Anda di halaman 1dari 29

Tabel 13.

4 Loss coefficients for various pipe fittings


Correction for
partial closure of
Pipe fitting Laminar flow cL Turbulent flow cL valve in turbuleng
flow ( = fraction
open)
840
Bend (standard) 0.8 -
ℜ (ℜ<1100)
Globe valve 100 CL
(ℜ<5000) 6.0
(composite seat) ℜ0.33 α 0.5
Globe valve (plug 70 CL
(ℜ<2700) 9.0
disc) ℜ0.26 α 1.84
1200 CL
Gate valve ¿) 0.2
ℜ α 3.7
Plug cock - 0.05 -
Butterfly valve - 0.24 -
1200
Check valve (ℜ<6000) 2.0 -
ℜ0.86

Tabel 13.5 Head loss in sudden contractions, sudden expansions and orifice plates
Fitting hL
A v 22
Sudden contraction
[ ( )] ( )
0.5 1− 2
A1 2g
A 1 v 12
Sudden expansion
[ ]( )
1−
A2 2 g
1 A A 2 v2
2
CD
1− O
A[ ] [( ) ] ( )
AO
−1
2g

Dimana:
V1, V2 = upstream and downstream velocities (m/s)
Orifice plate A1, A2 = upstream and downstream pipe areas (m2)
g = acceleration due to gravity (9.81 m/s2)
A, AO = areas of pipe and orifice (m2)
v = velocity in the pipe (m/s)
CD = 0.62 for preliminary design

Tabel 13.16 Typical fluid velocities for viscous liquids


Viscosity
Velocity (m/s)
(mNs/m2 = cP)
50 0.5 – 1.0
100 0.3 – 0.6
1000 0.1 – 0.3

Untuk gas dan uap, umumnya memiliki kecepatan fluida yang berada pada
range 15 – 30 m/s. dari kecepatan fluida ini dapat diperhitungkan ukuran pipa
standar. Pada tabel 13.7 ini memberikan secara rinci tentang ukuran pipa yang
umum digunakan.

Tabel 13.7 Ukuran Standar Pipa yang Umum digunakan


Pipe Size Outside Diameter Inside Diameter
(mm) (mm) (mm)
15 21.34 15.80
20 26.67 20.93
25 33.40 26.64
32 41.16 35.05
40 48.26 40.89
50 60.32 52.50
65 73.03 62.71
80 88.90 77.93
100 114.3 102.3
150 168.3 154.1
200 219.1 202.7
250 273.1 254.5
300 323.9 304.8

Jika dimensi dari pipa telah diketahui, maka korelasi diatas dapat
digunakan untuk mengestimasi pressure drop melalui pipa. Dalam kasus ini,
misalnya, dalam situasi retrofit. Dalam permulaan desain, kemungkinan
diperlukan dalam membuat penyisihan untuk biaya pemompaan dan kompresi
tanpa mengetahui dimensi dairi pipa. Jika ini masalahnya, maka tidak sulit untuk
membuat perkiraan awal jarak yang diperlukan untuk mentransportasikan cairan.
Yang tidak pasti adalah pelengkapan pipa yang terlibat. Oleh karena itu, beberapa
pedoman umum diperlukan untuk membuat perkiraan awal pressure drop untuk
memperhitungkan fitting pipa:
1. Vessel yang sering kali memiliki katup isolasi (tetapi ini bervariasi antara
berbagai sektor industry)
2. Peralatan yang dibutuhkan untuk merawat biasanya memiliki katup isolasi
disetiap sisi. Termasuk pompa, kompresor dan katup control.
3. Pompa biasanya akan memiliki katub untuk mencegah pembalikan aliran.
4. Control aliran biasanya akan didasarkan pada pengukuran pressure drop
pada orifice plate.
5. Garis yang menghubungkan antar vessel atau vessel dengan persimpangan
pipa biasanya memiliki setidaknya tiga tikungan.
Sebagai contoh, anggaplah cairan dipompa dari satu bejana ke bejana lain
menggunakan pompa dan di bawah aksi kontrol aliran menggunakan orifice plate
untuk mengukur laju alir. Head loss yang terlibat akan menjadi:
1. Kontraksi secara tiba-tiba dari umpan vessel ke dalam saluram
pembuangan.
2. Isolasi valve untuk vessel.
3. Dua isolasi valve dan valve untuk pompa.
4. Orifice plate untuk pengukuran aliran
5. Valve control.
6. Dua isolasi valve untuk valve control.
7. Biasanya tiga tikungan pipa dari perubahan arah pipa.
8. Isolasi valve untuk vessel pembuangan.
9. Ekspansi secara tiba-tiba untuk yang masuk ke vessel pembuangan.
Contoh 13.3
Air dipompa antara dua vessel yang terpisah dengan jarak 30 m dibawah aksi
aliran kontrol. Diperkirakan tejadi peningkatan ketinggian sekitar 5 m. Laju alir
air adalah 100 m3/h, viskositas 0.8 mN s/m2 (sama dengan centipoise) dan
desitasnya adalah 993 kg/m3. Hitunglah pressure drop yang diperlukan oleh
pompa.
Jawab.
Pertama, tentukan diameter pipa dari kecepatan yang diasumsikan katakanlah 2
m/s Luas pipa (A) diberikan oleh:
1 1
A = 100 × ×
3600 2
= 0.01389 m2
Internal diameter (dI) diberikan:
4A
dI =
√ π
4 × 0.01389
=
√ π
= 0.133 m
Ini perlu dibulatkan dengan menggunakan diameter pipa standar yaitu
dengan diameter sebesar 0.154 m.
Kecepatan fluida aktual adalah:
1 4
V = 100 x ×
3600 π × 0.1542
= 1.49 m/s
Bilangan reynold untuk straight pipe adalah:
ρ dI v
Re =
μ
993 ×0.154 × 1.49
=
0.8 ×10−3
= 2.85 x 105
Head loss di dalam bagian straight pipe:
L v2
hL = 2 cf ×
dI g
0.079 30 1.492
=2 × ×
ℜ0.25 0.154 9.81
= 0.30 m
Untuk isolasi valve, diambil gate valve fully open, satu untuk vessel, dua
untuk pompa dan dua untuk contol valve:
v2
hL = 6 x CL
2g
1.492
= 6 x 0.2 x
2× 9.81
= 0.14 m
Asumsi check valve untuk pompa:
v2
hL = CL
2g
1.492
=2x
2× 9.81
= 0.23 m
Estimasi control valve, diambil globe valve dengan half open:
c L v2
hL = 1.84
α 2g
9 v2
=
0.51.84 2× 9.81
= 3.65 m
Asumsi 3 persimpangan:
1.49 2
hL = 3×
2× 9.81
= 0.27 m
Asumsi pada orifice plate untuk mengukur laju alir dengan ratio diameter sekitar
0.4 dan koefisien pembuangan sekitar 0.62:
1 AO A 2 v2
hL = 2 1−
cD A[ ][ ( ) ]
AO
−1
2g

1 [ 1 2
] [( ) ] 1.492
= 2
1−0.4 2 −1
0.62 0.4 2 ×9.81
= 9.41 m
Entrance loss dari umpan vessel diberikan:
A O v2
hL = 0.5 1−[ A 2g ]
1.492
= 0.5 x [ 1−0 ]
2× 9.81
= 0.06 m
Exit loss yang diterima dalam vessel diberikan:
2
A 2
= 1− O v
hL
[A 2g ]
2 1.492
= [ 1−0 ]
2 × 9.81
= 0.11 m
ΔP = ρg[ ∑ h L + Δ z ]
= 993 x 9.41 [(0.30+0.14+0.23+3.65+0.27+9.41+0.06+0.11) + 5]
= 1.87 x 105 N/m2
1. Pumping. Dua jenis utama pompa yang digunakan dalam industri proses
adalah sentrifugal dan positive displacement. Dalam pompa sentrifugal,
cairan masuk di dekat pusat impeller yang berputar dan dilemparkan
keluar oleh aksi sentrifugal. Peningkatan energi kinetik yang dihasilkan
diubah menjadi energi tekanan ketika cairan meninggalkan pompa. Pompa
sentrifugal menghasilkan volume yang bergantung pada tekanan
pembuangan dan energi yang ditambahkan. Di sisi lain, dalam pompa
positive displacement, volume cairan terperangkap dalam bilik, yang
mengalami penurunan volume dan peningkatan tekanan sebelum dibuang.
Ini dapat menjadi reciprocating (misalnya piston dan silinder) atau rotasi
(misalnya dua gigi putar yang saling terkait). Pompa positive displacement
sehingga memberikan jumlah yang pasti untuk setiap stroke atau sebagian
rotasi perangkat. Sebagian besar aplikasi industri mendukung penggunaan
pompa sentrifugal karena dapat menangani berbagai macam cairan dan
berbagai kondisi pemompaan dengan biaya relatif rendah terhadap
perangkat perpindahan positif. Pompa positive displacement digunakan
ketika cairan memiliki viskositas tinggi, laju alir rendah, atau kombinasi
keduanya. Daya yang diperlukan untuk tugas pemompaan yang diberikan
dapat dihitung dari:
F∆P
W=
ղ
Dimana: W = power required untuk pemompaan (N m/s = J/s =
W)
F = laju alir volumetrik (m3/s)
∆P = pressure drop pompa (N/m2)
ղ = efisiensi pompa (-)
efisiensi dai pompa sebagai fungsi dari kedua desain dan kapasitas.
Efisiensi merupakan fungsi kuat dari kapasitas dan mungkin hingga
setinggi 90% untuk pompa besar dan serendah 30% untuk pompa yang
kecil. Untuk pompa sentrifugal, perkiraan awal efisiensi pompa dapat
diperoleh dengan:
ղ = 0.01(ln F)2 + 0.15 ln (F) + 0.3 1 < F < 1000
dimana F = laju alir volumetrik (m3/h)
ղ = efisiensi pompa (-)
Perlu dicatat bahwa efisiensi yang disarankan oleh Persamaan
13.14 hanyalah perkiraan. Efisiensi untuk kapasitas yang diberikan tidak
hanya bergantung pada desain pompa tetapi juga pada cairan yang
dipompa. Kinerja pompa biasanya dikutip berdasarkan pemompaan air dan
ini perlu dikoreksi untuk cairan yang sebenarnya. Namun, Persamaan
13.14 cukup baik untuk perkiraan pertama untuk pompa sentrifugal pada
tugas viskositas rendah.
Contoh 13.4
Pompa sentrifugal diperlukan untuk menghasilkan 100 m 3 air per jam dengan
peningkatan tekanan 5 bar. Jika Ir untuk pompa adalah motor listrik dengan
efisiensi 90%, biaya listrik $0,06 kW/h, beroperasi selama 8300 jam per tahun,
hitunglah biaya listrik tahunan.
Jawab:
ղ = -0.01(ln F)2 + 0.15 ln F +0.3
= -0.01(ln 100)2 + 0.15 ln (100) + 0.3
= 0.78
F∆P 1
W ¿
ղ 0.9
100 1 1
= ×5 ×10 5 × ×
3600 0.75 0.9
= 19800 W
19800
Annual Cost = ×0.06 × 8300
103
= $9900/tahun
2. Compression. Sebagaimana dicatat sebelumnya, pompa murah untuk
dibeli dan murah untuk beroperasi dibandingkan terhadap kompresor gas.
Kompresor gas secara umum dapat diklasifikasikan sebagai:
a) Kompresor Positive displacement di mana mesin menjebak volume gas
dalam suatu ruangan dan mengalami penurunan volume dengan
peningkatan tekanan yang dihasilkan.
b) Kompresor dinamis atau turbo-kompresor di mana energi ditransfer ke gas
dengan cara dinamis dari impeler atau pisau yang berputar. Energi kinetik
gas meningkat, yang kemudian diubah menjadi energi tekanan. Kompresor
dinamis dengan penurunan tekanan rendah biasanya disebut kipas atau
blower.
c) Ejektor di mana energi kinetik dari working fluid berkecepatan tinggi atau
motif fluid (uap atau gas) menahan dan menekan aliran fluida kedua.
Perangkat tidak memiliki bagian yang bergerak. Mereka adalah perangkat
yang tidak efisien dan penggunaan normal adalah untuk layanan vakum di
mana sejumlah kecil gas ditangani. Mereka tidak akan dipertimbangkan
lebih jauh di sini.
Rasio kompresi maksimum (rasio outlet untuk tekanan inlet) untuk
kompresor tergantung pada desain mesin, sifat-sifat minyak pelumas yang
digunakan dalam mesin, rasio kapasitas panas gas (CP / CV = γ ), lainnya seperti
sifat gas (misalnya kecenderungan untuk berpolimerisasi ketika dipanaskan), dan
suhu inlet. Jenis kompresor yang paling umum digunakan untuk kompresi gas
dalam industri proses adalah:
a) Reciprocating. Kompresor reciprocating (piston yang bergerak mundur
dan maju dalam silinder, lihat Lampiran B.1) dapat digunakan melalui
berbagai tekanan dan laju alir. Gas diatomik dengan γ = 1.4 dapat memiliki
rasio tekanan per silinder hingga 4 dan gas hidrokarbon dengan γ = 1.2
hingga 9. Tekanan debit maksimum dapat melebihi 20 bar untuk single
stages atau lebih dari 5000 bar untuk multiple stages. Aliran hisap hingga
1 m3/s untuk single stages atau hingga 2 m3/s untuk multiple stages.
Kerugian yang signifikan dari kompresor reciprocating adalah bahwa gas
yang dimampatkan tidak dikirimkan secara terus menerus. Pulsasi yang
dihasilkan dalam aliran dan tekanan dapat menyebabkan getaran (dan,
dalam kasus yang ekstrim, dapat menyebabkan kegagalan mekanis) dan
efisiensi kompresor yang buruk (untuk mengatasi tekanan yang terlalu
tinggi). Surge drum dan acoustic filters diperlukan untuk meredam
getaran.
b) Positive displacement rotary. Mesin rotary, seperti namanya, melibatkan
satu atau dua poros yang berputar untuk membuat ruang dengan menurun
ukuran ruang dari inlet ke outlet untuk meningkatkan tekanan. Ada empat
bagian kompresor positive displacement rotary:
● sekrup Kompresor menggunakan dua sekrup seperti sekrup
penghambat (Gambar 13.11a). Minyak pelumas diperlukan dalam
beberapa desain untuk melumasi rotor, menutup celah antara rotor
dan mengurangi kenaikan suhu gas selama kompresi.
Kelemahannya gas dicemari dengan minyak pelumas. Di sisi lain,
mesin bebas minyak tidak menampilkan pencampuran gas dengan
minyak pelumas. Dalam desain ini, kontak antara rotor dicegah
oleh timing gears di bagian luar ruang kerja. Namun, harganya
lebih mahal daripada mesin injeksi minyak. Gas diatomik dengan γ
= 1.4 dapat memiliki rasio tekanan per casing hingga 4,5 dan gas
hidrokarbon dengan γ = 1.2 dapat memiliki rasio tekanan per
casing hingga 10. Tekanan debit maksimum hingga 30 bar. Aliran
hisap hingga 15 m3/s dan mungki lebih besar.

Gambar 13.11 Positive displacement rotary compressor


● Rotary piston atau rotary lobe atau roots kompresor menggunakan
dua counterrotating matching lobe yang berbentuk penghambat
(Gambar 13.11b). Setiap revolusi lobe menghasilkan empat pulses
gas. Tekanan debit maksimum dalam single stages hingga 2,5 bar.
Aliran hisap hingga 3 m3/s.
● Sliding vane kompresor menggunakan poros berputar tunggal
dengan rotor eksentrik terletak di casing kompresor dengan sliding
vanes di rotor (Gambar 13.11c). Rasio tekanan maksimum untuk
setiap casing dibatasi hingga sekitar 3,5. Tekanan debit maksimum
hingga 10 bar. Aliran hisap hingga 3 m3/s.
● Liquid ring Kompresor menggunakan poros berputar tunggal
dengan rotor eksentrik terletak di casing kompresor dengan baling-
baling statis (Gambar 13.11d). Aliran cairan low viscosity
(biasanya air) melalui casing menarik gas ke sel-sel antara baling-
baling di mana akan dikompresi oleh gerakan rotor. Cairan dan gas
akan dipisahkan didalam drum yang letaknya berada setelah
kompresor dan cairan biasanya di recycle kembali. Tekanan debit
maksimum bisa lebih dari 5 bar. Aliran hingga 3 m3/s. Kompresor
liquid ring paling sering digunakan untuk kondisi vakum.

Gambar 13.12 Surging in centrifugal compressor


c) Sentrifugal. Kompresor sentrifugal meningkatkan tekanan gas dengan
mempercepatnya secara radial keluar melalui impeller atau roda.
Kompresor sentrifugal mungkin menggunakan single impeller, tetapi rasio
tekanan terbatas sekitar 2 hingga 2,5. Untuk rasio tekanan lebih tinggi,
digunakan multiple impeller. Ketika gas meninggalkan impeller energi
kinetik yang meningkat kemudian diubah menjadi energi tekanan.
Kompresor sentrifugal digunakan untuk laju alir hingga 90 m 3/s pada
tekanan rendah (biasanya hingga 2 barg) atau 1 m3/s pada tekanan tinggi
untuk mesin single stages. Mesin multistage dapat digunakan untuk
mengalirkan hingga 140 m3/s. Tekanan pembuangan untuk mesin single
stages mencapai 130 bar pada laju alir rendah atau 3 bar pada laju alir
tinggi. Mesin multistage memiliki tekanan debit hingga 700 bar.
Kelemahan dari kompresor sentrifugal adalah kapasitas turndown yang
terbatas. Hal ini sering diperlukan untuk mengoperasikan kompresor pada
arus di bawah kapasitas desain. Jika aliran berkurang cukup jauh,
kompresor memasuki wilayah yang tidak stabil yang dikenal sebagai
surge region. Gambar 13.12 menunjukkan perilaku tipikal tekanan
terhadap laju aliran untuk kompresor sentrifugal. Jika kompresor
beroperasi pada Titik A pada Gambar 13.12 dan aliran berkurang ke Titik
B dengan membatasi aliran saluran keluar, pressure drop yang meningkat
disebabkan oleh kompresor yang dipenuhi pembatas atau retriction.
Mengurangi aliran di luar puncak Titik C menghasilkan tekanan listrik
debit yang lebih tinggi daripada tekanan kompresor. Aliran kemudian
membalikkan dengan titik operasi pindah ke nol aliran pada titik D.
Setelah pelepasan selesai, titik operasi bergerak ke Point E. Aliran
berlebihan kemudian bergerak dan beroperasi kembali ke luar Titik C.
Siklus ini kemudian diulang. Batas lonjakan tergantung pada kecepatan
kompresor, diamana akan menurun dengan menurunnya kecepatan.
Operasi yang tidak stabil dapat dimulai pada 50 hingga 70% dari aliran.
d) Aksial. Kompresor aksial meningkatkan tekanan gas dengan
mempercepatnya ke arah aliran dengan menggunakan pisau yang dipasang
pada poros berputar yang berputar antara pisau stasioner yang dipasang
pada casing kompresor. Kompresor aksial digunakan untuk laju alir yang
sangat tinggi dan pressure drop sedang. Tekanan pembuangan bisa
mencapai 10 bar. Laju alir hingga 150 m 3/s. Seperti halnya kompresor
sentrifugal, kompresor aksial juga bisa mengalami lonjakan.
Untuk perbedaan tekanan rendah dan arus besar, modal biaya kompresor
reciprocating bisa dua kali lipat mesin sentrifugal dengan laju alir yang sama. Jika
perbedaan tekanan tinggi dan laju alir rendah, maka biayanya cenderung lebih
sama. Hal ini juga, mesin sentrifugal cenderung lebih andal daripada mesin
reciprocating. Mesin siaga mungkin perlu dipasang jika digunakan mesin
reciprocating. Biaya kompresor aksial cenderung memiliki orde yang sama
dengan mesin sentrifugal. Pada laju alir biasanya kurang dari 30 m3/s, biaya modal
kompresor aksial cenderung lebih tinggi dari mesin sentrifugal. Kompresor
secrew rotary cenderung lebih murah daripada mesin reciprocating dan
sentrifugal dalam jangkauan operasi masing-masing. Kompresor sliding vane
cenderung lebih murah daripada mesin reciprocating di dalamnya jangkauan
operasi.
Untuk kompresi yang tinggi, kompresi keseluruhan dapat dipecah menjadi
beberapa tahap dan digunakan jenis kompresor yang berbeda dalam casing yang
berbeda. Sebagai contoh, laju alir besar dengan perbedaan tekanan besar mungkin
dapat digunakan kompresor aksial yang diikuti oleh kompresor sentrifugal.
Untuk kompresor reciprocating, daya yang dibutuhkan bisa diperkirakan
dari (lihat Lampiran B):
γ
P
W=
γ P ¿ F¿
( )
γ −1 ղ Is
1− out
P¿ [ ( ) ] γ −1

Dimana W = Power required untuk compression (Nm/s = J/s = W)


Pin, Pout = tekanan inlet dan outlet (N/m2)
FIN = laju alir volumetric inlet (m3/s)
γ = ratio kapasitas panas Cp/Cv
ղ Is = efisiensi isentropic
Pada table 13.8 diberikan ratio kapasitas panas Cp/Cv untuk nilai gas yang
umum.
Alternatifnya, nilai Cp/Cv bisa di estimasi dari hubungan data C p (lihat
pada Lampiran B):
Cp Cp
γ= =
C v C p−R
Dimana R = konstanta gas
Jika persamaan keadaan digunakan, maka:
Cp Cp
γ= =
C v C p−(C p −C v )

Dimana C p−C v = -T ( ∂∂ TP ) ( ∂∂VP )


V T

Nilai dari ( ∂∂ TP ) dan ( ∂∂VP ) bisa


V T
dihitung dengan menggunakan

persamaan keadaan (seperti Peng – Robinson)


Efisiensi isentropic (lihat lampiran B) merupakan fungsi dai desain mesin

Pout
dan ratio tekanan ( )
P¿
. Perkiraan awal dari efisiensi isentropik kompresor

reciprocating bisa diperoleh dari:


ղ Is =0.1091 ¿¿ , 1.1 < r < 5

Dimana r = ratio tekanan ( PP ). out

Untuk kompresi gas ideal, kenaikan suhu yang sesuai diberikan (lihat
Lampiran B):
γ
T out P
( )( )
T¿
= out
P¿
γ−1

Dimana T ¿, T out = temperatur inlet dan outlet (K)


Tabel 13.8 Heat capacity ratio for various gases
Values at Values at Values at
Typical value
10℃ 25℃ 50℃
Monoatomic He 1.67 1.67 1.67
1.67
gases Ar 1.66 1.66 1.66
H2 1.42 1.42 1.41
N2 1.40 1.40 1.40
CO 1.40 1.40 1.40
Air 1.40 1.40 1.40
Diatomic gases 1.40
NO 1.39 1.38 1.38
O2 1.40 1.40 1.39
Cl2 1.32 1.32 1.32
HCl 1.39 1.39 1.39
CH4 1.31 1.30 1.29
NH3 1.30 1.30 1.29
H2O 1.33 1.33 1.33
Polyatomic C2H4 1.24 1.23 1.22
1.30 C2H6 1.19 1.19 1.17
gases H2S 1.32 1.32 1.31
CO2 1.28 1.28 1.27
C3H6 1.16 1.15 1.14
C3H8 1.13 1.12 1.12

Persamaan B.21 di asumsikan kompresinya adalah kompresi gas ideal


adiabatik. Dalam praktiknya, kompresi akan adiabatik tidak sempurna atau ideal.
Untuk memungkinkan ini, kompresi gas dapat diasumsikan mengikuti kompresi
polytropic (lihat Lampiran B). Kompresi polytropic tidak adiabatik atau isotermal,
tetapi khusus untuk sifat fisik gas dan desain kompresor. Jika kompresi yang
sebenarnya diasumsikan mengikuti kompresi polytropic:
γ −1
Pout
T out =T ¿ ( )
P¿
n

Dimana n = koefisien polytropic


Koefisien polytropic n harus ditentukan secara eksperimental, dan dapat
diperkirakan dari (lihat Lampiran B):
P

n=
( P )
ln out

[ ղ (
P )

]
out
Is
¿
ln γ−1
P
ղ −1+(
P )
out γ
Is
¿

Persamaan B.28 berguna untuk memperkirakan koefisien polytropic n jika


inlet dan outlet tekanan diketahui, bersama dengan perkiraan efisiensi isentropik.
Mengetahui koefisien polytropic digunakan untuk mengestimasi temperatur outlet
untuk kompresi gas nyata pada Persamaan B.26.
Untuk kompresor sentrifugal dan aksial, jalur kompresi biasanya
didasarkan pada kompresi polytropic. Daya yang diperlukan untuk kompresi
polytropic dapat dinyatakan sebagai:
n−1
P
W=
n P¿ F¿
n−1 ղ P
1− out
P¿ [ ( ) ] n

Dimana ղ P = efisiensi polytropic (ratio dari power polytropic untuk actual power)
Efisiensi polytropic adalah fungsi fisik dari sifat gas dan desain mesin.
Umumnya, dengan laju alir umpan yang terlalu tinggi, maka semakin tinggi
efisiensi polytropic dari kompresor. Estimasi awal dari efisiensi polytropic
kompresor sentrifugal dapat diperoleh dari:
ղ P =0.017 ln F+ 0.7
Dimana F = laju alir gas inlet (m3/s)
Perlu ditekankan bahwa efisiensi yang sebenarnya tergantung pada desain
mesin dan sifat-sifat fisik gas.
Kompresor aliran aksial memiliki efisiensi polytropic 10% lebih tinggi
dari kompresor sentrifugal untuk hal yang sama pada rasio tekanan. Perkiraan
yang masuk akal adalah untuk efisiensi yang akan terjadi 5% lebih tinggi dari
mesin sentrifugal yang sesuai (yaitu kalikan perkiraan dari Persamaan 13.18
dengan 1.05).
Koefisien polytropic dapat diperkirakan dari rasio kapasitas panas dan
hubungan efisiensi polytropic dari hubungan (lihat Lampiran B):
γ ղP
n=
γ ղ P −γ + 1
Kenaikan suhu yang terlalu tinggi yang menyertai kompresi gas
disebabkan karena sifat-sifat gas (misalnya dekomposisi, polimerisasi, dll.), bahan
konstruksi kompresor atau sifat-sifat dari minyak pelumas yang digunakan dalam
mesin. Suhu harus berada di bawah titik nyala dari minyak pelumas (missal, suhu
di mana ia memberikan cukup banyak uap untuk membentuk sebuah campuran
yang mudah terbakar). Jika ini kasusnya, kompresi keseluruhan dapat dipecah
menjadi beberapa tahap dengan perantara pendinginan. Juga, pendinginan akan
mengurangi volume gas antar tahap dan mengurangi daya untuk kompresi tahap
selanjutnya. Di sisi lain, intercooler akan memiliki pressure drop yang akan
meningkatkan kebutuhan daya, tetapi efek ini biasanya kecil dibandingkan dengan
pengurangan daya dari pendinginan gas. daya untuk stage kompresi gas diberikan
oleh (lihat Lampiran B):
γ
W=
γ P¿ F ¿ N
γ −1 ղ Is
[
1−r γ−1 ]
Dimana N = nilai dari stage kompresi
r = ratio kompresi
Pout
=

N

P¿

Persamaan B.49 dan B.47 dapat meminimalkan daya kompresi untuk


kompresi N-stage. Namun, basis untuk kompresi gas ideal adiabatik dan karena
itu tidak benar-benar berlaku untuk kompresi gas nyata (lihat Lampiran B). Juga
diasumsikan bahwa pendinginan kembali ke kondisi awal, yang tidak mungkin
terjadi dengan intercooler asli. daya yang sesuai untuk kompresi polytropic
diberikan oleh:
n
W=
n P ¿ F¿ N
n−1 ղ Is
[
1−r n−1 ]
Stage kompresi tidak perlu dibingungkan dengan stage kompresor.
Kompresor sentrifugal sering memiliki multiple impeller (atau roda) yang
dipasang pada poros untuk terbentuk mesin multistage tanpa pendinginan. Stage
kompresi adalah di mana kompresi keseluruhan dipecah menjadi tahap menengah
dengan intercooling.
Sementara rasio kompresi untuk stage kompresi sekitar 7 atau lebih besar
yang dapat digunakan, maksimum per tahap biasanya dianggap sekitar 4. Jika
suhu maksimum diketahui, maka rasio tekanan maksimum dapat dihitung.
Contoh 13.5
Aliran gas recycle yang mengandung 88% hidrogen dan 12% metana akan
ditingkatkan tekanannya dari 81 bar menjadi 98 bar. Suhu inlet adalah 40℃ dan
laju alir adalah 170.000 Nm3/h (Nm3 = m3 normal). estimasi kebutuhan daya untuk
kompresor sentrifugal untuk tugas ini.
Jawab
Pressure ratio = 98/81
Dengan demikian, kompresi dalam satu tahap akan dapat diterima
Desain vole gas pada kondisi pada 40℃ dan 81 bar
313 1.013
= 170000 x ×
272 81
= 2.438 m3/h
= 0.667 m3/s
Ratio kapasitas panas untuk campuran bisa diambil sebagai berat rata2 dai
nilai yang ada pada tabel 13.8.
γ = 0.88 + 1.40 + 0.12 + 1.30 = 1.39
Dari persamaan 13.18, efisiensi polytropic diberikan :
ղ P =0.017 ln F+ 0.7
ղ P =0.017 ln 0.667+0.7=0.69
Koefisien polytopic bisa dihitung dari persamaan 13.38 :
γ ղP
n=
γ ղ P −γ + 1
1.39× 0.69
n= =0.69
1.39 × 0.69−1.39+1
Sekarang hitung daya dari persamaan 13.35:
n−1
P
W=
n P¿ F¿
n−1 ղ P
1− out
P¿ [ ( ) ] n

1.69 81× 105 × 0.677 1.69−1


98
W=
1.69−1 0.59
1−
81 [ ( ) ] 1.69
=−1.57 ×106 W

Perhitungan ini diasumsikan bahwa gas ideal. Sebagai perbandingan,


perhitungan dapat didasarkan pada Peng-Robinson Equation of State (lihat Bab
4). Sejumlah paket perangkat lunak fisik komersial memungkinkan prediksi
kerapatan gas dan γ untuk campuran hidrogen dan metana menggunakan
Persamaan Peng-Robinson. Dengan menggunakan ini, kerapatan gas pada kondisi
normal adalah 0,1651 kg/m3. Pada 40℃ dan 81 bar, densitasnya adalah 11.2101
kg/m3. Jadi, suction volume gas:
0.1651
= 170000 x =¿2504 m3/h = 0.695 m3/s
11.2101
Pada kondisi suction:
γ =1.38
Ini mendekati nilai yang diperkirakan. Akurasi yang lebih besar lagi dapat
diperoleh dari γ pada kondisi kompresi rata-rata. Dari Persamaan 13.18:
ղ P =0.69
Dari persamaan B.38:
n = 1.66
dari persamaan B.35:
W= -1.61 x 106 W
Diatas merupakan error yang terkecil karena tekanan kompresi yang
tinggi.

13.4 SIMULASI RECYCLE


Setelah membuat proses recycle, untuk apa yang mungkin menjadi variasi
alasan, evaluasi desain membutuhkan material dan keseimbangan energi untuk
dievaluasi dengan akurasi yang lebih tinggi. Dengan mengubah ini akan
memungkinkan ukuran awal peralatan dan sebuah evaluasi ekonomi dari desain.
Contoh 13.2 disajikan masalah di mana recycle dipecahkan untuk sistem recycle
yang sederhana dengan membuat beberapa perkiraan. Seperti suatu pendekatan
terbatas dalam aplikasinya. Masalah yang lebih kompleks menuntut pendekatan
yang lebih canggih. Paket komputer simulasi biasanya digunakan untuk
mengevaluasi keseimbangan material dan energi setelah struktur recycle memiliki
telah didirikan.
Untuk memahami bagaimana paket-paket komputer berfungsi,
pertimbangkan flowsheet sederhana pada Gambar 13.13a. Ini melibatkan
isomerisasi Komponen A ke Komponen B.Campuran A dan B dari reaktor
dipisahkan menjadi A yang relatif murni, yang di recycle, dan B relatif murni,
yang merupakan produk. Tidak ada produk sampingan yang terbentuk dan kinerja
reaktor dapat dicirikan oleh konversinya. Kinerja pemisah harus dicirikan oleh A
ke aliran recycle (rA) dan B ke produk (rB).
Dalam hal ini, hanya material balance yang akan dipecahkan untuk
menjaga masalah sederhana. Jika material balance harus dipecahkan, kemudian
serangkaian persamaan material balance dapat ditulis untuk flowsheet pada
Gambar 13.13a:
Mixer
mA,2 = mA,1 + mA,5
mB,2 = mB,1 + mB,5
Reactor
mA,3 = mA,2(1 – X)
mB,3 = mB,2 + mA,2
Separator
mA,4 = mA,3(1 – rA)
mA,5 = rA mA,3
mB,4 = rB mB,3
mB,5 = mB,3(1 – rB)
dimana
mi,j = laju alir molar komponen i pada aliran j
X = konversi reactor
ri = fractional recovery dari komponen i
Persamaan 13.19 hingga 13.26 membentuk satu set 8 persamaan dan 13
variabel (mA dan mB untuk setiap aliran, X, rA, rB). Menentukan aliran umpan
mA,1 dan mB1, dan X, rA dan rB memungkinkan kumpulan persamaan yang harus
dipecahkan. Ada dua pendekatan dasar yang bisa diadopsi.
1. Berorientasi persamaan. Pendekatan yang berorientasi pada berbasis atau
persamaan persamaan memecahkan serangkaian persamaan secara
bersamaan. Jika masalah melibatkan n variabel desain, dengan p
persamaan (kendala kesetaraan) dan q kendala ketidaksetaraan,
masalahnya menjadi salah satu:
Solve hi (x1,x2, ……………, xn) = 0 (i = 1, p)
Subject gi (x1,x2, ……………, xn) ≥ 0 (i = 1, q)

Sementara pendekatan ini tampaknya langsung untuk keseimbangan massa


sederhana di atas, untuk sistem recycle yang lebih kompleks dengan
persamaan keseimbangan energi dan persamaan kesetimbangan fase, itu
tidak mudah. Persamaan yang menjelaskan konektivitas flowsheet
digabungkan dengan persamaan yang menggambarkan berbagai unit
operasi dalam flowsheet dan, jika mungkin, korelasi sifat fisik menjadi
satu set persamaan besar. Solusi dari himpunan persamaan dapat dilakukan
oleh pemecah persamaan nonlinier tujuan umum. Karena kesulitan
termasuk persamaan sifat fisik, ini sering dirumuskan sebagai prosedur
yang berbeda dan tetap terpisah dari persamaan yang menggambarkan
konektivitas flowsheet dan operasi unit.
Untuk contoh, masalah yang simple diatas, jika nilai di atur dengan:
mA,1 = 100 kmol
mB,1 = 0 kmol
X = 0.7
rA = 0.95
rB = 0.95
lalu persamaan bisa di hitung secara simultan dengan:
mA,5 = 39.8601 kmol
mB,5 = 5.1527 kmol
mA,4 = 2.0979 kmol
mB,4 = 97.9021 kmol

Gambar 13.13 A simple Process with recycle


2. Modular sekuensial. Dalam modular berurutan pendekatan, persamaan
proses dikelompokkan dalam blok-blok operasi unit. Setiap blok operasi
unit berisi persamaan yang menghubungkan aliran outlet dan variabel
kinerja untuk blok ke variabel aliran masuk dan parameter yang
ditentukan. Setiap blok operasi unit kemudian diselesaikan satu per satu
secara berurutan. Output dihitung dari setiap blok menjadi umpan ke blok
berikutnya, dan seterusnya. Gambar 13.13b menunjukkan struktur blok
untuk flowsheet pada Gambar 13.13a. Arah arus informasi biasanya
mengikuti aliran material. Pertama aliran umpan harus dibuat. Ini
kemudian pergi ke mixer di mana umpan segar dicampur dengan aliran
recycle. Di sini muncul masalah, karena laju aliran dan komposisi recycle
tidak diketahui. Teknik solusi modular sekuensial adalah untuk tear salah
satu aliran dalam lingkaran recycle. Pada Gambar 13.13b, aliran recycle
itu sendiri telah tear. Secara umum, tear aliran recycle itu sendiri hanya
satu opsi untuk tear aliran dalam satu lingkaran. Sering kali yang terbaik
adalah tear arus yang dapat diberikan perkiraan awal yang baik. Tearing
menentukan aliran atau arus informasi yang harus di tear untuk membuat
sistem (atau sub-sistem) menjadi siklik. Sebuah unit konvergensi recycle
atau solver dimasukkan dalam tear stream (Gambar 13.13b). Untuk
memulai perhitungan material balance pada Gambar 13.13b, nilai untuk
komponen molar yang mengalir untuk aliran recycle (tear stream) harus
diperkirakan. Ini memungkinkan material balance dalam reaktor dan
separator yang harus dipecahkan. Pada urutannya, ini memungkinkan
molar mengalir untuk aliran recycle untuk dihitung. Nilai yang dihitung
dan diperkirakan kemudian dapat dibandingkan untuk menguji apakah
kesalahan dalam toleransi yang ditentukan. Biasanya untuk menentukan
kesalahan skala dalam bentuk:
G ( x )−x
−Tolerance ≤ ≤ Tolerance
x
Dimana:
X = estimasi dari variable
G (x) = nilai yang dihitung dari variabel
Jika material balance harus dipecahkan, maka variabel konvergensi dapat
dianggap sebagai komponen molar yang mengalir. Ketika material balance dan
energi harus dipecahkan, variabel konvergensi tambahan biasanya diambil sebagai
tekanan dan entalpi.

Tabel 13.19 Solution of material balance by direct substitution


Assumed Calculated Scaled residual
Iteration mA,5 mB,5 mA,5 mB,5
mA,5 mB,5
(kmol) (kmol) (kmol) (kmol)
1 50 5 42.7500 5.5000 -0.1450 0.1000
2 42.7500 5.500 40.6368 5.2713 -0.0483 -0.0416
3 40.6368 5.2713 40.0949 5.1875 -0.0145 -0.0159
4 40.0949 5.1875 39.9270 5.1627 -0.0042 -0.0048
5 39.9270 5.1627 39.8792 5.1556 -0.0012 -0.0014
6 39.8792 5.1556 39.8656 5.1536 -0.0003 -0.0004
7 39.8656 5.1536 39.8617 5.1530 -0.0001 -0.0001
8 39.8617 5.1530 39.8608 5.1528 0.0000 0.0000

Perawatan harus diambil jika beberapa komponen hadir dalam jumlah


kecil. Jika perkiraan konsentrasi 0,5 ppm dan nilai yang dihitung adalah 1 ppm,
kesalahan skala adalah 100%. Ini terlalu besar kesalahan untuk sebagian besar
variabel, namun kesalahan absolut mungkin dapat diterima untuk jejak komponen.
Dalam situasi lain, mungkin perlu mendefinisikan jejak komponen dengan presisi
tinggi. Batas jejak komponen dapat diatur, di bawah ini kriteria konvergensi
diabaikan.
Tidak mungkin bahwa nilai estimasi untuk aliran recycle akan berada
dalam toleransi untuk perkiraan awal. Jika kriteria konvergensi tidak terpenuhi,
maka blok konvergensi perlu memperbarui nilai dari aliran recycle. Pendekatan
paling sederhana untuk hal ini adalah substitusi langsung atau substitusi berulang.
Dalam pendekatan ini, urutan dihitung dari perkiraan awal. Nilai yang dihitung
kemudian menjadi nilai untuk iterasi berikutnya. Ini diulang sampai semua
kriteria konvergensi terpenuhi. Sebagai contoh, dalam contoh dari Gambar 13.13,
dengan mengasumsikan nilai-nilai dalam Persamaan 13.28, perkiraan awal dapat
berupa:
mA,5 = 50 kmol
mB,5 = 5 kmol
Dari tabel 13.9 mengikuti iterasi hingga konvergensi tercapai
Gambar 13.14 Convergence of recycle loop using sequential modular approach
Gambar 13.14a menunjukkan representasi skematis dari strategi substitusi
langsung. Masalah dengan pendekatan ini adalah bahwa konvergensi mungkin
memerlukan banyak iterasi dan beberapa masalah mungkin gagal untuk menyatu
dengan toleransi yang diperlukan. Alih-alih menggunakan substitusi langsung,
unit konvergensi dapat mempercepat konvergensi. Gambar 13.14b
mengilustrasikan salah satu metode tersebut. Iterasi substitusi langsung
dilinierisasi. Persamaan garis lurus dapat ditulis untuk dua iterasi sebagai:
G(x) = ax + b
Dimana:
G ( x k ) −G ( xk −1 )
a = slope =
x k −x k−1
G ( x k ) ,G ( x k−1 ) = nilai yang dihitung dari variabel untuk iterasi k an k-1
x k , x k−1 = estimasi nilai variabel untuk iterasi k dan k-1
Untuk iterasi k, persamaan 13.30 bisa ditulis :
b = G ( x k )−a x k
subtitusi persamaan 13.31 kedalam persamaan 13.30 didapatkan:
G ( x k+1 )=a x k+1+ [ G ( x k ) −a x k ]

Titik potong diperlukan untuk persamaan 13.32 dengan persamaan:


G ( x k+1 )=a x k+1
Persamaan 13.34 disusun ulang:
a 1
a x k+1 =( a−1 ) a −( a−1
k )G ( x ) k

Subtitusi q = a/(a-1) ,sehingga:


a x k+1 =q a k + (1−q ) G ( x k )=x k +(1−q) [ G ( x k ) −x k ]

Dengan demikian, Persamaan 13,36 dapat digunakan untuk mempercepat


konvergensi dan dikenal sebagai metode Wegstein. Jika q = 0 dalam Persamaan
13.36, metode ini menjadi substitusi langsung. Jika q < 0, percepatan solusi
terjadi. Batas biasanya diatur untuk nilai q untuk mencegah perilaku tidak stabil.

Kembali ke contoh dari Gambar 13.13, solusi dengan substitusi langsung


diikuti pada Tabel 13.9. Jika Metode Wegstein diterapkan setelah dua iterasi
pertama:
42.7500−40.6838
a= =0.28250
50−42.7500
q=−0.3986
Subtitusi dengan persamaan 13.16 :
a x k+1 =42.7500+ ( 1−0.3986 ) [ 40.6368−42.7500 ] =39.8602 kmol
Dibandingkan dengan substitusi langsung, pendekatan solusi ini jauh lebih
cepat. Prosedur ini diulang sampai kriteria konvergensi terpenuhi.
Ketika berurusan dengan flowsheet yang lebih kompleks dapat dilihat pada
Gambar 13.13, urutan di mana perhitungan berlangsung dalam pendekatan
modular berurutan adalah penting. Pertimbangan pertama adalah untuk tear
stream yang perkiraan awal yang baik dapat diberikan. Setelah itu pilihan tear
stream harus mengurangi kompleksitas perhitungan solusi. Pertimbangkan
flowsheet pada Gambar 13.15a. Pada pandangan pertama tampaknya ada lima
tear stream. Gambar 13.15b menunjukkan urutan perhitungan yang diatur ulang.
Urutan perhitungan ini membutuhkan tear hanya dua aliran dari lima. Ini akan
sangat menyederhanakan perhitungan. Juga pada Gambar 13.15b, urutan
perhitungan telah dipartisi menjadi dua set blok. Partisi mengidentifikasi
kumpulan blok yang harus dipecahkan bersama. Pada Gambar 13.15b, ada sedikit
titik penyelesaian partisi kedua sampai partisi pertama telah dipecahkan. Jika ada
beberapa tear stream di sebuah partisi, maka tear stream dapat terkumpul secara
berurutan atau bersamaan. Berbagai algoritma tersedia untuk sistematis partisi
dan tear flowsheet.

Gambar 13.15 Partitioning and tearing a complex flowsheet


Pendekatan yang berorientasi pada persamaan dan pendekatan modular
berurutan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan relatifnya.
Pendekatan modular sekuensial intuitif dan mudah dimengerti. Hal ini
memungkinkan perancang untuk berinteraksi dengan solusi karena
mengembangkan dan kesalahan cenderung lebih mudah dimengerti daripada
dengan pendekatan yang berorientasi pada persamaan. Namun, masalah besar
mungkin sulit disatukan dengan pendekatan modular sekuensial. Di sisi lain,
pendekatan yang berorientasi pada persamaan dapat membuat sulit untuk
mendiagnosis kesalahan. Ini umumnya tidak sekuat pendekatan modular
sekuensial dan umumnya memerlukan inisialisasi yang baik untuk dipecahkan.
Salah satu keuntungan utama dari pendekatan yang berorientasi pada persamaan
adalah kemampuan untuk merumuskan masalah sebagai masalah optimasi, karena
masalah desain nergy selalu melibatkan beberapa optimasi. Dengan demikian,
formulasi dalam Persamaan 13.27 dapat dengan mudah diubah ke masalah
optimasi yang sesuai dan keseimbangan material dan nergy diselesaikan
bersamaan dengan masalah optimasi:
Minimize f(x1, x2, ……………., xn)
Subject h1(x1, x2, ……………., xn) = 0 (i = 1, p)
g1(x1, x2, ……………., xn) = 0 (i = 1, q)
Tentu saja, dua pendekatan dapat dikombinasikan dan pendekatan modular
sekuensial yang digunakan untuk menyediakan inisialisasi untuk pendekatan yang
berorientasi pada persamaan.
Contoh 13.6
a) Dengan mempertimbangkan perkiraan efluen reaktor dari Contoh 13.2 untuk
fraksi metana dalam recycle dan yang di purge 0.4, hitung pemisahan aktual
dalam pemisah fase dengan asumsi suhu menjadi 40℃. Kesetimbangan fase
untuk campuran ini dapat diwakili oleh Peng-Robinson Equation of State
dengan parameter interaksi biner diasumsikan nol. Banyak program simulasi
komputer tersedia secara komersial untuk melakukan perhitungan semacam
itu.
b) Ulangi perhitungan dari Contoh 13.2 dengan data ekuilibrium fase aktual
dalam pemisahan fase dengan mengasumsikan sharp split.

Anda mungkin juga menyukai