Anda di halaman 1dari 10

FARMAKOTERAPI II • Miscellaneous : Imatinib, cetuximab

Apt. Keni Idacahyati, M.Farm • Hormonal : Prednisone, tamoxifen


Materi 1 Nefrotoksik : oplastin
Kanker
Epidemologi Dosis Obat Kemoterapi
• 1 dari 6 penderita kanker mengalami kematian • Sebagian besar berdasarkan luas permukaan tubuh (Body
• Sel kanker membelah diri dengan cepat dan banyak, sulit Surface Area)
untuk lisis namun cepat bermitosis • Beberapa berdasarkan dosis tetap, BB, AUC, umur.
• Metastase : pertumbuhan kanker di organ lain tiba-tiba
TB ( cm ) × BB(kg)
menyebar ke organ lain secara cepat
• Sering terjadi pada perempuan → hormon estrogen &
progesteron (sebagai antioksidan) → turun + menopause →
• BSA ¿
√ 3600
• Dosis berdasarkan AUC = Target AUC x ( GFR + 25 )
kanker
Cara pemberian kemoterapi
Pengobatan Rute
Prinsip pengobatan kanker : menghilangkan sel kanker • Umumnya diberikan melalui pembuluh darah vena, dll,
dengan cepat dan sebanyak mungkin oral, dibawah kulit (subcutan), dan intratekal.
Modalitas pengobatan kanker : Waktu
Tunggal : bedah, radiasi, kemoterapi, hormon , biologi terapi, • Siklus 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu dan 4 minggu
tarfeted therapy, dll. • Jumlah siklus 4-6 siklus.
Kanker kulit/darah tidak dapat dilakukan pembedahan Dimana
Jika terapi tunggal tidak berhasil maka → terapi kombinasi • One day care /rawat singkat
Kombinasi : Bedah + kemoterapi; Radiasi + kemoterapi; • Rumah sakit /rawat inap.
Bedah + radiasi • Hospice

Terapi lokal Efek Samping


• Operasi (Stage 0) mastectomy (sebagian • Mucositis
• Pulmonary fibrosis
jaringan)/Lumpectomy (seluruh jaringan) • Nausea/vomiting
• Cardiotoxicity
• Radiasi • Diarrhea
• Local reaction
Terapi sistemik • Cystitis Sterility
• Renal failure
• Hormonal terapi • Myalgia
• Myelosuppression
• Immunoterapi • Neuropathy
• Phlebitis
• Antineoplastik kemoterapi • Alopecia

Terapi sistemik Kemoterapi Toksisitas Paru


• Kemoterapi = Pengobatan kanker dengan zat atau obat → • Bleomycin Toksisitas fatal 1-2%
berkhasiat membunuh sel kanker. • Faktor Risiko: Usia > 70, radioterapi bersamaan,
• Obat yang digunakan disebut sitostatika cyclophosphamide bersamaan, paparan sebelumnya
• Sitostatika =penghambat kerja sel yang sedang tumbuh. terhadap Bleomycin
• Obat pada umumnya diberikan secara sistemik (ke seluruh • S / S : Batuk kering, Dyspnea, tachypnea, demam,
sistem tubuh) Sianosis.
• Hasil: dengan perubahan minimal, dapat pulih jika obat
Kemoterapi + Terapi lain menghentikan
Karena keterbatasan manfaat kemoterapi ® dikombinasi • Kematian terjadi jika hipoksemia hadir.
dengan pengobatan lain untuk mengambil manfaat masing- • Mitomycin C Incidence 2,8-12%
masing : • Faktor Risiko: Sebelumnya terapi mitomycin
Kemoterapi Adjuvant : Diberikan sesudah operasi, karena • S / S: Dyspnea progresif, batuk tidak produktif, nyeri dada
kanker masih ada • Hasil: 40% meninggal karena insufisiensi paru progresif.
Kemoterapi Neo adjuvant : Diberikan sebelum operasi, 60% pulih setelah menghentikan mitomycin.
ukuran tumor besar
Kemoterapi Paliatif : Mengurangi besar tumor yang Toksisitas Nefro
menyebabkan nyeri atau sulit bernafas • Methotrexate : Monitor serum level untuk menentukan
leucovorin rescue. ↓ Dosis jika Creatinine Clearance < 60
Siklus sel kanker secara kualitatif ml/min
1. Fase pasca-Mitosis = G1 → diproduksi enzim, protein • Cyclophosphamide : Creatinine clearance < 25 ml/min →
dan RNA untuk pembentukan DNA. ↓dosis 50%
2. Fase S, yaitu fase sintesis DNA, yang jika telah lengkap • Cisplatin : Creatinine clearance < 50 ml/min → ↓dosis 50%
DNA itu terbentuk, → segera masuk kedalam • Carboplatin : CrCl 41-49 ml/min : dosis 250 mg/m2
3. B Fase pre-Mitosis = G2, di fase ini berbagai protein dan CrCl 16-40 ml/min : dosis 200 mg /m2
RNA dibuat CrCl < 15 ml/min : sebaiknya tidak diberikan
4. Fase M, yaitu fase Mitosis • Bleomycin : CrCl < 25 ml/min → ↓dosis 50% - 75%
5. Equilibrium fase G1 adalah fase G0 = fase Istirahat, → • Etoposide : CrCl < 20 ml/min diberikan 75% dari dosis
sel kanker inaktif, sehingga tidak sensitif (kemoresisten) standar
terhadap obat-obat kemoterapi.
Nausea dan Vomiting
Golongan Obat Anti Kanker Nausea dan vomiting adalah efek samping yang banyak
• Alkylating agent/anti kelat : bekerja pada siklopospamid terjadi pada kemoterapi. Dapat diminimalkan dengan
• Antimetabolit : spesifik penanganan yang tepat.
• Natural product : Vincristin Selain efek samping kemoterapi N/V pada pasien kanker
• Antitumor antibiotic : tidak digunakan untuk antibakeri, disebabkan oleh : Hypercalcemia, bowel obstruction, liver
spesifik untuk antitumor metastasis, hypomagnesemia, radiasi.

1
Untuk memilih regimen antiemetik yang tepat : Pada umumnya yang sering terjadi dan berbahaya adalah
• Penyebab N/V Infeksi. Jika suhu tubuh >38.5 ºC dan jumlah neutrophil
• Regimen kemoterapi dibawah 1000, empirik AB harus dilakukan.
• Kondisi pasien Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri gram positif dan gram
Antiemetik untuk sitostatik yang potensial menyebabkan negatif.
emesis harus diberikan secara profilaksis.
Senyawa chemotherapy yang menyebabkan demam :
Emetogenic Potential Chemotx Doxorubicin, L-Asparaginase, Azathioprine, Bleomycin,
High Emetogenic Moderate Emetogenic Cyclophosphamide, Ara-C, Dacarbazine, Dactinomycin, 6-MP,
• Cisplatin • Mitomycin-C Methotrexate, Vincristine, Vinblastine.
• Dacarbazine • Doxorubicin (low dose)
• Daunorubicin • Cyatarabine Nyeri pada pasien kanker, bisa disebabkan karena :
• Doxorubicin (moderate to • Methotrexate (high dose) - Perkembangan sel kanker
high dose) • Carboplatin - Terapi kanker ( chemotx. , radiasi, surgery )
• Cyclophosphamide (high • Mitoxantrone - Penyakit yang timbul sebagai efek samping terapi.
dose) • Ifosfamide - Sama sekali tidak berhubungan dengan kanker.
Nyeri sebagai efek samping dari kemoterapi sering terjadi
Kardiotoksisitas pada pemberian vinca alkaloid. Rasa nyeri dan panas
• Pada antracyclin paling sering, obat lain juga bisa ( burning ) terjadi pada kaki dan tangan.
al.cisplatin, Cyclophosphamide,dll Post steroid therapy pada hodgkin’s disease menimbulkan
• Akut : aritmia, perubahan EKG nyeri pada sendi bahu dan lutut.
• Kronik : kardiomiopati Mucositis sebagai efek samping chemotx. Menyebabkan nyeri
• Late : CHF pada saat pasien makan, minum, dan berbicara.

Neurologis Efek samping Dermatotoxicity


Vincristine : Neuropati perifer, kejang, paresis saraf • Vesikan: vincristin, antracyclin
Vinblastine : Neuropati perifer, kejang, paresis saraf • Handfoot syndrome: 5 FU, Xelloda
Cisplatin : Tinnitus, tuli, neuropati perifer • Rash :BCNU,Gemzar,procarbazine
Asparaginase : Kelesuan, kebingungan • Photosensitive :DTIC,mitomycin
Cyclophosphamide : mengantuk, lesu • Kuku berubah:cyclof, doxo,FU
Methotrexate : Cocok, ensefalopati • Hiperpigmentasi: doxo,5FU,
Taxan
Supportive care in chemoterapy
Gastrointestinal • Nutrition support
• Mucositis: doxorubicine,mtx, bleomycin,5 FU • Pain management
• Diare:5-fu, Cpt 11, mtx.,ara-c. • Infection
• Konstipasi: kadang kala bukan diare tetapi konstipasi • Nause/vomiting
• Diarrhea and constipation
Mucositis ( disebabkan oleh senyawa chemotherapy)
Methotrexate : efek ↑ pada infus yang lama, penurunan Materi 2
fungsi ginjal , dan radiasi. Farmakoterapi Breast Cancer
5-Fu : efek ↑ pada dosis tinggi, ↑ frekwensi, arterial infusion. Breast Cancer : tumor ganas yang berasal dari sel-sel epitel
Actinomycin-D : sangat sering menyebabkan mucositis ductal dan lobular payudara (AJCC, 2010).
terutama jika bersamaan dengan radiasi.
Doxorubicin : efek ↑ pada liver disease, dan radiasi
Bleomycin : mucositis hebat + ulcerative

Mielosupresi
Hampir semua senyawa sitotoksik bersifat mielosupresif.
Titik nadir hari ke 8-16.
Leukopenia/Neutropenia : Risiko tinggi infeksi
Anemia : Fatique, lemas, oksigen ↓
Trombisitopenia : Risiko tinggi perdarahan

Infeksi pada pasien kanker :


• Aggressive chemotherapy terutama pada kasus – kasus
hematology cancer menyebabkan neutropenia.
• Komponen sel darah putih (WBC) terutama Neutrophil
jumlahnya berkurang.
• Pada Absolute Neutrophil Count (ANC ) < 0.5 x 10 9/L Epidemiologi
pasien berresiko tinggi terkena infeksi. Berdasarkan Pathological Based Registration di Indonesia,
• Pada beberapa penelitian menunjukkan infeksi adalah KPD menempati urutan pertama dengan frekuensi relatif
penyebab kematian pada sebagian besar kasus ALL dan sebesar 18,6%. Diperkirakan angka kejadiannya di Indonesia
sebagian dari kasus Lymphoma. adalah 12/100.000 wanita, sedangkan di Amerika adalah
• Empirical therapy antibiotik dapat mengurangi resiko sekitar 92/100.000 wanita dengan mortalitas yang cukup
tersebut. tinggi yaitu 27/100.000 atau 18 % dari kematian yang
dijumpai pada wanita. Penyakit ini juga dapat diderita pada
Demam (Febrile) laki- laki dengan frekuensi sekitar 1 %. Di Indonesia, lebih
Demam dapat disebabkan oleh obat chemotherapy, blood dari 80% kasus ditemukan berada pada stadium yang
transfusion lanjut, dimana upaya pengobatan sulit dilakukan.
Infeksi, atau sel kanker (pada leukemia).

2
Faktor Resiko N1 : Metastasis pada KGB aksila ipsilateral level I dan II
• Jenis kelamin (wanita usia > 50 tahun) yang masih dapat digerakkan.
• Riwayat keluarga dan genetik (Pembawa mutasi gen N2 : Metastasis pada KGB aksila ipsilateral yang terfiksir
BRCA1, BRCA2, ATM atau TP53 (p53), atau matted, atau KGB mamaria interna yang
• Riwayat penyakit payudara sebelumnya (DCIS pada terdekteksi secara klinis* jika tidak terdapat metastasis
payudara yang sama, LCIS, densitas tinggi pada KGB aksila secara klinis.
mamografi), N3 : Metastatis pada KGB infraklavikula ipsilateral dengan
• Riwayat menstruasi dini (< 12 tahun) atau menarche atau tanpa keterlibatan KGB aksila, atau pada KGB
lambat (>55 tahun), mamaria interna yang terdekteksi secara klinis* dan
• Riwayat reproduksi (tidak memiliki anak dan tidak jika terdapat metastasis KGB aksila secara klinis; atau
menyusui), metastasis pada KGB supraklavikula ipsilateral dengan
• Hormonal, atau tanpa keterlibatan KGB aksila atau mamaria
• Obesitas, interna
• Konsumsi alkohol, Metastasis Jauh (M)
• Riwayat radiasi dinding dada, Mx : Metastasis jauh tak dapat dinilai M0: tak ada
• Faktor lingkungan metastasis jauh
M1 : terdapat Metastasis jauh
Diagnosa
1. Anamnesi dan Pemeriksaan Fisik
• Benjolan di payudara
• Kecepatan tumbuh dengan/tanpa rasa sakit
• Nipple discharge, retraksi puting susu, dan krusta
• Kelainan kulit, dimpling, peau d’orange, 2 venektasi
• Benjolan ketiak dan edema lengan
2. Keluhan Tambahan
• Nyeri tulang (vertebra, femur)
• Sesak dan lain sebagainya
3. Pemeriksaan Laboratorium: Pemeriksaan darah rutin
dan pemeriksaan kimia darah sesuai dengan perkiraan
metastasis
4. Tumor marker apabila hasil tinggi, perlu diulang untuk
follow up
5. Mamografi Payudara
6. USG Payudara : USG tidak dianjurkan untuk digunakan
sebagai modalitas skrining oleh karena didasarkan
penelitian ternyata USG gagal menunjukan efikasinya.
7. MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan CT- SCAN
8. Biopsi kelenjar sentinel (Sentinel lymph node biopsy)
adalah mengangkat kelenjar getah bening aksila sentinel
sewaktu operasi. ( Kelenjar getah bening sentinel adalah
kelenjar getah bening yang pertama kali menerima aliran
limfatik dari tumor, menandakan mulainya terjadi
penyebaran dari tumor primer).
9. Pemeriksaan Patologi Anatomi
10. Pemeriksaan Immunohistokimia
• Reseptor hormonal yaitu reseptor estrogen (ER) dan
reseptor progesteron (PR).
• HER2

Klasifikasi Stadium
T = ukuran tumor primer Nilai T dalam cm, nilai paling kecil
dibulatkan ke angka 0,1 cm.
Tx : Tumor primer tidak dapat dinilai.
T0 : Tidak terdapat tumor primer.
Tis : Karsinoma in situ.
Tis (DCIS) : Ductal carcinoma in situ.
Tis (LCIS) : Lobular carcinoma in situ.
Tis (Paget's) : Penyakit Paget pada putting tanpa
adanya tumor.
T1 : Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya 2 cm atau
kurang.
T2 : Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya lebih dari 2
cm sampai 5 cm.
T3 : Tumor dengan ukuran diameter terbesar lebih dari 5
cm.
T4 : Ukuran tumor berapapun dengan ekstensi langsung ke
dinding dada atau kulit.
N : Lymph Nodes/ kelenjar getah bening
Nx : Kgb regional tidak bisa dinilai (telah diangkat
sebelumnya ).
N0 : Tidak terdapat metastasis kgb.

3
4
5
Perhatian Khusus
1. Platinum base ( cisplatin, carboplatin, oxaliplatin: 3. Anticipatory Emesis
• Nephrotoxicity → hidrasi 24 jam N/V yang terjadi sebelum mulai kemoterapi. Hal tersebut
• High emetogenic → dose limiting toxicity (acute dan disebabkan karena penanganan emesis pada kemoterapi
delayed N/V) sebelumnya tidak dilakukan atau kurang baik.
• Toxicity cisplatin > carboplatin > oxaliplatin Terapi : Diusahakan tidak menggunakan obat, atau
2. Alkylating Agent (siklofosfamid, ifosfamid) : menggunakan golongan benzodiazepines.
• Hemorrhagic cystitis → acrolein metabolit dari
siklofosfamid dan ifosfamid Hepatotoxicity
• Pencegahan : hidrasi, pemberian MESNA (berikatan dg Manifestasi Hepatotoksik :
acrolein metabolit) - Me↑ enzym liver : asparaginase, carmustine, cytarabine,
3. Antimetabolite : dacarbazine, mercaptopurine, methotrexate, mitomycin.
• Folic acid antagonis : methotrexate, pemetrexate - Jaundice : Azathioprine, Busulfan, Mercaptopurine Hepatic
• Pyrimidine analog : 5 Fu, cytarabine, gemcitabine Fibrosis : Azathioprine, Cyclophosphamide
• Purine analog : Fludarabine - Necrosis Hepar : Asparaginase, azathioprine,
Antimetabolit → Myelosupressive Cyclophosphamide, Methotrexate.
Pemetrexate : skin rash, stomatitis, N/V → premedikasi - Bilirubin > 5 hentikan penggunaan : 5-Fu,
dg. Vit B12 → 1 minggu sblm pemberian sampai pada Cyclophosphamide, Methotrexate, daunorubicin,
hari pemberian. adriamycin, vinblastine, vincristine.
4. Anthracycline : doxorubicin, daunorubicin, idarubicin - SGOT >180 : Cyclophosphamide, Methotrexate 75% dosis,
• Inhibit topoisomerase I dan II → periksa kadar Daunorubicin 50% dosis, Doxorubicin 25% dosis,
topoisomerase Vincristine dan vinblastine hentikan penggunaannya.
• Cardiotoxicity → acumulative dose 450 – 550 mg.
• Vesicant Materi 3
• Discoloration pada urine dan body fluid lain Leukimia
• Dose reduction pada hepatic dysfunction Pengertian
5. Vinca Alkaloid : vincristine, vinblastine, vinorelbine Penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sumsum
• Vincristine : tidak boleh diberikan intra thekal !! tulang, ditandai oleh proliferasi sel-sel darah putih, dengan
• Potensial vescicant. manifestasi adanya sel- sel abnormal dalam darah tepi.
6. Taxane : Paclitaxel, docetaxel Pada leukemia ada gangguan dalam pengaturan sel
• Leukopenia leukosit. Leukosit dalam darah berproliferasi secara tidak
• Docetaxel : peripheral edema → premedikasi dg teratur.
dexamethasone (D-1, D, D+1)
7. Biologic therapy ( antibodi monoklonal ) : rituximab, Epidemiologi
cetuximab, trastuzumab, bevacizumab • New Cases
• Trastuzumab Pada 2018, 60.300 orang diperkirakan akan didiagnosis
- Berikatan dg Her2/neu oncogene menderita leukemia.
- Cardiovascular toxicity • Prevalence
• Rituximab : Diperkirakan ada 381.774 orang yang hidup dengan atau
- CD 20 targeted dalam remisi dari leukemia di AS.
- Terjadi infused reaction : premed :a cetaminofen + • Survival
diphenhydramine Kelangsungan hidup dari 2007 hingga 2013, tingkat
8. Tyrosine Kinase Inhibitor : erlotinib, imatinib, gefitinib, kelangsungan hidup relatif keseluruhan adalah 63,7% Dari
nilotinib, sorafenib, sunitinib 2007 hingga 2013, tingkat kelangsungan hidup relatif lima
• Skin rash → sering sangat hebat sehingga tidak dapat tahun secara keseluruhan adalah
ditoleransi pasien - CML - 68,0%
• Diarrhea. - CLL - 86,2%
- AML - 27,4% secara keseluruhan dan 66,4% untuk anak-
Berdasar waktu terjadinya N/V anak dan remaja yang lebih muda dari 15 tahun
1. Acute emesis - 71,0% secara keseluruhan, 91,8% untuk anak-anak dan
N/V yang terjadi dalam waktu antara 1 – 4 jam setelah remaja yang lebih muda dari 15 tahun, dan 94 persen
kemoterapi untuk anak-anak yang lebih muda dari 5 tahun.
Antiemetik :
Granisetron 1 mg IV 1 kali pemberian Etiologi & Faktor Resiko
Ondansetron 8 mg IV satu kali pemberian
Dapat dikombinasi dengan Dexamethason (20 mg)
2. Delayed nausea & vomiting
N/V yang terjadi 24 jam atau lebih setelah chemotx.
• Biasanya terjadi pada Cisplatine dan Doxorubicin
dosis tinggi.
• Pencegahan dan penanganannya dengan
memberikan dosis reguler antiemetik selama 4 hari
setelah chemotx.
• Regimen yang dapat digunakan adalah :
• Metoclopramide 20 mg p.o 4 kali + dexamethasone 8 mg
p.o 2 x sehari ®selama 3 hari
• Ondansetron 8 mg p.o 2 x sehari + dexamethasone 8 mg
p.o 2 x sehari ®selama 3 hari

6
Tanda dan Gejala
• Petichae/echymos
is/p erdarahan
• Anemia
retina/limfadenopati/
• Leukopenia/leuko
• Splenomegali
sitosis, trombositopenia
(limfa)
• Nyeri tulang
• Hyperthropy gusi,
• Kadangkala
khususnya pada AML
massa di mediastinum
• Infiltrasi
• Leukostasis,
kulit/leukemia
→leukosis bisa 300-400
cutisleukemia
ribu→sesak
CNS/pappil edema.
nafas,hipoxia.
• Bisa timbul
• Pucat
massa seleukosit/blas→
chloroma.

Patofisiologi
Penyebab → mengaktifkan gen-gen (onko gen) → bermutasi
(sel-sel yg buruk) → apoptosis menurun karena poliferasi
meningkat

Komponen penyusun darah


Hemocytoblast → myeloid : calon bakal sel darah merah
→ lymphoid : cairan bakal sel darah putih
Leukimia → akut → acute lymfoid leukimia (ALL)
→ acute myloid leukimia (AML)
→ kronik → kronik lymfoid leukimia (CLL)
→ kronik myloid leukimia (CML)

Bone marrow
Normal blast : 1-2%
Acute leukimia : 20%
Diagnosa
Kronik leukimia Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik
Sel mature (dewasa/matang) sebagian • Anamnesis (Tidak spesifik): malaise, malas makan,
• Tidak bekerja secara efektif pucat, lelah, demam berulang, perdarahan, pembesaran
• CML mati secara cepat kelenjar & organ, sakit tulang dan sendi
• CLL tidak mati → banyak • Pemeriksaan Fisik Pucat, mudah lelah, perdarahan
(sering), Pembesaran kelenjar (30%), Hepatosplenomegali
(2/3 penderita ALL, Splenomegali massif (CML)
Pemeriksaan darah dan biokimia darah
• Hemoglobin, Tombosit, leukosit, WBC
• ALT/AST, SGOT/SGPT, Urea, creatinin
Bleeding and clotting factors
• fibrinogen level, prothrombin time (PT), partial
thromboplastin time (PTT), international normalized ratio
(INR)
HLA (Human Leucocyte Antigen)
• protein atau penanda yang ditemukan pada
sebagian besar sel pada tubuh manusia, yang bertanggung
jawab pada pengaturan sistem imun tubuh, dan
digunakan untuk proses pencocokan antara donor dan

7
resipien (penerima donor) pada proses transplantasi sel jaringan tubuhnya sendiri dengan manifestasi klinis yang
punca hematopoeiteik. bervariasi dari ringan sampai berat.
BMP +/- biopsi ( bone marrow puncture)
• tes yang dilakukan untuk mengambil dan Epidemiologi
memeriksa sel darah yang ada di sumsum tulang - Prevalensi lupus eritematosus sistemik (SLE) yang
dilaporkan di Amerika Serikat adalah 20 hingga 150 kasus
Treatment per 100.000
AML dan ALL - Dalam satu meta-analisis, prevalensinya adalah 73 dari
• Kemoterapi 100.000. Pada wanita, tingkat prevalensi bervariasi dari
• Biologicak therapy 164 (individu kulit putih) hingga 406 (individu Afrika-
• STEM cell transplants Amerika) per 100.000.
• Bone marrow transplants - Di Indonesia prevalensi lupus 0,5 % total popiulasi
(Infodatin, 2017)
Farmakoterapi - Hampir 80% diderita oleh wanita remaja
A : ALL - Orang2 ras tertentu seperti Afrika
A : fase remisi induksi → konsolidasi → maintenance delayed
→ maintenance Patofisiologi
B : AML Adanya predisposisi karena gen (berperan penting),
B : remisi induksi → konsolidasi lingkungan (cahaya matahari). Gen menyebabkan
→ STEM sel hematopoletic transplant ketidaknormalan sistem imun terutama pada limfosit T dan
→ discontinue therapy B. Kedua limfosit mengalami presdiposisi.
Remisi induksi untuk mereduksi sel kanker semaksimal Abnormalitas limfosit T dan B menyebabkan inflamasi
mungkin sistemik (menyeluruh) seperti inflamasi pada muka,
Konsolidasi untuk memperpanjang disease free survival, permukaan tangan, punggung ataupun seluruh tubuh.
untuk memperpanjang sel kanker hilang Inflamasi dalam organ → kerusakan organ permanen
Maintenance terapi untuk mencapai kesembuhan
Remisi : prednisone oral, vincristin (VCR) iv Kriteria Revisi Klasifikasi SLE
Konsolidasi : Dexametasol Miimal terdapat 4 kriteria dapat dikatakan sebagai SLE
Maintenance : metil prednison • Kriteria Kulit
- Butterfly rash : kemerahan dipipi (bentuk kupu-kupu)
Pengobatan Suportif - Discoid rash : kemerahan seperti ada yg mengelupas
• Perbaikan keadaan umum dipunggung atau telapak tangan
• Pengobatan pendarahan dan kelainan pembekuan - Sun sensitivity
• Perbaikan gizi - Oral ulcerations : bibir pecah-pecah dan luka
• Pengobatan infeksi • Kriteria Sistemik
• Pengobatan komplikasi - Arthritis : peradangan sendi, nyeri sendi
Komplikasi : infeksi, pendarahan, tumor lisis sindrom, - Serositis : peradangan khusus
hiperviscositas/leukostasis Pleuritis (radang di paru)
Perikarditis (radang di jantung)
Komplikasi Leukemia Akut - Kidney disorder : peradangan nefron, abnormalitas nilai
PERDARAHAN kreatinin, BUN/urea, terdapat protein di urin
• Karena aplasi, tr. <20 ribu risk.bleding; <10 ribu, - Neurological disorder : kelainan syaraf, cemas, mudah
perdarahan spontan. depresi,
• Th. Trombosit consentrat/ biasa • Laboratory Criteria
TUMOR LYSIS SINDROMA - Blood abnormalities : leukosit, neutrofil, eritrosit
• Bila sel leukemia yang hancur banyak sekali. - Immunologic disorder : abnormal, dibawah standar
• Kadar Kalium tinggi, asam urat tinggi. - Positive ANA blood test : kadar antibodi yg auto imun ↑
HIPERVISCOSITAS / LEUKOSTASIS maka SLE ↑ (harusnya sedikit bahkan tidak ada)
• Bila leukosit >100 ribu. Dapat menggumpal dan
membentuk koloni leukosis, di mata, otak dan corpus Gejala
cavernosus - Kelelahan Tanda
- Anxiety - Epusi fleura :
PROGNOSIS - Depresi penumpukan cairan di
AML = good prog --85%RR; 5YSR (55-90)% - Photosensitivity (tidak paru-paru
• POOR progn: CR( 30-40)% tahan cahaya) - Perikardritis
• Intermediate ; 67%, 5 ysr ;25% - Nyeri tulah - Anemia
Relaps AML 40-60 % - Nyeri kepala - Leukopenia
ALL; anak 70-80%, dewasa35-50% ; - Turun BB
Perancis anak vs dews = 98 %vs 81% - Sakit perut dan mual
ALL, Ph+ 82%, ttp residu +, dng Imatinipb RR90%
Relaps ALL Diagnosis Tambahan
Transplantasi →55%-68% ALL 1. Autoimun (pasti ada) : inflamasi
2. Infeksi karena leukopenia (sel darah↓), HIV, TBC, sepsis
Materi 4 (paling parah, infeksi sistemik seluruh tubuh terkena
Systemic Lupus Erythematosus (SLE) infeksi utama dalam darah)
Definisi 3. Induksi obat-obatan seperti metildova, isoniazid (TBC),
SLE (Systemic Lupus Erythematosus) merupakan penyakit chlorpromazid (skizoprenia), hydrolazine (tekanan
autoimun di mana antibodi yang dihasilkan justru melawan darah↑), procainamid (aritmia)

8
4. Physiciatric disorder : bipolar, malnutrisi, substance TR → (+) Rituximab
abuse Inhibitor calcineurin (Siklosporin)
Imunoglobulin intravena
Farmakoterapi • Berat
1. NSAIDs (multiple) Selain tanda gejala lain
Efektif dalam mengobati radang sendi (artralgia), nyeri Terapi induksi
jaringan lunak, sakit kepala, dan serositis pada SLE. - MP i.v 0,5-1 gram/hari selama 3 hari
Menghambat siklooksigenase dalam pembentukan - CYC i.v 0,5-0,75 gram/m 2/bln × 7 dosis
prostaglandin
E.s : perdarahan pada lambung Monitoring Terapi
Proses terjadi nyeri Monitoring efek samping : gejala tak ada → ada
As. Arakidonat → prostaglandin → NSAID menghambat Monitoring efektivitas : ada gejala → normal
pembentukan prostglandin melalui as. Arakidonat, 1. NSAID
prostaglandin pelindung mukosa lambung → NSAID E.s → hepar : nilai SGOT/SGPT, nilai bilirubin
bekerja → menghambat pembentunkan di lambung, → gastrointestinal : pendarahan
saluran cerna/pelapis mukosa lambung → efek mual Efektivitas : menghilangkan nyeri berdasarkan kategori
muntah/perdarahan di gastrointestinal nyeri
2. Antimalaria (Hidrokloroquin) 2. Kortikosteroid
Bekerja di lisosom → terakumulasi di lisosom → ↑ pH di E.s → hipertensi, osteoporosin, ↑BB
lisosom → menghambat regulasi respon imun → sistem Efektivitas :
imun berkurang - ANA test
- Trigliserida
3. Kortikosteroid (prednison, metil prednison) - Tekanan darah
- LDL
Mempengaruhi sistem kekebalan → menekan sitokin pro - Kadar gula darah
- HDL
inflamasi (agen yg keluar saat terjadi inflamasi → - Kolesterol
- VLDL
prostaglandin) - Kadar kalium :
- Infeksi : demam, nilai
Mengurangi jumlah sirkulasi sel T hipokalemia
leukosit ↑
Menghambat aktivitas leukosit di daerah inflamasi - Osteoporosis : fraktur
4. Agen Imunosupresan (cyclophospamid, AZA, MMP)
Menghambat sistem imun oleh sel T dan B 3. Hidroklorokuin
Metotrexate → menghambat Efektivitas :
Azatioprin → menghambat sintesis DNA dan RNA Adanya autoimun → ANA test
Siklopospamid → mengurangi sel T dan B Kerusakan → visual changes
Mycophendate → depresi → pengurangan limfosit dan 4. AZA
monosit Hepatoxic → SGOT/SGPT
5. Antibodi monoklomal → survival sel B Myelosupresi → cek darah lengkap
Rituximab suatu monoklonal antibodi kimerik dapat
diberikan pada SLE yang berat. Materi 5
Belimumab suatu monoklonal antibodi yang menghambat Emergency Preparedness And Response
aktivitas stimulator limfosit sel B telah dilaporkan efektif Cyanide Poisoning
dalam terapi SLE42 (saat ini belum tersedia di Indonesia) Hidrogen sianida pertama kali diisolasi dari pewarna biru
Prusia pada tahun 1786, dan sianida pertama kali
Algoritma Penatalaksanaan SLE diekstraksi dari almond
Obat diberikan berdasarkan derajat keparahan sekitar tahun 1800.
• Ringan Penyebab
- Manifestasi kulit • kebakaran
- Arthritis • paparan industri
Hidroklorokuin atau metotrexate + NSAID dosis rendah • paparan medis seperti natrium nitroprusida makanan
• Sedang • produksi cedera elektroplating, fotografi, pembuatan
- Nefritis (peradangan ginjal) plastik dan karet, dan pestisida.
- Abnormalitas trombosit/trombositopenia • Nitropruside intravena (Antihipertensi)
- Serositis (peradangan paru dan jantung)
Patofisiologi
Terapi Induksi : • Intravena dan inhalasi sianida menghasilkan onset tanda
- Diberi metilprednison scr i..v 0,5-1 gram 3 hari dan gejala yang lebih cepat daripada pajanan melalui rute
- Diikuti AZA 2 mg/kg BB/hari atau MMF 2-3 gram/hari oral atau transdermal.
- (+) Kortikosteroid 0,5-0,6 mg/kg/hari 4-6 minggu, • Menghambat fosforilasi oksidatif, (oksigen digunakan
turunkan perlahan (harus tapering off agar tubuh tidak untuk produksi sumber energi seluler penting dalam
terkejut karena kortikosteroid sudah lama berada dalam bentuk ATP).
tubuh, karena kehilangan analog steroid dalam tubuh) • Mengikat enzim sitokrom C oksidase dan
Terapi Pemeliharaan • memblokir rantai transpor mitokondria.
- AZA 1-2 mg/kg/BB/hari atau MMF 1-2 gram/hari • hipoksia seluler dan penipisan ATP terjadi (asidosis
- Kortikosteroid diturunkan sampai dosis 0,125 metabolic).
mg/kg/hari selang sehari • Akan berikatan dengan O2 → metabolisme anaerob
- Jika terapi ini tidak berhasil/tidak merespon • Dalam bentuk Feri → O2 menyebar dan menyebabkan
Ganti dengan terapi induksi kematian sel (sel mati : sel bertahan hidup dengan O 2 → O2
- MP i.v 0,5-1 gram/hari selama 3 hari sedikit → sel tidak dapat mempertahankan posisi → mati)
- CYC i.v 0,5-0,75 gram/m 2/bln × 7 dosis Gejala : Hipoksia, sesak nafas, sel mati tidak langsung semua
RS → Terapi Pemeliharaan
CYC i.v 0,5-0,75 gr/m 2/3bln selama 1 tahun Farmakoterapi
9
Hidroksikobalamin (utama, harus selalu ada di RS) - Nicotinic Features : Hipertensi (kenaikan setil kolinerase
• Dosis standar adalah 5 gram diberikan secara intravena (IV reseptor)
selama 15 menit, E.S Urin→ merah - CNS Features (sistem saraf pusat) : respon depresi,
Natrium nitrit ataksia
• 300 mg ampul atau 10 mg/kg diberikan IV selama 3 2. Intermediate syndrome (1-2 hari)
sampai 5 menit pada orang dewasa. 3. Delayed neuropathy (24 jam – 2mg)
• Dosis pediatrik adalah 0,2 mL/kg, tidak melebihi 10 mL 4. Neuro psychiatric disorder (setelah 2 minggu)
pada pasien anak. Semakin tinggi grade, semakin tinggi efek samping
Natrium tiosulfat
• satu ampul atau 12,5 gram dalam 50 mL, diberikan secara Farmakoterapi
intravena selama 30 menit pada orang dewasa. 1. Pembersihan lambung
• Dosis untuk pasien anak adalah 7 g/m2 dan tidak melebihi - Arang aktif 25 gram 2 jam terus menerus u/
12,5 gram. organofosfat tertelan
Pengobatan oksigen hiperbarik - Sorbitol
• Langsung diberi setelah korban keluar/sesak nafas 2. Benzodiazepin u/ kejang
• Orang yg terpapar sianida scr terus menerus → tidak 3. Atropin (bersaing dgn asetilkolin pd reseptor muskarinik)
tertolong - Dosis awal (dewasa) 2-5 mg iv atau 0,05 mg/kg iv
• Korban kebakaran : bisa diberi obat - Jika tidak merespon pengobatan → dosis ganda tiap 3-5
menit sampai tidak ada bronkokontriksi
Organofosfat - Keadaan parah : sampai 100 mg scr bolus/infus terus
Organofosfat merupakan agen antikolinesterase yang bekerja menerus bbrp hari sampai bronkokontriksi ditangani
dengan cara menginaktivasi enzim acetylcholinesterase 4. Pralidoxime
(AchE). - Mengaktifkan kembali AChE terfosforilasi dengan
Terjadi pada : Petani yg melakukan penyemprotan padi mengikat organofosfat
- Diberi setelah arang aktif
Phases Of OP Poisoning
1. Acute OP Poisoning (24 jam terpapar) Monitoring : efek samping + efektivitas
- Muscarinic Features : diare, urinatin, miosis,
penyempitan bronkus (sesak), penyempitan saliva,
brakikardi (detak jantung lambat, tk darah berkurang)

10

Anda mungkin juga menyukai