Anda di halaman 1dari 32

DISKUSI LITERASI

GOOD GOVERNANCE PENGELOLAAN


KEUANGAN DAERAH
S U M AT E R A K A L IM A N T A N

IR IA N J A Y A

GOOD GAVERNANCE
JAVA

DR. YUSLIM, SH.,MH


081374028984
yuslim-_1957@yahoo.com
I. PENDAHULUAN
Kondisi keuangan negara pada priode RPJM
tahab 4 ini mengalami kondisi yang sangat
memprihatinkan.
Defisit anggaran negara yang besar
mengakibatkan pembiayaan negara banyak
bertumpu pada utang luar negeri yang besar.
Kerja pemerintah dalam keuangan ibaratnya gali
lobang timbun lobang.
APBN tahun 2021 berjumlah Rp2.750 triliun.
Dalam asumsi makro APBN 2021, pertumbuhan
ekonomi ditargetkan di kisaran 5%, inflasi 3%,
nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika
Rp14.600, tingkat suku bunga SBN-10 tahun
7,29%, harga minyak 45 USD/barrel, lifting
minyak 705 rbph, lifting gas 1.007 rbsmph
Dalam postur APBN 2021, pendapatan negara
ditargetkan Rp1.743,6 triliun, belanja negara
Rp2.750 triiliun, defisit 1.006,4 triliun atau
5,7% dari PDB.
II. GOOD GOVERNANCE –INDEK PERSEPSI
KORUPSI.
“Korupsi merupakan kejahatan yang luarbiasa
(extra ordinary crime), mengatasinya perlu juga
langkah-langkah luar biasa.
Di negara yang penyelenggaaraan pemerintahan
berjalan baik, disini digunakan instrumen
hukum administrasi lebih utama, sedangkan di
negara penyelenggaraan pemerintahan belum
baik instrumen Pidana yang menonjol.
literasi
7
IPK tahun 2018
Perkembangan IPK
Neg Paling
2015
Indonesia peringkat 88 dari Baik
Yang Di Survey Denmark
Selandia Baru
Finlandia
Swedia
201 6 Indonesia di Peringkat
Swiss
90 dari 176 neg

Paling
2017=Dibawah Timor Leste Korupt
96 dari 180 berasama Brazil,
Peru, Pana, Peru Zambia,
Thailand Somalia
Sudan Selatan
2018 Suriah
Indonesia peringkat 89 dari Afganistan
Neg Survey Yaman
Penanganan Korupsi selama ini, menggunakan hukum pidana,
sudah 20 tahun hasilnya membuat kita semakin miris. Karena
itu perlu perubahan paradigma.

“...there are more corruption cases than penal law court


decisions on corruptions.
“The administrative law approach in corruption policy was
underestimated for a long time”.
Bandingkan dengan negara-negara yang tingkat korupsinya
rendah seperti Denmark, Selandia Baru, Skandinavia, Belgia
maupun Singapura. Mereka lebih menggunakan penanganan
korupsi pengelolaan keuangan dengan membenahi hukum
administrasi.
III. G00D GOVERNANCE PENGELOLAAN
KEUANGAN

1. Landasan Pengelolaan Keuangan Negara

BAB VIII UUD 1945, Titelnya : Hal Keuangan (P


23, 23 A, 23 B, 23 C dan 23 D).
BAB VIII A, Titelnya Badan Pemeriksa Keuangan
( P 23 E, 23 F, 23 G).
Pengelolaan Keuangan Negara memiliki landasan
Konstitusional sebagai Supreme Law of the
Land yakni UUD Neg RI tahun 1945 Pasal 23.
Asas-asas Umum Pengelolaan Keuangan
Negara.
Dalam rangka mendukung terwujudnya good
governance dalam penyelenggaraan negara,
pengelolaan keuangan negara perlu
diselenggarakan secara profesional, terbuka,
dan bertanggung jawab.
Berasarkan Landasan Pengelolaan Keuangan
Negara selain memiliki asas tahunan, asas
universalitas, asas kesatuan, dan asas spesialitas
maupun asas-asas baru sebagai pencerminan best
practices (penerapan kaidah-kaidah yang baik)
dalam pengelolaan keuangan negara, antara lain :
· akuntabilitas berorientasi pada hasil;
· profesionalitas;
· proporsionalitas;
· keterbukaan dalam pengelolaan KN oleh
BPK .
• Azas tahunan, artinya membatasi masa berlakunya
atau periode anggaran untuk suatu tahun tertentu,
mulai dari 1 Januari – 31 Desember.
• Asas universalitas, mengharuskan agar setiap
transaksi keuangan ditampilkan secara utuh dalam
dokumen anggaran.
• Asas spesialitas, mewajibkan agar kredit anggaran
yang disediakan terinci secara jelas peruntukannya.
• Asas kesatuan, menghendaki agar semua
Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah disajikan
dalam satu dokumen anggaran.
• Akuntabilitas berorientasi pada hasil, yaitu
asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan
dan hasil akhir dari kegiatan Penyelenggara
Negara, khususnya pengelolaan keuangan
negara harus dapat dipertanggung-jawabkan
kepada masyarakat atau rakyat sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.
• Profesionalitas, yaitu asas yang
mengutamakan keahlian yang berlandaskan
kode etik dan ketentuan peraturan perundang-
undangan, khususnya dalam pengelolaan
keuangan negara. Oleh karena itu, sumber
daya manusia di bidang keuangan negara harus
profesional, baik di lingkungan Bendahara
Umum Negara/Daerah maupun di lingkungan
Pengguna Anggaran/Barang.
• Proporsionalitas, yaitu asas yang
mengutamakan keseimbangan antara hak dan
kewajiban Penyelenggara Negara, serta
teralokasinya sumber daya yang tersedia
secara proporsional terhadap hasil yang akan
dicapai.
• Keterbukaan, yaitu asas yang membuka diri
terhadap hak masyarakat untuk memperoleh
informasi yang benar, jujur, dan tidak
diskriminatif tentang pengelolaan keuangan
negara dalam setiap tahapannya, baik dalam
perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan
anggaran, pertanggung-jawaban, maupun
hasil pemeriksaan, dengan tetap
memperhatikan perlindungan atas hak asasi
pribadi, golongan, dan rahasia negara.
• Pemeriksaan keuangan oleh badan
pemeriksa yang bebas dan mandiri, artinya
pemeriksaan atas tanggung jawab dan
pengelolaan keuangan negara/daerah
dilakukan oleh badan pemeriksa yang
independen, dalam hal ini adalah Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK).
Dalam Pengelolaan Keuangan Negara dikelola
secara tertib, taat pada peraturan perundang-
undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan,
dan bertanggung jawab dengan memperhatikan
rasa keadilan dan kepatutan.

2. Daur Anggaran/Budget cyclas:


Keuangara ada yang dikelola langsung ada yang
tidak langsung (APBN/D-diluar APBN/D)
Fase/Tahapan Siklus/Daur APBN/D:
• executive preparation and submission
• Legislative authorization
• Execution
• Audit
APBN memiliki 4 siklus yaitu :
• Persiapan Penyusunan Anggaran oleh Pemerintah
• Tahap pembahasan dan penetapan.
• Tahap pelaksanaan.
• Tahap pengawasan pelaksanaan.
• Tahap pertanggungjawaban.
Anggaran Negara/Daerah
Istilah anggaran itu sendiri berasal dari bahasa
Latin budga, dalam bahasa Inggris budge,
dalam bahasa Belanda disebut Begroting
(groten).
Etat de roi (bougette), bouge (Perancis) berarti
(memperkirakan). Istilah anggaran berasal dari
kata “anggar” yang artinya kira-kira.
Karena itu dalam anggaran ada plafon/pagu atau
batas yang tidak boleh dilewati.
Etat de roi (bougette), bouge (Perancis) berarti
(memperkirakan). Istilah anggaran berasal dari kata
“anggar” yang artinya kira-kira. Karena itu dalam
anggaran ada plafon/pagu atau batas yang tidak boleh
dilewati.

Baugette itu sendiri berarti tas kecil yang terbuat dari


kulit, yang selalu di bawa oleh menteri keuangan
setiap akan mengajukan anggaran kepada parlemen,
tas itu berisi dokumen keuangan dalam tahun berjalan
dan perkitaan keuangan tahun yang akan datang.
Falsafah APBN menurut Rene Stourm.
The constitutional right di dalamnya terdapat
public revenue and expenditures.
This right is based on a loftier idea. The idea of
sovereignty.
Hakikat “public revenue” and “expenditure”
dalam APBN adalah kedaulatan. Kekuasaan
menentukan cara bangsa akan survival
ditentukan sendiri oleh rakyat. Hal itu di
perankan oleh DPR/D= Parlemen= Parle.
3. Prinsip-prinsip Pengelolaan K.D
(1) Prinsip Transparansi
(2) Prinsip Akuntabilitas
(3) Prinsip Value for money

Ad 1. Prinsip Transparansi merupakan wujud


keterbukaan dalam proses perencanaan, penyusunan
dan pelaksanaan anggaran daerah.
Upaya mewujudkan open government, (Government
sun shine act, administrative procedure act), basuluh
mahohari bagalanggang mato rang banyak.
Penalaran:
Penalaran Hukum

Logico =logic thinking

Argumentasi Hukum

Perdebatab di F.B ?
Masyarakat /Civil Society punya hak dan akses yang
sama mengenai proses anggaran
(1) Right to observe
(2) Right access information
(3) Right to be participate, dan
(4) Right to be appeal/complain- Komisi KIP

Ad 2. Prinsip Akuntabilitas, terkait dengan


pertanggungjawaban publik (public accountability).
Berarti proses anggaran mulai perencanaan,
penyusunan, dan pelaksanaan harus benar-bernar
dapat dilaporkan dan dipertanggungjawaban kepada
DPRD dan masyarakat.
Ad 3. Prinsip Value for money, yakni penerapan
prinsip ekonomi, effisiensi dan efektivitas dan
penganggaran.
Ekonomis berkaitan dengan pemilihan dan
penggunaan sumber daya tertentu dengan
harga yang paling murah. Effisiensi berkaitan
dengan dana masyarakat harus menghasilkan
output yang maksimal (berdayaguna).
Efectivitas artinya penggunaan anggaran harus
mencapai target/tujuan berkenaan dengan
kepentingan publik.
IV. PENUTUP
Semoga paparan singkat ini ada manfaatnya,
dengan doa semoga majelis kita diredhai
Allah SWT.
DI A
CEH

N
N.SUMATRA TA
AN
IM
AL ESI
E.K LAW
RIAU N.SU
RI
AU

AN
AN T AN
W

C.SULAWESI MALUKU
A LI M NT
.S

W.K A
UM

JAM
BI LIM
AT

JAMBI KA
C. N
R

TA
A

A N
M A TR IM
A
S.SU AL S.KALIMANTAN IRIAN
PAPUAJAYA
BE
N GK C.K
U LAMPUNG S.SULAWESI SE.SUL
LU AWESI
C.JAVA
E.JAVA
WW.JAVA
.JAVA
BALI

DI YOGYAKARTA
W.NUSA TENGGARA E.NUSA TENGGARA

Anda mungkin juga menyukai