.

b. Pertahanan Tubuh Spesifik

Pada sistem pertahan tubuh ini bereaksi terhadap antigen dengan cara mengaktifasikan sel
limfosit B yang akan mensekresikan protein khusus yang disebut antibody, setiap antigen
memiliki susunan molekul khusus yang  merangsang limfosit B tertentu untuk mensekresikan
antibody yang berinteraksi secara spesifik dengan antigen tersebut.

1. Limfosit

Limfosit B dibentuk pada sumsum tulang kuning yang mengalami pembelahan atau
diferensiasi menjadi sel plasma dan sel limfosit B ( didalam tubuh limfosit B jumlahnya
mencapai 30% ). Sel plasma yang terbentuk bertugas menyekresikan antibody ke dalam cairan
tubuh. Adapun limfosit B memori berfungsi menyimpan informasi antigen.
Tipe Limfosit Jenis Limfosit Fungsi
Limfosit  B ( sel  B ) Sel B plasma Membentuk antibody.
Sel B pengingat Mengingat antigen yang pernah masuk kedalam
tubuh.
Sel B pembelah Membentuk sel B plasma dan sel B pengingat.

Limfosit T dibentuk dibentuk disumsum tulang akan tetapi pematangan llimfosit T terjadi
di kelenjar timus, setelah mengalami pematangan limfosit T dan limfosit B akan masuk kedalam
system peredaran limfatik, oleh karena itu sel – sel limfotik banyak ditemui pada peredaran
darah limfatik,sumsum tulang, kelenjar timus, kelenjar limpa, amandel, darah dan system
pencernaan.

Tipe Limfosit Jenis Limfosit Fungsi


Limfosit T ( sel  T ) Sel T pembunuh Menyerang pathogen yang masuk kedalam
tubuh, sel tubuh yang terinfeksi, serta sel
kanker secara langsung.
Sel T pembantu Menstimulasikan pembentukkan jenis sel T
lainnya dan sel B plasma serta
mengaktifasikan makrofag untuk melakukan
fagositosis.
Sel T Supresor Menurunkan dan menghentikan respon imun
dengan cara menurunkan produksi antibody
dan mengurangi aktifitas sel T pembunuh.

2. Antibody

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa limfosit B membentuk sel plasma yang akan
mensekresikan antibody. Antibodi terdiri atas sekelompok protein serum globular yang disebut
immunoglobulin. Protein ini merupakan protein khusus yang diimigrasikan atau dipindahkan ke
bagian membrane sel, kemudian akan mengenali dan membunuh sel asing yang di temui.

Levine dan miller (1991 : 785) menjelaskan bahwa terdapat lima kelompok  immunoglobulin
yakni IgM, IgA, IgG, IgD dan IgE berikut akan saya  jelaskan dalam table tipe – tipe antibody
beserta  karakteristiknya.

No Tipe Antibodi Karakteristik


1 IgM Antibodi ini dilepaskan ke aliran darah pada saat terjadi infeksi yang pertama
kali ( respon kekebalan primer )

2 IgG Antibodi ini banyak terdapat di dalam darah dan diproduksi saat terjadi
infeksi kedua ( respon kekebalan sekunder ). IgG juga mengalir melalui
plasenta dan memberi kekebalan pasif dari ibu dan janin.

3 IgA Antibody IgA dapat ditemukan didalam air mata, air ludah, keringat dan
membran mukosa. IgA berfungsi untuk mencegah infeksi pada permukaan
epithelium. IgA juga terdapat dalam kolestrum yang berfungsi untuk
mencegah kematian bayi akibat infeksi saluran pencernaan.

4 IgD Antibodi ini ditemukan pada permukaan limfosit B sebagai reseptor dan
berfungsi merangsang pembentukkan antibody oleh sel B plasma.

5 IgE Antibodi ini ditemukan terikat pada basofil didalam sirkulasi darah dan
mastosit di dalam jaringan yang berfungsi mempengaruhi sel untuk
melepaskan histamin yang terlibat dalam reaksi alergi.

2. RESPONS KEKEBALAN TUBUH TERHADAP ANTIGEN

Respon kekebalan tubuh terhadap antigen dapat dikelompkan menjadi dua macam yaitu
kekebalan humoral ( antibody – mediated immunity ) dan kekebalan seluler ( cell – mediated immunity).
Berikut akan saya jelaskan satu persatu respon kekebalan tubuh.

1)   Kekebalan Humoral

Kekebalan humoral melibatkan aktivitas sel B dan antibody yang beredar dalam cairan darah
dan limfe. Antibody yang beredar sebagai respon humoral bekerja melawan bakteri bebas, racun, virus
dan mikroorganisme lainnya yang berada dalam cairan tubuh. Serangkaian respon terhadap pathogen
ini disebut dengan respon kekebalan primer antara lain :

Netralisasi yaitu antibody akan menetralkan suatu virus dengan cara melekat pada molekul yang
harus digunakan oleh virus untuk menginfeksi sel inang.mekanisme ini akan menetralkan racun dari
mikroorganisme sehingga akan mudah difagositosis oleh makrofag.

Aglutinasi (penggumpalan) yaitu proses penggumpalan bakteri atau virus yang diperantarai
oleh antibody yang akan bekerja menetralkan mikrorganisme tersebut. Terjadi karena setiap molekul
antibody memiliki paling tidak dua tempat pengikatan antigen. Kompleks besar yang terbentuk melalui
proses aglutinasi yang akan memudahkan fagositosis makrofag.

Presipitasi (pengendapan) yaitu proses dimana molekul – molekul antigen yang terlarut dalam
cairan tubuh akan diendapkan oleh antibody. Proses ini akan memudahkan proses pengeluaran dan
pembuangan antigen oleh fagositosis.

Fiksasi komplemen (aktivasi) yaitu mengaktivasikan komplemen dengan adanya kompleks


antigen – antibody. Apabila ada infeksi maka protein yang pertama dalam rangkaian protein komplemen
akan diaktifkan, reaksi komplemen ini akan mengakibatkan lisisnya banyak jenis virus dan sel – sel
pathogen.

2)    Kekebalan Seluler

Kekebalan seluler melibatkan sel T Yang bertugas menyerang sel – sel asing atau jaringan tubuh
yang terinfeksi secara langsung.

Berdasarkan cara memperolehnya kekebalan tubuh digolongkan menjadi dua kelompok yaitu kekebalan
aktif dan kekebalan pasif.
 1.    Kekebalan Aktif

Kekebalan aktif merupakan kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri, Tubuh membentuk
antibody sendiri karena infeksi antigen. Kekebalan ini dapat diperoleh secara alami dan buatan sebagai
contoh secara alami melalui penyakit seperti halnya penyakit cacar dan secara langsung tubuh
membentuk vaksinasi virus cacar dengan cara didalam tubuh penderita dikembangkan kekebalan
humoral dan kekebalan seluler, setelah mengidap penyakit cacar  penderita tidak akan terkena dua kali
penyakit cacar.  Sedangkan cara buatan dengan adanya vaksinasi (imunisasi) terhadap mikroorganisme
tertentu dengan cara dimasukkan antigen yang telah dilemahkan atau telah mati kedalam tubuh.

 2.     Kekebalan Pasif

Kekebalan pasif merupakan kekebalan yang diperoleh setelah menerima antibody dari luar.
Kekebalan ini dapat diperoleh dengan cara alami yaitu dengan cara pemberian ASI ( Air Susu Ibu ) dan
secara buatan melalui penyuntikkan antiserum yang mengandung antibody IgG atau immunoglobulin
lainnya. Kekebalan pasif buatan ini hanya bertahan beberapa minggu saja karena immunoglobulin yang
berasal dari tubuh akan diuraikan oleh tubuh orang tersebut.

Anda mungkin juga menyukai