Anda di halaman 1dari 3

1.

Latar Belakang
Hukum adalah seluruh aturan dan undang-undang yang mengatur sekelompok
masyarakat. Dalam kehidupan manusia, baik secara perorangan maupun berkelompok,
hukum mengatur perilaku hubungan baik antara manusia yang satu dengan yang lain, antara
kelompok manusia maupun antara manusia dengan kelompok manusia. Keperawatan
merupakan suatu seni yang berorientasi pada manusia, perasaan untuk menghargai sesama
individu dan suatu naluri kesusilaan, serta tindakan apa yang harus dikerjakan (Myrtle
Aydelotte, 1992 dalam Sumijatun, 2011). Perawat dalam melaksanakan pelayanan kesehatan
berperan sebagai Penyelenggara Praktik Keperawatan, Pemberi Asuhan Keperawatan,
Penyuluh dan Konselor bagi Klien, Pengelola Pelayanan Keperawatan dan Peneliti
Keperawatan. Untuk menjamin perlindungan terhadap masyarakat sebagai penerima
pelayanan keperawatan dan untuk menjamin perlindungan terhadap perawat sebagai pemberi
pelayanan keperawatan diperlukan hukum dan undang-undang yang mengaturnya.
Eksistensi hukum kesehatan dewasa ini dirasakan sangatlah penting oleh masyarakat
dan tenaga kesehatan itu sendiri, perkembangan hukum kesehatan ini kian hari semakin maju
dan berkembang lebih spesifik diantara hukum kedokteran (medical law) dan hukum rumah
sakit (hospital law) yang lahir lebih dahulu, saat ini pemerintah telah mengundangkan
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan yang mencabut Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan dan pada tahun yang sama
pemerintah juga telah mengundangkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang
Keperawatan. Undang-undang dan hukum dalam keperawatan diharapkan dapat memberikan
kepastian hukum dan pelindungan hukum bagi perawat dan juga bagi perangkat hukum
lainnya serta masyarakat pada umumnya.

HUKUM DALAM KEPERAWATAN


Hubungan hukum dengan Bidang Keperawatan
Hukum mengatur perilaku hubungan antar manusia sebagai subjek hukum yang
melahirkan hak dan kewajiban. Dalam kehidupan manusia, baik secara perorangan maupun
berkelompok, hukum mengatur perilaku hubungan baik antara manusia yang satu dengan
yang lain, antara kelompok manusia maupun antara manusia dengan kelompok manusia
merupakan keniscayaan.
Antony Allot membedakan pengertian mengenai konsep hukum dengan menunjuk pada
tiga (gejala) yang berbeda, yaitu:
LAW : the general idea or concept of legal institutions abstracted from any particular
occurrence of them,
Law : a coherent, total, particular legal system prevailing in a given community or
country,
law : a particular normative provision of a law, a rule or norm of a given legal system.
Hukum dalam bentuk pertama (LAW) merupakan ide atau konsep umum yang abstrak
dari beberapa peristiwa yang istimewa dalam masyarakat. Hukum yang demikian sebagai
kekuatan sosial dan dalam bebebrapa hal dirasakan sebagai keharusan yang wajib ditaati oleh
masyarakat. Pancasila, UUD 1945, dan Tap MPR termasuk LAW.
Di dalam pancasila terkandung nilai-nilai dan ide, dan dalam UUD 1945 (yang sudah
dibuah dengan Amandemen UUD 1945) terkandung konsep umum kehidupan bernegara ang
harus dianut bangsa Indonesia, sedangkan Tap MPR merupakan kebijaksanaan yang belum
mempunyai kekuatan mengikat bagi warga negara.
Hukum dalam pengertian kedua (Law) merupakan sistem hukum sistem hukum tertentu
yang bertalian secara logis sebagai suatu sistem hukum, menyeluruh yang berlaku dalam
komunitas atau negara tertentu. Hukum direalisasikan dalam bentuk struktur dan aturan-
aturan yang merupakan hukum positif, sehingga bersifat mengikat warga negaranya.
Termasuk dalam kelompok law dan berkaitan dengan kajian ini adalah UU 23/1992 dan
peraturan-peraturan pelaksananya seperti PP 32/1996, Keputusan Menteri Kesehatan,
Keputusan Direktorat Jenderal yang mengatur masalah kesehatan.
Sementara itu, pengertian ketiga (law) merupakan sebuah ketentuan hukum yang
bersifat normatif, merupakan aturan atau norma yang membentuk sistem hukum tertentu..
dengan demikian, akan tampak impak hukum terhadap perilaku manusia. Dalam hal ini Allot
aturan atau norma menjelma dalam perilaku sebagai akibat pengaruh berlakunya Law sebagai
hukum tertulis, dan akan teteap mempegaruhi perilaku masyarakat meski hukum tertulis
(Law) tersebut sudah dinyatakan tidak berlaku (Praptianingsih, 2006).
Keperawatan merupakan suatu seni yang berorientasi pada manusia, perasaan untuk
menghargai sesama individu dan suatu naluri kesusilaan, serta tindaan apa yang harus
dikerjakan (Myrtle Aydelotte, 1992 dalam Sumijatun, 2011). Menurut Persatuan Perawat
Nasional Indonesia (PPNI, 2006), praktik keperawatan diartikan sebagai tindakan mandiri
perawat profesional melalui kerja sama berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga
kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan
tanggung jawabnya. Pratik keperawatan sebagai tindakan keperawatn profesional
menggunakan pengetahuan teoritik yang mantap dan kokoh dari berbagai ilmu dasar (biologi,
fisika, biomedik, perilaku, sosial) dan ilmu keperawatan sebagai landasan untuk melakukan
asuhan keperawatan. Perawat yang baik diasumsikan sebagai perawt yang dapat bekerja
sesuai dengan harapan klien, standar praktik, dan standar kerja. Untuk dapat menjadi perawat
yang baik diperlukan kerja keras dari individu itu sendiri, peer group, dan pembinaan pihak
manajemen.
Hubungan hukum dengan bidang keperawatan dijelaskan bahwa dalam melaksanakan
tugas dan tindakan dengan aman, perawat profesional harus memahami batasan legal dan
implikasinya dalam praktik sehari-hari mereka. Hal ini dikaitkan dengan penilaian yang baik
serta kemampuan unutk membuat keputusan agar asuhan keperawatan yang aman dan sesuai
dengan kebutuhan klien dapat terpenuhi. Asuhan keperawatan yang aman diartikan sebagai
praktik keperawatan yang bermutu dan taat pada aturan, hukum, serta perundang-undangan
yang berlaku. Perawat tidak perlu takut hukum, tetapi harus memandang hukum sebagai
rambu-rambu dalam pelaksanaan tindakan. Hukum dalam masyarakat bisa berubah-ubah
sesuia dengan kebutuhan masyarakat, karena hukum dibuat dengan maksud untuk melindungi
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai