Pemicuan merupakan salah satu kegiatan dalam siklus PAMSIMAS sebagai upaya untuk
merubah perilaku masyarakat dengan memfasilitasi masyarakat untuk mampu menganalisa
kondisi sanitasinya sendiri sehingga timbul kesadaran masyarakat bahwa sanitasi adalaha
masalah bersama yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan . Tujuan pemicuan adalah
masyarakat berubah perilaku yang awalnya Buang air besar sembarangan menjadi berakses ke
jamban sehat serta menerapkan CTPS dengan benar.
Berdasarkan temuan BPKP dan mission Bank Dunia, ditemukan bahwa proses perubahan
perilaku di wilayah sasaran PAMSIMAS lambat. Pemicuan sudah dilakukan terus menerus di
lokasi sasaran, FAKTANYA berdasarkan data capaian Key performance Indicator (KPI) 13
menunjukkan bahwa capaian stop BABS untuk dusun lokasi sasaran masih 64,09% (target
capaian KPI Nasional >60%), hanya sedikit melebihi target capaian KPI Nasional.
FAKTA menunjukkan selain hasil audit BPKP dan mission Bank Dunia, Berdasarkan Riset
UNICEF, 2016 menunjukkan bahwa kegiatan paska pemicuan di Asia Pasifik khususnya
Indonesia masih lemah.
PAMSIMAS sudah dilaksanakan dari tahun 2008 hingga 2018, total 23.088 desa sudah
dilakukan intervensi, sayangnya kegiatan paska pemicuan masih lemah, karena pelaku
PAMSIMAS hanya menganggap bahwa kegiatan promosi kesehatan berupa pemicuan CLTS,
demontrasi CTPS, dan penyediaan media promosi seperti spanduk, poster.
Pemandu/Fasilitator
Pleno dipandu oleh fasilitator dalam bentuk tim yang terdiri dari:
1. Pembawa Acara (saat mengantarkan acara menyambut tamu istimewa dari RT).
2. Pemandu Utama
3. Pemandu pendamping
4. Pencatat
5. Tim Penyemangat
Proses:
No Langkah Output
1. Pemandu mensetting ruangan untuk lokasi pertemuan Ruangan siap
dengan wakil masyarakat. (Ruangan harus dipastikan digunakan
menarik dan dinamis untuk proses pleno)
2. Pemandu menunjuk 2 orang peserta yang diperankan Ada keterlibatan
sebagai MC untuk memandu dengan dibriefing terlebih peserta dalam proses
dahulu sebelum acara pleno dilakukan (apa tugas mereka memfasilitasi
pada setiap tahapan proses pleno). pelaksanaan Pleno
3. Masing-masing tim pemicu menyambut wakil komunitas Penghargaan untuk
dan mengajak masuk ke ruang kelas diiringi dengan musik wakil komunitas
No Langkah Output
yang bersemangat dan tepuk tangan dari semua yang
hadir. MC mempersilahkan mereka foto bersama fasilitator
pemicu yang datang ke wilayahnya secara bergantian
(pastikan semua wakil masyarakat bisa foto bersama).
4. Tim pemicu memandu wakil komunitas untuk memastikan Hasil visual siap di
kelengkapan bahan presentasi. presentasikan
5. MC mengucapkan selamat datang dan menjelaskan tujuan Pemahaman tujuan
mereka diundang dan membangun komitmen bahwa pertemuan oleh
semua akan menghargai siapapun yang melakukan komunitas
presentasi termasuk anak sekolah.
6. Perwakilan masing-masing komunitas mempresentasikan Komitmen dan
hasil diskusi dan rencana tindak lanjut pasca pemicuan rencana pasca
sementara Pemandu mempersiapkan bagan untuk bahan pemicuan
penilaian.
7. Masing-masing komunitas menilai rencana dan strategi Memicu komunitas
komunitas lain menggunakan bahan yang sudah lain
disediakan sebelumnya dengan penekanan bahwa yang
masih mengharap bantuan tidak memperoleh nilai sama
sekali.
8. MC memicu kembali komunitas yang belum berkomitmen Pemantapan
ODF dan mendorong percepatan bagi komunitas yang komitmen baru untuk
sudah mempunyai komitmen. ODF secepatnya dan
tidak berharap subsidi
9. MC meminta komunitas yang mau berubah lebih cepat Reward untuk
maju kedepan kelas untuk diberi applaus dan selamat kampiun
serta foto bersama sebagai reward. Tanyakan “siapa lagi
yang mau menyusul?”
10. MC meminta komunitas didampingi tim pemicu Strategi dan RTL
memperbaiki strategi dan menyusun rencana tindak pasca pemicuan.
lanjut.
11. MC memberikan salam, ucapan terima kasih, dan Semangat mendorong
memberikan applaus diiringi musik yang bersemangat. perubahan.
Aspek Kategori RT – 1 RT – 2 RT – 3 RT – 4 RT – 5 RT – 6
1. Mengharap Bantuan dari
pihak Luar (Subsidi)
6. Target ODF
3. Pemicuan Lanjutan
Tujuan
Menindak lanjuti hasil monitoring sebelumnya
Memeriksa apakah progres menuju ODF dapat terpantau oleh komite/NL.
Proses
Kunjungan mulai dilakukan sekitar 2 minggu (dapat dilanjutkan pada periode kunjungan
berikutnya, setelah 3, 4, 5 minggu dst) setelah pemicuan, lakukan pertemuan dengan
Komite/NL:
Menggunakan peta akses sanitasi melihat progres perubahan perilaku dengan menghitung
penambahan rumah yang memiliki jamban baru, berapa jamban yang layak dan tidak layak,
dan rumah yang telah memiliki sarana cuci tangan.
Menggunakan Diagram F. Untuk mendiskusikan tentang dua penghambat/bloking
(penggunaan jamban untuk tempat membuang tinja dan cuci tangan dengan sabun) dan
perlihatkan bagaimana dia dapat memotong alur kontaminasi dan tanyakan apa yang kan
mereka kerjakan.
Mendiskusikan dengan komite atau Natural Leader bagaimana cara mereka untuk
memonitor kebiasaan Cuci Tangan Dengan Sabun oleh anggota rumah tangga dan oleh
murid/guru di sekolah? Bagaimana cara mereka agar yakin bahwa 100% rumah tangga dan
sekolah sudah punya sarana untuk cuci tangan? Kapan akan dilaksanakan?
Mendiskusikan bagaimana kebiasaan di rumah tangga dalam membuang tinja anak anak
balita. Apakah sudah aman? Disini terkait dengan kenyataan bahwa anak anak balita tidak
dengan sendirinya menggunakan jamban pada saat BAB. Bagaimana mereka bisa
memonitor kebiasaan pembuangan tinja anak balita.
Tanyakan apakah mereka meningkatkan kualitas jamban dari jamban yang kurang sehat
menjadi jamban yang sehat. Dapat disampaikan poster opsi sanitasi sebagai info pilihan
jenis jamban sehat. Jika ada sampaikan pula info tentang tukang yang cukup
trampil/terlatih dalam membangun berbagai opsi jamban.
Perwakilan dari dusun paling jorok diminta menyampaikan perasaannya, dan menjelaskan
kenapa dusunnya seperti ini. Begitu pula perwakilan dusun paling bersih untuk
menceritakan bagaimana dusunnya bisa seperti ini.
Selanjutnya masing masing kelompok/dusun berdiskusi merencanakan tindakan yang
dilakukan agar masing masing dusun mencapai ODF, dan menyampaikan bantuan apa yang
diberikan kepada dusun lain atau bantuan apa yang diharapkan dari dusun lain. Kepala
desa diminta memberi tanggapan dan ajakan kepada warganya bagaimana
strategi/rencana agar seluruh desa mencapai ODF.
Dari pertemuan ini diharapkan muncul kerjasama dan komunikasi antar NL dari masing
masing dusun. Pada level Kecamatan dapat dilakukan pendekatan yang hampir serupa
dengan menghadirkan para NL dari berbagai desa dalam wilayah kecamatan yang sama.
Begitu pula pada level Kabupaten, dapat mengundang perwakilan NL dari desa dan
kecamatan yang berbeda.
5. Pelaksanaan Lomba
Tujuan
Memunculkan kompetisi antar kelompok warga RT/RW/Dusun atau Desa untuk mencapai
predikat ODF atau diatasnya Total Sanitasi
Memunculkan kesepakatan kriteria pencapaian komunitas ODF atau Total Sanitasi
Proses
Mendorong Kepala Desa dan komite/NL untuk mengadakan perkombaan antar RT / RW
atau dusun yang tercepat mencapai ODF.
Bersama komite/NL dan Kepala Desa merumuskan tentang konsep lomba:
batasan kriteria penilaian (misalnya akses jamban penduduk, jumlah rumah yang
memiliki jamban layak, jumlah rumah yg memiliki sarana tempat cuci tangan dan
lain lain, )
sasaran (misal antar RT atau RW/Dusun)
waktu penyelenggaraan (setiap tahun/17 agustus/ )
penentuan pemenang, dan hadiah yang diberikan. (katagori pemenang, jenis hadiah
dll).
Tim penilai.
Pada pelaksanaan lomba, Tim penilai mengunjungi masing masing RT/RW/Dusun untuk
memberi penilaian, selanjutnya mengkompilasi angka penilaian dan mementukan
pemenang.
Pengumuman pemenang dan pemberian hadiah, hendaknya dilaksanakan pada saat adanya
perayaan tertentu yang dihadiri banyak orang, sehingga sekaligus menjadi media
penyebaran informasi dan promosi dalam upaya perubahan perilaku BAB ditempat terbuka
menjadi BAB di jamban.
6. Pemberian Penghargaan
Tujuan
Memberikan motivasi kepada orang orang yang mempunyai komitmen mengadakan
perubahan (perilaku PHBS) baik terhadap dirinya sendiri, keluarga dan orang disekitarnya
dalam komunitas.
Proses
Pada saat berlangsung pemicuan di masyarakat, beri penghargaan kepada orang atau pada
keluarga yang pertama mau berubah, dengan cara memberi kesempatan maju dan
berbicara tentang rencana melakukan perubahan,
Kepada para Natural Leader dari komunitas (RT, RW, Dusun sampai dengan Desa) yang
mencapai ODF pertama. Pemberian penghargaan dapat saja berupa memberikan ucapan
selamat
Melibatkan Natural Leader pada forum evaluasi dan rencana tindak lanjut program pada
level kecamatan maupun kabupaten juga merukan wujud penghargaan bagi para natural
leader.
Kepada komunitas suatu Dusun atau Desa yang telah mencapai ODF, melalui suatu acara
deklarasi pernyataan ODF yang dihadiri pejabat dari tingkat Kecamatan atau dari Tingkat
Kabupaten.
Sistem pemberian penghargaan (reward system) dapat dijadikan salah satu strategi dalam
pelaksanaan program Pamsimas di masing masing kabupaten dan menjadi salah satu upaya
mempercepat penciptaan kebutuhan dalam skala yang lebih luas.