. .. . . . ..
•.
•
• PERATURAN DAERAH •
KABUPATENHALMAHERATENGAH
PROVINSI MALUKV UTARA
NOMOR 5 TAHUN 2016
•
TENTANG
PENGELOLAAN SAMPAH DAN KEBERSIHAN
DI KABUPATEN HALMAUERA TENGAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
.
14. Peraturan Pernerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang
.
. Tata ...
•
Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah ( Lembaran
•
••
Negara; .
.�. . . . .. ·� •, ·'
..
. . . . ,� . '-
. Tahu
n No07 r · 112 Tambahan
Lembaran ··. .
• ,
20 mo .. . . . g Ne a r a .'; ' . , ,
• I
.
' . .' . . . , . .. . ..
• Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis
Sampah Rumah Tangga ( Lembaran Negara Tahun
2012
Nomor 188 Tambahan Lembaran Negara Nomor
5347);
16. Peraturan Pemerintah Dalam Negeri Nomor 33
Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan
Sampah Umum Daerah (Berita Negara Tahun 2010
Nomor 274);
17. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16
Tahun
2011 tentang Pedoman Materi Muatan
Rancangan
Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Sarnpah
Rumah Tangga dan Sarnpah SejenisSarnpah Rumah
Tangga (Berita Negara Tahun 2011 Nomor 933);
18. PeraturanMenteri Pekerjaan Umum Nomor
03/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan
Prasarana dan Sarana Persampahan dalam
Penanganan Sarnpah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Saropah Rumah Tangga;
19. Peraturan Menteri Dalarn Negeri Nomor 80 Tahun 2015
Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Tahun 2015 Nomor 2036);
20. Peraturan Daerah Kabupaten Halrnahera Tengah Nomor 1
Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
_
- Kabupal:en Halrnahera Tengah Tahun 2010-2030
(Lembaran Daerah Tahun 2012 Nomor ... )
•
.�. ' . .- .. .
•
. ·' . . . •. ' .
dan
•
. 'BUPATI HALMAHERA TENGAH
•
•
MEMUTUSKAN :
TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH
Menetapken :PERATURAN DAERAll
DAN KEBERSIHAN DI KOTA WEDA KABUPATEN
HALMAHERA TENGAH
BABI KETENTUAN
UMUM Pesal 1
12. Kawasan kh�sus adal�h wilayah yang bersifat khusus yang digunakan
untuk kepentingan nas1onal/berskala nasional;
•
. .
.. . ·•
. . .
. I • ' . .
(4). Tata cara pengurangan sampah diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Bupati Halmahera Tengah.
Pasal 11
Produsen yang melakukan kegiatan usaha wajib melakukan pembatasan
timbulan sampah dengan:
a. menyusun rencana dan/atau program pembatasan timbulan
sampahsebagai bagian usaha dan/atau kegiatannya; dan/atau
b. Menghasilkan produk dengan menggunakan kemasan yang mudah diurai
oleh proses alam dan yang menimbulkan sampah sesedikit mungkin.
Pasal 12
(1). Produsen yang melakukan kegiatan usaha wajib melakukan pembatasan
timbulan sampah dengan:
a. menyusunrencana dan/atau program pembatasan timbulan sampah •
Pasal 13
Produsen yang melakukan kegiatan usaha wajib melakukan pemanfaatan
kembali sampah dengan:
a. menyusun rencana dan/atau program pernanfaatan kembali ah
sebagai b · d · saha samp
agian an u dan/atau kegiatannya sesuai dengan kebijakan
•
•
jcsJ Dipindai dengan CamScanner
dan strategi pengelolaan sampah berdasarkan peraturan perundang -
: . ' '
•
•
undangan:• . .. . ·. · .·.' . . ., ...... -.. · '·'. . . .
. . '·. . .,,. b. menggunakan bahan baku produksi yang dapat_digµqajsa.i:i .ulang; dru:i� atau, o,.,_.,,: ·
,•
-·..· •
Bagian Ketiga
Penaoganan Sampah
Pasal 14
Penanganan sampah meliputi kegiatan:
a. pemilahan;
b. pengumpulan; c.
pengangkutan; d.
pengolahan;dan
e. pemrosesan akhir sampah
Pasal 15
) (1) Pemilahan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf a
dilakukan oleh:
a. setiap orang pada sumbernya:
b. pengelolaan kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan
industri,kawasan khusus, fasilitas umum,fasilitas sosial, dan fasilitas
lainnya; dan
c. Pemerintah Daerah.
• •
(5) Pemilahan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4)
harus
menggunakan sarana yang memenuhi persyaratan :
•
jcsJ Dipindai dengan CamScanner
a. jumlah sarana sesuai jenis pengelompokan . sampah sebagaimana
. .. . ' . ' .. .
dimaksud pada ayat (2); . . . • •
. - . . • I . \ .
�
'
•"•),',· I • ' T�'�.... . ,.
, � >-1'. ' • •"' \' ,./ .
, �- •
.I
-·. . , .�·. ;,, ,., ·, · ,,b, «liberi. label .atau tanda; dan ·. .,,. · · · . . . . · · , · ,.�,; '•"· , •' f�• ,>; \• . ••.I "•':' ' ...
� .,
•
: - ! . • - • . ' . .• ...
••
'
, · ·. · · c. bahan, bentuk, dan warna wadah. . .'.
'
PasaJ 16 ·
(1) Pengumpulan sampah sebagaimana dirnaksud dalam pasal 14 huruf b
dilakukan oleh :
a. Pengelola kawasan permukiman, kawasan · komersial, kawasan industri,
kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas social, dan fasilitas lainnya;
dan
b. Pemerintah Daerah.
(4) TPS dan /atau TPS 3R sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
harus memenuhi persyaratan :
- a. Tersedianya sarana untuk mengelompokan sampah menjadi paling
sedikit 5 (lima) jenis sampah;
b. Luas lokasi dan kapasitas sesuai kebutuhan;
c. Lokasinya mudah diakses;
d. Tidak mencemari lingkungan ;dan
e. Memilikijadwal pengumpulan dan pengangkutan.
Pasal 17
, ·, i (1) Pengangkutan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf c
dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan lembaga pengelola yang dibentuk
oleh masyarakat.
(2) Pemerintah Daerah da)am melakukan pangangkutan sampah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ;
a Menyediakan alat angkutan sampah termasuk untuk sampah terpilih
yang tidak mencemari lingkungan; dan
b. Melakukan pengankutan sampah dari TPS dan/ atau TPS 3R ke TPA
atau TPST.
(3) Lembaga pengelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan
pengankutan sampah dari sumber ke TPS dan/atau TPS 3R.
•
•
. . . � antara. . .. . '. . . .. . .
.', ., .... Pasal 18
Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial,kawasan industri, ·
· · kawasan khusus, fasilitae umum, fasilitas sosial dan fasilitas lainnya serta
3
setiap orang yang menghasilkan sampah Jebih dari 30M (tiga puluh meter
kubik) setiap bulan, wajib membuang sendiri sampah ke TPST atau TPA.
PasaJ
19
(1) Pengolahan sampah sebagaimana dimaksud dalarn pasal 14 huruf
d meliputi kegatan:
a.
Pemadatan;
b.
Pengoposan;
c. Daur uJang materi; dan/
atau d. Daur uJang energy.
\
(2) Sampah yang tidak dapat diolah melalui kegiatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditimbun di
TPA.
(3) Pengolahan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh:
a. Setiap orang pada
surnbernya;
b. Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan
industri, kawasan khusus. Fasilitas umum, fasilitas sosial dan
fasilitas lainnya;
dan
c. Pemerintah
Daerah.
(4) Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri,
kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya
wajib menyediakan fasilitas pengolahan sampah skala kawasan
yang berupa TPS 3R.
(SJ Pemerintah Daerah wajib menyediakan fasilitas pengolahan sampah pada
wilayah pet mukiman
berupa :
) a. TPS 3R;
b. SPA;
c. TPA dan/ atau
d. TPST.
Pasal2
0
(1) Pemrosesan akhir sampah sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 huruf
e dilakukan menggunakan :
a. Metode lahan urug saniter; dan/ atau
b. Teknologi ramah lingkungan.
(2) Pemrosesan akhir sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan
oleh Peroerintah Daerah.
•
• •
PasaJ 23
(1) Kegiatan penyediaan fasilitas pengolahan dan pemrosesan akhir sampah
melalui tahapan:
a. Perencanaan;
b. Pembangunan; dan
c. Pengoperasian dan pemeliharaan.
(2) Pembangunan sebagaimana dirnaksud pada ayat (1) huruf b meliputi
kegiatan:
a. Konstruksi;
b. Supervisi; dan
c. Uji coba.
•
'
Bagieo keempat
Pengelola Sempah
Pesal 25
'
(1) Pemerintah Daerah dalam melakukan penanganan sampah sebagaimana
' dimaksud dalam pasal 14 dapat membentuk Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Pemerintah Daerah memfasilitasi pembentukan lembaga pengelola sampah
yang dibentuk oleh masyarakat, dengan pembagian sebagai berikut:
a. Tingkat Rukun Tetangga;
b. Tingkat Rukun Warga;
c. Tingkat Kelurahan;
d. Tingkat Kecaroatan.
(3) Pemerintah Daerah memfasilitasi pembentukan lembaga pengelola sampah
di kawasan komersial, kawasan industri, fasilitas umum, fasilitas sosial,
dan fasilitas lainnya, sesuai dengan kebutuhan.
PaS8l 26
(1) Lembaga pengelola sampah tingkat Rukun Tetangga (RT) sebagaimana
_) dimaksud dalam pasal 25 ayat (2) huruf a mempunyai tugas:
a. Memfasilitasi tersedianya tempat sampah rumah tangga dimasing•
masing rumah tangga dan alat angkut dari tempat sampah rumah
tangga ke TPS; dan
b. Menjadi terwujudnya tertib pemilahan sampah dimasing-masing rumah
tangga.
Pasal 27
Lembaga pengelola sampah sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 25 ayat (3)
pada kawasan komersial, kawasan industri, fasilitas umum, fasilitas sosial
dan fasilitas lainnya mempunyai tugas :
a. menyediakan tempat sarnpah rumah tangga di masing - masing kawasan;
b. mengangkut sampah dari surnber sarnpah ke TPS/TPST atau ke TPA; dan
c. rnenjamin terwujudnya tertib pemilihan sampah. ·
BAB IV
. .
PERJzlNAN •
Pasal 28
(1) Setiap orang Ibadan yang melakukan kegiatan usaha pengelo)aan sampah
wajib memiliki izin dari Pemerintah Daerah.
(2) Tata cara pemberian izin kegiatan usaha pengelolaan sarnpah sebagaimana
_) dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati Halmahera Tengah dengan berpedoman pada
peraturan Perundang - undangan yang berlaku.
BABW
PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
Pasal 29
(1) Dalam rangka mendukung kegiatan pengelolaan sampah,
Pemerintaha Daerah dapat melakukan penelitian, pengembangan dan
penerapan teknologi ramah lingkungan.
.danf.atau.,
. . c, . badan. usaha; '. ' ,, .o ,..
•
• I " • • •, • '
'
kat Yang . bergerak di . bidang pengelolaan.. ,,·: ·.; ,, .
masyara
BAB
VDl
SISTEM
INFORMASI
Pasal
30
(1) Pemerintah Daerah menyedia!{an informasi mengenai pengelolaan
sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga.
(3) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dapat diakses o
setiap orang.
•
•
BAB IX
PERAN
MASYARAKAT
Pasal
31
_)
(1) Masyarakat berperan serta dalam proses pengamblan keputusan,
penyelenggaraan, dan pengawasan dalam kegatan pengelolaan
sampah ruroah tangga dan saropah sejenis sampah rumah tangga
yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah,
(2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat berupa:
a. pemberian usul, pertimbangan, dan/ atau saran kepada
Pemerintah
Daerah dalam kegiatan pengelolaan sampah;
b. pemberian saran dan pendapat dalam perumusan kebijakan dan
strategi pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis
sampah rumah tangga;
BABX
nMBINAAN
Pasal 32
Bupati melakukan pembinaan kepada masyarakat dalam pengelolaan sampah
melalui:
a. bantuan teknis;
b. bimbingan teknis;
c. diseminasi peraturan perundang - undangan dan pedoman dibidang
pengelolaan sampah; dan/atau
d. pendidikan dan pelatihan di bidang pengelolaan sampah.
BAB XI
LARANGAN
• Pase) 33 •
PasaJ 35
Pemerintah Daerah memberikan disinsentif kepada lembaga, badan usaha,
dan perseorangan yang melakukan ;
a. pelanggaran terhadap larangan; dan/atau
b. pelanggaran tertib penanganan sampah.
Pasal 36
· (1) Insentif kepada lembaga dan perseorangan sebagaimana rlimaksud dalam
Pasal 34 ayat (1) dan ayat (2) dapat berupa :
a. pemberian penghargaan;
b. pemberian subsidi; dan/ atau
c. pemberian hibah bagi lembaga/kelompok masyarakat.
,.) (2) Insentif kepada badan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat
(1) dapat berupa:
a. pemberian penghargaan;
b. pemberian kemu?ahan perizinan dalam pengelolaan sampah;
c. pengurangan pajak daerah dan retribusi daerah dalam kurun waktu
tertentu;
d. penyertaan modal daerahl dan/
atau e. pemberian subsidi.
Pasal 37
(1) Disinsentif kepada lembaga dan perseorangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35 dapat berupa:
a. penghentian subsidi; dan/ atau .
b. denda dalam bentuk uang / barangjasa.
•
•
'
Passi 38
(1) Bupati melakukan penilaian kepada perseorangan, lembaga, dan badan
usaha terhadapat :
a. inovasi pengelolaan sampah:
b. pelaporan atas pelanggaran terhadap larangan;
c. pengurangan timbulan sampah;
d. tertib penangan sampah:
e. pelanggaran terhadap larangan; dam/ atau
f. pelanggaran tertib penangan sampah.
(2) dalam melakukan penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk
Tim Penilai dengan Keputusan Bupati.
Pasal 39
(1) Pemberian insentif dan disinsentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34
dan Pasal 35 disesuaikan dengan kemampuan keuangan dan kearifan
lokal setempat.
(2) Ketentuan lebih lanjut terkait tata earn pemberan insentif dan disinsentif -
sebagaimana dimaksud ada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.
• •
. Pasal 41 ·
(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan larangan s�bag�ana �imaksud
dalam Pasal 28 dan Pasal 33 dapat dikenakan sanksi administratif,
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian sanksi adroinistratif
I
diatur dengan Peraturan Bupati.
BAB XV KE'l'E.tiTUAN
PENYIDIKAN Pasal 42
(1) Selain penyidik pejabat Polri, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) tertentu
di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai
penyidik untuk melakukan · penyidikan terhadap tindak pidana
pelanggaran Peraturan Daerah ini.
(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam melaksanakan tugas
•
mempunyai wewenang :
a. menerima laporang atau pengaduan dari seseorang mengenai adanya
tindak pidana atas pelanggaran Peraturan Daerah;
b. melakukan tindakan pertama dan pemeriksaan tempat kejadian;
r
.•.. /'
c. menyuruh berhenti seseorang dan memeriksa tanda pengenal dr
tersangka;
d. melakukan penyitaan benda atau surat;
e. mengam bil siclikjari dan memotret seseorang;
f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau
saksi;
g. mendatangkan ahli yang diperlukan da)am hubungannya dengan
pemeriksaan perkara;
h. mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari
penyidik POLRI bahwa tida terdapat cukup bukti atau peristiwa
tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui
Pa•al 44
(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibansehingga merugikan
keuangan Daerah diancam dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga)
bulan atau denda paling banyak 3 (tiga) kali jumlah retribusi yang
terutang yang tidak atau kurang bayar.
_') (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.
BABXVII K&TENTIJAN
PERALDIAI'i Pasa144
Pengelola kawasan pemukiman, kawasan komersial, kawasan industri,
kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya yang
belum mempunyai fasilitas pemilahan sampah pada saat diundangkannya
Peraturan Daerah ini wajib membangun/menyediakan fasilitas pemilahan
sampah paling Jama 1 (satu) tahun sejak diundangkannya Peraturan Daerah
• •
• llll.
•
N PE ' . '
:
T NU
U
•
Petunjuk Pelaksana Peraturan Daerah ini harus ditetapkan dalam waktu
paling lambat l (satu) tahun terhitung sejak berlakunya Peraturan Daerah ini .
•
Pasal
46
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka Peraturan
Daerah Kabupaten Halmahera Tengah Nomor 04 Tahun 2011 tentang
Retribusi Jasa Umum (Lembaran Daerah Kabupaten Halmahera Tengah
Tahun 2011 Nomor
4), merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pertauran daerah
ini.
Pasal
47
Peraturan Daerah ini berlaku pada tanggal
diundangkan.
Ditetapkan di
Weda
Pada Tanggal 3 Februari
2016
Diundangkan di Weda
Pada Tanggal 19 April 2016
SEKRETARIS
DAERAH
).
KABUPATEN HAL:MAHERA
TENGAH
.
/
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 5 TAHUN
2016
•
•
•
; ATAS '
•
PERATIJRAN DAERAH
•
KABUPATEN HALAMAHERA TENGAH •
TENTANG
PENGELOLAAN SAMPAH DAN KEBERSIHAN
DI KABUPATEN HALMAHERA TENGAH
I. UMUM
•
Pasal 1
Cukupjelas
•
Pasal 2
•
Cukupjelas •
• •
I; ,
Ayat (2) •
•
Cukupjelas
Ayat (3)
Fasilitas sosial berupa, antara lain, ruroah ibadah, panti asuhan, dan
panti sosial.
Fasilitas 11m11m berupa, antara lain, terminal angkutan
stasiun kereta api, pelabuhan laut, pelabuhan udara,
pemberhentian kendaraan umum, taroan, jalan, dan trotoar.
Yang termasuk fasilitas lain yang tidak terrnasuk kawasan komersial,
kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum
J
antara Iain rumah tahanan,lembaga perrnasyarakatan, rumah sakit,
klinik, pusat kesehatan masyarakat, kawasan pendidikan, kawasan
pariwisata, kawasan berikat, dan pusat kegiatan olah raga.
Pasal 3
Yang diroaksud dengan "asas tanggung jawab" adalah bahwa
Pemerintah Daerah mempunyai tangung jawab pengelolan sampah
dalam mewujudkan hak masy�akat terhdap lingkungan hidup yang
baik dan sehat sebagairnana diamanatkan dalam pasal 28H ayat (1)
Undang _ Undang oasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 .
•
,•
Pasal 4
Cukupjelas
Pasal 5
Cukupjelas
Pasal6 •
•
'
jcsJ Dipindai dengan CamScanner
•
· Cukup jelas
• •
•
f • • ' • •
. . . \ . .
•• Pasal 7
" '
', • I
Cukupjelas •
• ••
Pasal 8
Cukupjelas
Pasal 9
Cukupjelas
Pasal 10
Ayat (1)
hurufa
Yang dimaksud dengan "pembatasan timbulan sampah"
adalah upaya meroiniroalisasi timbulan sampah yang
dilakukan sejak sebelum dihasilkan suatu produk dan/atau
kemasan produk sampai dengan saat berakhimya
kegunaan produk dan/ atau kernasan produk. Contoh
implementasi pembatasan tirnbulan sampah antara lain:
1. penggunaan barang dan/atau kemasan yang dapat di
daur
ularig dan mudah terurai oleh proses alam; •
•
hurufb
ang dirnaksud dengan "pendauran ulang sampah" adalah
upaya y anfaatkan sampah menjadi barang yang berguna
setelah
•,I
:::iui suatu proses penge]olaan terlebih dahulu .
Ayat (2)
Cukupjelas •
•
• Pasal 12 •
Cukupjelas
Pasal 13
Penggunaan bahan baku produksi dan kemasan yang dapat diurai oleh
proses alam yang menimbulkan sesedikit mungkin sampah, dan yang
dapat didaur ulang dan/ atau diguna ulang dilakukan secara bertahap
persepuluh tahun melalui peta jalan.
Pasal 14
hurufa
hurufb
hurufc
hurufd
Yang diroaksud dengan "pengo�" adalah kegiatan mengubah
karakteristik, koIDposisi, dan/atauJumlah sampah,
hurufe
•
•
Ayat (1)
•
Cukup jelas.
Ayat (2)
hurufa
hurufb
hurufc
Cukupjelas
huruf d
Cukupjelas
huruf e
Cukupjelas
Ayat (3)
Cukupjelas
Ayat (4)
Cukupjelas
Ayat (5) •
•
• cukupjelas
..... • ' • .
• • •
Pasal 17 . ·, '
•
Cukupjelas
Pasal 18
'
Cukupjelas
Pasal 19
Cukupjelas
Pasal 20
Ayat (1)
huruf a
metode lahan urug terkendali (controlled landfill) y
pengurungan di areal pengurungan sampah, d
dipadatkan dan ditutup dengan taoah penutup sekurang
-
'kurangnya setiap tujuh hari. Metode ini merupakan metode
yang bersifat antara, sebelum mampu menerapkan metode
lahan urug
saniter (sanitary landfill).
hurufb
yang di maksud dengan lahan urung saniter (sanitaty
· ana pengurungan sampah lingkungan yang
y tu s ke .
ai ar ·
di operasikan secara sistematis, d
. . d
engan
disiapkan an madatan sampah pada area pengurugan,
penyebara d an pe .
n
serta penutupan saropah setiap hari.
,
hurufc
. .. cukUpjelas
•
. . - Ayat (2) .
Cukupjelas
Pasal 21
•
Ayat (1)
•
••
. •
'
• ..
•
Ayat (2)
. .
· Cukup
jelas •
Ayat (3)
hurufa
hurufb
hurufc
yang dimaksud dengan kemiringan zona yai� kem.iringan
lokasi
TPA berada pada kemiringan kurang dart 20"/o (dua
puluh
perseratus
).
..
hurufd
. rak dari lapangan terbang yaitu lokasi
Yang dimaksud �eng� 1�oom (tiga ribu meter) untuk lapangan
TPA berjarak lebih d":11 t turbo jet dan berjarak lebih dari
•
didarati pesawa
terbarlg yang meter) untuk lapangan terbang yang
. . ratu s
1500m
'b 1·ma .
(sen ui .
:
..
..
. · s Jam.
Je
didarati pesawat lll
. .
.
.-
�:
. hurufe
. dari permukiman yaitu jarak lokasi
••
•
.: . aksud ctengan Jarak . lkm (satu kilometer) dengan
. Yang d
d
'. ' •
. im . an art
' •
: .. '
" Jebih
• . ..
JI\·' . TPA dari pernuldnl
- .- •
. . ·;-·:r.:,
'
,
.
. . . -'·,,.. ',
sosial.
. ' •
huruff # • • '
•
Cukup •
jelas
•
hurufg
Cukup
jelas
Ayat (4)
hurufa
kantor. hurufb
'
·•
hurufc
hurufd •
.. Pasal 22
.
•
Pasal 23
Ayat (1)
� ...
" .
.
Cuku
.
p jelas.
�. . ,,.
.
>
Ayat (2)
hurufa •
••
hurufb
•
hurufc
Cukup
jelas. Pasal 24
Cukupjelas
Pasal 25
Cukupjelas •
• •
Pasal 26
Cukupjelas
Pasal 27
Cukupjelas
Pasal 28
Cukupjelas
Pasal 29
cukupjel
as
Pasal 30
cukupjelas •
Cukupjelas
Pasal 32 •
Cukupjelas
Pasal 33
Cukupjelas
Pasal 34
Cukupjelas
Pasal35 •
Cukupjelas
Pasal 36
1 ;., O' •
.
r
•
. ·1. Cukup jelas
• •
Pasal37 • •
Cukupjelas
Pasal38
Cu.kup jelas
Pasal 39
cu.kup jelas
Pasal 40
Cukupjelas
Pasal 41
· Ayat (1)
•
Ayat (2)
'. -.
.. � - . '
• hurufa
Cukupjelas •
hurufb
Cukupjeias
hurufc
hurufd
hurufe
Cukupjelas
Ayat (3)
) Cukup jelas.
Pasal 42
• Cukupjelas
Pasal 43
Cukupjelas
Pasal 44
•
Pasal 45 .
•
. ... -
.,· ·
.
-
.
'�
..I
Cukupjelas . .
•
Pasal 46
Cukupjelas
Pasal 47
Cukupjelas
.. .
-,
'
•
•
•
•
J
•
•