Anda di halaman 1dari 11

Persepsi Perawat

tentang Pelayanan Pasien Tahap Terminal

MG Enny Mulyatsih1, Siti Rohani2, Ade Suyani3, Umi Aisyiyah4, Siti Komariah5
Latar Belakang
Pelayanan pasien tahap terminal harus sesuai SNARS:
❖ Memperhatikan kebutuhan pasien dan keluarga

SNARS ❖ Mengoptimalkan kenyamanan dan martabat pasien


❖ Bukti layanan didokumentasikan dalam rekam medik

Data lima RS di Jakarta & Tangerang


Skor terkait pelayanan pasien tahap
KARS terminal belum mencapai >95
Tujuan
Untuk mengetahui persepsi perawat tentang
asesmen dan intervensi pasien tahap terminal di RS
Metodologi

D: kuantitatif, Cross Sectional


S: 959 Perawat Ranap & Intensif
Uji validitas & realibilitas kuesioner d

V: Asesmen & Intervensi: Uji validitas : dari 39 soal terkait


persepsi, 2 soal nilai koefisien korelasi
(Pearson Correlation) kurang dari 0,3550
dan 37 lebih dari 0,3550
I: Kuesioner Uji reliabilitas: sebanyak 37 soal, nilai
Cronbach alpha kurang dari 0,961.
Disimpulkan instrumen persepsi
perawat ttg pelayanan pasien tahap
A: Deskriptif & Kai Kuadrat terminal valid dan reliabel
Hasil Uji Univariat: : Data Demografi

Distribusi Responden berdasarkan gender Distribusi Responden Berdasarkan Jabatan Distribusi Resonden berdasarkan CPD
(n=959) (n=959) (n=959)
16,50%
20,80%

79,20% 49,50% 50,50%

83,50%
Laki-laki Perempuan
Head Nurse/ Katim Pelaksana Pelatihan/ Seminar/ Workshop EOL Belum pernah

Distribusi Responden berdasarkan Pengalaman Distribusi Responden berdasarkan Area Tugas Distribusi Responden berdasarkan Tempat Tugas
(n=959) (n=959) (n=959)

14,40%
36,20%

63,80% 39,30%
60,70%
85,60%

Pengalaman < 5 tahun Pengalaman > 5 tahun


Ruang Pasien Anak Ruang Pasien Dewasa
Rawat Inap Umum Ruang Intensif
Hasil Uji Bivariat: Pemahaman asesmen &
intervensi pasien tahap terminal

• Ada perbedaan bermakna persepsi perawat antara kepala ruangan/ ketua


tim dan perawat pelaksana (p 0,003, OR:1,798)
• Ada perbedaan bermakna persepsi perawat antara yang memiliki
pengalaman kurang lima tahun dan lebih dari lima tahun (p 0,015, OR:
1,698)
• Ada perbedaan bermakna persepsi perawat antara yang sudah dan belum
mengikuti pelatihan/ seminar/ workshop (p 0,000, OR: 1,528)
• Tidak ada perbedaan bermakna persepsi perawat antara yang merawat
pasien dewasa dan anak (p 0,408)
• Tidak ada perbedaan persepsi perawat antara yang bertugas di ruang
rawat inap umum dan ruang intensif (p 0,373)
HASIL & DISKUSI

saya sudah
paham
Asesmen Pasien Tahap Terminal saya kurang
paham

Sebanyak 91,6% Sekitar 27%


responden
responden telah kurang/tidak
memahami memahami asesmen
alternatif layanan &
asesmen nyeri tingkat layanan

Asesmen yang dilakukan perawat meliputi:


Asesmen tentang alternatif layanan &
observasi fisik; kebutuhan nutrisi dan cairan;
nyeri; kebutuhan curah perasaan; gangguan tingkat layanan yang tercantum dalam
tidur; konstipasi; mual/muntah; tidak nafsu SNARS belum dijelaskan secara rinci pada
makan; kelelahan; status mental dan psikologis; regulasi RS, sehingga perawat sulit
tingkat proses kehilangan serta kebutuhan menerjemahkan saat melakukan asesmen
spiritual pasien (Duell & Martin 2015) di ruangan
saya sudah Intervensi Pasien Tahap Terminal saya kurang
paham
paham

Sekitar 23,9%
responden kurang/
Sebanyak 90,3% tidak memahami
responden telah intervensi
memahami psikososiospiritual
intervensi pasien pasien dan
sulit bernapas. keluarga

❖Masalah psikososial spiritual pada pasien menjelang ajal di


India, sebagian besar mengalami kesedihan, depresi,
penolakan, kecemasan, marah & ketakutan (Nikhil &
Fungsi oksigenasi merupakan kebutuhan Santha, 2019)
paling mendasar manusia berdasarkan teori ❖komunikasi yang jujur dan terbuka, menggunakan kalimat yang
Maslow, sehingga perawat merasa telah jelas dan Bahasa yg mudah dipahami, dapat menurunkan rasa takut
memahami intervensi pasien dengan masalah dan cemas pasien tahap terminal & klg (Giles dkk, 2019)
pernapasan. ❖Ekspresi wajah perawat, bahasa tubuh, kontak mata dan sikap
perawat di samping tempat tidur mampu memberikan ketenangan
pada pasien & klg (Baker, 1996)
Teori Peaceful End of Life
(Tomey & Alligood, 2016) Bantuan yang bisa diberikan oleh perawat
untuk pasien dying (Smith dkk., 2015):
Lima konsep utama yang saling berkaitan: ❖Melakukan personal hygiene
• Pemantauan & penanganan nyeri; ❖Memberikan obat sebelum nyeri menjadi
parah
• Memberikan rasa nyaman;
❖Mengenali gejala & kondisi yg perlu bantuan
• Mengikutsertakan pasien dan keluarga segera
dalam pengambilan keputusan ❖Memberikan dukungan emosi
• Menciptakan suasana & lingkungan ❖Menggunakan sentuhan untuk menunjukkan
rasa empati
yang tenang dan damai
❖Memahami isyarat pasien yg ingin berbicara,
• Memberi kesempatan kepada anggota menangis, atau bahkan secara intelektual
keluarga dan kerabat untuk ikut mendiskusikan proses dying
berpartisipasi merawat pasien ❖Mendukung keluarga pasien
•Kesimpulan & Saran:
❖ Pengelola Pendd/ Pelatihan:
❑ Belum seluruh perawat perlu disusun kurikulum & modul
dilatih ttg pelayanan pasien tentang pelayanan pasien tahap
terminal
tahap terminal
❑ Belum semua standar yan ❖ RS: Perlu dibuat regulasi jelas sesuai
pasien tahap terminal SNARS
tertuang pada regulasi RS ❖ KARS: kiranya hasil penelitian ini
❑ Beberapa butir standar yan dapat dijadikan bahan pertimbangan
pasien tahap terminal dalam pada saat melakukan evaluasi dan
revisi SNARS
SNARS belum dipahami
oleh perawat
Terima Kasih
• Anggota Peneliti: Siti Rohani, Ade Suyani, Umi Aisyiyah, Siti Komariah
• Ketua Eksekutif KARS & Para Jangkar
• Dr. dr. Hanevi Djasri, MARS, FISQua
• Prof Adi Utarini, M.Sc, MPH, PhD dan Tim Reviewer JHA
• Direktur RS Pusat Otak Nasional Prof Dr dr Mahar Mardjono, Direktur
RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Direktur RSU
Fatmawati, Direktur RS Kanker Darmais, dan Direktur RS Siloam Lippo
Village
• Seluruh Responden Perawat
• Seluruh pasien yang pernah kami rawat

Anda mungkin juga menyukai