Anda di halaman 1dari 14

Penuntun Praktikum

ILMU PRODUKSI
TERNAK POTONG DAN KERJA

TEAM TEACHING

LABORATORIUM TERNAK POTONG

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2021

0
Tata tERTIB PRAKTIKUM
LABORATORIUM TERNAK POTONG
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS MATARAM

1. Praktikan harus berada di tempat praktikum 15( lima belas) menit sebelum praktikum
dimulai, bagi mereka yang terlambat tidak diperkenankan mengikuti praktikum, jika
tidak dengan alasan yang jelas dan syah.
2. Praktikan harus meminjam alat-alat yang akan digunakan untuk setiap acara praktikum,
dan setelah digunakan harus dikembalikan dalam keadaan baik dan bersih. Praktikan
harus bertanggung jawab penuh terhadap keselamatan alat-alat tersebut.
3. Jika praktikan menghilangkan, merusak atau memecahkan alat-alat praktikum yang
dipinjam dengan sengaja atau tidak, maka praktikan harus menggantinya dengan alat
yang sama atau serupa.
4. Praktikan yang tidak mengikuti praktikum pada salah satu acara praktikum mata kuliah
diharuskan mengulangi praktikum pada kesempatan lain dengan persetujuan dosen
Pembina.
5. Selama praktikum berlangsung, praktikan diwajibkan memakai jas praktikum yang
bersih
6. Pada saat praktikum berlangsung, praktikan harus bekerja dengan hati-hati dan teliti
serta memperlakukan obyek penelitian/pengamatan dengan baik.
7. Setiap selesai melakukan praktikum, hasil praktikum harus ditunjukkan kepada asisten
/dosen untuk mmemperoleh pengesahan pada laporan sementara. Pada saat
mempertanggung jawabkan hasil praktikum tersebut, praktikan harus dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan mengenai praktikum yang dilaksanakannya.
8. Praktikan harus menanda tangani daftar hadir praktikum yang disiapkan asisten/dosen
pada setiap kegiatan praktikum( tanda tangan di lokasi praktikum).
9. Setiap acara praktikum harus dibuat laporan resminya yang bentuknya telah ditentukan.
Laporan harus sudah diserahkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah praktikum
berlangsung . Penyerahan laporan yang melewati waktu yang sudah ditentukan, maka
laporan tidak akan dinilai dan dianggap tidak pernah melakukan praktikum.
10.Bacalah/pelajari penuntun praktikum yang berhubungan dengan kegiatan/ acara yang
akan dilakukan.
11.Hal-hal yang belum tercantum dalam tata tertib ini akan diatur kemudian.

1
BAGIAN. I

PENENTUAN UMUR DAN STATUS FAALI TERNAK


Acara 1. PENENTUAN UMUR TERNAK

Umur ternak secara mutlak hanya dapat diketahui dari pengamatan atau catatan
mengenai tanggal lahirnya. Tetapi dalam keadaan tidak tersedianya catatan dimaksud,
dapat dilakukan pendekatan dengan melihat pergantian dan perubahan gigi seri.
Gigi seri ternak Sapi hanya terdapat pada rahang bawah dan sudah tumbuh sejak
lahir. Pada umur tertentu gigi tersebut akan tanggal secara bertahap sepasang demi
sepasang berganti dengan gigi baru.
Pertumbuhan gigi dapat dibedakan dalam 3 fase :
1. Fase gigi susu; yaitu gigi yang tumbuh semenjak lahir sampai berganti dengan
gigi yang baru.
2. Fase pergantian gigi (gigi tetap) ; yaitu dari awal pergantian sampai selesai
pergantian gigi susu (rampas).
3. Fase keausan; yaitu gigi tetap yang mengalami keausan
Proses pergantian gigi berlangsung sebagai berikut: pada awalnya dua buah gigi
dalam (Gd) lepas, kemudian disusul dua buah gigi tengah dalam (Gtd), selanjutnya gigi
seri tengah luar (Gtl), yang terakhir adalah gigi sudut (GS). Lebih jelasnya, dapat
diperhatikan dari gambar di bawah ini:

GAMBAR 1 : MACAM GIGI PADA TERNAK

Keternangan:
1 = Gigi Seri (Incisor) a = Gigi seri dalam
2 = Gigi taring (Caninus) b = Gigi seri tengah dalam
3 = Gigi graham berganti (PreMolare) c = Gigi seri tengah luar
4 = Gigi graham tetap (Molare) d = Gigi Sudut..

GAMBAR 2. KEADAAN GIGI MENURUT UMUR

Gigi susu (I 0) : Ada 2 gigi lebar (I 1)


Sapi Umur 1 – 1½ Sapi umur 1½ – 2 tahun
Kerbau Umur 1½ - 2 tahun Kerbau umur 2½ – 3 tahun
2
Kambing/Domba Umur 10 – 12 bln Kambing/Domba umur 1¼ - 1½ thn
Kuda Umur 1 tahun Kuda umur 2,5 tahun

Ada 4 gigi lebar (I 2) Ada 6 gigi lebar (I 3)


Sapi umur 2 – 2 ½ tahun Sapi umur 2½ – 3½ tahun
Kerbau umur 3 – 4 tahun Kerbau umur 4 - 5 tahun
Kambing/Domba 2 – 2¼ thn Kambing/Domba 2½ – 2¾ tahun
Kuda umur 3,5 tahun Kuda umur 4,5 tahun

Ada 8 gigi lebar (I 4) Gigi tua :


Sapi umur 3½ – 4½tahun Sapi Umur > 9 tahun
Kerbau umur 5½ - 6 tahun Kerbau umur > 10 tahun
Kambing/Domba umur 3½- 4 th Kambing/Domba umur > 6 tahun
Kuda umur 6 tahun Kuda umur 15 tahun
RUMUS GIGI TERNAK :

½ dari rahang atas I3 C1 PM3 M3


Kuda : :
½ dari rahang Bawah I3 C1 PM3 M3

I0 C0 PM3 M3
Sapi, Kerbau, Kambing dan Domba :
I4 C0 PM3 M3

½ dari rahang atas I3 C1 PM4 M3


Babi : :
½ dari rahang Bawah I3 C1 PM4 M3

A. Tujuan praktikum
Mempelajari perubahan gigi dan cara penentuan umur ternak berdasarkan keadaan gigi
B. Materi praktikum
Ternak sapi, jantan dan betina dengan berbagai tingkatan umur .
C. Metode dan pelaksanaan
Praktikum dilakukan dengan metode pengamatan langsung, yaitu dengan memeriksa
serta meraba keadaan gigi. Adapun langkah-langkah pelaksanaannya adalah sebagai
berikut:
1) Sapi dimasukkan ke kandang jepit, diusahakan agar keadaannya tenang dan
tidak menjadi gelisah sehingga mempermudah pemeriksaan

3
2) Kuasailah bagian kepala sapi dengan melingkarkan sebelah lengan tangan pada
muka sapi, sekaligus cengkramlah kedua rahang bawah sapi sampai mulut sapi
ternganga sehingga giginya tampak. Agar gigi sapi lebih jelas terlihat, bukalah
bibir bawahnya.
3) Periksa dan rabalah permukaan gigi serinya hingga jelas terlihat dan terasa
keadaannya.
4) Perhatikan petunjuk 1 – 6 pada gambar di atas untuk mengkonfirmasi hasil
pemeriksaan saudara.

Acara 2. PENENTUAN SUHU TUBUH

Suhu tubuh ternak pada dasarnya merupakan panas yang beredar melalui
aliran darah dalam seluruh jaringan tubuh. Eckert et al. (1988) menyebutkan, suhu
tubuh ternak tergantung pada jumlah panas (kalori) per unit masa jaringan,
kapasitas panas jaringan berkisar antara 0° hingga +40°C setara dengan 1,0 kalori per
derajat celcius per gram. Menurut ebster dan Wilson (1980), yang dimaksud suhu
tubuh (true body temperature) adalah suhu darah yang meninggalkan jantung

A. Tujuan praktikum.
Mempelajari suhu tubuh ternak potong sapi pada jenis kelamin, umur, dan suhu
lingkungan berbeda, serta melatih keterampilan dalam melakukan pengukuran.
B. Materi praktikum
Materi praktikum adalah sapi dewasa, masing-masing terdiri atas jantan dan betina.
Semua ternak ini dalam kondisi sehat dan bugar.
C. Alat yang digunakan
Alat untuk praktikum ini adalah alat pengukur suhu tubuh, yaitu termometer klinik, ,
bahan-bahan pelengkap berupa kapas, alkohol 70% dan vaselin.
D. Metode praktikum
Praktikum dilaksanakan menggunakan metode percobaan dengan pengukuran
langsung melalui rektum (suhu rektal) terhadap beberapa perlakuan berupa jenis
kelamin, umur, variasi suhu lingkungan. Adapun langkah-langkah pelaksanaannya
adalah sebagai berikut:
a. Hewan-hewan pengamatan terlebih dahulu diidentifikasi dalam hal jenis/bangsa,
jenis kelamin, umur, berat badan, kondisi tubuh.
b. Hewan dikendalikan/diperlakukan agar tetap tenang, tidak gelisah, sehingga
pengukuran suhu tubuhnya dapat dilakukan dengan baik ; jika tersedia kandang
jepit maka sebaiknya, (khusus untuk sapi) dimasukkan ke kandang jepit untuk
memudahkan pengamatan.
c. Pengukuran suhu tubuh hewan dilakukan per rektal. Dalam hal ini, termometer
harus disiapkan terlebih dahulu dengan cara dikibas-kibas untuk menurunkan
permukaan air raksanya sampai angka terendah, kemudian ujung termometer
dicelupakan kedalam pelicin (vaselin). Masukkan ujung termometer ke dalam
rektum selama 2 - 3 menit, perhatikan letak ujung termometer masuk ke dalam
mukosa rektum. Selanjutnya, bacalah suhu yang ditunjukknan termometer dengan
melihat posisi permukaan air raksanya. (Pengukuran dilakukan pada pagi dan
siang/sore hari) dan diulang sebanyak 3 kali pengamatan.
d. Data yang diperoleh dari tiap pengamatan dikelompokkan menurut jenis kelamin,
umur ternak, dan perbedaan suhu lingkungan tempat pengamatan. Kemudian
lakukan analisis data menggunakan analisis statistik sederhana.

Acara 3. PENENTUAN FREKUENSI RESPIRASI


4
Respirasi (pernafasan) diketahui memiliki beberapa fungsi penting bagi
tubuh ternak. Selain fungsi utamanya untuk mengambil oksigen dari lingkungan
bagi kepentingan metabolisme dan reaksi-reaksi penting di dalam tubuh dan untuk
membuang zat sisa pembakaran berupa karbondioksida dari tubuh, sistem respirasi
juga berfungsi untuk membuang/melepaskan panas tertimbun di dalam tubuh
yangmerupakan hasil peningkatan aktifitas metabolisme. Adapun peningkatannya
aktifitas metabolisme di dalam tubuh dapat terjadi akibat adanya rangsangan
dalam proses pertumbuhan atau produksi ternak dan sebagai respon terhadap
peningkatan aktifitas organ dan keadaan lingkungan.
A. Tujuan praktikum
Mempelajari fungsi respirasi pada ternak potong sapi, serta untuk melatih keterampilan
dalam mengukur frekwensi respirasi.
B. Materi praktikum
Materi yang digunakan untuk praktikum ini adalah sapi, baik jantan maupun betina,
meliputi beberapa tingkatan umur.
C. Alat yang digunakan
Untuk frekwensi respirasi menggunakan counter cek dan jam untuk menentukan
waktu/ lama pengamatan.
D. Metode praktikum
Praktikum dapat dilaksanakan dengan metode percobaan melalui pengamatan langsung
terhadap variabel-variabel jenis kelamin, umur ternak, dan variasi suhu lingkungan.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan praktikum adalah sebagai berikut:
a. Hewan-hewan pengamatan terlebih dahulu diidentifikasi dalam hal jenis/bangsa,
jenis kelamin, umur, berat badan, dan kondisi tubuh.
b. Hewan dikendalikan/diperlakukan agar tetap tenang, tidak gelisah, sehingga
pengukuran frekuensi respirasinya dapat dilakukan dengan baik, jika tersedia
kandang jepit maka sebaiknya (khusus untuk sapi), dimasukkan ke kandang jepit
untuk memudahkan pengamatan
c. Pengukuran frekuensi respirasi hewan dilakukan dengan cara mendekatkan
punggung telapak tangan di depan hidung ternak. Hitunglah dengusan nafas ternak
dalam 1 menit, ulangi lagi hingga menjadi 3 kali perhitungan.
d. Data yang diperoleh dari tiap pengamatan dikelompokan menurut jenis kelamin,
umur ternak, dan perbedaan suhu lingkungan tempat pengamatan. Kemudian
lakukan analisis data menggunakan anlisis statistik sederhana.

Acara 4. PENENTUAN DENYUT NADI/DENYUT JANTUNG

Bersamaan dengan pengukuran frekuensi respirasi, setelah itu lakukanlah


pengukuran denyut nadi pada materi/ hewan percobaan yang sama. Alat yang
digunakan stetoskop dan jam untuk mengukur waktu pengamatan.Pengukuran
dilakukan dengan penekanan pada arteri femoralis sebelah medial bahu kiri. Penekanan
arteri tersebut dapat dilaksanakan menggunakan keempat ujung jari tangan kiri.. Dapat
dilakukan menggunakan stetoscop pada daerah kostal (dada) sebelah kiri, di belakang
skapula distal (bawah). Sebelumnya perlu dicari lokasi sekitar dada yang suara
detaknya paling keras. Frekuensi denyut jantung dihitung dalam 1 menit, diulang 3 kali.

Acara 5. Menentukan Daya Tahan Panas

Untuk mengetahui sejauh mana daya tahan panas seekor sapi. Sesungguhnya
toleransi panas yang sebenarnya dari ternak sulit ditentukan, baik langsung maupun
5
tidak langsung . Namun salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengukur toleransi
panas, ialah melihat tinggi rendahnya reaksi organ yang dianggap paling mudah
berubah akibat perubahan suhu lingkungan yakni organ pernafasan dan pengatur suhu
tubuh
Untuk menentukan daya tahan panas digunakan rumus:
1. Rumus Rhoad dari Iberia (1944):

HTC = 100 – {10(BT – 101,0)}


Keterangan :
HTC = Heat Tolerant Coefisient
BT = Suhu rata-rata tubuh
101,0 = Suhu normal tubuh sapi (fahrenheit )
100 = Angka efisiensi yang sempurna pada 101,0 ℉

2. Rumus Benezra dari Venezuela (1952)

TC NR
BC = ----------- + ------------
38,33 23
Keterangan :
BC = Benezra Coefisient
TC = Temperatur rektal
NR = Frekuensi pernafasan
38,33 = Temperatur normal sapi ( standard temp)
23 = Frekuensi pernafasan normal sapi ( standard resp. Rate)

BAGIAN II
STRUKTUR DAN BAGIAN TUBUH TERNAK

Acara 1. PENGUKURAN BAGIAN-BAGIAN (DIMENSI) TUBUH

Dimensi vital ( ukuran –ukuran tubuh) ternak merupakan ukuran statistikal


sebagai suatu pendekatan ilmiah dalam menggambarkan penampilan (postur) tubuh ternak
untuk berbagai kepentingan , baik kepentingan yang bernuansa ilmiah maupun
kepentingan lainnya dalam bisnis ternak potong. Postur tubuh ternak dalam konteks kajian
ternak potong mempunyai nilai yang sangat penting, karena postur tubuh berkaitan dengan
kapasitas produksi daging dari ternak bersangkutan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran ukuran tubuh ternak adalah:
1. Ternak harus dalam keadaan tenang
2. Ternak harus bersih
3. Ternak harus berdiri normal dan ditempatkan pada bidang datar

A. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah untuk menganal berbagai dimensi vital tubuh sapi dan
kegunaannya serta untuk menentukan bobot badan dengan menggunakan rumus-
rumus yang ada. Disamping itu untuk melatih ketrampilan dalam melakukan
pengukuran secara cermat
B. Materi Praktikum

6
Materi yang digunakan untuk praktikum sapi jantan dan betina dengan umur
muda/dewasa
C. Alat-alat yang digunakan
Kandang penjepit, alat ukur berupa tongkat ukur (jangka sorong) dan pita ukur serta
untuk menentukan bobot ternak digunakan timbangan ternak
D. Cara Pelaksanaan
Beberapa difinisi dan cara pengukuran dimensi vital tubuh sapi sebagai berikut:
1. Panjang Badan, adalah jarak antar ujung sendi bahu (tulang skapula) dan ujung
bungkul (tulang duduk). Diukur menggunakan tongkat ukur (mistar Ukur). (lihat.
petunjuk 1 pada gambar 3).
2. Tinggi Gumba, adalah ukuran tinggi dari ternak bersangkutan. Diukur
menggunakan tongkat ukur dari bagian tertinggi gumba ke tanah mengikuti garis
tegak lurus (lihat petunjuk 2 pada gambar 3).
3. Dalam dada, adalah jarak antara puncak gumba dan tepi bagian bawah dada.
Diukur menggunakan tongkat ukur dari puncak gumba sampai tepi bagian bawah
dada mengikuti garis tegak lurus (lihat petunjuk 3 pada gambar 3)
4. Tinggi Punggung, jarak lurus dari titik tertinggi punggung yaitu pada rusuk ke
12 sampai kedasar mengikuti garis tegak lurus, menggunakan tongkat ukur (lihat
petunjuk 4 pada gambar 3).
5. Tinggi Pinggul (kemudi), adalah ukuran tinggi tubuh bagian belakang. Diukur
menggunakan tongkat ukur dari titik tertinggi pinggul (tulang lumbalis 5)
sampai ke dasar (tanah) mengikuti garis tegak lurus (lihat petunjuk 5 pada
gambar 3)
6. Lingkar dada, adalah ukuran yang menyatakan besarnya tubuh ternak
bersangkutan. Diukur menggunakan pita ukur mengikuti lingkaran dada tepat di
belakang bahu melewati gumba; pada sapi berponok tepat di belakang ponok
(lihat petunjuk 6 pada gambar3).
7. Lingkar Perut, adalah ukuran yang menyatakan besarnya perut ternak
bersangkutan. Diukur menggunakan pita ukur mengikuti lingkaran perut tepat di
antara rusuk ke 12 dan 13 (lihat petunjuk 7 pada gambar 3).
8. Lingkar Flank, adalah ukuran yang menyatakan besarnya lingkar flank ternak
bersangkutan. Diukur menggunakan pita ukur mengikuti lingkaran flank tepat di
belakang tulang lumbalis 5 (lihat petunjuk 8 pada gambar 3).
9. Panjang Paha, adalah jarak lurus dari persendian tulang metakarsal sampai
dengan tulang lumbalis 5 (pada titik tertinggi pinggul), diukur menggunakan
tongkat ukur (lihat petunjuk 9 pada gambar 3).
10. Lingkar Paha, adalah ukuran yang menyatakan besarnya paha ternak, diukur
menggunakan pita ukur mengikuti lingkar paha, tepat ditengah-tengah tulang
tibia (lihat petunjuk 10 pada gambar 3).
11. Lebar Kepala, adalah jarak antara pipi kiri dan pipi kanan tepat di atas mata
ternak, diukur menggunakan pita ukur (lihat petunjuk A pada gambar 4)
12. Panjang Kepala, adalah jarak lurus dari titik tertinggi kepala sampai ke
moncong ternak (Lihat petunjuk B pada gambar 4)
13. Lebar Dada adalah jarak terpendek antara bagian lateral scapula (tulang bahu )
kiri dan kanan dinyatakan dalam sentimeter (Cm). Diukur menggunakan jangka
sorong mengikuti garis horizontal antara tepi luar persendian bahu kiri dan
kanan (lihat petunjuk C pada gambar 4).
14. Panjang Metakarpal, adalah jarak lurus antara persendian bahu dan persendian
teracak (digiti), diukur menggunakan pita ukur. (lihat petunjuk D pd gambar 4).
15. Lingkar Metakarpal, adalah ukuran yang menyatakan besarnya lingkar
metakarpal ternak bersangkuan, diukur dengan melingkarkan pita ukur persis
7
ditengah-tengah tulang canon, menggunakan pita ukur (lihat petunjuk E pada
gambar 4)
16. Lebar Pinggul (Kemudi), adalah jarak antara tepi sendi paha kiri dan kanan.
Diukur menggunakan tongkat ukur (jangka sorong) mengikuti garis horizontal
tegak lurus dari tepi luar persendian paha kiri dan kanan (lihat petunjuk G pada
gambar 4).
17. Panjang Metatarsal, adalah jarak lurus antara persendian paha dan persendian
teracak (digiti), diukur menggunakan pita ukur. (lihat petunjuk H pd gambar 4).
18. Lingkar Metatarsal, adalah ukuran yang menyatakan besarnya lingkar
metatarsal ternak bersangkutan, diukur dengan melingkarkan pita ukur persis
ditengah-tengah tulang canon, menggunakan pita ukur (lihat petunjuk F pada
gambar 4).
19. Indeks Kepala, merupakan perbandingan antara lebar kepala dengan panjang
kepala ternak bersangkutan.
GAMBAR 3. BAGIAN-BAGIAN TUBUH TERNAK

KETERANGAN :

1. PANJANG BADAN
2. TINGGI GUMBA
3. DALAM DADA
4. TINGGI PUNGGUNG
5. TINGGI PINGGUL
6. LINGKAR DADA
7. LINGKAR PERUT
8. LINGKAR FLANK
9. PANJANG PAHA
10. LINGKAR PAHA

GAMBAR 4. BAGIAN-BAGIAN TUBUH DEPAN DAN BELAKANG

KETERANGAN

A. Lebar Kepala
B. Panjang Kepala
C. Lebar Dada
D. Panjang Metakarpal
E. Lingkar Metakarpal
F. Lingkar Metatarsal
G. Lebar Pinggul
H. Panjang Metatarsal

Hubungan fungsional antara ukuran tubuh dengan bobot badan telah dilaporkan oleh
beberapa peneliti pada sapi sebagai berikut :

1. RUMUS SCHROOEL

(LD + 22 )2
BB = LD = Lingkar dada (Inci)
8
10 BB = Bobot badan (Lbs)
2. RUMUS WINTER
LD2 X PB
BB = LD = Lingkar dada (Inci)
10.840 PB = Panjang badan (Inci)
BB = Bobot badan (Lbs)
3. RUMUS WILLIAMSON DAN PAYNE
LD2 X PB
BB = LD = Lingkar dada (Inci)
300 PB = Panjang badan (Inci)
BB = Bobot badan (Lbs)
4. RUMUS SUJANA

Y = 4,19 X1 – 385,05 X1 = Lingkat dada(Cm)


Y = Bobot badan (Kg)

5. RUMUS MODIFIKASI OLEH ZAINAL (2002)

(LD + 22 )2
BB = LD = Lingkar Dada (Cm)
100 (Penyimpangan 5 – 10%)

PB x LD2 PB = Panjang Badan (Cm)


BB = LD = Lingkar dada (Cm)
10840

6. RUMUS JAGRA (1987)

PB X LD2 PB = Panjang badan (Cm)


BB (Kg) = LD = Lingkar dada (Cm)
(♂)11045 ; (♀)11050

7. WAYAN TINI (1990)

( LD + 18)2 BB = Bobot Badan (Kg)


BB = - FK LD = Lingkar Dada (Cm)
100 FK = Faktor Koreksi
(14,4139% dari BB)

Acara 2. PENIMBANGAN TERNAK

Ternak sapi ditimbang untuk mengetahui bobot badan ternak sebenarnya dengan
menggunakan alat timbang yang ada di Teaching Farm Lingsar. Catat nama/merek
timbangan dan kepekaan timbangan.
Untuk mengetahui bobot badan ternak sapi dapat dilakukan:
1. Menimbang ternak langsung dengan timbangan bobot badan
2. Mengukur dengan mengestimasikan menggunakan pita ukur (Rondo)
3. Menggunakan ukuran-ukuran tubuh, kemudian hasil ukuran di masukkan dalam
rumus-rumus yang ada

9
Dalam Pembahasan Bobot Badan adalah
1. Bandingkan bobot badan hasil penimbangan dengan bobot badan ternak hasil
perhitungan berdasarkan rumus penduga bobot badan dan bobot badan
menggunakan pita ukur. Hitung berapa besar penyimpangan bobot badan ternak
berdasarkan masing-masing rumus penduga yang paling kecil penyimpangannya.
Gambar grafik penyimpangan bobot badan hasil prediksi/ perhitungan
2. Buat rekomendasi rumus mana yang saudara anjurkan untuk digunakan menduga
bobot badan ternak sapi pada kondisi fisik dan fisiologis ternak materi praktikum.

10
LAPORAN HARIAN PRAKTIKUM
ILMU PRODUKSI TERNAK POTONG DAN KERJA

A. IDENTITAS PRAKTIKAN
a. Nama Mahasiswa :……………………………………………
b. No. Mahasiswa :……………………………………………
c. Kelompok :……………………………………………
d. Jam Pelaksanaan Praktikum :

B. IDENTITAS TERNAK (pengukuran dilakukan pada 3 ekor ternak besar)


a. No. Ternak :……………………………………………
b. Jenis Kelamin :……………………………………………
c. Umur Ternak (tumbuh gigi) :……………………………………………

C. DATA STATUS FAALI TERNAK

Ternak I, III dan III


No Parameter Ukuran I Ukuran II Rata-rata

1 Suhu Tubuh Ternak (º C)


2 Respirasi (kali/menit)
3 Denyut Nadi (kali/menit)

Ternak II
No Parameter Ukuran I Ukuran II Rata-rata

1 Suhu Tubuh Ternak (º C)


2 Respirasi (kali/menit)
3 Denyut Nadi (kali/menit)

Ternak III
No Parameter Ukuran I Ukuran II Rata-rata

1 Suhu Tubuh Ternak (º C)


2 Respirasi (kali/menit)
3 Denyut Nadi (kali/menit)

D. DATA LINGKUNGAN

No Parameter Waktu mulai Waktu berakhir


pengukuran/ pengamatan pengukuran/ pengamatan
1 Temperatur Kandang (º C)
2 Kelembaban Kandang (%)

E. PENGAMATAN EKSTERIOR (Kesehatan, warna, ciri-ciri ternak, bentuk


tanduk, kepala dll) DAN GIGI GELIGI TERNAK dilakukan pada setiap ekor
ternak yang digunakan

11
HASIL PENGUKURAN PADA TERNAK

Bobot Badan Ternak


a. Ternak I :
b. Ternak II :
c. Ternak III :
Ukuran-Ukuran Tubuh Ternak

Beberapa Bagian Tubuh Ternak yang diukur:

No Bagian Tubuh Ternak I Ternak II Ternak III


(Cm) (Cm) (Cm)
1 Panjang Badan
2 Panjang Kepala
3 Panjang Metakarpal
4 Panjang Metakarsal
5 Panjang Paha
6 Lebar Kepala
7 Lebar Dada
8 Lebar Pinggul
9 Tinggi Gumba
10 Tinggi Punggung
11 Tinggi Pinggul
12 Lingkar Dada
13 Lingkar Perut
14 Lingkar Flank
15 Lingkar Paha
16 Lingkar metacarpal
17 Lingkar Metakarsal
18 Dalam Dada
19 Indeks Kepala
Catatan : Pengukurann dilakukan pada setiap ternak yang digunakan dala
praktikum

12
SISTEMATIKA LAPORAN AKHIR

I. Pendahuluan

a. Latar Belakang
b. Tujuan dan Kegunaan
c. Tinjauan Pustaka / Landasan Teori

II. Materi dan Metode Praktikum


- Lokasi Praktikum
- Waktu Praktikum
- Alat yang digunakan
- Definisi Operasional dari masing acara praktikum
Bagian I. Penentuan Umur dan Status Faali Ternak
I. Penentuan Umur Ternak
II. Penentuan Suhu Tubuh
III. Penentuan Frekuensi Respirasi
IV. Penentuan Denyut Jantung
V. Penentuan Daya Tahan Panas
Bagian II. Struktur dan Bagian Tubuh Ternak
I. Pengukuran Bagian-Bagian (Dimensi) Tubuh
II. Penentuan Berat Ternak

III. Laporan Kegiatan Praktikum


- Data yang diperoleh dilapangan dilaporkan sebagai laporan harian
(lihat Penuntun Praktikum hal. 10). Masing-masing mahasiswa
mengukur 3 ekor ternak besar.
- Data hasil pengukuran dilaporkan sesuai dengan format yang ada pada
penuntun praktikum hal 11, dan masing mahasiswa melakukan
pengukuran pada 3 ekor ternak besar.

IV. Hasil dan Bahasan


Pembahasan berdasarkan hasil pengukuran seperti tertera pada laporan
kegiatan diatas, diurutkan berdasarkan Bagian dan Acara Praktikum

V. Kesimpulan dan Saran

Daftar Pustaka

Lampiran ( Laporan Harian Praktikum dan Dokumentasi pelaksanaan praktikum)

13

Anda mungkin juga menyukai