TUJUAN TUJUAN
PENDAHULUAN
Seseorang yang dalam keadaan tertekan karena begitu banyak beban hidup
biasanya karena sedang mengalami perubahan-perubahan situasi akan mudah
menjadi stress. Saat stress seringkali muncul emosi-emosi negatif seperti kemarahan,
ketakutan dan merasa tak berdaya.
URAIAN MATERI
A. PENGERTIAN STRESS
Apakah di maksud dengan Stress ?
Stress adalah kondisi perasaan tidak enak/tertekan baik secara fisik
maupun psikologis yang disebabkan oleh perasaan-perasaan di luar kendali
kita.Dalamkamus besar Bahasa Indonesia stress diartikan sebagai tekanan. Istilah
stress seringkali di artikan gangguan atau kekacauan mental dan emosional. Stress
sebagai respon umum terhadap perubahan, bentuknya tergantung persepsi diri tentang
persoalan perubahan.
Stress adalah respon manusia yang bersifat nonspesifik terhadap setiap tuntutan
kebutuhan yang ada dalam dirinya.
Jadi stress merupakan suatu respon fisiologik ataupun perilaku terhadap ‘stressor ‘
atau hal yang dipandang menyebabkan cekaman, gangguan keseimbangan
(homeostasis), baik internal maupun eksternal
B. STRESSOR
Dari beberapa pendapat para ahli sumber- sumber stress ada beberapa kelompok yaitu :
b. Fisiologik (dari tubuh kita ) : gangguan struktur dan jaringan , organ atau sistemik
sehingga menimbulkan fungsi tubuh tidak normal
c. Pikiran kita (pemaknaan diri dan lingkungan ) : bagaimana individu menilai atau
memaknai sebuah perubahan apakah menjadi tekanan baginya atau tidak sangat
menentukan seseorang menjadi stress atau biasa saja menghadapinya.
d. Tekanan fisik: kerja otot/ olahraga yang berat, kerja otak yang terlalu lama, dan
sebagainya.
e.Tekanan psikologis: hubungan suami istri atau orang tua anak, persaingan
antarsaudara/teman kerja, hubungan sosial lainnya, etika moral dan sebagainya.
Menurut Selye (1984) , stress bisa dibedakan atas dasar sifat stressornya,
peristiwa negative, disebut ’distress’; tetapi bisa juga stress diakibatkan peristiwa
positif, misalnya tiba-tiba mendengar mendapat undian, atau hadiah besar yang tak
terduga, dalam hal ini stressnya
Sumber stress itu sendiri terjadi karena adanya tuntutan-tuntutan untuk mencapai
target yang cukup berat dan waktu kerja yang mendesak. Stres dibedakan menjadi dua
yaitu stres yang merugikan dan merusak yang disebut distress, dan stres yang positif
dan menguntungkan, yang disebut eustres. Setiap individu mempunyai reaksi yang
berbeda terhadap jenis stres, dalam kenyataannya stres menyebabkan sebagian individu
menjadi putus asa tetapi bagi individu lain justru dapat menjadi dorongan baginya
untuk lebih baik
C. DAMPAK STRESS
Stress menampakkan diri dengan berbagai cara. Sebagai contoh, seorang individu yang sedang
stress berat mungkin mengalami tekanan darah tinggi, sariawan, jadi mudah jengkel, sulit
membuat keputusan yang bersifat rutin, kehilangan selera makan, rentan terhadap kecelakaan,
dan sebagainya.
Dampak stress dapat dikelompokkan dalam tiga kategori umum:
a. gejala fisiologis
Pengaruh gejala stres biasanya berupa gejala fisiologis. Terdapat riset yang
menyimpulkan bahwa stres dapat menciptakan perubahan dalam metabolisme,
meningkatkan detak jantung dan tarikan napas, menaikkan tekanan darah,
menimbulkan sakit kepala, dan memicu serangan jantung.
b. gejala psikologis
Stress juga muncul dalam beberapa kondisi psikologis lain, misalnya, ketegangan,
kecemasan, kejengkelan, kejenuhan, dan sikap yang suka menunda-nunda pekerjaan.
c. gejala perilaku.
Gejala stress yang berkaitan dengan perilaku meliputi perubahan dalam tingkat
produktivitas, kemangkiran, dan perputaran karyawan, selain juga perubahan dalam
kebiasaan makan, pola merokok, konsumsi alkohol, bicara yang gagap, serta
kegelisahan dan ketidakteraturan waktu tidur.
Bagaimana Stress itu muncul ? Perubahan psikososial yang berjalan begitu cepat
karena pengaruh globalisasi,modernisasi,informasi, IMTEK. Semuanya bepengaruh
pada pola hidup,moral etika. Yang tadinya bersifat sosial religius menjadi
individualis,materialistis dan sekuler. Produktif menjadi konsumtif. Perubahan
Psikososial dapat menjadi stresor psikososial yang bagi sebagian individu dapat
menimbulkan perubahan dalam kehidupannya dan berusaha untuk beradaptasi dalam
mengatasinya. Namun tidak semua individu dapat beradaptasi dan mengatasi stresor
akibat perubahan tersebut sehingga ada yang mengalami stress, gangguan penyesuaian
diri, maupun sakit.
Stress akan muncul apabila tuntutan atau keinginan kita diri kita tidak terpenuhi.
Apakah stress selalu bersifat negatif atau merugikan? Menurut para ahli tidak semua
stress bersifat negatif, tetapi ada juga yang bersifat positif.
Stress bisa menjadi positip bila stress akan memacu untuk mengatasi tantangan yang
sedang dihadapinya.
Stress juga bisa menjadi motivator yang penting dan bermanfaat dalam mencapai tujuan
atau tujuan tertentu sehingga kita berusaha keras untuk mencapainya.
Apabila kita mampu mengatasi keadaan stress, perilaku kita cenderung berorientasi
pada tugas ( task oriented ) yang intinya menghadapi tuntutan keadaan. Penyesuaian
yang berorientasi pada tugas disebut adaptasi. Namun apabila stress yang kita alami
membuat perasaan, kemampuan dan harga diri kita merasa terancam sehingga kita
merasa cemas reaksi kita cenderung pada oreintasi pembelaan ego ( ego defence-
oriented ). Penyesuaian yang beroientasi pembelaan ego disebut mekanisme pertahanan
diri atau MPE = Mekanisme pertahanan/Pembelaan Ego ( ego defence mechanisme )
Adaptasi merupakan pertahanan yang dibawa sejak lahir atau diperoleh karena
belajar dari pengalaman untuk mengatasi stress.
Cara mengatasi stress dapat berupa membatasi tempat terjadinya stress. Mengurangi,
atau menetralisasi pengaruhnya. Adaptasi adalah suatu cara penyesuaian yang
berorientasi pada tugas (task oriented ) pengertian penyesuaian diri adalah mengubah
diri sesuai dengan keadaan lingkungan, tapi juga mengubah keadaan lingkungan
sesuai dengan ( keinginan diri ) W.A Gerungan (1996).
Mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan sifatnya pasif
( autoplastis ) sebaliknya, apabila individu berusaha untuk mengubah lingkungan
sesuai dengan keinginan diri, sifatnya adalah aktif ( alloplastis ).
Tujuan Adaptasi
a. Menghadapi tuntutan secara sadar
Mekanisme pertahanan diri adalah proses tidak sadar yang dipakai untuk
melindungi diri dari kecemasan ( ansietas) sebagai reaksi individu terhadap stress
yang mengancam perasaan,kemampuan, dan harga diri individu.
Freud menggunakan istilah mekanisme pertahanan diri (defence mechanism)
untuk menunjukkan proses tak sadar yang melindungi si individu dari kecemasan
melalui pemutarbalikan kenyataan. Pada dasarnya strategi-strategi ini tidak mengubah
kondisi objektif bahaya dan hanya mengubah cara individu mempersepsi atau
memikirkan masalah itu. Jadi, mekanisme pertahanan diri merupakan bentuk
penipuan diri.
Berikut ini beberapa mekanisme pertahanan diri yang biasa terjadi dan dilakukan oleh
sebagian besar individu, terutama para remaja yang sedang mengalami pergulatan
yang dasyat dalam perkembangannya ke arah kedewasaan. Dari mekanisme
pertahanan diri berikut, diantaranya dikemukakan oleh Freud, tetapi beberapa yang
lain merupakan hasil pengembangan ahli psikoanalisis lainnya.
a. Represi
b. Supresi
d. Fiksasi
e. Regresi
Regresi merupakan respon yang umum bagi individu bila berada dalam situasi
frustrasi, setidak-tidaknya pada anak-anak. Ini dapat pula terjadi bila individu yang
menghadapi tekanan kembali lagi kepada metode perilaku yang khas bagi individu
yang berusia lebih muda. Ia memberikan respons seperti individu dengan usia yang
lebih muda (anak kecil). Misalnya anak yang baru memperoleh adik,akan
memperlihatkan respons mengompol atau menghisap jempol tangannya, padahal
perilaku demikian sudah lama tidak pernah lagi dilakukannya. Regresi barangkali
terjadi karena kelahiran adiknnya dianggap sebagai sebagai krisis bagi dirinya sendiri.
Dengan regresi (mundur) ini individu dapat lari dari keadaan yang tidak
menyenangkan dan kembali lagi pada keadaan sebelumnya yang dirasakannya penuh
dengan kasih sayang dan rasa aman, atau individu menggunakan strategi regresi
karena belum pernah belajar respons-respons yang lebih efektif terhadap problem
tersebut atau dia sedang mencoba mencari perhatian.
f. Menarik Diri
Reaksi ini merupakan respon yang umum dalam mengambil sikap. Bila individu
menarik diri, dia memilih untuk tidak mengambil tindakan apapun. Biasanya respons
ini disertai dengan depresi dan sikap apatis.
g. Mengelak
Bila individu merasa diliputi oleh stres yang lama, kuat dan terus menerus, individu
cenderung untuk mencoba mengelak. Bisa saja secara fisik mereka mengelak atau
mereka akan menggunakan metode yang tidak langsung.
Bila individu menyangkal kenyataan, maka dia menganggap tidak ada atau menolak
adanya pengalaman yang tidak menyenangkan (sebenarnya mereka sadari
sepenuhnya) dengan maksud untuk melindungi dirinya sendiri. Penyangkalan
kenyataan juga mengandung unsur penipuan diri.
i. Fantasi
Dengan berfantasi pada apa yang mungkin menimpa dirinya, individu sering merasa
mencapai tujuan dan dapat menghindari dirinya dari peristiwa-peristiwa yang tidak
menyenangkan, yang dapat menimbulkan kecemasan dan yang mengakibatkan
frustrasi. Individu yang seringkali melamun terlalu banyak kadang-kadang
menemukan bahwa kreasi lamunannya itu lebih menarik dari pada kenyataan yang
sesungguhnya. Tetapi bila fantasi ini dilakukan secara proporsional dan dalam
pengendalian kesadaraan yang baik, maka fantasi terlihat menjadi cara sehat untuk
mengatasi stres, dengan begitu dengan berfantasi tampaknya menjadi strategi yang
cukup membantu.
j. Rasionalisasi
Rasionalisasi sering dimaksudkan sebagai usaha individu untuk mencari-cari alasan
yang dapat diterima secara sosial untuk membenarkan atau menyembunyikan
perilakunya yang buruk. Rasionalisasi juga muncul ketika individu menipu dirinya
sendiri dengan berpura-pura menganggap yang buruk adalah baik, atau yang baik
adalah yang buruk.
k. Intelektualisasi
Apabila individu menggunakan teknik intelektualisasi, maka dia menghadapi situasi
yang seharusnya menimbulkan perasaan yang amat menekan dengan cara analitik,
intelektual dan sedikit menjauh dari persoalan. Dengan kata lain, bila individu
menghadapi situasi yang menjadi masalah, maka situasi itu akan dipelajarinya atau
merasa ingin tahu apa tujuan sebenarnya supaya tidak terlalu terlibat dengan persoalan
tersebut secara emosional. Dengan intelektualisasi, manusia dapat sedikit mengurangi
hal-hal yang pengaruhnya tidak menyenangkan bagi dirinya, dan memberikan
kesempatan pada dirinya untuk meninjau permasalah secara obyektif.
l. Proyeksi
Individu yang menggunakan teknik proyeksi ini, biasanya sangat cepat dalam
memperlihatkan ciri pribadi individu lain yang tidak dia sukai dan apa yang dia
perhatikan itu akan cenderung dibesar-besarkan. Teknik ini mungkin dapat digunakan
untuk mengurangi kecemasan karena dia harus menerima kenyataan akan keburukan
dirinya sendiri. Dalam hal ini, represi atau supresi sering kali dipergunakan pula.
RANGKUMAN
Stress adalah kondisi perasaan tidak enak/tertekan baik secara fisik
maupun psikologis yang disebabkan oleh perasaan-perasaan di luar kendali
kita.
Stress adalah respon manusia yang bersifat nonspesifik terhadap setiap
tuntutan kebutuhan yang ada dalam dirinya.
Secara teknis psikologik, stress didefinisikan sebagai Suatu respons
penyesuaian seseorang terhadap situasi yang dipersepsikannya
menantang atau mengancam kesejahteraan orang bersangkutan
Berikut ini beberapa mekanisme pertahanan diri yang biasa terjadi dan
dilakukan oleh sebagian besar individu; a. Represi; b. Supresi; c. Reaction;
Formation (Pembentukan Reaksi); d. Fiksasi; e. Regresi; f. Menarik Diri;
g. Mengelak; h. Denial (Menyangkal