Anda di halaman 1dari 10

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI

RS ZAHIRAH
NO : 050/SK.AKR.PPI/DIRUT/RSZ/II/2014

TENTANG

KEBIJAKAN ALAT PELINDUNG DIRI


RS ZAHIRAH

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RS Zahirah, maka


diperlukan pengelolaan Alat Pelindung Diri rumah sakit yang bermutu
tinggi;
b. bahwa agar pengelolaan Alat Pelindung Diri di RS Zahirah dapat
terlaksana dengan baik, perlu adanya panduan Direktur Utama RS
Zahirah sebagai landasan bagi penyelenggaraan Alat Pelindung Diri di
RS Zahirah;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan
b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Utama RS Zahirah.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang


Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 012/Menkes/Per/III/2012 tentang
Akreditasi Rumah Sakit
3. Keputusan Direktur PT RS Zahirah Nomor
02/SK/DIR.PT.RSZ/VIII/2013 tentang Struktur Organisasi RS Zahirah.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Kesatu : PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS ZAHIRAH TENTANG
PEMBERLAKUAN KEBIJAKAN ALAT PELINDUNG DIRI RS ZAHIRAH
Kedua : Memberlakukan Kebijakan Alat Pelindung Diri RS Zahirah sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Ketiga : Dengan dikeluarkannya Peraturan Direktur Utama ini, maka apabila
terdapat peraturan yang bertentangan dengan Peraturan Direktur Utama
ini maka peraturan-peraturan yang terdahulu dinyatakan tidak berlaku.
Keempat : Apabila dikemudian hari terdapat kekurangan dan/atau kekeliruan dalam
Peraturan Direktur Utama ini maka akan diadakan perubahan dan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan : Di Jakarta
Pada tanggal : 3 Februari 2015
RS ZAHIRAH

dr. Yulkanti Ruadewi, MARS


Direktur Utama
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS ZAHIRAH
NOMOR : 050/SK.AKR.PPI/DIRUT/RSZ/II/2014
TANGGAL : 3 FEBRUARI 2015
TENTANG : KEBIJAKAN ALAT PELINDUNG DIRI

1. PENDAHULUAN
1.1. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting untuk kesehatan dan keselamatan.
1.2. Baju pengaman dipakai oleh karyawan, sebagai tambahan di samping baju yang mereka pakai,
untuk melindungi pasien dan petugas kesehatan dari risiko infeksi. Pemilihan dari baju
pengaman berdasarkan risiko kontaminasi kulit atau baju oleh darah dan cairan tubuh dan risiko
transmisi mikroorganisme dari satu orang ke orang lain.
1.3. Pemakaian baju pengaman yang sesuai merupakan salah satu dari 9 elemen standar kontrol
tindakan pencegahan, yang harus diikuti setiap saat di dalam perawatan pasien.
1.4. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan praktik evidence-based; memastikan baju pengaman
1.5. yang dipakai sesuai dan benar, dalam rangka mencegah transmisi infeksi.

2. TUJUAN
2.1. Kebijakan ini menekankan pada pemakaian APD sebagai bagian dari standar kontrol tindakan
pencegahan.
2.2. Kebijakan ini menekankan penggunaan yang tepat APD dalam mengurangi transmisi infeksi dan
melindungi petugas kesehatan dan koleganya dari cairan tubuh dan infeksi akibat kerja.

3. RUANG LINGKUP
Kebijakan ini diperuntukkan bagi semua karyawan dan karyawan kontrak yang bekerja di RS
Zahirah.

4. DEFINISI
Alat Perlindungan Diri (APD). Merupakan pengaman/ barier yang bervariasi yang dapat
digunakan tersendiri atau secara kombinasi untuk melindungi membran mukosa, kulit dan
pakaian dari kontak terhadap agen infeksius. Yang termasuk APD adalah sarung tangan,
masker, respirator, kacamata pelindung, pelindung muka dan gaun pelindung

5. TANGGUNG JAWAB ORGANISASI


5.1. Direktur Utama
Bertanggung jawab untuk memastikan semua berjalan dengan seharusnya di dalam
implementasi, pemantauan dan revisi dari kebijakan ini dan kebijakan ini berada di tempat, dapat
diakses dan dimengerti oleh semua karyawan. Dirut mendelegasikan seluruh tanggung jawab
pelaksanaan dan implementasi kepada Direktur Medis
5.2 Direktur Medis bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua manajer:
5.1.1. Menyebarluaskan kebijakan ini di lingkungan kerja mereka
5.1.2. Mengimplementasikan kebijakan ini di lingkungan kerja mereka
5.1.3. Mengidentifikasi dan menempatkan sumber daya yang sesuai untuk memenuhi kebijakan ini
5.1.4. Memastikan bahwa semua karyawan berada di bawah pengawasan mereka diberitahu
tentang kebijakan ini di dalam pelatihan

5.2. Semua Manajer juga bertanggung jawab untuk memastikan audit internal dilakukan
5.3. Kepala Unit bertanggung jawab terhadap implementasi dari kebijakan ini di dalam lingkup mereka
sendiri dan harus memastikan bahwa:
5.3.1. Semua karyawan dan karyawan baru memiliki akses ke dan diinformasikan tentang kebijakan
ini dan kebijakan yang berhubungan, SOP dan formulir yang berhubungan dengan kebijakan
ini.
5.3.2. SOP tertulis yang mendukung dan sesuai dengan kebijakan berada di tempat dan digunakan
untuk memonitor kepatuhan.
5.4. Semua karyawan bertanggung jawab atas implementasi kebijakan ini dan memastikan:
RS ZAHIRAH
Nomor Surat Peraturan DIRUT : Tanggal Revisi: Tanggal Implementasi:
050/SK.AKR.PPI/DIRUT/RSZ/II/20 Ditinjau Kembali Pada: 11 Februari 2017 12 Maret 2014
14
Hal. 2 dari 10
5.4.1. Mereka mengerti dan mematuhi kebijakan ini
5.4.2. Akan menggunakan kebijakan berhubungan dengan kebijakan dan SOP di RS Zahirah
5.4.3. Tidak mematuhi kebijakan akan mendapatkan sanksinya.
5.4.4. Semua karyawan dapat mengisi semua laporan kejadian dimana ada tidaknya kepatuhan

6. JENIS DARI APD DAN PENGKAJIAN RISIKO


APD harus dipakai sebagai tambahan baju dan seragam yang mereka pakai untuk melindungi
pasien dan petugas kesehatan. Jenis dari APD yang dipakai harus berdasarkan pada risiko yang
dinilai dari intervensi klinis yang akan dilakukan. Seragam dan pakaian yang biasa tidak
disarankan menjadi APD.
6.1. Jenis dari APD yang dipakai berdasarkan pada risiko yang dinilai dari intervensi klinis yang akan
dilakukan.
6.2. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan:
6.2.1. Kemungkinan untuk terpapar darah dan cairan tubuh kecuali keringat
6.2.2. Jenis jaringan tubuh
6.2.3. Kemungkinan jenis dan alur transmisi dari agen infeksius

6.2. Berikut ini APD yang minimum harus tersedia:


6.2.1. Sarung tangan (steril/nonsteril/plastik/umum-rumah tangga)
6.2.2. Apron dan baju tahan air
6.2.3. Kacamata pelindung/ penutup muka (pelindung wajah dan mata)
6.2.4. Masker
6.2.5. Topi

7. SARUNG TANGAN
7.1Sarung tangan harus dipakai saat:
7.1.1 Jika terdapat risiko atau kemungkinan terjadi risiko kontaminasi akibat kontak langsung
dengan darah atau cairan tubuh, membran mukosa, kulit yang tidak intak dan bahan lainnya
dengan potensial infeksius (contoh, pasien yang tidak bisa menahan BAB atau BAK.)
7.1.2 Memegang atau menyentuh peralatan perawatan pasien dan lingkungan sekitar pasien yang
terlihat atau berpotensi terkontaminasi.
7.1.3 Sarung tangan merupakan komponen yang penting dalam pencegahan infeksi pada tindakan
yang memerlukan kontak langsung (termasuk terhadap pasien yang terinfeksi
mikroorganisme yang multi-resisten-merujuk ke Kebijakan Pencegahan Transmisi dan Isolasi)
7.1.4 Sarung tangan harus dipakai satu kali saja. Sarung tangan harus diganti untuk pasien yang
berbeda maupun tindakan yang berbeda pada satu pasien. Ganti sarung tangan jika tangan
akan berpindah dari area tubuh pasien yang terkontaminasi (contoh, area perineum) ke area
tubuh pasien yang bersih (contoh, muka)
7.1.5 Sarung tangan box yang bersih,dan non-steril dapat dipakai untuk tindakan rutin keperawatan
non invasif. Sarung tangan steril harus selalu tersedia dan digunakan untuk untuk semua
tindakan aseptik dan steril.
7.1.6 Gunakan sarung tangan plastik untuk membersihkan lingkungan atau peralatan medis.
7.1.7 Setelah membuka sarung tangan, prosedur membersihkan tangan harus segera dilakukan
dan tangan dikeringkan secara menyeluruh. Sarung tangan tidak boleh dicuci atau disanitasi
dengan menggunakan alkohol. Sarung tangan bukan merupakan alat untuk menggantikan
kegiatan mencuci tangan/ prosedur membersihkan tangan. Sarung tangan harus dibuang
sebagai sampah medis kemudian prosedur membersihkan tangan harus segera dilakukan.

7.2 Jenis-jenis sarung tangan


7.2.1 Sarung tangan yang digunakan harus pas dan sesuai dengan tindakan klinis yang akan
dilakukan. Jika sarung tangan dibutuhkan maka sarung tangan harus mempunyai kualitas
yang balk, sekali pakai, steril / non-steril, bebas bedak (merujuk ke lampiran 1: Pemakaian
Sarung Tangan).
7.2.2 Pemakain sarung tangan ganda dipertimbangkan untuk mengantisipasi robeknya sarung
tangan contohnya dalam operasi ortopedi.
7.2.3 Sarung tangan umum/rumah tangga
7.2.3.1. Sarung tangan umum/ rumah tangga dapat dipakai ulang dipergunakan untuk pekerjaan
domestik, dan diganti jika terdapat robekan atau rusak.
7.2.3.2. Sarung tangan umum/ rumah tangga dipakai oleh karyawan domestic untuk pekerjaan
RS ZAHIRAH
Nomor Surat Peraturan DIRUT : Tanggal Revisi: Tanggal Implementasi:
050/SK.AKR.PPI/DIRUT/RSZ/II/20 Ditinjau Kembali Pada: 11 Februari 2017 12 Maret 2014
14
Hal. 3 dari 10
kebersihan diberi kode dengan warna:
7.2.3.2.1. Merah untuk toilet, kamar mandi, ruang alat kotor
7.2.3.2.2. Biru untuk area dapur
7.2.3.2.3. Kuning untuk area klinis

7.2.3.3. Setelah dipakai sarung tangan ini harus dibersihkan dan dikeringkan

8. APRON PLASTIK
8.1. Apron plastik dipakai untuk mencegah penyebaran mikroorganisme dari satu pasien ke pasien lain
dan juga untuk melindungi seragam dan kulit dari kontaminasi. Apron harus dipakai jika terdapat
risiko kontaminasi baju yang dipakai oleh darah atau cairan tubuh dan pasien telah diketahui
mengalami infeksi. (merujuk ke Kebijakan Isolasi)
8.2. Apron plastik harus dipakai sekali saja. Jangan menggunakan kembali apron yang sudah terpakai,
bahkan untuk kontak berulang terhadap pasien yang sama. Apron harus diganti untuk pasien
yang berbeda. Apron harus dibuang sebagai sampah medis dan prosedur membersihkan tangan
dilakukan.
8.3. Baju tahan air yang menutup seluruh tubuh harus dipakai saat ada risiko cipratan yang ekstensif
dari darah atau cairan tubuh, sekret dan ekskresi kecuali keringat pasien, terhadap permukaan
kulit dari petugas kesehatan.
8.4. Tidak ada indikasi penggunaan rutin dari apron saat memasuki unit risiko tinggi (contoh, ICU)

9. KACA MATA/PELINDUNG WAJAH


9.1. Kaca mata dan pelindung wajah harus digunakan ketika tindakan yang akan dilakukan dapat
menyebabkan cipratan darah dan cairan tubuh sampai ke mata atau wajah.
9.2. Jika alat yang dipakai ulang dipakai maka harus dibersihkan dengan sabun dan air atau alcohol dan
dikeringkan.
9.3. Kaca mata dan pelindung wajah harus sesuai dan pas pada saat pemakaian.

10. MASKER
Terdapat dua jenis dari masker yang digunakan praktik medis:
10.1 Masker operasi:
10.1.1 Longgar, sekali pakai yang menutupi hidung dan mulut. Dipakai untuk melindungi mulut dan
hidung dari cipratan. Masker ini juga berfungs untuk mencegah partikel-partikel dari mulut dan
hidung pemakai tersebar ke lingkungan sekitar.
10.1.2 Masker operasi ini dapat juga dipakaikan pada pasien yang batuk-batuk untuk membatasi
potensial penyebaran secret infeksius dari pasien tersebut ke orang lain.
10.1.3 Masker operasi harus dipakai ketika melakukan teknik operasi aseptik.
10.1.4 Beberapa keadaan yang dipertimbangkan untuk memakai masker operasi:
10.1.4.1. Masker harus diganti bila sudah kotor atau basah
10.1.4.2. Masker tidak boleh dipakai kembali apabila sudah dilepas
10.1.4.3. Masker tidak boleh digantungkan di leher
10.1.4.4. Hindari menyentuh bagian depan dari masker saat dipakai
10.1.4.5. Prosedur membersihkan tangan harus dilakukan setelah memegang masker atau
setelah membuang masker yang sudah dipakai.

10.2 Masker Pernafasan (N95)


10.2.1 Untuk proteksi dari penyebaran lewat udara
10.2.2 Masker ini diperuntukkan untuk membantu mengurangi paparan terhadap partikel-partikel di
udara
10.2.3 Jika dipakai dengan benar, masker akan menutup/ melekat dengan baik pada wajah
sehingga dapat mengurangi risiko kebocoran.
10.3 Masker harus dibuang sebagai sampah medis

11. TOPI/ PENUTUP KEPALA


Pada prinsipnya dipakai saat operasi dengan keadaan aseptik dilakukan. Penutup kepala dapat
mengurangi risiko rambut dan kulit kepala yang tercecer/ jatuh dan melindungi si pemakai dari
kontaminasi darah atau cairan tubuh.

12. URUTAN PEMAKAIAN APD Lihat lampiran 2.

RS ZAHIRAH
Nomor Surat Peraturan DIRUT : Tanggal Revisi: Tanggal Implementasi:
050/SK.AKR.PPI/DIRUT/RSZ/II/20 Ditinjau Kembali Pada: 11 Februari 2017 12 Maret 2014
14
Hal. 4 dari 10
13. MELEPASKAN APD
APD harus dilepaskan untuk meminimalkan potensi kontaminasi silang. Setelah tindakan/
prosedur telah selesai dilakukan, sarung tangan, apron/baju pelindung dan kacamata pelindung
harus dilepaskan (jika dipakai) dan dibuang sebagai sampah medis. Jika masker juga dipakai,
harus dilepas paling akhir. (Lihat ke lampiran 3)

14. PELATIHAN
Pelatihan karyawan
14.1. Semua karyawan harus mendapatkan pelatihan tentang pengendalian infeksi sebagai bagian
dari induction program.
14.2. Pengendalian infeksi harus termasuk di dalam pembaharuan tahunan yang diwajibkan untuk
semua staf medis.
14.3. Semua karyawan harus dilatih dengan baik dan menyadari pentingnya mengikuti kebijakan
rumah sakit, hal ini sangat penting untuk standar yang dibutuhkan dan keselamatan karyawan.
Pelatihan saat bekerja yang regular diperlukan untuk memastikan bahwa semua karyawan sadar
terhadap praktik dan prosedur terkini.

15. PEMANTAUAN DAN KEPATUHAN TERHADAP KEBIJAKAN INI


Audit dan pemantauan dari pemakaian APD ini akan dilakukan sebagai bagian dari pra-rencana
program audit pengendalian infeksi dan melalui sistem pelaporan kejadian di rumah sakit

16. KEBIJAKAN /DOKUMEN TERKAIT


16.1. Kebijakan Kebersihan Tangan
16.2. Standard tindakan pencegahan
16.3. Kebijakan isolasi
16.4. Kebijakan Penatalaksanaan Kebersihan Rumah Sakit

17. REFERENSI
18. DepKes RI, 2007, Pedoman Pencegahan dan pengendalian Infeksi di Rumah sakit dan
FasilitasPelayanan Kesehatan Lainnya
19. CDC 2007 Guideline for Isolation precautions: Preventing Transmission of infectious agents in
healthcare settings
20. National Health and Medical Research Council (2011) Australian Infection Control Guidelines.
URL:http://www.nhmrc.gov.au/guidelines/public-consultationsiarchived-public-consultations/draft -
australian-infection-control-guideline.

RS ZAHIRAH
Nomor Surat Peraturan DIRUT : Tanggal Revisi: Tanggal Implementasi:
050/SK.AKR.PPI/DIRUT/RSZ/II/20 Ditinjau Kembali Pada: 11 Februari 2017 12 Maret 2014
14
Hal. 5 dari 10
LAMPIRAN 1 - PEMILIHAN JENIS SARUNG TANGAN

Sarung tangan Indikasi Pemakaian Contoh

Sarung tangan· Potensi terpapar darah, cairan tubuh, sekret · Fungsi vena
Non- steril dan ekskresi. · Pemeriksaan gigi
· Kontak dengan kulit tidak intak atau · Pengosongan kantong urin
membrane mukosa kateter
· Aspirasi naso-gastric
· Penatalaksanaan operasi
minor dan abrasi

Sarung tangan· Kontak dengan area yang rentan infeksi atau Prosedur atau tindakan operasi
steril alat klinis dimana harus mempertahankan aseptic, contohnya:
keadaan steril · Pemasangan kateter urin
· Perawatan luka dan pemakaian
verban yang kompleks
· Pemasangan kanul vena
sentral dan pergantian verban
· Pungsi lumbal
· Perawatan dari luka operasi
atau drain
· Tindakan dental/ perawatan
gigi yang memerlukan kondisi
steril

Sarung tangan  Untuk kegiatan di luar perawatan pasien · Memegang atau membersihkan
yang,dapat alat yang terkontaminasi
dipakai kembali · Tugas kebersihan
· Pembersihan alat di unit
sterilisasi

Sarung tangan  Selain yang disebutkan di atas, aktivitas· Memegang atau membersihkan
Plastic sekali non- perawatan alat yang terkontaminasi
pakai

RS ZAHIRAH
Nomor Surat Peraturan DIRUT : Tanggal Revisi: Tanggal Implementasi:
050/SK.AKR.PPI/DIRUT/RSZ/II/20 Ditinjau Kembali Pada: 11 Februari 2017 12 Maret 2014
14
Hal. 6 dari 10
LAMPIRAN 2 - MEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI

Untuk mengurangi risiko dari risiko penyebaran infeksi, APD harus dipakai dengan baik. Tabel dibawah
ini menjelaskan urutan dan prosedur memakai dan melepaskan APD. Langkah ke dua dan ketiga dapat
berubah selama masih sesuai dengan prinsipnya.
Prosedur membersihkan tangan harus dilakukan di antara setiap Iangkah dan segera setelah
melepaskan APD.

MEMAKAI APD

Urutan dari pemakaian


Jubah
1. t‘
• 1
 Menutupi badan dari leher hingga
lutut,lengan sampai pergelangan tangan
dan menyelimuti sampai ke belakang
pinggang

Masker
2. ,
 lkatkan tali atau tali elastis di bagian
tengah kepala dan leher,

Kaca mata atau pelindung wajah


3.
 Letakkan menutupi wajah dan mata dan
sesuaikan sampai pas.

Sarung tangan
4.
 Panjangkan hingga menutupi
pergelangan tangan yang ditutupi oleh
jubah

RS ZAHIRAH
Nomor Surat Peraturan DIRUT : Tanggal Revisi: Tanggal Implementasi:
050/SK.AKR.PPI/DIRUT/RSZ/II/20 Ditinjau Kembali Pada: 11 Februari 2017 12 Maret 2014
14
Hal. 7 dari 10
LAMPIRAN 3 - MELEPASKAN APD

Urutan melepaskan APD


Sarung tangan
1.
 Bagian luar sarung tangan kontaminasi

 Pegang bagian luar sarung tangan dengan sarung


tangan lainnya, lepaskan
 Pegang sarung tangan dengan tangan yang masih
bersarung tangan
 Jari-jari yang tidak bersarung tangan melepaskan
sarung tangan di pergelangan tangan
 Lepaskan sarung tangan tersebut melingkupi
sarung tangan lainnya
 Masukkan sarung tangan ke sampah medis

Kaca mata atau pelindung wajah


2.
 Bagian luar dari kaca mata atau pelindung wajah
terkontaminasi
 Untuk melepaskan, pegang bagian ikat kepala
atau telinga
 Letakkan pada tempat untuk mencuci atau
sampah medis

Jubah
3.
 Bagian depan jubah dan lengan terkontaminasi
 Buka ikatan jubah
 Tarik dari leher dan pundak, sentuh bagian dalam
jubah saja
 Balikkan jubah dalam ke luar
 Lipat atau atau buntalkan jubah dan masukan ke
sampah medis

Masker
4.
 Bagian depan masker Terkontaminasi
 JANGAN DISENTUH
 Buka ikatan
 Pegang bagian bawah, dan masukkan ke sampah
medis

RS ZAHIRAH
Nomor Surat Peraturan DIRUT : Tanggal Revisi: Tanggal Implementasi:
050/SK.AKR.PPI/DIRUT/RSZ/II/20 Ditinjau Kembali Pada: 11 Februari 2017 12 Maret 2014
14
Hal. 8 dari 10
LAMPIRAN 4 - TABEL APD YANG DIPERLUKAN PADA PERAWATAN PASIEN
Prosedur Kebersihan Sarung Sarung Masker Pelindung Jubah Penutup
Tangan Tangan Tangan Operasi Mata Kepala
Steril
Observasi
rutin (contoh
pengukuran √ - - - - - -
tekanan
darah)

√ √ √ √

Pemeriksaan Untuk
medis secara √ kontak - -
umum dengan kulit Jika ada Jika ada Jika ada
yang resiko resiko resiko
luka/ruam cipratan cipratan cipratan
membran
mukosa

√ √ √ √ √ √ -
Pemeriksaan
luka/ Kontak Irigasi luka Irigasi luka
pembalutan Untuk luka
dengan Kontak dengan dengan
yang sudah
jaringan langsung resiko terjadi resiko terjadi
  terinfeksi  
tubuh dengan luka cipratan cipratan

Monitor gula
darah dan √ √ - - - - -
hemoglobin

Membantu
melahirkan √ - - - √ √ -
normal


Memasang
√ √ - - - -
intravena line Kemungkinan
terjadi
cipratan
Memasang
√ - √ √ √ √ √
CVC
Perawatan
alat melalui
√ - √ - - - -
pembuluh
darah
Prosedur
antiseptik
tanpa
menyentuh √ - √ √ √ √ √
(contoh,
lumbal
puncture)

√ √ √
Memasang
√ - √ -
urin kateter
Jika terjadi Jika terjadi Jika terjadi
paparan paparan paparan

√ √
Memasang
√ √ - - -
urin kateter
Jika terjadi Jika terjadi
paparan paparan
RS ZAHIRAH
Nomor Surat Peraturan DIRUT : Tanggal Revisi: Tanggal Implementasi:
050/SK.AKR.PPI/DIRUT/RSZ/II/20 Ditinjau Kembali Pada: 11 Februari 2017 12 Maret 2014
14
Hal. 9 dari 10
√ √
Suction:
endotrache Menggunakan Jika terjadi
√ - √ √ -
altube, tangan paparan
tracheostomy (system
suction
trebuka
Prosedur
perawatan √ - √ √ √ √ -
gigi mayor

Prosedur √
rutin
√ √ - √ √ -
pemeriksaan
intra-oral Jika terjadi
paparan

RS ZAHIRAH
Nomor Surat Peraturan DIRUT : Tanggal Revisi: Tanggal Implementasi:
050/SK.AKR.PPI/DIRUT/RSZ/II/20 Ditinjau Kembali Pada: 11 Februari 2017 12 Maret 2014
14
Hal. 10 dari 10

Anda mungkin juga menyukai