Dosen Pengampuh:
Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR……………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………...
B. Rumushan Masalah…………………………………………………
C. Tujuan………………………………………………………………
BAB II PEMBAHSAN
A. Variabel Dependent
1. Pengertian kinerja perawat…………………………………………
2. standar praktik kinerja keperawatan nindonesia……………………
3. factor-faktor yang mempengaruhi kinerja perawat………………....
B. Variabel dependent………………………………………………….
1. Pengertian Keselamatan Pasien…………………………………….
2. Sasaran keselamatan pasien………………………………………...
3. Macam-macam kejadian keselamatan pasien………………………
BAB III Analisa Jurnal
A. Analisa jurnal menggunakan metode PICOT………………………
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN…………………………………………………….
B. SARAN…………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keselamatan pasien merupakan sebuah sistem yang memberikan pasien
aman selama di rumah sakit dan dapat mencegah terjadinya cedera yang di sebabkan
akibat melaksanakan tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil. Keselamatan pasien adalah sistem menguranfi resiko bahaya yang tidak
perlu berkaitan dengan pelayanan keselamatan minimum sesuai standar pasien (WHO
2018)
Pada saat ini upaya meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit sudah
merupakan sebuah gerakan universal. Berbagai negara maju bahkan telah menggeser
paradigma “quality” kearah “quality-safety “ ini berasal bukan hanya mutu pelayanan
yang harus ditingkatkan tetapi yang lebih penting lagi adalah menjaga keselamatan
pasien secara konsisten dan terus menerus.
Kemudian angka kematian akibat KTD pada pasien rawat inap di amerika serikat
berjumlah 33,6 juta pertahun berdasarkan 44.000 jiwa sampai 98.000 jiwa. WHO
pada tahun 2004 mengumpulkan angka kematian di rumahsakit berbagai negara ;
amerika, inggris, denmark, dan australia ditemukan KTD dengan rentang 3,2 – 16,6 %
dengan data tersebut akhirnya berbagai negara mengembangkan sistem keselamatan
pasien, (WHO 2004)
Laporan di atas telah menggerakan sistem kesehatan dunia untuk mengubah
paradigma pelayanan kesehatan menuju keselamatan pasien (patient safety). Gekan
ini juga berdampak pada palayanan kesehatan di indonesia melalui pembentukan
KKPRS (komite keselamatan pasien rumah sakit) pada tahun 2004.
Pada tahun 2010 komite keselamatan pasien rumah sakit (KKPRS) melaporkan
insiden keselamatan pasien sebanyak 145 insiden yang terdiri dari KTD 46% KNC
46% dan lain-lain 6% insiden teritinggi di temukan di DKI jakarta yaitu 37,9%,
diikuti jawa tengah 15,9%, D,I yogyakarta 13,8% jawa timur 11,7% sumatra selatan
6,9% , jawa barat 2,8% Bali 1,4% sulawesi selatan 0,69% dan aceh 0,68%
dalam hal ini sulawesi selatan masuk dalam 10 daftar 10 besar dengan kasus insiden
keselamatan pasien berdasarkan laporan peta nasional keselamatan pasien (kogres
PERSI, 2010). Walaupun data ini telah ada secara umum di indonesia, catatan
pelaporan insiden keselamatan pasien masih sangat terbatas.
Pada wilayah sulawesi selatan juga tidak di dapatkan angka insiden keselamatan
pasien secara menyeluruh dari rumah sakit yang ada. Namun di rumah sakit umum
daerah kota makasar diketahui bahwa di unit perawatan inap terdapat kasus insiden
keselamatan pasien selama April-Desember 2019 menunjukkan 1 kasus kejadian tidak
diharapkan (KTD), 22 kasus kejadian tidak cedera (KTC), 1 kasus kejadian poetensial
cedera (KPC), 11 kasus kejadian nyaris cedera (KNC), (Laporan Keselamatan pasien
2019).
B. Rumushan masalah
Berdasarkan Latar Belakang di atas, rumushan masalah yang akan dibahas pada
makalah ini adalah apakah ada pengaruh kinerja perawat dan sarana prasarana
terhadap keselamatan pasien di RSUD kota Makasar.
C. Tujuan
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kinerja perawat dan sarana prasarana
terhadap keselamatan pasien di RSUD kota Makasar
BAB II
PEMBAHASAN
Sasaran keselamatan pasien menurut WHO (Permenkes RI, 2011) ada enam yang
meliputi:
1. Melakukan identifikasi pasien secara tepat,
2. Meningkatkan komunikasi yang efektif,
3. Meningkatkan keamanan penggunaan obat yang membutuhkan perhatian atau yang
perlu diwaspadai
4. Mengurangi risiko salah lokasi, salah pasien, dan prosedur tindakan operasi,
5. Mengurangi risiko infeksi nosokomial
6. Mengurangi risiko pasien cedera karena jatuh.
A. Kesimpulan
Keselamatan pasien adalah hal terpenting yang perlu perlu diperlihatkan oleh perawat
yang terlibat dalam memberikan pelayanan keehatan kepada pasien. Tindakan pelayanan
peralatan kesehatan, dan lingkungan sekitar pasien sudah seharusnya menunjang keselamatan
serta kesembuhan dari pasien tersebut oleh karena itu, perawat harus memiliki pengetahuan
mengenai hak pasien serta mengetahui secar luas dan teliti tindakan pelayanan yang dapat
menjaga keselamatan diri pasien serta menjadikan komunikasi sebagai kunci utama untuk
dapat memberikan kenyamanan dan keselamtn bagi pasien.
B. SARAN
Diharapkan agar perawat dan staf rumah sakit lainnya dapat memperhatikan kelengkapan
sarana dan prsarana di dalam rs. Karena kelengkapan sarana dan prasarana menjadi hal yang
penting untuk mendukung berjalannya proses program keselamatan pasien. Salah satu hal
yang dapat mendukung berjalannya proses program keseamatan pasien adalah ketersediaan
bell nurse call, agar dapat mengurangi resiko terjadinya insiden keelamatan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. Permenkes No 24 tahun 2016 tentang pesyaratan Teknis Bangunan Dan
Prasarana Rumah Sakit. Mentri kesehatan Indonesia Peraturan Mentri Kesehatan Republik
Indonesia. 2016; Nomor 65 (879):2004