Tabel 13.5 Head loss in sudden contractions, sudden expansions and orifice plates
Fitting hL
A v 22
Sudden contraction
[ ( )] ( )
0.5 1− 2
A1 2g
A 1 v 12
Sudden expansion
[ ]( )
1−
A2 2 g
1 A A 2 v2
2
CD
1− O
A[ ] [( ) ] ( )
AO
−1
2g
Dimana:
V1, V2 = upstream and downstream velocities (m/s)
Orifice plate A1, A2 = upstream and downstream pipe areas (m2)
g = acceleration due to gravity (9.81 m/s2)
A, AO = areas of pipe and orifice (m2)
v = velocity in the pipe (m/s)
CD = 0.62 for preliminary design
Untuk gas dan uap, umumnya memiliki kecepatan fluida yang berada pada
range 15 – 30 m/s. dari kecepatan fluida ini dapat diperhitungkan ukuran pipa
standar. Pada tabel 13.7 ini memberikan secara rinci tentang ukuran pipa yang
umum digunakan.
Jika dimensi dari pipa telah diketahui, maka korelasi diatas dapat
digunakan untuk mengestimasi pressure drop melalui pipa. Dalam kasus ini,
misalnya, dalam situasi retrofit. Dalam permulaan desain, kemungkinan
diperlukan dalam membuat penyisihan untuk biaya pemompaan dan kompresi
tanpa mengetahui dimensi dairi pipa. Jika ini masalahnya, maka tidak sulit untuk
membuat perkiraan awal jarak yang diperlukan untuk mentransportasikan cairan.
Yang tidak pasti adalah pelengkapan pipa yang terlibat. Oleh karena itu, beberapa
pedoman umum diperlukan untuk membuat perkiraan awal pressure drop untuk
memperhitungkan fitting pipa:
1. Vessel yang sering kali memiliki katup isolasi (tetapi ini bervariasi antara
berbagai sektor industry)
2. Peralatan yang dibutuhkan untuk merawat biasanya memiliki katup isolasi
disetiap sisi. Termasuk pompa, kompresor dan katup control.
3. Pompa biasanya akan memiliki katub untuk mencegah pembalikan aliran.
4. Control aliran biasanya akan didasarkan pada pengukuran pressure drop
pada orifice plate.
5. Garis yang menghubungkan antar vessel atau vessel dengan persimpangan
pipa biasanya memiliki setidaknya tiga tikungan.
Sebagai contoh, anggaplah cairan dipompa dari satu bejana ke bejana lain
menggunakan pompa dan di bawah aksi kontrol aliran menggunakan orifice plate
untuk mengukur laju alir. Head loss yang terlibat akan menjadi:
1. Kontraksi secara tiba-tiba dari umpan vessel ke dalam saluram
pembuangan.
2. Isolasi valve untuk vessel.
3. Dua isolasi valve dan valve untuk pompa.
4. Orifice plate untuk pengukuran aliran
5. Valve control.
6. Dua isolasi valve untuk valve control.
7. Biasanya tiga tikungan pipa dari perubahan arah pipa.
8. Isolasi valve untuk vessel pembuangan.
9. Ekspansi secara tiba-tiba untuk yang masuk ke vessel pembuangan.
Contoh 13.3
Air dipompa antara dua vessel yang terpisah dengan jarak 30 m dibawah aksi
aliran kontrol. Diperkirakan tejadi peningkatan ketinggian sekitar 5 m. Laju alir
air adalah 100 m3/h, viskositas 0.8 mN s/m2 (sama dengan centipoise) dan
desitasnya adalah 993 kg/m3. Hitunglah pressure drop yang diperlukan oleh
pompa.
Jawab.
Pertama, tentukan diameter pipa dari kecepatan yang diasumsikan katakanlah 2
m/s Luas pipa (A) diberikan oleh:
1 1
A = 100 × ×
3600 2
= 0.01389 m2
Internal diameter (dI) diberikan:
4A
dI =
√ π
4 × 0.01389
=
√ π
= 0.133 m
Ini perlu dibulatkan dengan menggunakan diameter pipa standar yaitu
dengan diameter sebesar 0.154 m.
Kecepatan fluida aktual adalah:
1 4
V = 100 x ×
3600 π × 0.1542
= 1.49 m/s
Bilangan reynold untuk straight pipe adalah:
ρ dI v
Re =
μ
993 ×0.154 × 1.49
=
0.8 ×10−3
= 2.85 x 105
Head loss di dalam bagian straight pipe:
L v2
hL = 2 cf ×
dI g
0.079 30 1.492
=2 × ×
ℜ0.25 0.154 9.81
= 0.30 m
Untuk isolasi valve, diambil gate valve fully open, satu untuk vessel, dua
untuk pompa dan dua untuk contol valve:
v2
hL = 6 x CL
2g
1.492
= 6 x 0.2 x
2× 9.81
= 0.14 m
Asumsi check valve untuk pompa:
v2
hL = CL
2g
1.492
=2x
2× 9.81
= 0.23 m
Estimasi control valve, diambil globe valve dengan half open:
c L v2
hL = 1.84
α 2g
9 v2
=
0.51.84 2× 9.81
= 3.65 m
Asumsi 3 persimpangan:
1.49 2
hL = 3×
2× 9.81
= 0.27 m
Asumsi pada orifice plate untuk mengukur laju alir dengan ratio diameter sekitar
0.4 dan koefisien pembuangan sekitar 0.62:
1 AO A 2 v2
hL = 2 1−
cD A[ ][ ( ) ]
AO
−1
2g
1 [ 1 2
] [( ) ] 1.492
= 2
1−0.4 2 −1
0.62 0.4 2 ×9.81
= 9.41 m
Entrance loss dari umpan vessel diberikan:
A O v2
hL = 0.5 1−[ A 2g ]
1.492
= 0.5 x [ 1−0 ]
2× 9.81
= 0.06 m
Exit loss yang diterima dalam vessel diberikan:
2
A 2
= 1− O v
hL
[A 2g ]
2 1.492
= [ 1−0 ]
2 × 9.81
= 0.11 m
ΔP = ρg[ ∑ h L + Δ z ]
= 993 x 9.41 [(0.30+0.14+0.23+3.65+0.27+9.41+0.06+0.11) + 5]
= 1.87 x 105 N/m2
1. Pumping. Dua jenis utama pompa yang digunakan dalam industri proses
adalah sentrifugal dan positive displacement. Dalam pompa sentrifugal,
cairan masuk di dekat pusat impeller yang berputar dan dilemparkan
keluar oleh aksi sentrifugal. Peningkatan energi kinetik yang dihasilkan
diubah menjadi energi tekanan ketika cairan meninggalkan pompa. Pompa
sentrifugal menghasilkan volume yang bergantung pada tekanan
pembuangan dan energi yang ditambahkan. Di sisi lain, dalam pompa
positive displacement, volume cairan terperangkap dalam bilik, yang
mengalami penurunan volume dan peningkatan tekanan sebelum dibuang.
Ini dapat menjadi reciprocating (misalnya piston dan silinder) atau rotasi
(misalnya dua gigi putar yang saling terkait). Pompa positive displacement
sehingga memberikan jumlah yang pasti untuk setiap stroke atau sebagian
rotasi perangkat. Sebagian besar aplikasi industri mendukung penggunaan
pompa sentrifugal karena dapat menangani berbagai macam cairan dan
berbagai kondisi pemompaan dengan biaya relatif rendah terhadap
perangkat perpindahan positif. Pompa positive displacement digunakan
ketika cairan memiliki viskositas tinggi, laju alir rendah, atau kombinasi
keduanya. Daya yang diperlukan untuk tugas pemompaan yang diberikan
dapat dihitung dari:
F∆P
W=
ղ
Dimana: W = power required untuk pemompaan (N m/s = J/s =
W)
F = laju alir volumetrik (m3/s)
∆P = pressure drop pompa (N/m2)
ղ = efisiensi pompa (-)
efisiensi dai pompa sebagai fungsi dari kedua desain dan kapasitas.
Efisiensi merupakan fungsi kuat dari kapasitas dan mungkin hingga
setinggi 90% untuk pompa besar dan serendah 30% untuk pompa yang
kecil. Untuk pompa sentrifugal, perkiraan awal efisiensi pompa dapat
diperoleh dengan:
ղ = 0.01(ln F)2 + 0.15 ln (F) + 0.3 1 < F < 1000
dimana F = laju alir volumetrik (m3/h)
ղ = efisiensi pompa (-)
Perlu dicatat bahwa efisiensi yang disarankan oleh Persamaan
13.14 hanyalah perkiraan. Efisiensi untuk kapasitas yang diberikan tidak
hanya bergantung pada desain pompa tetapi juga pada cairan yang
dipompa. Kinerja pompa biasanya dikutip berdasarkan pemompaan air dan
ini perlu dikoreksi untuk cairan yang sebenarnya. Namun, Persamaan
13.14 cukup baik untuk perkiraan pertama untuk pompa sentrifugal pada
tugas viskositas rendah.
Contoh 13.4
Pompa sentrifugal diperlukan untuk menghasilkan 100 m 3 air per jam dengan
peningkatan tekanan 5 bar. Jika Ir untuk pompa adalah motor listrik dengan
efisiensi 90%, biaya listrik $0,06 kW/h, beroperasi selama 8300 jam per tahun,
hitunglah biaya listrik tahunan.
Jawab:
ղ = -0.01(ln F)2 + 0.15 ln F +0.3
= -0.01(ln 100)2 + 0.15 ln (100) + 0.3
= 0.78
F∆P 1
W ¿
ղ 0.9
100 1 1
= ×5 ×10 5 × ×
3600 0.75 0.9
= 19800 W
19800
Annual Cost = ×0.06 × 8300
103
= $9900/tahun
2. Compression. Sebagaimana dicatat sebelumnya, pompa murah untuk
dibeli dan murah untuk beroperasi dibandingkan terhadap kompresor gas.
Kompresor gas secara umum dapat diklasifikasikan sebagai:
a) Kompresor Positive displacement di mana mesin menjebak volume gas
dalam suatu ruangan dan mengalami penurunan volume dengan
peningkatan tekanan yang dihasilkan.
b) Kompresor dinamis atau turbo-kompresor di mana energi ditransfer ke gas
dengan cara dinamis dari impeler atau pisau yang berputar. Energi kinetik
gas meningkat, yang kemudian diubah menjadi energi tekanan. Kompresor
dinamis dengan penurunan tekanan rendah biasanya disebut kipas atau
blower.
c) Ejektor di mana energi kinetik dari working fluid berkecepatan tinggi atau
motif fluid (uap atau gas) menahan dan menekan aliran fluida kedua.
Perangkat tidak memiliki bagian yang bergerak. Mereka adalah perangkat
yang tidak efisien dan penggunaan normal adalah untuk layanan vakum di
mana sejumlah kecil gas ditangani. Mereka tidak akan dipertimbangkan
lebih jauh di sini.
Rasio kompresi maksimum (rasio outlet untuk tekanan inlet) untuk
kompresor tergantung pada desain mesin, sifat-sifat minyak pelumas yang
digunakan dalam mesin, rasio kapasitas panas gas (CP / CV = γ ), lainnya seperti
sifat gas (misalnya kecenderungan untuk berpolimerisasi ketika dipanaskan), dan
suhu inlet. Jenis kompresor yang paling umum digunakan untuk kompresi gas
dalam industri proses adalah:
a) Reciprocating. Kompresor reciprocating (piston yang bergerak mundur
dan maju dalam silinder, lihat Lampiran B.1) dapat digunakan melalui
berbagai tekanan dan laju alir. Gas diatomik dengan γ = 1.4 dapat memiliki
rasio tekanan per silinder hingga 4 dan gas hidrokarbon dengan γ = 1.2
hingga 9. Tekanan debit maksimum dapat melebihi 20 bar untuk single
stages atau lebih dari 5000 bar untuk multiple stages. Aliran hisap hingga
1 m3/s untuk single stages atau hingga 2 m3/s untuk multiple stages.
Kerugian yang signifikan dari kompresor reciprocating adalah bahwa gas
yang dimampatkan tidak dikirimkan secara terus menerus. Pulsasi yang
dihasilkan dalam aliran dan tekanan dapat menyebabkan getaran (dan,
dalam kasus yang ekstrim, dapat menyebabkan kegagalan mekanis) dan
efisiensi kompresor yang buruk (untuk mengatasi tekanan yang terlalu
tinggi). Surge drum dan acoustic filters diperlukan untuk meredam
getaran.
b) Positive displacement rotary. Mesin rotary, seperti namanya, melibatkan
satu atau dua poros yang berputar untuk membuat ruang dengan menurun
ukuran ruang dari inlet ke outlet untuk meningkatkan tekanan. Ada empat
bagian kompresor positive displacement rotary:
● sekrup Kompresor menggunakan dua sekrup seperti sekrup
penghambat (Gambar 13.11a). Minyak pelumas diperlukan dalam
beberapa desain untuk melumasi rotor, menutup celah antara rotor
dan mengurangi kenaikan suhu gas selama kompresi.
Kelemahannya gas dicemari dengan minyak pelumas. Di sisi lain,
mesin bebas minyak tidak menampilkan pencampuran gas dengan
minyak pelumas. Dalam desain ini, kontak antara rotor dicegah
oleh timing gears di bagian luar ruang kerja. Namun, harganya
lebih mahal daripada mesin injeksi minyak. Gas diatomik dengan γ
= 1.4 dapat memiliki rasio tekanan per casing hingga 4,5 dan gas
hidrokarbon dengan γ = 1.2 dapat memiliki rasio tekanan per
casing hingga 10. Tekanan debit maksimum hingga 30 bar. Aliran
hisap hingga 15 m3/s dan mungki lebih besar.
Pout
dan ratio tekanan ( )
P¿
. Perkiraan awal dari efisiensi isentropik kompresor
Untuk kompresi gas ideal, kenaikan suhu yang sesuai diberikan (lihat
Lampiran B):
γ
T out P
( )( )
T¿
= out
P¿
γ−1
n=
( P )
ln out
[ ղ (
P )
]
out
Is
¿
ln γ−1
P
ղ −1+(
P )
out γ
Is
¿
Dimana ղ P = efisiensi polytropic (ratio dari power polytropic untuk actual power)
Efisiensi polytropic adalah fungsi fisik dari sifat gas dan desain mesin.
Umumnya, dengan laju alir umpan yang terlalu tinggi, maka semakin tinggi
efisiensi polytropic dari kompresor. Estimasi awal dari efisiensi polytropic
kompresor sentrifugal dapat diperoleh dari:
ղ P =0.017 ln F+ 0.7
Dimana F = laju alir gas inlet (m3/s)
Perlu ditekankan bahwa efisiensi yang sebenarnya tergantung pada desain
mesin dan sifat-sifat fisik gas.
Kompresor aliran aksial memiliki efisiensi polytropic 10% lebih tinggi
dari kompresor sentrifugal untuk hal yang sama pada rasio tekanan. Perkiraan
yang masuk akal adalah untuk efisiensi yang akan terjadi 5% lebih tinggi dari
mesin sentrifugal yang sesuai (yaitu kalikan perkiraan dari Persamaan 13.18
dengan 1.05).
Koefisien polytropic dapat diperkirakan dari rasio kapasitas panas dan
hubungan efisiensi polytropic dari hubungan (lihat Lampiran B):
γ ղP
n=
γ ղ P −γ + 1
Kenaikan suhu yang terlalu tinggi yang menyertai kompresi gas
disebabkan karena sifat-sifat gas (misalnya dekomposisi, polimerisasi, dll.), bahan
konstruksi kompresor atau sifat-sifat dari minyak pelumas yang digunakan dalam
mesin. Suhu harus berada di bawah titik nyala dari minyak pelumas (missal, suhu
di mana ia memberikan cukup banyak uap untuk membentuk sebuah campuran
yang mudah terbakar). Jika ini kasusnya, kompresi keseluruhan dapat dipecah
menjadi beberapa tahap dengan perantara pendinginan. Juga, pendinginan akan
mengurangi volume gas antar tahap dan mengurangi daya untuk kompresi tahap
selanjutnya. Di sisi lain, intercooler akan memiliki pressure drop yang akan
meningkatkan kebutuhan daya, tetapi efek ini biasanya kecil dibandingkan dengan
pengurangan daya dari pendinginan gas. daya untuk stage kompresi gas diberikan
oleh (lihat Lampiran B):
γ
W=
γ P¿ F ¿ N
γ −1 ղ Is
[
1−r γ−1 ]
Dimana N = nilai dari stage kompresi
r = ratio kompresi
Pout
=
√
N
P¿