Anda di halaman 1dari 10

ETIKA BISNIS UNTUK KEMANJUAN WIRAUSAHA

Oleh : Figo Darevielsyah (20060040)

Jurusan : Ekonomi Pembangunan

PEMBUKA

Saat bisnis telah memberikan kontribusi yang besar dalam kemajuan, ekonomi,
sosial dan budaya, namun juga menimbul-kan konsekuensi yang disebabkan oleh
kegiatan perusahaan tersebut. Dalam berbagai kegiatan perusahaan dimungkinkan
munculnya perilaku pelanggaran etika karena ada kecenderungan orang yang merasa
dirinya paling benar dalam berbagai macam situasi. Oleh sebab itu dalam situasi apapun
perlu suatu kesadaran moral, agar keputusan yang dibuat walau dalam kondisi apapun
tetap bernilai etika.

Dunia bisnis yang tumbuh dengan pesat menjadi tantangan maupun ancaman
bagi para pelaku usaha agar dapat memenangakan persaingan dan mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaannya. Perusahaan yang ingin berkembang dan ingin
mendapatkan keunggulan bersaing harus dapat menyediakan produk atau jasa yang
berkualitas, harga yang murah dibandingkan pesaing, waktu penyerahan lebih cepat, dan
pelayanan yang lebih baik dibandingkan pesaingnya.

Dalam keadaan persaingan ketat memperebutkan perhatian konsumen, dan dunia


bisnis yang semakin kompetitif, bagian pemasaran perusahaan akan terus mencari
terobosan baru melalui promosi untuk mengimbangi atau mengatasi upaya-upaya
promosi oleh pesaing.Terdapat hubungan yang erat antara etika bisnis dan persaingan
usaha, terdapatnya aspek hukum dan aspek etika bisnis yang sangat menentukan
terwujudnya persaingan yang sehat. Munculnya persaingan yang tidak sehat disebabkan
karena peranan hukum dan etika bisnis dalam persaingan usaha belum berjalan
sebagaimana mestinya. Etika bisnis tidak akan dilanggar jika ada aturan dan sanksi-
sanksi. Kalau semua tingkah laku yang salah dibiarkan, maka lama-kelamaan akan
menjadi kebiasaan. Repotnya norma yang salah ini akan menjadi budaya. Oleh karena itu,
bila ada yang melanggar aturan akan diberikan sanksi untuk memberikan pelajaran
kepada yang bersangkutan, sebagai bagian dalam masyarakat, tentu bisnis tunduk pada
norma-norma yang ada pada masyarakat.

Dalam persaingan antar perusahaan terutama perusahaan besar dalam


memperoleh keuntungan sering kali terjadi pelanggaran etika berbisnis, bahkan
melanggar peraturan yang berlaku. Demikian pula sering terjadi perbuatan
penyalahgunaan wewenang yang dilakukan pihak birokrat dalam mendukung usaha
bisnis pengusaha besar atau pengusaha keluarga pejabat. Peluang-peluang yang diberikan
pemerintah pada masa orde baru telah memberi kesempatan pada usaha-usaha tertentu
untuk melakukan penguasaan pangsa pasar secara tidak wajar. Keadaan tersebut
didukung oleh orientasi bisnis yang tidak hanya pada produk dan kosumen tetapi lebih
menekankan pada persaingan sehingga etika bisnis tidak lagi diperhatikan dan akhirnya
telah menjadi praktek monopoli, persengkongkolan dan sebagainya.

Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, Suatu
perusahaan akan berhasil bukan hanya berlandaskan moral dan manajemen yang baik
saja, tetapi juga harus memiliki etika bisnis yang baik. Perusahaan harus dapat
mempertahankan mutu serta dapat memenuhi permintaan pasar yang sesuai dengan apa
yang dianggap baik dan diterima masyarakat. Perilaku tidak etis dalam kegiatan bisnis
sering juga terjadi karena peluang-peluang yang diberikan oleh peraturan perundang-
undangan yang kemudian disahkan dan disalah gunakan dalam penerapannya dan
kemudian dipakai sebagai dasar untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar
etika bisnis.Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu
menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena
mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern
perusahaan maupun dengan eksternal, mampu meningkatkan motivasi pekerja,
melindungi prinsip kebebasan berniaga, mampu meningkatkan keunggulan bersaing.

Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan
akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra
produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi
dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai
perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis, pada
umumnya termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi
pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis, misalnya
diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier. Berdasarkan latar belakang
tersebut di atas penulis tertarik melakukan kajian tentang peranan etika bisnis dalam
perusahaan bisnis.

Ketika kita ingin memahami apa itu etika, sesungguhnya kita perlu
membandingkannya dengan moralitas. Tapi perlu diingat bahwa bisa saja punya
pengertian yang berbeda dengan moralitas. Secara teoritis, dapat dibedakan dua
pengertian etika. Etika dapat dirumuskan sebagai refleksi kritis dan rasional mengenai
nilai dan norma yang menyangkut manusia harus hidup baik sebagai manusia, dan
mengenai masalah-masalah kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada nilai dan
norma-norma moral yang umum diterima.

ISI

Etika bisnis adalah acuan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha
termasuk dalam berinterkasi dengan pemangku kepentingan (stakeholders). Etika bisnis
adalah studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini
berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan
perilaku bisnis. (Velasquez, 2005). Tidak dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang
dilakukan oleh perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan
masyarakat sehingga akan kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan,
larangan beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat
menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang
menjunjung tinggi nilai etika bisnis, pada umumnya termasuk perusahaan yang memiliki
peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaaan tidak
mentolerir tindakan yang tidak etis. Misalnya diskriminsi dalam sistem jenjang karier.

Dari hasil analisis Bertens (2004: 6) disimpulkan bahwa etika memiliki tiga
posisi, yaitu sebagai (1) sistem nilai, yakni nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya, (2) kode
etik, yakni kumpulan asas atau nilai moral, dan (3) filsafat moral, yakni ilmu tentang
yang baik atau buruk. Dalam poin ini, akan ditemukan keterkaitan antara etika sebagai
sistem filsafat sekaligus artikulasi kebudayaan.
Menurut Griffin dan Ebert (2008: 4) bisnis adalah organisasi yang menyediakan
barang atau jasa untuk dijual dengan maksud agar mendapatkan laba. Menurut Sukirno
(2010: 20) bisnis adalah kegiatan untuk memperoleh keuntungan.semua orang atau
individu maupun kelompok melakukan kegiatan bisnis pastinya untuk mencari
keuntungan agar kebutuhan hidup nya terpenuhi. Tidak ada orang yang melakukan bisnis
untuk mencari kerugian. Menurut Madura (2010 : 2) bisnis adalah suatu badan yang
diciptakan untuk menghasilkan produk barang dan jasa kepada pelangggan. Setiap bisnis
mengadakan transaksi dengan orang-orang. Orang-orang itu menanggung akibat karena
bisnis tersebut, mereka. Kerja sama lintas fungsional di dalam bisnis adalah dengan
menekankan kebutuhan para manajer dari area fungsional yang berbeda untuk
memaksimalkan laba dalam mencapai tujuan bersama.

Dari pengertian diatas, saya dapat menyimpulkan bisnis adalah keseluruhan


rangkaian kegiatan menjalankan investasi terhadap sumber daya yang ada yang dapat
dilakukan baik secara individu maupun secara kelompok, untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari dan meningkatkan taraf hidup dengan menciptakan barang atau jasa guna
mendapatkan laba / keuntungan yang sebesar-besarnya.

a) Mengapa Etika Bisnis Penting Dalam Berwirausaha

Etika bisnis adalah segmen etika terapan yang mencoba untuk mengontrol dan
memeriksa pengaturan moral dan etika perusahaan. Ia juga mendalami seberapa baik
atau buruk badan usaha membahas masalah-masalah moral dan etika dan
menunjukkan apa yang salah dalam proses alami mereka.
Etika bisnis perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk
membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta
mempunyai kemampuan menciptakan nilai yang tinggi, dimana diperlukan suatu
landasan yang kokoh untuk mencapai itu semua. Dan biasanya dimulai dari
perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan
didukung oleh budaya perusahaan yang handal serta etika perusahaan yang
dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
Menurut Richard De George, bila perusahaan ingin sukses/berhasil memerlukan
3 hal pokok yaitu :

 Memiliki produk yang baik


 Memiliki managemen yang baik
 Memiliki Etika

Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas stakeholder dalam


membuat keputusan-keputusan perusahaan dan dalam memecahkan persoalan
perusahaan. Hal ini disebabkan semua keputusan perusahaan sangat mempengaruhi
dan dipengaruhi oleh stakeholder. Stakeholder adalah semua individu atau kelompok
yang berkepentingan dan berpengaruh pada keputusan-keputusan perusahaan. Siapa
saja stakeholder perusahaan:

 Para pengusaha dan mitra usaha


 Petani dan perusahaan pemasok bahan baku
 Organisasi pekerja yang mewakili pekerja
 Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas usaha
 Bank penyandang dana perusahaan
 Investor penanam modal
 Masyarakat umum yang dilayani
 Pelanggan yang membeli produk.

Tiga aspek pokok dari bisnis dari sudut pandang ekonomi, hukum dan etika dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Sudut pandang ekonomis.

Bisnis adalah kegiatan ekonomis, yang terjadi disini adalah adanya interaksi
antara produsen/perusahaan dengan pekerja, produsen dengan konsumen, produsen
dengan produsen dalam sebuah organisasi. Kegiatan antar manusia ini adalah
bertujuan untuk mencari untung oleh karena itu menjadi kegiatan ekonomis.
Pencarian keuntungan dalam bisnis tidak bersifat sepihak, tetapi dilakukan melalui
interaksi yang melibatkan berbagai pihak. Dari sudut pandang ekonomis, good
business adalah bisnis yang bukan saja menguntungkan, tetapi juga bisnis yang
berkualitas etis.
2. Sudut pandang etika

Dalam bisnis, berorientasi pada profit, adalah sangat wajar, akan tetapi jangan
keuntungan yang diperoleh tersebut justru merugikan pihak lain. Tidak semua yang
bisa kita lakukan boleh1 dilakukan juga. Kita harus menghormati kepentingan dan
hak orang lain. Pantas diperhatikan, bahwa dengan itu kita sendiri tidak dirugikan,
karena menghormati kepentingan dan hak orang lain itu juga perlu dilakukan demi
kepentingan bisnis kita sendiri.
3. Sudut pandang Hukum

Dapat dipastika bahwa kegiatan bisnis sangat terikat dengan Hukum Dagang atau
Hukum Bisnis, yang merupakan cabang penting dari ilmu hukum modern. Dan
dalam praktek hukum banyak masalah timbul dalam hubungan bisnis, pada taraf
nasional maupun international. Seperti etika, hukum juga merupakan sudut pandang
normatif, karena menetapkan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
Dari segi norma, hukum lebih jelas dan pasti daripada etika, karena peraturan hukum
dituliskan hitam atas putih dan ada sanksi tertentu bila terjadi pelanggaran.

Etika Bisnis Di Indonesia

Di Indonesia, etika bisnis merupakan sesuatu yang lama tetapi sekaligus baru.
Sebagai sesuatu yang bukan baru, etika bisnis eksis bersamaan dengan hadirnya bisnis
dalam masyarakat Indonesia, artinya usia etika bisnis sama dengan usia bisnis yang
dilakukan oleh masyarakat Indonesia.

Dalam memproduksi sesuatu kemudian memasarkannya, masyarakat Indonesia


tempo dulu juga telah berpatok pada pertimbangan-pertimbangan untung dan rugi.
Namun dengan ciri khas masyarakat Indonesia yang cinta damai, maka masyarakat
Indonesia termotivasi untuk menghindari konflikkonflik kepentingan termasuk dalam
dunia bisnis.

Secara normatif, etika bisnis di Indonesia baru mulai diberi tempat khusus semenjak
diberlakukannya UUD 1945, khususnya pasal 33. Satu hal yang relevan dari pasal 33
UUD 45 ini adalah pesan moral dan amanat etis bahwa pembangunan ekonomi negara RI
semata-mata demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia yang merupakan subyek atau
pemilik negeri ini. Jadi pembangunan ekonomi Indonesia sama sekali tidak
diperuntukkan bagi segelintir orang untuk memperkaya diri atau untuk kelompok orang
tertentu saja yang kebetulan tengah berposisi strategis melainkan demi seluruh rakyat
Indonesia. Dua hal penting yang menjadi hambatan bagi perkembangan etika bisnis di
Indonesia adalah budaya masyarakat Indonesia dan kondisi sosialpolitik di Indonesia. 4.
Kesimpulan dan Sara

b) Contoh Perilaku Usahawan Yang Tak Beretika

PT Freeport Indonesia

Ada pernyataan kuat bahwa telah terjadi distori etika dan pelanggaran
kemanusiaan yang hebat di Papua. Martabat manusia yang seharusnya dijunjung
tinggi, peradaban dan kebudayaan sampai mata rantai penghidupan jelas dilanggar.
Itu adalah fakta keteledoran pemerintah yang sangat berat karena selama ini bersikap
underestimate kepada rakyat Papua. Gagasan yang menyatakan mendapatkan
kesejahteraan dengan intensifikasi nyatanya gagal.

Ironisnya, dua kali pekerja Freeport melakukan aksi mogok kerja sejak Juli untuk
menuntut hak normatifnya soal diskriminasi gaji, namun dua kali pula harus beradu
otot. Keuntungan ekonomi yang dibayangkan tidak seperti yang dijanjikan,
sebaliknya kondisi lingkungan dan masyarakat di sekitar lokasi pertambangan terus
memburuk dan menuai protes akibat berbagai pelanggaran hukum dan HAM.

Analisis Permasalahan

PT Freeport Indonesia merupakan jenis perusahaan multinasional (MNC), yaitu


perusahaan internasional atau transnasional yang berpusat di satu negara tetapi
cabang ada di berbagai negara maju dan berkembang. Mogoknya hampir seluruh
pekerja PT Freeport Indonesia disebabkan karena perbedaan indeks standar gaji yang
diterapkan oleh manajemen pada operasional Freeport diseluruh dunia. Pekerja
Freeport di Indonesia diketahui mendapatkan gaji lebih rendah dari pada pekerja
Freeport di negara lain untuk level jabatan yang sama. Gaji sekarang perjam USD
1.5-USD 3. Padahal, dibandingkan gaji di negara lain mencapai USD 15-USD 35
perjam. Sejauh ini, perundingannya masih menemui jalan buntu. Manajemen
Freeport bersikeras menolak tuntutan pekerja, entah apa dasar pertimbangannya.

Biaya CSR kepada sedikit rakyat Papua digembor-gemborkan itu pun tidak
seberapa karena tidak mencapai 1 persen keuntungan bersih PT FI. Malah rakyat
Papua membayar lebih mahal karena harus menanggung akibat berupa kerusakan
alam serta punahnya habitat Papua yang tidak ternilai itu. Biaya reklamasi tersebut
tidak akan bisa dditanggung generasi Papua sampai tujuh turunan.

Umumnya korporasi berasal dari AS, pekerja adalah bagian dari aset perusahaan.
Menjaga hubungan baik dengan pekerja adalah suatu keharusan. Sebab, di situlah
terjadi hubungan mutualisme satu dengan yang lain. Perusahaan membutuhkan
dedikasi dan loyalitas agar produksi semakin baik, sementara pekerja membutuhkan
komitmen manajemen dalam hal pemberian gaji yang layak.

Pemerintah dalam hal ini pantas malu. Sebab, hadirnya MNC di Indonesia
terbukti tidak memberikan teladan untuk menghindari perselisihan soal normatif
yang sangat mendasar. Kebijakan dengan memberikan diskresi luar biasa kepada PT
FI, privilege berlebihan, ternyata hanya sia-sia.

Penyelesaian Khasus PT Freeport Indonesia

Juru bicara PT Freeport Indonesia, Ramdani sirait, mengatakan bahwa


manajemen perusahaan PTFI akan berkomunikasi dengan Serikat Pekerja Seluruh
indonesia (SPSI) demi mengantisipasi ancaman aksi mogok yang dilakukan pekerja.
Karena isu aksi mogok tersebut terkait rencana pemutusan hubungan kerja terhadap
tiga orang karyawan PTFI yang melakukan intimidasi fisik kepada karyawan
lainnya.

Beliau menyebutkan, terhadap intimidasi fisik yang memenuhi ketentuan PHI


(Pedoman Hubungan Industrial) Perjanjian Kerja Bersama (PKB) sebagaimana
kasus tiga karyawan yang melakukan intimidasi fisik, diproses berdasarkan
ketentuan PHI-PKB.

Pasal-pasal yang tercantum dalam PKB tersebut sudah mengakomodasi aspirasi


pekerja. Salah satunya adalah adanya kenaikan upah pokok sebesar 40 persen dalam
2 tahun.” Angka ini jauh di atas ketentuan rata-rata kenaikan upah pokok nasional
sebesar 10-11 persen per tahun,” sambung dia.

Sebagai upaya mencegah hal-hal yang tidak diinginkan pada perusahaan,


perusahaan sudah membentuk Crisis Management Committee. Yaitu guna
menciptakan lingkungan kerja yang damai dan harmonis, PTFI dan pimpinan SPSI
PTFI pun telah membentuk Crisis Management Committee.

Pelanggaran Undang Undang

PT Freeport Indonesia telah melanggar hak-hak dari buruh Indonesia (HAM)


berdasarkan UU No. 13/2003 tentang mogok kerja sah dilakukan. PT Freeport
Indonesia telah melanggar pasal :

 Pasal 139: “Pelaksanaan mogok kerja bagi pekerja/buruh yang bekerja pada
perusahaan yang melayani kepentingan umum dan atau perusahaan yang jenis
kegiatannya membahayakan keselamatan jiwa manusia diatur sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu kepentingan umum dan atau membahayakan
keselamatan orang lain”.
 Pasal 140:
(1) “Sekurang-kurangnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sebelum mogok kerja
dilaksanakan, pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat buruh wajib
memberitahukan secara tertulis kepada pengusaha dan instansi yang bertanggung
jawab di bidang ketenagakerjaan setempat”.

(2) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 (satu) sekurang-kurangnya


memuat:
(i) Waktu (hari, tanggal, dan jam) dimulai dan diakhiri mogok kerja.
(ii) Tempat mogok kerja.
(iii) Alasan dan sebab-sebab mengapa harus melakukan mogok kerja.
(iv) Tanda tangan ketua dan sekretaris dan/atau masing-masing ketua dan
sekretaris serikat pekerja/serikat buruh sebagai penanggung jawab mogok kerja.
(3) Dalam hal mogok kerja akan dilakukan oleh pekerja/buruh yang tidak menjadi
anggota serikat pekerja/serikat buruh. Maka pemberitahuan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) ditandatangani oleh perwakilan pekerja/buruh yang ditunjuk sebagai
koordinator dan/atau penanggung jawab mogok kerja.

(4) Dalam hal mogok kerja dilakukan tidak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
maka demi menyelamat kan alat produksi dan aset perusahaan, pengusaha dapat
mengambil tindakan sementara dengan cara:

(i) Melarang para pekerja/buruh yang mogok kerja berada dilokasi kegiatan
proses produksi.

(ii) Bila dianggap perlu melarang pekerja/buruh yang mogok kerja berada di
lokasi perusahaan.

 Pasal 22: “Setiap orang berhak atas pekerjaan, berhak dengan bebas memilih
pekerjaan, berhak akan terlaksananya hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya yang
sangat doperlukan untuk martabat dan pertumbuhan bebas pribadinya, melalui
usaha-usaha nasional maupun kerjasama internasional, dan sesuai dengan
pengaturan sumber daya setiap negara”.

PT Freeport Indonesia melanggar UU No. 11/1967 tentang Ketentuan-ketentuan


Pokok Pertambangan yang sudah diubah dengan UU No. 4/2009. Selain bertentangan
dengan PP 76/2008 tentang Kewajiban Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, telah terjadi
bukti paradoksal sikap Freeport.

Kestabilan siklus operasional Freeport, diakui atau tidak, adalah barometer penting
kestabilan politik koloni Papua. Induksi ekonomi yang terjadi dari berputarnya mesin
anak korporasi raksasa Freeport-McMoran tersebut di kawasan Papua memiliki
magnitude luar biasa terhadap pergerakan ekonomi kawasan, nasional, bahkan global.

c) Usaha Agar Etika Bisnis Dapat Diterapkan Dalam Berwirausaha

Etika bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku
karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan
pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.

Dalam penerapannya, etika bisnis tentunya harus memperhatikan nilai-nilai


norma dan moralitas yang berlaku dalam masyarakat. Selain itu, hal tersebut juga dapat
diterapkan atau dimunculkan di dalam perusahaan sendiri karena etika bisnis sangan
berkaitan dengan profesioal bisnis.

Semua perusahaan pasti meyakini bahwa suatu prinsip bisnis yang baik
merupakan prinsip yang selalu memperhatikan etika yang telah berlaku termasuk hukum
dan peraturan-peraturan. Etika bisnis memiliki beberapa prinsip yang digunakan sebagai
acuan dalam pelaksanaan kegiatan agar dapat mencapai tujuan yang dimaksud. Berikut
prinsip etika dalam berbisnis.

 Prinsip Kejujuran

Prinsip ini adalah prinsip utama yang harus dipenuhi dalam etika bisnis. Suatu
kegiatan bisnis pasti akan sukses apabila di dalam setiap kegiatannya menerapkan
prinsip kejujuran. Hal terpenting sebelum menerapkan prinsip ini pada perusahaan
yaitu, menerapkan terlebih dahulu kepada diri sendiri. Apabila Anda seorang
pemimpin yang mampu menerapkan prinsip ini maka tentunya semua karyawan
yang bekerja pada perusahaan Anda akan menerapkan prinsip ini juga.

 Prinsip Keadilan

Menteapkan prinsip ini maka semua pihak yang ada atau terkait dengan bisnis
Anda harus memberikan kontribusi baik secara langsung atau tidak langsung
terhadap keberhasilan suatu bisnis. Maka dari itu semua pihak terkait harus
mempunyai akses yang positif terhadap kewajiban yang telah diterima dari
perusahaan agar tercapainya keberhasilan.

 Prinsip Otonomi
Prinsip ini artinya suatu perusahaan berhak untuk menetapkan etika bisnis dalam
perusahaannya sendiri. Maksudnya, tidak bergantung kepada perusahaan lain dalam
pengambilan suatu keputusan, karena setiap perusahaan tentu memiliki tujuan, visi
serta misi yang berbeda - beda.

 Prinsip Hormat pada Diri Sendiri


Masyarakat atau konsumen adalah cerminan dari bisnis Anda Apabila Anda
memberikan kontribusi yang baik maka dampaknya terhadap bisnis Anda pun akan
baik. Maka, berikanlah hormat terhadap diri sendiri dengan melakukan segala
sesuatu dengan hal-hal yang positif. Anda sebagai pengelola perusahaan tentunya
sudah menjadi suatu kewajiban apabila memberikan respek kepada siapa saja yang
terlibat pada aktivitas suatu bisnis. dengan begitu maka semua pihak pasti akan
memberikan respek juga terhadap bisnis yang Anda jalankan.

 Prinsip Saling Menguntungkan


Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga
menguntungkan semua pihak. Dalam bisnis yang kompetitif, prinsip ini menuntut
agar persaingan bisnis haruslah melahirkan suatu win-win solution.

 Prinsip Integritas Moral


Prinsip ini dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau
perusahaan agar dia menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau
nama baik perusahaan

PENUTUP

Di dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis merupakan
sebuah harga mati, yang tidak dapat ditawar lagi. Dalam zaman keterbukaan dan luasnya
informasi saat ini, baik-buruknya sebuah dunia usaha dapat tersebar dengan cepat dan
luas. Memposisikan karyawan, konsumen, pemasok, pemodal dan masyarakat umum
secara etis dan jujur adalah satusatunya cara supaya dapat bertahan di dalam dunia bisnis
saat ini. Ketatnya persaingan bisnis menyebabkan beberapa pelaku bisnisnya kurang
memperhatikan etika dalam bisnis.

Etika bisnis mempengaruhi tingkat kepercayaan atau trust dari masingmasing


elemen dalam lingkaran bisnis. Pemasok (supplier), perusahaan, dan konsumen, adalah
elemen yang saling mempengaruhi. Masing-masing elemen tersebut harus menjaga etika,
sehingga kepercayaan yang menjadi prinsip kerja dapat terjaga dengan baik.
Etika berbisnis ini bisa dilakukan dalam segala aspek. Saling menjaga
kepercayaan dalam kerjasama akan berpengaruh besar terhadap reputasi perusahaan
tersebut, baik dalam lingkup mikro maupun makro. Tentunya ini tidak akan memberikan
keuntungan segera, namun ini adalah wujud investasi jangka panjang bagi seluruh elemen
dalam lingkaran bisnis. Oleh karena itu, etika dalam berbisnis sangatlah penting.

Dan dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa PT Freeport Indonesia


telah melanggar etika bisnis dan melanggar undang-undang. Hak didasarkan atas
martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena hak sangat cocok
dengan suasana pemikiran demokratis. PT Freeport Indonesia sangat tidak etis dimana
kewajiban terhadap para karyawan tidak terpenuhi karena gaji yang diterima tidak layak
dibandingkan dengan pekerja Freeport di Negara lain. Padahal PT Freeport Indonesia
merupakan tambang emas dengan kualitas emas terbaik di dunia.
DAFTAR PUSTAKA

Alena. (2011, November 28). wordpress. Retrieved April 20, 2021, from Alena19's Blog:

https://alena19.wordpress.com/2011/11/28/penerapan-etika-bisnis-yang-tepat/

Hasoloan, A. (2018). PERANAN ETIKA BISNIS DALAM PERUSAHAAN BISNIS.

Jurnal Warta Edisi : 57 , 1-7.

Ramadhan, R. (2019, April 5). Sosial Entrepreneur. Retrieved Maret 20, 2021, from

Wordpress: https://rezkyramadhanblog.wordpress.com/2019/04/05/makalah-etika-bisnis/

Ryana, S. (2017, April 25). blogspot. Retrieved Maret 20, 2021, from shellaryana05:

http://shellaryana05.blogspot.com/2017/04/makalah-kewirausahaan-tentang-etika.html

Anda mungkin juga menyukai