Anda di halaman 1dari 13

KEBUTUHAN AIR TANAMAN

LAPORAN

OLEH:
IMAM KOKOH ISMAIL
180308043
KETEKNIKAN PERTANIAN B

PRAKTIKUM TEKNIK KONSERVASI TANAH DAN AIR


PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN
F A K U L T A S P E R T A N I A N
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2021
KEBUTUHAN AIR TANAMAN

LAPORAN

IMAM KOKOH ISMAIL


180308043
KETEKNIKAN PERTANIAN B

Laporan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Penilaian di Praktikum Teknik


Konservasi Tanah dan AirProgram Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

Medan, Oktober 2021


Asisten Korektor

(Dinda Kesuma)
NIM. 170308012

PRAKTIKUM TEKNIK KONSERVASI TANAH DAN AIR


PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN
F A K U L T A S P E R T A N I A N
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2021
KEBUTUHAN AIR TANAMAN

LAPORAN

IMAM KOKOH ISMAIL


180308043
KETEKNIKAN PERTANIAN B

Laporan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Penilaian di Praktikum Teknik


Konservasi Tanah dan AirProgram Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

Medan, Oktober 2021

Diperiksa Oleh :
Dosen Penanggung Jawab

(Delima Lailan Nasution STP., M.Si)


NIP.198807162018032001

PRAKTIKUM TEKNIK KONSERVASI TANAH DAN AIR


PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN
F A K U L T A S P E R T A N I A N
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2021
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sumber utama kehidupan dari seluruh makhluk hidup merupakan Air, dimana

pada tanaman air merupakan penyusun utama dari tubuh tanaman tersebut, yakni

sekitar 70 hingga 90%. Adapun fungsi air pada tumbuhan diantaranya, sebagai

pelarut, medium transport senyawa. Memberi turgor bagi sel, bahan baku fotosintesi

serta menjaga suhu tanaman supaya konstan. Dari banyak nya funsi air bagi tanaman

tersebut, maka penting sekali untuk membahas serta mempelajari tentang kebutuhan

air tanaman ini, agar tanaman khususnya tanaman pertanian mampu berproduksi

dengan maksimal.

Usaha penyediaan air untuk menunjang kegiatan pertanian adalah bentuk

diperlukan sistem irigasi yang tertata baik. Dalam suatu pengelolaan sumber daya air

dengan perancangan bangunan air diperlukan suatu informasi yang menunjukan

jumlah air yang akan masuk ke bangunan tersebut dalam satuan waktu yang dikenal

sebagai debit aliran Pemanfaatan air permukaan, seperti sungai, danau, waduk,

embung dan lain-lain telah lama dilakukan masyarakat. Namun demikian, karena

kebutuhannya belum proporsional dibandingkan dengan kesediaannya terutama di

musim kemarau, maka sering kali tanaman yang dibudidayakan pada periode tersebut

mengalami kekeringan. Berdasarkan fakta empirik tersebut, maka perlu dipikirkan

alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan air tanaman dari sumber air yang lain. Air
tanah merupakan salah satu pilihan sumber air yang dapat dikembangkan untuk

pertanian.

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu ntuk mengetahui tentang kebutuhan

air tanaman dan perhitungan kebutuhan air tanaman.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kebutuhan air tanaman didefinisikan sebagai jumlah air yang dibutuhkan oleh

tanaman pada suatu periode untuk dapat tumbuh dan produksi secara normal.

Kebutuhan air nyata untuk areal usaha pertanian meliputi evapotranspirasi (ET),

sejumlah air yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara khusus seperti penyiapan

lahan dan penggantian air, serta kehilangan selama pemakaian, kebutuhan air

tanaman merupakan kebutuhan air total yang diberikan pada petak-petak pertanian

tingkat tersier atau ke jaringan irigasi yang merupakan kebutuhan air tanaman atau

kebutuhan air untuk pengolahan tanah atau sering disebut dengan kebutuhan air

lapangan (Fuadi, dkk., 2016).

Dalam memenuhi kebutuhan air khususnya untuk kebutuhan air di

persawahan maka perlu didirikan system irigasi dan bangunan bending. Kebutuhan

air di persawahan ini kemudian disebut dengan kebutuhan air irigasi. Untuk irigasi,

pengertiannya adalah usaha penyediaan, pengaturan dan pembuangan air irigasi untuk

menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi

air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambah. Tujuan irigasi adalah untuk

memanfaatkan air irigasi yang tersedia secara benar yakni se efisien dan se efktif

mungkin agar produktivitas pertanian dapat meningkat sesuai yang diharapkan

(Priyonugroho dan Anton, 2014).


Kebutuhan air bagi tanaman, ETc / ET crop didefinisikan sebagai tebal air

yang dibutuhkan untuk memenuhi jumlah air yang hilang melalui evapotranspirasi

suatu tanaman sehat, tumbuh pada areal luas, pada tanah yang menjamin cukup

lengas tanah, kesuburan tanah, dan lingkungan hidup tanaman cukup baik, sehingga

secara potensial tanaman akan berproduksi secara baik (Purba, 2011). Untuk

menghitung besarnya kebutuhan air bagi tanaman (ETc) didapatkan dari perhitungan

sebagai berikut:

𝐸𝑇𝐶 = 𝐸𝑇O .𝐾C

Dimana,

ETC = Kebutuhan air konsumtiftanaman (mm/hari)

ETO = Evapotranspirasiacuan (mm/hari)

KC = Koefisientanaman (mm/hari)

Software Cropwat adalah program computer yang digunakan untuk

menghitung kebutuhan air tanaman (ETc) serta kebutuhan irigasi serta neraca lengas

tanah. Program ini menggunakan model Food Agriculture Organization (FAO)

Penman-Monteith dalam perhitungan ETo (Evapotranspiration). Persamaan yang

digunakan untuk simulasi kesetimbangan air tanaman dalam software Cropwat adalah

sebagai berikut.

SMDt = SMDt-1 + ETc – Peff – IR + RO + DP


Keterangan :

- SMDt, SMDt-1 = keadaan kekurangan air pada waktu (t) dan (t-1) (mm)

- ETc = evapotranspirasi tanaman actual (mm)

- Peff = hujan efektif (mm)

- IR = kedalaman irigasi (mm)

- RO = limpasan permukaan/runoff (mm)

- DP = perkolasi (mm). (Smith., dkk, 1991).

Tingkat kebutuhan efektif air tanaman untuk pertumbuhan dan hasil produksi

tanaman maksimal berkisar antara 60-80% dari kebutuhan air tanaman. Efisiensi

pemberian air berbeda-beda mulai dari efisiensi pemberian air dari yang paling

rendah hingga mendekati 100%. Normalnya, aplikasi pemberian air permukaan

adalah sekitar 60% sedangkan untuk pemberian air untuk sprinkler yang

direncanakan dengan baik pada umumnya dianggap mempunyai efisiensi sekitar 75%

(Fajar, 2011).
BAB III

PEMBAHASAN

Kebutuhan air pada tanaman dapat didefinisikan sebagai jumlah air yang

diperlukan untuk memenuhi kehilangan air melalui evapotranspirasi (ET)dari

tanaman yang sehat, tumbuh pada sebidang lahan yang luas dengan kondisi tanah

yang tidak mempunyai kendala (kendala lengas tanah dan kesuburan tanah) dan

mencapai potensi produksi penuh pada kondisi lingkungan tumbuh tertentu.

Kebutuhan air tanaman (ET) dapat dikukur melalui perkalian antara koefisien

evapotranspirasi tumbuhan dengan nilai evapotranspirasi standar.

Beberapa peneliti membuat metode ataupun persamaan yang digunakan untuk

menghitung/menentukan kebutuhan air tanaman, dimana Van de Goor dan Zijlsha

(1968) menyatakan Metode tersebut didasarkan pada laju air konstan dalam lt/dt/ha

selama periode penyiapan lahan dan menghasilkan rumus sebagai berikut :

IR = Mek/(ek – 1) .............................................................................(1)

dimana :

IR = Kebutuhan air irigasi ditingkat persawahan (mm/hari)


M = Kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat evaporasi dan perkolasi
di sawah yang sudah dijenuhkan

M = Eo + P ........................................................................................(2)

dimana :
Eo = Evaporasi air terbuka yang diambil 1,1 Eto selama penyiapan lahan
(mm/hari)

P = Perkolasi (mm/hari)

K = M.T/ S ......................................................................................................(3)

dimana :

T = Jangka waktu penyiapan lahan (hari)

S = Kebutuhan air, untuk penjenuhan di tambah dengan lapisan air 50 mm.

Faktor- Faktor yang MempengaruhiKebutuhan Air Tanaman

1. Topografi
Keadaan topografi mempengaruhi kebutuhan air tanaman. Untuk lahan yang

miring membutuhkan air yang lebih banyak dari pada lahan yang datar, karena air

akan lebih cepat mengalir menjadi aliran permukaan dan hanya sedikit yang

mengalami infiltrasi, dengan kata lain kehilangan air di lahan miring akan lebih besar.

2. Hidrologi
Jumlah contoh hujan mempengaruhi kebutuhan air makin banyak curah

hujannya, maka makin sedikit kebutuhan air tanaman, hal ini di karenakan hujan

efektif akan menjadi besar.

3. Klimatologi
Keadaan cuaca adalah salah satu syarat yang penting untuk pengelolaan

pertanian.Tanaman tidak dapat bertahan dalam keadaan cuaca buruk. Dengan

memperhatikan keadaan cuaca dan cara peman faatannya, maka dapat dilaksanakan
penanaman tanaman yang tepat untuk periode yang tepat dan sesuai dengan keadaan

tanah. Cuaca dapat digunakan untuk rasionalisasi penentuan laju evaporasi dan

evapotranspirasi, hal ini sangat bergantung pada jumlah jam penyinaran matahari dan

radiasi matahari. Untuk penentuan tahun/periode dasar bagi rancangan irigasi harus

dikumpulkan data curah hujan dengan jangka waktu yang sepanjang mungkin.

Disamping data curah hujan diperlukan juga penyelidikan evapotranspirasi,

kecepatanangin, arahangin, suhu udara, jumlah jam penyinaran matahari,

kelembaban.

4. Tekstur Tanah
Selain membutuhkan air, tanaman juga membutuhkan tempat untuk tumbuh,

yang dalam tehnik irigasi dinamakan tanah.Tanah yang baik untuk usaha pertanian

ialah tanah yang mudah dikerjakan dan bersifat produktif serta subur. Tanah yang

baik tersebut memberi kesempatan pada akar tanaman untuk tumbuh dengan mudah,

menjamin sirkulasi air dan udara serta baik pada zona perakaran dan secara relatif

memiliki persediaan hara dan kelembaban tanah yang cukup.


KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang diambil dari praktikum ini diantaranya :

 Dalam menghitung kebutuhan air tanaman dapat digunakan rumus

persamaan yaitu : IR = Mek/(ek – 1) serta juga dapat dihitung dengan

menggunakan rumus Evapotranspirasi, hal ini dikarenakan

Evapotranspirasi merupakan proses penguapan yang dapat

disimpulkan bahwa akibat banyak nya air yg telah menguap maka

dapat diketahui pula berapa kebutuhan air yang harus diberikan pada

tanaman tersebut.

 Kebutuhan air tanaman juga berbeda-beda pula ada beberapa faktor

yang memepengaruhi kebutuhan air tanaman tersebut, diantaranya

adalah tofografi, hidrologi, klimatologi dan tektur tanah.


DAFTAR PUSTAKA

Fajar, F. 2011. Studi Pola Pemberian Air Berdasarkan Efisiensi Pemakaian Air Pada
Tanaman Terong Dengan Metode Irigasi Tetes (Skripsi). Universitas
Brawijaya, Malang.

Fuadi, N. A., Purwanto, M. Y. J., dan Tarigan, S. D. 2016. Kajian Kebutuhan Air
Dan Produktivitas Air Padi Sawah Dengan Sistem Pemberian Air Secara Sri
Dan Konvensional Menggunakan Irigasi Pipa. Jurnal Irigasi, 11(1), 23-32.

Priyonugroho, Anton. 2014. Analisis Kebutuhan Air Irigasi (Studi Kasus Pada
Daerah Irigasi Sungai Air Keban Daerah Kabupaten Empat Lawang). Jurnal
Teknik Sipil dan Lingkungan Vol. 2.No. 3. Universitas Sriwijaya. Palembang.

Purba, J. H. 2011. Kebutuhan dan cara pemberian air irigasi untuk tanaman padi

sawah (Oryza sativa L.). Widyatech, 10(3), 145-155.

Smith, M., Allen, R. G., Monteith, J. L., Perrier, A., Pereira, L., dan Segeran, A.
1991. Report on The Expert Consultation on Procedures for Revision of FAO
Guidelines for Prediction of Crop Water Requirements. Rome, Italy : Food
and Agriculture Organization of the United Nations.

Van de Goor dan Zijlsha. 1968. Cropwat. Terdapat pada http://shatomedia.


blogspot.com/2011/12/cropwat. html. (Diakses tanggal 26 September 2021,
pukul 18.39 WIB).

Anda mungkin juga menyukai