Anda di halaman 1dari 13

BAB 9

STRESS DAN ADAPTASI

TUJUAN TUJUAN

Setelah membaca Bab 9 diharapkan anda

1. Memahami pengertian stress


2. Mengetahui stressor
3. Dapat menjelaskan dampak stress
4. Dapat menguraika bahaya stress bagi kesehatan

5. Dapat menjelaskan keterkaitan emosi dan stress


6. Dapat membuat analisa dari dinamika dan penanganan stress
7. Dapat menjelaskan jenis – jenis adaptasi terhadap stress
8. Dapat menjelaskan mekanisme pertahanan diri dan jenis-jenisnya

PENDAHULUAN

Seseorang yang dalam keadaan tertekan karena begitu banyak beban hidup
biasanya karena sedang mengalami perubahan-perubahan situasi akan mudah
menjadi stress. Saat stress seringkali muncul emosi-emosi negatif seperti kemarahan,
ketakutan dan merasa tak berdaya.

Stress bisa juga memicu munculnya gangguan-gangguan emosional seperti tidak


dapat mengendalikan emosi, agresifitas yang tinggi. Stress yang tidak dapat
ditangani secara efektif akan menyebabkan seseorang menjadi depresi yaitu keadaan
psikis individu yang diliputi perasaan yang penuh ketidakberdayaan ,sedih yang
berkepanjangjan sehingga seseorang depresi menjadi lepas kendali dan tidak mampu
melakukan aktivitas sehari-hari secara normal. Kita perlu pemahaman yang benar
tentang stress dan depresi untuk menjalani kehidupan yang lebih tenang, sehat dan
selaras di tengah beratnya permasalahan hidup.
Perubahan psikososial yang berjalan begitu cepat karena pengaruh
globalisasi,modernisasi,informasi, IMTEK. Semuanya bepengaruh pada pola
hidup,moral etika. Yang tadinya bersifat sosial religius menjadi
individualis,materialistis dan sekuler. Produktif mjd konsumtif. Perubahan
Psikososial dapat mjd stresor psikososial yang bagi sebagian individu dapat
menimbulkan perubahan dalam kehidupannya dan berusaha untuk beradaptasi dalam
mengatasinya. Namun tidak semua individu dapat beradaptasi dan mengatasi stresor
akibat perubahan tersebut shg ada yang mengalami stress, gangguan penyesuaian
diri, maupun sakit.

URAIAN MATERI
A. PENGERTIAN STRESS
Apakah di maksud dengan Stress ?
Stress adalah kondisi perasaan tidak enak/tertekan baik secara fisik
maupun psikologis yang disebabkan oleh perasaan-perasaan di luar   kendali
kita.Dalamkamus besar Bahasa Indonesia stress diartikan sebagai tekanan. Istilah
stress seringkali di artikan gangguan atau kekacauan mental dan emosional. Stress
sebagai respon umum terhadap perubahan, bentuknya tergantung  persepsi diri tentang
persoalan perubahan.

Stress adalah respon manusia yang bersifat nonspesifik  terhadap setiap  tuntutan
kebutuhan yang ada dalam dirinya.

Stress adalah kekuatan yang mendesak atau mencekam yang menimbulkan


tekanan,perubahan,ketegangan emosi dll

Secara teknis psikologik, stress didefinisikan sebagai Suatu respons penyesuaian


seseorang terhadap situasi yang dipersepsikannya menantang atau mengancam
kesejahteraan orang bersangkutan.”Stress is an adaptive response to a
situation that is perceived as challenging or threatening to the person’s well-
being”

Jadi stress merupakan suatu respon fisiologik ataupun perilaku terhadap ‘stressor ‘
atau hal yang dipandang menyebabkan cekaman, gangguan keseimbangan
(homeostasis), baik internal maupun eksternal
B. STRESSOR

Stressor adalah sumber yang dipersepsi seseorang atau sekelompok orang


memberi tekanan/cekaman terhadap keseimbangan diri mereka.

Dari beberapa pendapat para ahli sumber- sumber stress ada beberapa kelompok yaitu :

a. Lingkunganfisik : seperti suhu yang terlalu panas atau dingin,  perubahan


cuaca, cahaya yang terlalu terang/gelap, kebisingan, polusi.

b. Fisiologik (dari tubuh kita ) : gangguan struktur dan jaringan , organ atau   sistemik
sehingga menimbulkan fungsi tubuh tidak normal

c. Pikiran kita (pemaknaan diri dan lingkungan ) : bagaimana individu menilai atau
memaknai sebuah perubahan apakah menjadi tekanan baginya atau tidak sangat
menentukan seseorang menjadi stress atau biasa saja menghadapinya.

d.  Tekanan fisik: kerja otot/ olahraga yang berat, kerja otak yang terlalu lama, dan
sebagainya.

e.Tekanan psikologis: hubungan suami istri atau orang tua anak, persaingan
antarsaudara/teman kerja, hubungan sosial lainnya, etika moral dan sebagainya.

f.   Tekanan sosial ekonomi : kesulitan ekonomi, rasialisme, dan sebagainya.

Menurut Selye (1984) , stress bisa dibedakan atas dasar sifat stressornya,
peristiwa negative, disebut ’distress’; tetapi bisa juga stress diakibatkan peristiwa
positif, misalnya tiba-tiba mendengar mendapat undian, atau hadiah besar yang tak
terduga, dalam hal ini stressnya

Sumber stress itu sendiri terjadi karena adanya tuntutan-tuntutan untuk mencapai
target yang cukup berat dan waktu kerja yang mendesak. Stres dibedakan menjadi dua
yaitu stres yang merugikan dan merusak yang disebut distress, dan stres yang positif
dan menguntungkan, yang disebut eustres. Setiap individu mempunyai reaksi yang
berbeda terhadap jenis stres, dalam kenyataannya stres menyebabkan sebagian individu
menjadi putus asa tetapi bagi individu lain justru dapat menjadi dorongan baginya
untuk lebih baik
C. DAMPAK STRESS
Stress menampakkan diri dengan berbagai cara. Sebagai contoh, seorang individu yang sedang
stress berat mungkin mengalami tekanan darah tinggi, sariawan, jadi mudah jengkel, sulit
membuat keputusan yang bersifat rutin, kehilangan selera makan, rentan terhadap kecelakaan,
dan sebagainya.
Dampak stress dapat dikelompokkan dalam tiga kategori umum:
a. gejala fisiologis
Pengaruh gejala stres biasanya berupa gejala fisiologis. Terdapat riset yang
menyimpulkan bahwa stres dapat menciptakan perubahan dalam metabolisme,
meningkatkan detak jantung dan tarikan napas, menaikkan tekanan darah,
menimbulkan sakit kepala, dan memicu serangan jantung.

b. gejala psikologis
Stress juga muncul dalam beberapa kondisi psikologis lain, misalnya, ketegangan,
kecemasan, kejengkelan, kejenuhan, dan sikap yang suka menunda-nunda pekerjaan.
c. gejala perilaku.
Gejala stress yang berkaitan dengan perilaku meliputi perubahan dalam tingkat
produktivitas, kemangkiran, dan perputaran karyawan, selain juga perubahan dalam
kebiasaan makan, pola merokok, konsumsi alkohol, bicara yang gagap, serta
kegelisahan dan ketidakteraturan waktu tidur.

D. Bahaya Stress Bagi Kesehatan


Stress normal sebenarnya merupakan reaksi alamiah yang berguna, karena stress akan
mendorong kemampuan seseorang untuk mengatasi kesulitan atau probelm
kehidupan.tetapi dalam kehidupan dunia modern ini, banyak persaingan, tuntutan, dan
tantangan yang menumpuk menjadi tekanan dan beban stress ( ketegangan bagi semua
orang ).
Jika tekanan stress terlampau hingga melampaui daya tahan indvidu, maka akan timbul
gejala-gejala seperti sakit kepala, gampang marah,tidak bisa tidur; gejala-gejala itu
merupakan reaksi non-spesifik pertahanan diri dan ketegangan jiwa itu akan
merangsang kelenjar anak ginjal (corfex )untuk melepaskan hormon adrenalin dan
memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah menjadi
naik dan aliran darah menjadi naik dan aliran darah ke otak , paru-paru dan otot perifer
meningkat.
Jika stress  berlangsung cukup lama, tubuh akan berusaha mengadakan penyesuaian
sehingga timbul perubahan patologis. ( general adaptation syndrome) gejala-gejala
patologis yang muncul dapat berupa hipertensi, serangan jantung, lambung, asma,
eksim, kanker, dan sebagainya. Jika sudah timbul hipertensi stress tetap berlangsung,
sehingga bertambahlah risiko komplikasi serangan jantung atau stroke otak yang dapat
berakibat fatal ( kelumpuhan atau bahkan dapat meninggal dunia ).

C. Keterkaitan Emosi dan Stress

Ketika seseorang mengalami peristiwa-peristiwa yang di luar harapannya dan


mendatangkan perubahan yang cukup besar pada sendi-sendi kehidupannya biasanya
orang tersebut merasa ketertekanan dan perasaan tidak nyaman. Dari kondisi seperti
inilah seringkali stress muncul. Apabila stress ini tidak dapat diatasi dengan baik dalam
waktu yang relatif lama maka terjadilah ketegangan-ketegangan psikis sampai
munculnya emosi-emosi negatif seperti gelisah, resah, ketakutan bahkan panik.

E. Dinamika dan Penanganan Stress

Bagaimana Stress itu muncul ? Perubahan psikososial yang berjalan begitu cepat
karena pengaruh globalisasi,modernisasi,informasi, IMTEK. Semuanya bepengaruh
pada pola hidup,moral etika. Yang tadinya bersifat sosial religius menjadi
individualis,materialistis dan sekuler. Produktif menjadi konsumtif. Perubahan
Psikososial dapat menjadi stresor psikososial yang bagi sebagian individu dapat
menimbulkan perubahan dalam kehidupannya dan berusaha untuk beradaptasi dalam
mengatasinya. Namun tidak semua individu dapat beradaptasi dan mengatasi stresor
akibat perubahan tersebut sehingga ada yang mengalami stress, gangguan penyesuaian
diri, maupun sakit.

Stress akan muncul apabila tuntutan atau keinginan kita diri kita tidak terpenuhi.

Apakah stress selalu bersifat negatif atau merugikan? Menurut para ahli tidak semua
stress bersifat negatif, tetapi ada juga yang bersifat positif.

Stress bisa menjadi positip bila stress akan memacu untuk mengatasi tantangan yang
sedang dihadapinya.
Stress juga bisa menjadi motivator yang penting dan bermanfaat dalam mencapai tujuan
atau tujuan tertentu sehingga kita berusaha keras untuk mencapainya.

Apabila kita mampu mengatasi keadaan stress, perilaku kita cenderung berorientasi
pada tugas ( task oriented ) yang intinya menghadapi tuntutan keadaan. Penyesuaian
yang berorientasi pada tugas disebut adaptasi. Namun apabila stress yang kita alami
membuat perasaan, kemampuan dan harga diri kita merasa terancam sehingga kita
merasa cemas reaksi kita cenderung pada oreintasi pembelaan ego ( ego defence-
oriented ). Penyesuaian yang beroientasi pembelaan ego disebut mekanisme pertahanan
diri atau MPE = Mekanisme pertahanan/Pembelaan Ego ( ego defence mechanisme )

1. Adaptasi ( Mekanisme Penyesuaian Diri )

Adaptasi merupakan pertahanan yang dibawa sejak lahir atau diperoleh karena
belajar dari pengalaman untuk mengatasi stress.
Cara mengatasi stress dapat berupa membatasi tempat terjadinya stress. Mengurangi,
atau menetralisasi pengaruhnya. Adaptasi adalah suatu cara penyesuaian yang
berorientasi pada tugas (task oriented ) pengertian penyesuaian diri adalah mengubah
diri sesuai dengan keadaan lingkungan, tapi juga mengubah keadaan lingkungan
sesuai dengan ( keinginan diri ) W.A Gerungan (1996).
Mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan sifatnya pasif
( autoplastis ) sebaliknya, apabila individu berusaha untuk mengubah lingkungan
sesuai dengan keinginan diri, sifatnya adalah aktif ( alloplastis ).

Penyesuaian diri adalah usaha atau perilaku yangtujuannya mengatasi kesulitannya


dan hambatan ( Soeharto Heerjan 1987 )

 Tujuan Adaptasi
a. Menghadapi tuntutan secara sadar

b. Menghadapi tuntutan secara Realistik

c.  Menghadapi tuntutan secara Objektif

 d. Menghadapi tuntutan secara Rasional


2. Jenis Adaptasi

a. adapatasi fisiologik bisa terjadi secara local atau umum

b. adaptasi psikologis bisa terjadi secara

- Sadar : individu mencoba memecahkan/menyesuaikan diri dengan masalah

- Tidak sadar : individu menggunakan mekanisme pertahanan diri   (defence


mechanism)

- gejala fisik /konversi atau psikofisiologik/psikosomatik

3. Mekanisme Pertahanan diri

Mekanisme pertahanan diri adalah proses tidak sadar yang dipakai untuk
melindungi diri dari kecemasan ( ansietas) sebagai reaksi individu terhadap stress
yang mengancam perasaan,kemampuan, dan harga diri individu.
Freud menggunakan istilah mekanisme pertahanan diri (defence mechanism)
untuk menunjukkan proses tak sadar yang melindungi si individu dari kecemasan
melalui pemutarbalikan kenyataan. Pada dasarnya strategi-strategi ini tidak mengubah
kondisi objektif bahaya dan hanya mengubah cara individu mempersepsi atau
memikirkan masalah itu. Jadi, mekanisme pertahanan diri merupakan bentuk
penipuan diri.
Berikut ini beberapa mekanisme pertahanan diri yang biasa terjadi dan dilakukan oleh
sebagian besar individu, terutama para remaja yang sedang mengalami pergulatan
yang dasyat dalam perkembangannya ke arah kedewasaan. Dari mekanisme
pertahanan diri berikut, diantaranya dikemukakan oleh Freud, tetapi beberapa yang
lain merupakan hasil pengembangan ahli psikoanalisis lainnya.
a. Represi

Represi didefinisikan sebagai upaya individu untuk menyingkirkan frustrasi, konflik


batin, mimpi buruk, krisis keuangan dan sejenisnya yang menimbulkan kecemasan.
Bila represi terjadi, hal-hal yang mencemaskan itu tidak akan memasuki kesadaran
walaupun masih tetap ada pengaruhnya terhadap perilaku. Jenis-jenis amnesia tertentu
dapat dipandang sebagai bukti akan adanya represi. Tetapi represi juga dapat terjadi
dalam situasi yang tidak terlalu menekan. Bahwa individu merepresikan mimpinya,
karena mereka membuat keinginan tidak sadar yang menimbulkan kecemasan dalam
dirinya. Sudah menjadi umum banyak individu pada dasarnya menekankan aspek
positif dari kehidupannya. Beberapa bukti, misalnya:

1) Individu cenderung untuk tidak berlama-lama untuk mengenali sesuatu


yang tidak menyenangkan, dibandingkan dengan hal-hal yang menyenangkan,
2) Berusaha sedapat mungkin untuk tidak melihat gambar kejadian
yang  menyesakkan dada,
3)   Lebih mudah mengingat hal-hal positif daripada yang negatif,

b. Supresi

Supresi merupakan suatu proses pengendalian diri yang terang-terangan ditujukan


menjaga agar impuls-impuls dan dorongan-dorongan yang ada tetap terjaga (mungkin
dengan cara menahan perasaan itu secara pribadi tetapi mengingkarinya secara
umum). Individu sewaktu-waktu mengesampingkan ingatan-ingatan yang
menyakitkan agar dapat menitik beratkan kepada tugas, ia sadar akan pikiran-pikiran
yang ditindas (supresi) tetapi umumnya tidak menyadari akan dorongan-dorongan
atau ingatan yang ditekan (represi)

c. Reaction Formation (Pembentukan Reaksi)

Individu dikatakan mengadakan pembentukan reaksi adalah ketika dia berusaha


menyembunyikan motif dan perasaan yang sesungguhnya (mungkin dengan cara
represi atau supresi), dan menampilkan ekspresi wajah yang berlawanan dengan yang
sebetulnya. Dengan cara ini individu tersebut dapat menghindarkan diri dari
kecemasan yang disebabkan oleh keharusan untuk menghadapi ciri-ciri pribadi yang
tidak menyenangkan. Kebencian, misalnya tak jarang dibuat samar dengan
menampilkan sikap dan tindakan yang penuh kasih sayang, atau dorongan seksual
yang besar dibuat samar dengan sikap sok suci, dan permusuhan ditutupi dengan
tindak kebaikan.

d. Fiksasi

Dalam menghadapi kehidupannya individu dihadapkan pada suatu situasi menekan


yang membuatnya frustrasi dan mengalami kecemasan, sehingga membuat individu
tersebut merasa tidak sanggup lagi untuk menghadapinya dan membuat
perkembangan normalnya terhenti untuk sementara atau selamanya. Dengan kata lain,
individu menjadi terfiksasi pada satu tahap perkembangan karena tahap berikutnya
penuh dengan kecemasan. Individu yang sangat tergantung dengan individu lain
merupakan salah satu contoh pertahan diri dengan fiksasi, kecemasan menghalanginya
untuk menjadi mandiri. Pada remaja dimana terjadi perubahan yang drastis seringkali
dihadapkan untuk melakukan mekanisme ini.

e. Regresi
Regresi merupakan respon yang umum bagi individu bila berada dalam situasi
frustrasi, setidak-tidaknya pada anak-anak. Ini dapat pula terjadi bila individu yang
menghadapi tekanan kembali lagi kepada metode perilaku yang khas bagi individu
yang berusia lebih muda. Ia memberikan respons seperti individu dengan usia yang
lebih muda (anak kecil). Misalnya anak yang baru memperoleh adik,akan
memperlihatkan respons mengompol atau menghisap jempol tangannya, padahal
perilaku demikian sudah lama tidak pernah lagi dilakukannya. Regresi barangkali
terjadi karena kelahiran adiknnya dianggap sebagai sebagai krisis bagi dirinya sendiri.
Dengan regresi (mundur) ini individu dapat lari dari keadaan yang tidak
menyenangkan dan kembali lagi pada keadaan sebelumnya yang dirasakannya penuh
dengan kasih sayang dan rasa aman, atau individu menggunakan strategi regresi
karena belum pernah belajar respons-respons yang lebih efektif terhadap problem
tersebut atau dia sedang mencoba mencari perhatian.

f. Menarik Diri
Reaksi ini merupakan respon yang umum dalam mengambil sikap. Bila individu
menarik diri, dia memilih untuk tidak mengambil tindakan apapun. Biasanya respons
ini disertai dengan depresi dan sikap apatis.
g. Mengelak
Bila individu merasa diliputi oleh stres yang lama, kuat dan terus menerus, individu
cenderung untuk mencoba mengelak. Bisa saja secara fisik mereka mengelak atau
mereka akan menggunakan metode yang tidak langsung.

h. Denial (Menyangkal Kenyataan)

Bila individu menyangkal kenyataan, maka dia menganggap tidak ada atau menolak
adanya pengalaman yang tidak menyenangkan (sebenarnya mereka sadari
sepenuhnya) dengan maksud untuk melindungi dirinya sendiri. Penyangkalan
kenyataan juga mengandung unsur penipuan diri.

i. Fantasi
Dengan berfantasi pada apa yang mungkin menimpa dirinya, individu sering merasa
mencapai tujuan dan dapat menghindari dirinya dari peristiwa-peristiwa yang tidak
menyenangkan, yang dapat menimbulkan kecemasan dan yang mengakibatkan
frustrasi. Individu yang seringkali melamun terlalu banyak kadang-kadang
menemukan bahwa kreasi lamunannya itu lebih menarik dari pada kenyataan yang
sesungguhnya. Tetapi bila fantasi ini dilakukan secara proporsional dan dalam
pengendalian kesadaraan yang baik, maka fantasi terlihat menjadi cara sehat untuk
mengatasi stres, dengan begitu dengan berfantasi tampaknya menjadi strategi yang
cukup membantu.

j. Rasionalisasi
Rasionalisasi sering dimaksudkan sebagai usaha individu untuk mencari-cari alasan
yang dapat diterima secara sosial untuk membenarkan atau menyembunyikan
perilakunya yang buruk. Rasionalisasi juga muncul ketika individu menipu dirinya
sendiri dengan berpura-pura menganggap yang buruk adalah baik, atau yang baik
adalah yang buruk.

k. Intelektualisasi
Apabila individu menggunakan teknik intelektualisasi, maka dia menghadapi situasi
yang seharusnya menimbulkan perasaan yang amat menekan dengan cara analitik,
intelektual dan sedikit menjauh dari persoalan. Dengan kata lain, bila individu
menghadapi situasi yang menjadi masalah, maka situasi itu akan dipelajarinya atau
merasa ingin tahu apa tujuan sebenarnya supaya tidak terlalu terlibat dengan persoalan
tersebut secara emosional. Dengan intelektualisasi, manusia dapat sedikit mengurangi
hal-hal yang pengaruhnya tidak menyenangkan bagi dirinya, dan memberikan
kesempatan pada dirinya untuk meninjau permasalah secara obyektif.

l. Proyeksi
Individu yang menggunakan teknik proyeksi ini, biasanya sangat cepat dalam
memperlihatkan ciri pribadi individu lain yang tidak dia sukai dan apa yang dia
perhatikan itu akan cenderung dibesar-besarkan. Teknik ini mungkin dapat digunakan
untuk mengurangi kecemasan karena dia harus menerima kenyataan akan keburukan
dirinya sendiri. Dalam hal ini, represi atau supresi sering kali dipergunakan pula.

RANGKUMAN
 Stress adalah kondisi perasaan tidak enak/tertekan baik secara fisik
maupun psikologis yang disebabkan oleh perasaan-perasaan di luar   kendali
kita.
Stress adalah respon manusia yang bersifat nonspesifik  terhadap setiap
tuntutan kebutuhan yang ada dalam dirinya.
Secara teknis psikologik, stress didefinisikan sebagai Suatu respons
penyesuaian seseorang terhadap situasi yang dipersepsikannya
menantang atau mengancam kesejahteraan orang bersangkutan

 Stressoradalah sumber yang dipersepsi seseorang atau sekelompok orang


memberi tekanan/cekaman terhadap keseimbangan diri mereka.
Dari beberapa pendapat para ahli sumber- sumber stress ada beberapa
kelompok yaitu :
Lingkungan fisik
Fisiologik (dari tubuh kita
Pikiran kita (pemaknaan diri dan lingkungan )
Tekanan fisik
Tekanan psikologis
Tekanan sosial ekonomi
Menurut Selye (1984) , stress bisa dibedakan atas dasar sifat stressornya,
peristiwa negative, disebut ’distress’; tetapi bisa juga stress diakibatkan
peristiwa positif, misalnya tiba-tiba mendengar mendapat undian, atau hadiah
besar yang tak terduga, dalam hal ini stressnya
 Dampak stress dapat dikelompokkan dalam tiga kategori umum: a. gejala
fisiologis; b. gejala psikologis; c. gejala perilaku.
 Bahaya Stress Bagi Kesehatan adalah Jika tekanan stress terlampau hingga
melampaui daya tahan indvidu, maka akan timbul gejala-gejala seperti sakit
kepala, gampang marah,tidak bisa tidur; gejala-gejala itu merupakan reaksi
non-spesifik pertahanan diri dan ketegangan jiwa itu
Jika stress  berlangsung cukup lama, tubuh akan berusaha mengadakan
penyesuaian sehingga timbul perubahan patologis. ( general adaptation
syndrome) gejala-gejala patologis yang muncul dapat berupa hipertensi,
serangan jantung, lambung, asma, eksim, kanker, dan sebagainya
 Keterkaitan Emosi dan Stress adalah Apabila stress ini tidak dapat diatasi
dengan baik dalam waktu yang relatif lama maka terjadilah ketegangan-
ketegangan psikis sampai munculnya emosi-emosi negatif seperti gelisah,
resah, ketakutan bahkan panik.
 Dinamika dan Penanganan Stress
Perubahan Psikososial dapat menjadi stresor psikososial yang bagi sebagian
individu dapat menimbulkan perubahan dalam kehidupannya dan berusaha
untuk beradaptasi dalam mengatasinya.Namun tidak semua individu dapat
beradaptasi dan mengatasi stresor akibat perubahan tersebut sehingga ada yang
mengalami stress, gangguan penyesuaian diri, maupun sakit.

 Mengatasi keadaan stress dengan perilaku cenderung berorientasi pada tugas (


task oriented ) yang intinya menghadapi tuntutan keadaan. Penyesuaian yang
berorientasi padatugas disebut adaptasi.
 apabila stress yang kita alami membuat perasaan, kemampuan dan harga diri
kita merasa terancam sehingga kita merasa cemas reaksi kita cenderung pada
oreintasi pembelaan ego ( ego defence-oriented ). Penyesuaian yang
beroientasi pembelaan ego disebut mekanisme pertahanan diri atau MPE =
Mekanisme pertahanan/Pembelaan Ego ( ego defence mechanisme )
 Adaptasi ada dua yaitu; a.mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan
sifatnya pasif ( autoplastis ), b.Individu berusaha untuk mengubah lingkungan
sesuai dengan keinginan diri, sifatnya adalah aktif ( alloplastis ).
 Tujuan Adaptasi : a. Menghadapi tuntutan secara sadar; b. Menghadapi
tuntutan secara Realistik; c.  Menghadapi tuntutan secara Objektif;
d. Menghadapi tuntutan secara Rasional
 Mekanisme pertahanan diri adalah proses tidak sadar yang dipakai untuk
melindungi diri dari kecemasan ( ansietas) sebagai reaksi individu terhadap
stress yang mengancam perasaan,kemampuan, dan harga diri individu.

 Berikut ini beberapa mekanisme pertahanan diri yang biasa terjadi dan
dilakukan oleh sebagian besar individu; a. Represi; b. Supresi; c. Reaction;
Formation (Pembentukan Reaksi); d. Fiksasi; e. Regresi; f. Menarik Diri;
g. Mengelak; h. Denial (Menyangkal

Anda mungkin juga menyukai