Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Nilai

Pengertian Nilai menurut Steeman (dalam Adisusilo, 2013:56) nilai adalah sesuatu yang
memberi makna dalam hidup, yang memberi acuan, titik tolak dan tujuan hidup. Nilai adalah
sesuatu yang dijunjung tinggi, yang dapat mewarnai dan menjiwai tindakan seseorang. Nilai
itu lebih dari sekedar keyakinan, nilai selalu menyangkut pola pikir dan tindakan, sehingga
ada hubungan yang amat erat antara nilai dan etika. Nilai menurut Rokeach (1998, dalam
Djemari, 2008: 106) merupakan suatu keyakinan yang dalam tentang perbuatan, tindakan
atau perilaku yang dianggap jelek. Sedangkan menurut Linda dan Richard Eyre (1997, dalam
Adisusilo, 2013:57). Yang dimaksud dengan nilai adalah standar-standar perbuatan dan sikap
yang menentukan siapa kita, bagaimana kita hidup dan bagaimana kita memperlakukan orang
lain. Tentu saja nilai-nilai yang baik yang bisa menjadikan orang lebih baik, hidup lebih baik
dan memperlakukan orang lain secara lebih baik.

Definisi lain mengenai nilai diutarakan oleh Tyler (1973:7, dalam Djemari, 2008: 106), yaitu
nilai adalah suatu objek, aktivitas atau idea yang dinyatakan oleh individu yang
mengendalikan pendidikan dalam mengarahkan minat, sikap, dan kepuasan. Selanjutnya
dijelaskan bahwa sejak manusia belajar menilai suatu objek, aktivitas dan ide sehingga objek
ini menjadi pengatur penting minat, sikap dan kepuasan. Oleh karena itu, sekolah harus
menolong siswa menemukan dan menguatkan nilai yang bermakna dan signifikan bagi siswa
dalam memperoleh kebahagiaan personal dan memberi kontribusi positip terhadap
masyarakat. Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat dikatakan bahwa nilai merupakan
keyakinan dalam menentukan suatu pilihan untuk menjadikan hidup seseorang menjadi lebih
baik. Dengan menerapkan aturan-aturan atau norma-norma yang berlaku pada suatu daerah
sebagai acuan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik.

2. Pengertian Hukum
Hukum sebenarnya merupakan suatu penilaian tentang akal budi dalam hati nurani manusia
berkaitan dengan keadilan tentang prilaku dan situasi kehidupan manusia. Penghayatan
tentang keadilan memunculkan penilaian bahwa dalam situasi pada masyarakat tertentu,
orangberprilaku tertentu, karena memang sudah seharusnya begitu, sesuai dengan rasa
keadilan.

Menurut C.S.T Kansil, (1989: 38) terdapat beberapa Sarjana Hukum Indonesia yang berusaha
merumuskan tentang apakah hukum itu, yang diantaranya ialah :

1.S.M. Amin Dalam buku beliau yang berjudul “Bertamasya ke Alam Hukum”,hukum
dirumuskan sebagai berikut : “Kumpulan peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi-sanksi
itu disebut hukum dan tujuan hukum itu adalah mengadakan ketatatertiban dalam pergaulan
manusia, sehingga keamanan dan ketertiban terpelihara”.

2.J.C.T. Simorangkir dan Woerjono Sastropranoto Dalam buku yang disusun bersama
berjudul “Pelajaran hukum Indonesia” telah diberikan definisi hukum sebagai berikut :
Hukum itu ialah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku
manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh Badan-badan resmi yang berwajib,
pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan tadi berakibatkan diambilnya tindakan, yaitu
dengan hukuman tertentu”.

3.M.H. Tirtaatmidjaja Dalam buku beliau yang berjudul “Pokok-Pokok Hukum Perniagaan”
ditegaskan, bahwa “Hukum ialah semua aturan (norma) yang harus diturut dalam tingkah
laku tindakan-tindakan dalam pergaulan hidup dengan ancaman mesti mengganti kerugian
jika melanggar aturan-aturan itu, umpamanya orang akan kehilangan kemerdekaannya,
didenda dan sebagainya”.

Dalam pergaulan masyarakat terdapat aneka macam hubungan antara anggota masyarakat,
yakni hubungan yang ditimbulkan oleh kepentingan-kepentingan anggota masyarakat itu.
Dengan banyak dan aneka ragamnya hubungan itu, para anggota masyarakat memerlukan
aturan-aturan yang dapat menjamin keseimbangan agar dalam hubungan-hubungan itu tidak
terjadi kekacauan dalam masyarakat. Untuk menjamin kelangsungan keseimbangan dalam
perhubungan antara anggota masyarakat, diperlukan aturan-aturan hukum yang diadakan atas
kehendak dan keinsyafan tiap-tiap anggota masyarakat itu. Peraturan-peraturan hukum yang
bersifat mengatur dan memaksa anggota masyarakat untuk patuh dan mentaatinya,
menyebabkan terdapatnya keseimbangan dalam tiap perhubungan dalam masyarakat. Setiap
hubungan kemasyarakatan tidak boleh bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam
peraturan hukum yang ada dan berlaku dalam masyarakat.

3. Hukum kesehatan
Hukum kesehatan adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan
pemeliharaan atau pelayanan kesehatan dan penerapannya. Hal ini berarti hukum kesehatan
adalah aturan tertulis mengenai hubungan antara pihak pemberi pelayanan kesehatan dengan
masyarakat atau anggota masyarakat. Dengan sendirinya hukum kesehatan itu mengatur hak
dan kewajiban masing-masing penyelenggara pelayanan dan penerima pelayanan atau
masyarakat. Hukum kesehatan relatif masih muda bila dibandingkan dengan hukum-hukum
yang lain. Perkembangan hukum kesehatan baru dimulai pada tahun 1967, yakni dengan
diselenggarakannya “Word Congress on Medical Law “ di Belgia tahun 1967.

Mengingat banyaknya penyelennggara pelayanan kesehatan, baik dari segi perorangan


maupun kolektivitas, di mana masing-masing mempunyai kekhususan antara pihak yang
dilayani kesehatannya maupun sifat pelayanan dari pihak penyelenggara pelayanan
kesehatan, maka hukum kesehatan itu dikelompokkan menjadi berbagai bidang, antara lain :
1.Hukum Kedokteran dan Kedokteran Gigi.
2.Hukum Keperawatan.
3.Hukum Farmasi Klinik.
4.Hukum Rumah Sakit.
5.Hukum Kesehatan Masyarakat.
6.Hukum Kesehatan Lingkungan.
7.Hukum Rumah Sakit
Hukum kesehatan terkait dengan peraturan perundang-undangan dibuat untuk melindungi
kesehatan masyarakat di Indonesia. Peraturan perundang-undangan terkait dengan kesehatan
adalah :
1.Undang-Undang Dasar 1945.
2.Undang-Undang tentang Kesehatan, yang pernah berlaku di Indonesia : ( UU Pokok
Kesehatan No. 9 Tahun 1960 ; UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992, direvisi menjadi UU NO.
36 Tahun 2009.
3.Peraturan Pemerintah.
4.Keputusan Presiden.
5.Keputusan Menteri Kesehatan.
6.Keputusan Dirjen/Sekjen.
7.Keputusan Direktur/Kepala Pusat.

4. Hukum Kesehatan Lingkungan


Hukum kesehatan lingkungan yaitu adanya hubungan dengan kebijaksanaan dibidang
lingkungan, dengan pemeliharaan, kondisi air, tanah, dan udara dengan mencegah kebisingan
yang pada tujuannya adanya keserasian perbuatan manusia. Hukum Kesehatan Lingkungan,
termasuk didalamnya yang mengatur tentang air limbah, perumahan, air bersih, dan sanitasi,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Drupsteen dalam Mohammad Taufik Makarao:
”Aspek-Aspek Hukum Lingkungan” (2006) dan Koesnadi Hardjasoemantri: ”Hukum Tata
Lingkungan” ( 2002). Lingkungan dapat diartikan secara mudah sebagai segala sesuatu yang
berada di sekitar manusia. Secara lebih terperinci, lingkungan disekitar manusia dapat
dikategorikan dalam:-Lingkungan fisik, termasuk di dalamnya adalah tanah, air, dan udara
serta interaksi satu sama lain diantara faktor-faktor tersebut.-Lingkungan biologi, termasuk
dalam hal ini semua organisme hidup baik binatang, tumbuh-tumbuhan maupun
mikroorganisme, kecuali manusia sendiri. Lingkungan sosial, termasuk semua interaksi
antara manusia dari makhluk sesamanya yaitu meliputi faktor-faktor sosial, ekonomi,
kebudayan, psiko-sosial, dll.Berdasarkan kategori di atas dapat diartikan pula bahwa
lingkungan adalah kumpulan dari semua kondisi /kekuatan dari luar yang mempengaruhi
kehidupan dan perkembangan dari suatu organisme hidup (manusia). Kesehatan
lingkunganmerupakan salah satu disiplin dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat dan merupakan
perluasan prinsip-prinsip hygiene dan sanitasi. Ruang lingkup dari kesehatan lingkungan
meliputi:
1). Penyediaan air minum,
2). Pengolahan air buangan,
3). Pengelolaan sampah padat,
4). Pengendalian vector,
5). Pencegahan atau pengendalian pencemaran tanah,
6). Pengendalian pencemaran udara,
7). Hygiene makanan,
8). Perencanaan daerah perkotaan, dan lain-lain.

Dalam bidang kesehatan lingkungan, ada beberapa azas yang sering digunakan, antara lain
sebagai berikut (Kusnadi dan Hadiati, 1989):
1. Azas manfaat, yaitu landasan perlakuan yang mengutamakan manfaat bagi warga
masyarakat.
2. Azas kelestarian lingkungan, yaitu landasan perlakuan yang mengutamakan kelestarian
lingkungan.
3. Azas keadilan, yaitu landasan perlakuan adil terhadap manusia yang menjadi warga
masyarakat.
4. Azas pemerataan, yaitu landasan perlakuan yang merata bagi seluruh warga masyarakat.
Beberapa pasal dan/atau ayat dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 yang dapat
digunakan sebagai pedoman kerja bagi sanitarian dalam melayani klien kesehatan lingkungan
antara lain sebagai berikut.
Pasal 10
Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upaya memperoleh lingkungan
yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial.
Pasal 15
Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan lingkungan, tatanan, fasilitas kesehatan baik
fisik maupun sosial bagi masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang
setinggitingginya.
Pasal 38
a. Pemerintah mendorong dan mengarahkan pengembangan perbekalan kesehatan dengan
memanfaatkan potensi nasional yang tersedia.
b. Pengembangan perbekalan kesehatan dilakukan dengan memperhatikan kelestarian
lingkungan hidup, termasuk sumber daya alam dan sosial budaya.
Pasal 152
1. Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat bertanggung jawab melakukan upaya
pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan penyakit menular serta akibat yang
ditimbulkannya.
2. Upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan penyakit menular sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk melindungi masyarakat dari tertularnya penyakit,
menurunkan jumlah yang sakit, cacat dan/atau meninggal dunia, serta untuk mengurangi
dampak sosial dan ekonomi akibat penyakit menular.
3. Upaya pencegahan, pengendalian, dan penanganan penyakit menular sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif bagi individu atau masyarakat. 4.Pengendalian sumber penyakit menular
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan terhadap lingkungan dan/atau orang dan
sumber penularan lainnya.
Pasal 162
Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat,
baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
Pasal 163
1. Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat menjamin ketersediaan lingkungan yang
sehat dan tidak mempunyai risiko buruk bagi kesehatan.
2. Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup lingkungan
permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum.
3. Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bebas dari unsur-unsur yang
menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain:
a. limbah cair;
b. limbah padat;
c. limbah gas;
d. sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan pemerintah;
e. binatang pembawa penyakit;
f. zat kimia yang berbahaya;
g. kebisingan yang melebihi ambang batas;
h. radiasi sinar pengion dan non pengion;
i. air yang tercemar;
j. udara yang tercemar; dan k.makanan yang terkontaminasi.
Pasal 164
1. Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas
dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.
2. Upaya kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pekerja di sektor
formal dan informal.
3. Upaya kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku bagi setiap orang
selain pekerja yang berada di lingkungan tempat kerja.
4. Upaya kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berlaku juga bagi
kesehatan pada lingkungan tentara nasional Indonesia baik darat, laut, maupun udara serta
kepolisian Republik Indonesia.
5. Pemerintah menetapkan standar kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2).
6. Pengelola tempat kerja wajib menaati standar kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) dan menjamin lingkungan kerja yang sehat serta bertanggung jawab atas terjadinya
kecelakaan kerja.

Sumber :

http://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410160019.pdf

http://repository.ump.ac.id/3253/3/Hanif%20Abdurrahman%20Ramadhani_BAB%20II.pdf

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/17344/F.%20BAB%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y

https://www.bphn.go.id/data/documents/kpd-2011-6.pdf

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/Daftar-isi-Peraturan-
Perundang-undangan_k1_restu.pdf

Anda mungkin juga menyukai