Anda di halaman 1dari 17

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR

RSUD SULTAN ABDUL AZIZ SYAH PEUREULAK


Jalan Monisa Telepon 081376999052 Faks (0646)31008 Kode Pos 24453
PEUREULAK

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


SULTAN ABDUL AZIZ SYAH PEUREULAK
KABUPATEN ACEH TIMUR
NOMOR: 445/ /2022

TENTANG
PANDUAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
RSUD SULTAN ABDUL AZIZ SYAH PEUREULAK
KABUPATEN ACEH TIMUR 2022

DIREKTUR RSUD SULTAN ABDUL AZIZ SYAH PEUREULAK


KABUPATEN ACEH TIMUR,

Menimbang : a. bahwa Alat Pelindung Diri selanjutnya disebut


APD adalah seperangkat alat yang digunakan oleh
tenaga kerja untuk melindungi seluruh dan atau
sebagian tubuh dari adanya kemungkinan potensi
bahaya dan kecelakaan kerja;

b. bahwa alat pelindung kerja bertujuan untuk


melindungi para pekerja dari kemungkinan resiko
bahaya yang dapat mengancam keselamatan jiwa
yang mempunyai standarisasi dan spesifikasi
sesuai dengan fungsinya untuk menanggulangi
jenis bahaya tertentu;

c. bahwa rumah sakit mempunyai potensi yang


besar dalam penularan penyakit, penyakit akibat
kerja, serta kecelakaan kerja bagi karyawan;

d. bahwa untuk melindungi keselamatan dan


kesehatan karyawan rumah sakit terhadap
pengaruh penularan penyakit, penyakit akibat
kerja serta kecelakaan kerja maka perlu adanya
tindakan pencegahan;

e. bahwa untuk maksud seperti tersebut diatas


diperlukan Peraturan Direktur tentang Kebijakan
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di
lingkungan rumah sakit  tentang ketentuan
penggunaan alat pelindung diri (APD);

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 1


tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja;

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 23


tahun 1992, tentang Kesehatan Kerja;

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor:


22 tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul
karena Hubungan kerja;

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor:


11 tahun 1975, tentang Keselamatan Kerja
terhadap Radiasi;

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor:


50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen K3;

6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi


Republik Indonesia Nomor: Per.08/MEN/VII/2010
tentang Alat Pelindung Diri;

7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor: 27 tahun 2017, tentang Pedoman Pence
gahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan;

MEMUTUSKAN
Menetapkan : PANDUAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
(APD) SAKIT PADA RSUD SULTAN ABDUL AZIZ SYAH
PEUREULAK KABUPATEN ACEH TIMUR.

Kesatu : Dalam melakukan Penggunaan Alat Pelindung Diri


(APD) karyawan rumah sakit, sebagaimana terlampir
dalam keputusan ini.

Kedua : Lokasi atau daerah yang diwajibkan memakai Alat


Pelindung Diri (APD) seperti dalam lampiran surat
keputusan ini.

Ketiga : Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal


ditetapkan dengan ketentuan akan ditinjau kembali
dan diperbaiki sebagaimana mestinya apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan;

Ditetapkan di Peureulak
pada tanggal : 05 Januari 2022 M
02 Jumadil Akhir 1443 H

DIREKTUR RSUD SULTAN ABDUL AZIZ SYAH


PEUREULAK
KABUPATEN ACEH TIMUR,

REZA FAZRI PRASETYO


LAMPIRAN : PERATURAN DIREKTUR RSUD SULTAN
ABDUL AZIZ SYAH PEUREULAK KABU-
PATEN ACEH TIMUR
NOMOR : 445/ /2022
TANGGAL : 05 Januari 2022 M
02 Jumadil Akhir 1443 H
TENTANG : PANDUAN PENGGUNAAN
ALAT PELINDUNG DIRI
(APD)

BAB I
DEFENISI

KONSEP ALAT PELINDUNG DIRI (APD)


A. Defenisi Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindung Diri (APD) adalah perangkat alat yang dirancang
sebagai penghalang terhadap penetrasi zat, partikel padat, cair, atau
udara untuk melindungi pemakainya dari cedera atau penyebaran
infeksi atau penyakit.

B. Tujuan Alat Pelindung Diri (APD)


Bertujuan untuk menghalangi pajanan bahan infeksius pada kulit,
mulut, hidung, atau mata (selaput lendir) tenaga kesehatan, pasien
atau pengguna kesehatan.
Penggunaan APD yang efektif perlu didasarkan pada potensi
paparan, dampak penularan yang ditimbulkan serta memahami
dasar kerja setiap jenis APD yang akan digunakan.

C. Prinsip Penggunaan APD


Pengguanaan APD perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini:
1) APD harus digunakan sesuai dengan risiko paparan: petugas
kesehatan harus menilai apakah mereka benar atau tidak
beresiko terkena darah, cairan tubuh, ekskresi atau sekresi agar
dapat menggunakan alat pelindung diri sesuai yang sesuai
dengan risiko.
2) Semua APD yang akan digunakan harus memenuhi standar
keamanan, perlindungan dan keselamatan pasien/ petugas
sesuai ketentuan peraturan perundang-undnagan.
3) Hindari kontak antara APD yang terkontaminasi (bekas) dan
permukaan pakaian atau lingkungan pelayanan kesehatan,
buang APD bekas pakai yang sesuai tempat limbah, dan standar
yang ditetapkan.
4) Tidak dibenarkan berbagi APD yang sama antara dua petugas/
individu.
5) Lepas APD secara keseluruhan jika tidak digunakan lagi.
6) Lakukan kebersihan tangan setiap kali melepas satu jenis APD,
ketika meninggalkan pasien untuk merawat pasien lain atau
akan melakukan prosedur yang lain.
BAB II
RUANG LINGKUP

RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup APD (Alat Pelindung Diri)
Ruang Lingkup APD digunakan sesuai fungsi dan manfaatnya:
 Untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap
kemungkinan adanya potensi infeksi dan cidera.
 Mengurangi resiko penularan penyakit.
 Penggunaan APD di rumah sakit disesuaikan berdasarkan fungsi
dan manfaatnya, seperti pada prosedur tindakan operasi, tindakan
invasif, pelindung saluran pernafasan, pelindung tangan seperti
sarung tangan saat diperlukan, dan lain-lain. Jadi penggunaan APD
disesuaikan berdasarkan manfaatnya. APD diperlukan oleh seluruh
petugas kesehatan seperti dokter, perawat, bidan dan petugas yang
bekerja di fasilitas kesehatan seperti cleaning servis, laundry, dll.
 Panduan ini dibuat sebagai acuan untuk semua pekerja yang berada
di lingkungan rumah sakit, terutama dukungan dari pimpinan,
manajemen dan merupakan salah satu upaya kegiatan pencegahan
dan pengendalian infeksi di rumah sakit.
 Panduan ini dapat diterapkan kepada semua pekerja yang berada
dilingkungan rumah sakit.

TUJUAN DAN SASARAN


1. TUJUAN
Tujuan Umum

Pedoman Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) ini


bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan di
fasilitas pelayanan kesehatan, sehingga melindungi
sumber daya manusia kesehatan, pasien dan masyarakat
dari penyakit infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.

Tujuan Khusus

a) Tersedianya Pedoman Teknis Penggunaan APD dalam


upaya Penerapan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
di Rumah Sakit.

b) Tersedianya kebijakan dan sumber daya yang men-


dukung Penerapan Pencegahan dan Pengendalian In-
feksi di Rumah Sakit.

2. SASARAN
Sasaran Pedoman Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
disusun untuk digunakan oleh seluruh pelaku pelayanan
di rumah sakit.
BAB III
TATA LAKSANA

Berdasarkan Jenis, Tujuan dan Indikasi Penggunaan APD

1. Pelindung kepala (Topi)

a. Tujuan: sebagai pelindung kepala dan rambut tenaga kesehatan


dari paparan cairan infeksius pasien selama melakukan
tindakan atau perawatan.
b. Jenis: penutup kepala terdiri dari bahan yang digunakan sekali
pakai dan yang dapat digunakan ulang (terbuat dari bahan kain
yang dapat dilakukan pencucian), harus terbuat dari bahan
tahan cairan, tidak mudah robek dank ukurannya pas atau
sesuai di kepala pemakai.

Gambar 1. Pemakaian topi atau penutup kepala

Catatan: apabila petugas menggunakan hijab pada prosedur


medis, maka:
 Ganti hijab yang dipergunakan saat bekerja di pelayanan
dengan risiko paparan darah, cairan tubuh, ekskresi dan
sekresi dengan hijab yang lain termasuk saat akan pulang ke
rumah.
 Gunakan hijab yang menutupi kepala dan dimasukkan
kedalam baju kerja atau diikat kebagian belakang leher dan
jika jilbab akan digunakan pada prosedur berikutnya maka
jilbab ditutup kembali dengan penutup kepala (topi).

Gambar 2. Pemakaian penutup kepala bagi yang berhija


c. Indikasi penggunaan topi atau penutup kepala:
 Operasi kecil (minor surgery).
 Pertolongan atau tindakan persalinan.
 Intubasi trachea dan tracheotomy.
 Penghisapan lendir masif.
 Pembersihan alat kesehatan dll.

2. Kacamata dan pelindung wajah


a. Tujuan
Untuk melindungi selaput mukosa mata, hidung, atau mulut
petugas kesehatan dari risiko kontak dengan secret pernapasan
atau percikan darah, cairan tubuh, sekresi, atau ekskresi pasien.
b. Indikasi
 Pada tindakan yang dapat menimbulkan percikan atau
semburan darah, cairan tubuh, secret, dan ekskresi ke
mukosa, mata, hidung, atau mulut.
 Potensi terjadinya transmisi airbone misalnya pada tindakan:
tindakan gigi (Scaler ultrasonic dan high speed air driven),
swab hidung atau tenggorokan, RJP (Resusitasi Jantung
Paru), pemulasaran jenazah, penanganan linen terkontaminasi
di laundry atau di ruang dekontaminasi.
Tabel 1. Jenis dan kegunaan pelindung wajah
1. Safety Glasses atau Spectacles googles
Deskripsi:
Melindungi mata, rongga mata
dan area wajah yang men-
gelilingi mata dari bahaya
seperti benda-benda dan atau
partikel yang berterbangan
(Aerosol) dan droplet.
2. Full Face Shield
Deskripsi:
Full face shield ini memberikan
perlindungan dari droplet
maupun percikan cairan tubuh
dan biasanya digunakan seba-
gai alternatif kacamata karena
memberikan perlindungan pada
area wajah yang lebih luas.

3. Masker
a. Tujuan
Untuk melindungi wajah dan membrane mukosa mulut dan
hidung dari cipratan darah dan cairan tubuh dari pasien atau
permukaan lingkungan yang kotor dan melindungi pasien dari
petugas pada saat batuk atau bersin.
b. Syarat: masker yang digunakan harus menutupi hidung dan
mulut serta penggunaan masker N95 harus dilakukan fit test
(penekanan dibagian hidung dan penilaian kerapatan
penggunaan masker).
c. Indikasi
 Pada tindakan atau prosedur yang dapat menghasilkan
cipratan darah, cairan tubuh, sekresi atau ekskresi atau jika
petugas berisiko menghasilkan cipratan cairan dari selaput
lendir mulut dan hidung.
 Masker N95 digunakan pada resiko paparan penularan
infeksi melalui udara (Airborne disease) dan dapat didaur
ulang sesuai ketentuan.
Tabel 2. Jenis dan kegunaan masker
Masker Masker Masker
Kegunaan N95 KN95 Bedah

Pelindung perna-
pasan yang diran-
cang dengan segel
ketat disekitar
hidung dan mulut
untuk menyaring
hampir 95 % par-
tikel yang lebih
kecil < 0,3 mikron
dan kontaminasi
melalui airbone.
Penghalang fisik
antara mulut dan
hidung, pengguna
dengan kontami-
nan potensial
(percikan atau
droplet selaput
mukosa mulut
dan hidung serta
debu).
Mencegah per-
cikan pada saat
batuk, bersin atau
debu.
Re-usable atau
penggunaan kem-
bali

d. Cara menggunakan
 Masker bedah, seperti dalam gambar berikut:

Gambar 3. Cara menggunakan masker bedah

 Masker N95 dan KN95, sebagai berikut:


Gambar 4. Cara menggunakan masker N95/ KN95

4. Gaun
a. Tujuan
Untuk melindungi baju petugas dari kemungkinan paparan atau
percikan darah atau cairan tubuh, sekresi, eksresi atau
melindungi pasien dari paparan pakaian petugas pada tindakan
steril.
b. Indikasi
 Transmisi kontak missal saat adanya wabah dan transmisi
droplet, saat pencegahan infeksi sebelum operasi atau pra
bedah.
 Membersihkan luka, tindakan drainase, menuangkan cairan
kontaminasi ke pembuangan atau WC/toilet.
 Menangani pasien perdarahan massif, tindakan bedah dan
perawatan gigi.
c. Jenis gaun dan kegunaannya
Tabel 3. Jenis gaun dan kegunaannya

d. Sarung tangan
a. Tujuan
Melindungi tangan dari paparan cairan tubuh, darah, sekresi,
eksresi dan bahan infeksius lainnya. Menggunakan sarung
tangan sesuai dengan ukuran tangan dan digunakan pada
kedua belah tangan dan hanya digunakan untuk satu kali
prosedur pada satu pasien, jika rusak atau robek maka
mengganti dengan sarung tangan yang baru.

b. Indikasi
Digunakan pada saat tindakan aseptic, tindakan steril untuk
mencegah risiko penularan mikroorganisme (tindakan bedah).
Tabel 4. Jenis sarung tangan dan kegunaannya

c. Langkah-langkah pemasangan sarung tangan steril pada


gambar dibawah ini.

Gambar 5. Langkah-langkah penggunaan sarung tangan steril

d. Langkah-langkah pelepasan sarung tangan steril, dijelaskan


dalam gambar dibawah ini.
Gambar 6. Langkah-langkah pelepasan sarung tangan steril

e. Sepatu
(i) Tujuan
Sepatu untuk melindungi kaki petugas dari tumpahan/
percikan darah atau cairan tubuh lainnya dan mencegah dari
kemungkinan tusukan benda tajam atau kejatuhan alat
kesehatan yang beresiko melukai kulit. Sepatu yang
dipergunakan harus tertutup dan tahan air serta tahan
tusukan. Segera lepaskan sepatu jika terkontaminasi darah
atau cairan tubuh untuk dilakukan proses pembersihan/
dekontaminasi sesuai ketentuan.
(ii) Indikasi
Sepatu tertutup dipergunakan oleh seluruh tenaga
kesehatan, sedangkan sepatu boot dipergunakan pada
prosedur, sebagai berikut:
 Penanganan pemulasaran jenazah
 Penanganan limbah
 Tindakan operasi
 Pertolongan dan tindakan persalinan
 Penanganan linen
 Pencucian peralatan di ruang gizi
(iii) Jenis sepatu dan kegunaannya
Berikut ini dijelaskan jenis sepatu serta penggunanya
Tabel 5. Contoh jenis sepatu dan kegunaannya
D. Pemakaian dan pelepasan APD
Tabel 6. Cara Pemakaian APD

Tabel 7. Cara Pelepasan APD


BAB IV
DOKUMENTASI

1. Manajemen telah membuat kebijakan kepada Tim PPIRS tentang


penggunaan APD di Rumah Sakit Sultan Abdul Aziz Syah
Peureulak.
2. Laporan APD RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak.
3. Tim PPIRS memberikan sosialisasi kepada semua staf Rumah
Sakit untuk kepatuhan penggunaan APD.

Ditetapkan di Peureulak
pada tanggal : 05 Januari 2022 M
02 Jumadil Akhir 1443 H

DIREKTUR RSUD SULTAN ABDUL AZIZ SYAH


PEUREULAK
KABUPATEN ACEH TIMUR,

REZA FAZRI PRASETYO

Anda mungkin juga menyukai