Anda di halaman 1dari 6

TATA KELOLA PEMERINTAHAN DAN ASN

Oleh:

ASRI RAHMI, S.H.

1920112041

Kelas : Hukum Tata Kelola Pemerintahan dan ASN

PROGRAM PASCASARJANA

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ANDALAS

2020
1. Dasar Hukum

Dasar hukum dari tata kelola pemerintahan dan ASN adalah:

a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang ASN


b. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan
c. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS
d. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara
e. Undan-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah
f. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
g. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen PNS
2. Asas Umum Pemerintahan Yang Baik

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggara Negara yang


Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, telah menetapkan beberapa
asas penyelengaraan negara yang bersih tersebut. Asas penyelenggara negara
berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 meliputi:1

a. Asas kepastian hukum


Asas kepastian hukum adalah asas dalam negara hukum yang mengutamakan
landasan peraturan perundang-undangan, kepatuhan, dan keadilan dalam setiap
kebijakan penyelenggara negara.
b. Asas tertib penyelenggara negara
Asas tertib penyelenggara negara adalah asas yang menjadi landasan keteraturan,
keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggaraan negara.
c. Asas keterbukaan
Asas keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaraan negara dengan tetap memerhatikan perlindungan atas hak asasi
pribadi, golongan, dan rahasia negara.

1
Siswanto Sunarno, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hlm.
33
d. Asas proporsionalitas
Asas proporsionalitas adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak
dan kewajiban penyelenggara negara.
e. Asas profesionalitas
Asas profesionalitas adalah asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan
kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
f. Asas akuntabilitas
Asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil
akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Asas-asas penyelenggara pemerintahan menurut Undang-Undang Nomor 32


Tahun 2004, selain menerapkan asas-asas sebagaimana disebut di atas, juga
menambahkan tiga asas lagi, yakni asas kepentingan umum, asas efektif, dan asas
efisien. Demikian juga menggunakan asas desentralisasi, asas dekonsentrasi, dan asas
pembantuan.

3. Hak dan Kewajiban ASN

Adapun hak-hak PNS diatur dalam UU ASN dalam Pasal 21 yaitu PNS berhak
memperoleh:

a. Gaji, tunjangan, dan fasilitas


b. Cuti
c. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua
d. Perlindungan
e. Pengembangan kompetensi

Dengan diberikannya hak kepada PNS, tentu ada beberapa kewajiban yang harus
dilakukan oleh PNS. Kewajiban PNS adalah segala sesuatu yang wajib dilakukan
berdasarkan peraturan perundang-undangan. Menurut Sastra Djatmika, kewajiban
PNS dibagi menjadi 3 golongan yaitu:
a. Kewajiban-kewajiban yang ada hubungannya dengan suatu jabatan
b. Kewajiban-kewajiban yang tidak langsung berhubungan dengan suatu tugas
dalam jabatan, melainkan dengan kedudukan sebagai Pegawai Negeri Pada
umumnya.
c. Kewajiban-kewajiban lainnya.2

Berdasarkan Pasal 23 UU ASN ditetapkab bahwa kebijakan PNS sebagai berikut:

a. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;
d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran,
dan tanggung jawab;
f. Menunjukan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan, dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun diluar kedinasan;
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan
h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Manajemen PNS

Manajemen PNS sebagaimana diatur dalam PP Nomor 11 Tahun 2017 Tentang


Manajemen PNS dalam Pasal 1 ayat (1) yang dimaksud dengan Manajemen PNS
adalah pengelolaan pegawai negeri sipil untuk menghasilkan pegawai negeri sipil
yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.

Dalam Pasal 2 PP Nomor 11 Tahun 2017 dijelaskan Manajemen PNS meliputi:

a. Penyusunan dan penetapan kebutuhan;


b. Pengadaan;
c. Pangkat dan jabatan;

2
Sastra Djatmika dan Marsono, Hukum Kepegawaian di Indonesia, Djambatan, Jakarta, hlm. 235.
d. Pengembangan karier;
e. Pola karier;
f. Promosi;
g. Mutasi;
h. Penilaian kinerja;
i. Penggajian dan tunjangan;
j. Penghargaan;
k. Disiplin;
l. Pemberhentian;
m. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan
n. Perlindungan.
5. Disiplin PNS

Disiplin merupakan praktek secara nyata dari para pegawai terhadap perangkat
peraturan yang terdapat dalam suatu organisasi. Dalam hal ini disiplin tidak hanya
dalam bentuk ketaatan saja melainkan juga tanggung jawab yang diberikan oleh suatu
instansi pemerintah. Selanjutnya berdasarkan Pasal 1 ayat (1), Peraturan Pemerintah
Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, yang dimaksud dengan
Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah Kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk
menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam Peraturan
Perundang-undangan dan/atau Peraturan Kedinasan yang apabila tidak ditaati atau
dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri


Sipil ini antara lain memuat kewajiban, larangan, dan hukuman disiplin yang dapat
dijatuhkan kepada PNS yang telah terbukti melakukan pelanggaran. Penjatuhan
hukuman disiplin dimaksudkan untuk membina PNS yang telah melakukan
pelanggaran, agar yang bersangkutan mempunyai sikap menyesal dan berusaha tidak
mengulangi dan memperbaiki diri pada masa yang akan datang. Yang dimaksud
pelanggaran disiplin disini adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang
tidak menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik
yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai


Negeri Sipil ini secara tegas disebutkan jenis hukuman disiplin yang dapat dijatuhkan
terhadap suatu pelanggaran disiplin. Penjatuhan hukuman berupa jenis hukuman
disiplin ringan, sedang, atau berat sesuai dengan berat ringannya pelanggaran yang
dilakukan oleh PNS yang bersangkutan, dengan mempertimbangkan latar belakang
dan dampak dari pelanggaran yang dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai