Laporan 2 Tid - Imam Kokoh Ismail - 18-043 - Tep B - Kebutuhan Air Tanaman
Laporan 2 Tid - Imam Kokoh Ismail - 18-043 - Tep B - Kebutuhan Air Tanaman
LAPORAN
OLEH:
IMAM KOKOH ISMAIL
180308043
KETEKNIKAN PERTANIAN B
LAPORAN
(Dinda Kesuma)
NIM. 170308012
LAPORAN
Diperiksa Oleh :
Dosen Penanggung Jawab
Latar Belakang
Sumber utama kehidupan dari seluruh makhluk hidup merupakan Air, dimana
pada tanaman air merupakan penyusun utama dari tubuh tanaman tersebut, yakni
sekitar 70 hingga 90%. Adapun fungsi air pada tumbuhan diantaranya, sebagai
pelarut, medium transport senyawa. Memberi turgor bagi sel, bahan baku fotosintesi
serta menjaga suhu tanaman supaya konstan. Dari banyak nya funsi air bagi tanaman
tersebut, maka penting sekali untuk membahas serta mempelajari tentang kebutuhan
air tanaman ini, agar tanaman khususnya tanaman pertanian mampu berproduksi
dengan maksimal.
diperlukan sistem irigasi yang tertata baik. Dalam suatu pengelolaan sumber daya air
jumlah air yang akan masuk ke bangunan tersebut dalam satuan waktu yang dikenal
sebagai debit aliran Pemanfaatan air permukaan, seperti sungai, danau, waduk,
embung dan lain-lain telah lama dilakukan masyarakat. Namun demikian, karena
musim kemarau, maka sering kali tanaman yang dibudidayakan pada periode tersebut
alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan air tanaman dari sumber air yang lain. Air
tanah merupakan salah satu pilihan sumber air yang dapat dikembangkan untuk
pertanian.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu ntuk mengetahui tentang kebutuhan
Kebutuhan air tanaman didefinisikan sebagai jumlah air yang dibutuhkan oleh
tanaman pada suatu periode untuk dapat tumbuh dan produksi secara normal.
Kebutuhan air nyata untuk areal usaha pertanian meliputi evapotranspirasi (ET),
sejumlah air yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara khusus seperti penyiapan
lahan dan penggantian air, serta kehilangan selama pemakaian, kebutuhan air
tanaman merupakan kebutuhan air total yang diberikan pada petak-petak pertanian
tingkat tersier atau ke jaringan irigasi yang merupakan kebutuhan air tanaman atau
kebutuhan air untuk pengolahan tanah atau sering disebut dengan kebutuhan air
persawahan maka perlu didirikan system irigasi dan bangunan bending. Kebutuhan
air di persawahan ini kemudian disebut dengan kebutuhan air irigasi. Untuk irigasi,
pengertiannya adalah usaha penyediaan, pengaturan dan pembuangan air irigasi untuk
menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi
air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambah. Tujuan irigasi adalah untuk
memanfaatkan air irigasi yang tersedia secara benar yakni se efisien dan se efktif
yang dibutuhkan untuk memenuhi jumlah air yang hilang melalui evapotranspirasi
suatu tanaman sehat, tumbuh pada areal luas, pada tanah yang menjamin cukup
lengas tanah, kesuburan tanah, dan lingkungan hidup tanaman cukup baik, sehingga
secara potensial tanaman akan berproduksi secara baik (Purba, 2011). Untuk
menghitung besarnya kebutuhan air bagi tanaman (ETc) didapatkan dari perhitungan
sebagai berikut:
Dimana,
KC = Koefisientanaman (mm/hari)
menghitung kebutuhan air tanaman (ETc) serta kebutuhan irigasi serta neraca lengas
digunakan untuk simulasi kesetimbangan air tanaman dalam software Cropwat adalah
sebagai berikut.
- SMDt, SMDt-1 = keadaan kekurangan air pada waktu (t) dan (t-1) (mm)
Tingkat kebutuhan efektif air tanaman untuk pertumbuhan dan hasil produksi
tanaman maksimal berkisar antara 60-80% dari kebutuhan air tanaman. Efisiensi
pemberian air berbeda-beda mulai dari efisiensi pemberian air dari yang paling
adalah sekitar 60% sedangkan untuk pemberian air untuk sprinkler yang
direncanakan dengan baik pada umumnya dianggap mempunyai efisiensi sekitar 75%
(Fajar, 2011).
BAB III
PEMBAHASAN
Kebutuhan air pada tanaman dapat didefinisikan sebagai jumlah air yang
tanaman yang sehat, tumbuh pada sebidang lahan yang luas dengan kondisi tanah
yang tidak mempunyai kendala (kendala lengas tanah dan kesuburan tanah) dan
Kebutuhan air tanaman (ET) dapat dikukur melalui perkalian antara koefisien
(1968) menyatakan Metode tersebut didasarkan pada laju air konstan dalam lt/dt/ha
IR = Mek/(ek – 1) .............................................................................(1)
dimana :
M = Eo + P ........................................................................................(2)
dimana :
Eo = Evaporasi air terbuka yang diambil 1,1 Eto selama penyiapan lahan
(mm/hari)
P = Perkolasi (mm/hari)
K = M.T/ S ......................................................................................................(3)
dimana :
1. Topografi
Keadaan topografi mempengaruhi kebutuhan air tanaman. Untuk lahan yang
miring membutuhkan air yang lebih banyak dari pada lahan yang datar, karena air
akan lebih cepat mengalir menjadi aliran permukaan dan hanya sedikit yang
mengalami infiltrasi, dengan kata lain kehilangan air di lahan miring akan lebih besar.
2. Hidrologi
Jumlah contoh hujan mempengaruhi kebutuhan air makin banyak curah
hujannya, maka makin sedikit kebutuhan air tanaman, hal ini di karenakan hujan
3. Klimatologi
Keadaan cuaca adalah salah satu syarat yang penting untuk pengelolaan
memperhatikan keadaan cuaca dan cara peman faatannya, maka dapat dilaksanakan
penanaman tanaman yang tepat untuk periode yang tepat dan sesuai dengan keadaan
tanah. Cuaca dapat digunakan untuk rasionalisasi penentuan laju evaporasi dan
evapotranspirasi, hal ini sangat bergantung pada jumlah jam penyinaran matahari dan
radiasi matahari. Untuk penentuan tahun/periode dasar bagi rancangan irigasi harus
dikumpulkan data curah hujan dengan jangka waktu yang sepanjang mungkin.
kelembaban.
4. Tekstur Tanah
Selain membutuhkan air, tanaman juga membutuhkan tempat untuk tumbuh,
yang dalam tehnik irigasi dinamakan tanah.Tanah yang baik untuk usaha pertanian
ialah tanah yang mudah dikerjakan dan bersifat produktif serta subur. Tanah yang
baik tersebut memberi kesempatan pada akar tanaman untuk tumbuh dengan mudah,
menjamin sirkulasi air dan udara serta baik pada zona perakaran dan secara relatif
dapat diketahui pula berapa kebutuhan air yang harus diberikan pada
tanaman tersebut.
Fajar, F. 2011. Studi Pola Pemberian Air Berdasarkan Efisiensi Pemakaian Air Pada
Tanaman Terong Dengan Metode Irigasi Tetes (Skripsi). Universitas
Brawijaya, Malang.
Fuadi, N. A., Purwanto, M. Y. J., dan Tarigan, S. D. 2016. Kajian Kebutuhan Air
Dan Produktivitas Air Padi Sawah Dengan Sistem Pemberian Air Secara Sri
Dan Konvensional Menggunakan Irigasi Pipa. Jurnal Irigasi, 11(1), 23-32.
Priyonugroho, Anton. 2014. Analisis Kebutuhan Air Irigasi (Studi Kasus Pada
Daerah Irigasi Sungai Air Keban Daerah Kabupaten Empat Lawang). Jurnal
Teknik Sipil dan Lingkungan Vol. 2.No. 3. Universitas Sriwijaya. Palembang.
Purba, J. H. 2011. Kebutuhan dan cara pemberian air irigasi untuk tanaman padi
Smith, M., Allen, R. G., Monteith, J. L., Perrier, A., Pereira, L., dan Segeran, A.
1991. Report on The Expert Consultation on Procedures for Revision of FAO
Guidelines for Prediction of Crop Water Requirements. Rome, Italy : Food
and Agriculture Organization of the United Nations.