M
DENGAN KASUS SINDROM OBSTRUKTIF PASCA TB
DI RUANG IGD RS PARU dr. ARIO WIRAWAN
OLEH
BELINNA ESLLY MAYOPU 462016001
SISKA HUKUNALA 462016029
ALESSANDRA H. SOSELISA 462016056
CHARLES LEONARDO 462016058
A. Data Admisi
Nama : Tn. M
Umur : 79 th (23/07/1940)
No. RM : 84320
Dx Medis : Bekas TB
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
B. Data Subjektif
a) Keluhan utama: Klien mengatakan sesak nafas
b) Riwayat penyakit sekarang: Klien masuk ke IGD dengan keluhan sesak
nafas sejak 1 jam yang lalu, batuk berdahak sudah 1 minggu, konsistensi
sekret kental, dan nyeri dada. Pada saat melakukan pengkajian nyeri, P:
Obstruktif saluran nafas Q: sesperti ditusuk benda tumpul R: Di dada S: 2
T: Saat inspirasi. TTV TD: 155/74 mmHg, RR: 28 x/m, N: 156 x/m, T:
37,7o C, SPO2: 92%
c) Riwayat penyakit dahulu: Pasien mengatakan mengidap penyakit TBC
tahun 2014 dan 2016 tapi sudah melakukan pengobatan selama 6 bulan
d) Riwayat penyakit keluarga: Keluarga mengatakan didalam rumah tidak
ada yang mengidap TBC, tidak riwayat penyakit menular lainnya maupun
penyakit DM dan penyakit yang memiliki faktor resiko.
C. Data Objektif
1) –Keadaan Umum: Kondisi pasien lemah
-TTV: TD: 155/74 mmHg
N: 156 x/m
RR: 26 x/m
Suhu: 37,7o C
-Kesadaran: Composmentis GCS:15 E: 4 V:5 M:6
Pemeriksaan laboratorium
Kepala: I: Beruban, kulit kepala bersih, tidak ada luka, tidak ada
benjolan.
Wajah: I: Tidak ada luka, kulit wajah bersih
Pa: Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
Mata: I: Bentuk mata simetris, konjungtiva merah muda, sklera
anikterik, RC (+), pupil isokor
Pa: Tidak ada nyeri tekan
Hidung: I: Tidak ada sekret, tidak ada polip, terlihat napas cuping
hidung
Mulut: I: Bibir lembab, tidak ada stomatitis, gigi nampak ompong
disebelah kiri
Leher: I: Tidak nampak pembesaran kelenjar tiroid
Pa: Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba pembesaran
kelenjar tiroid
Paru-paru: I: Pernafasan dada cepat, retraksi dinding dada
Aus: Ronchi pada paru
Pa: Nyeri ketika di tekan
Pe: Redup
Jantung: I: Ictus cordis tidak nampak
Aus: Regular, BJ I dan BJ II
Pa: Ictus cordis tidak teraba
Pe: Pekak
Abdomen: I: Datar, tidak ada bekas luka, tidak ada ruam,
benjolan/pembengkakan
Aus: Bunyi peristaltik usus 20 x/m
Pa: Tidak ada pembesaran hati maupun benjolan atau
pembengkakan, tidak ada nyeri tekan
Pe: Tymphani
Ekstremitas: I: Tidak ada luka pada ekstremitas, tidak ada
sianosis pada perifer
Pa: Turgor kulit <2 detik, tidak ada nyeri tekan, tidak
teraba benjolan, kekuatan otot ekstremitas atas dan
bawah baik
Pe: Reflek patella (+)
D. Analisa Data
NO Data Etiologi Masalah
Keperawatan
1 Ds: -Klien mengatakan sesak Gas tidak dapat Gangguan
nafas berdifusi pertukaran gas
Do: -Klien terlihat bernapas
cuping hidung
- Klien nampak sesak
nafas
- Adanya retraksi dinding
dada
- Auskultasi paru
terdengar suara nafas
tambahan ronchi
- Klien nampak cemas
- TTV: TD: 115/74 mmHg
RR: 28 x/m N: 156 x/m
SPO2: 92%
G. Tindakan resusitasi
H. Implementasi
J. Discharge Planning
-Klien mengatakan sesak nafas
S
- Klien mengatakan batuk berdahak produktif sudah 1 minggu
- Klien terlihat bernapas cuping hidung
- Klien nampak sesak nafas
- Adanya retraksi dinding dada
O - Auskultasi paru terdengar suara nafas tambahan ronchi
- Klien nampak cemas
- Konsistensi sekret kental
- TTV: TD: 115/74 mmHg RR: 28 x/m N: 156 x/m SPO2: 92%
DX1: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas (00031) bd peningkatan
sekret di saluran pernafasan ditandai dengan spasme jalan nafas
A
DX2: Gangguan pertukaran gas (00030) bd gas tidak dapat berdifusi
ditandai dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
P DX1: Monitor Tanda-Tanda Vital (6680)
1. Monitor TD, N, RR, S, dan SPO2 dengan tepat
2. Catat adanya fluktuasi tekanan darah
3. Monitor sianosis sentral dan perifer
4. Monitor irama dan laju pernafasan
Monitor Pernafasan (3350)
1. Monitor suara nafas tambahan
2. Monitor saturasi oksigen pada pasien
3. Pasang saturasi oksigen pada jari
4. Catat perubahan SPO2
Terapi Oksigen (3320)
1. Siapkan peralatan oksigen dan berikan melalui sistem humidifier
2. Monitor aliran oksigen
3. Observasi adanya tanda hipoventilasi
4. Monitor kecemasan pasien yang berkaitan dengan kebutuhan
mendapatkan terapi oksigen
5. Berikan posisi nyaman
6. Berikan oksegen tambahan sesuai advice dokter
Manajemen Jalan Nafas (3140)
1. Monitor status pernafasan dan oksigenasi
2. Auskultasi suara nafas, catat area yang ventilasinya menurun atau
tidak ada dan adanya suara nafas tambahan
3. Posisikan pasien untuk meringankan sesak nafas
4. Lakukan fisioterapi dada
5. Motivasi pasien untuk bernafas pelan, dalam, berputar dan batuk
6. Ajarkan teknik napas dalam
DX2: Manajemen Jalan Nafas (3140)
1. Monitor status pernafasan dan oksigenasi
2. Auskultasi suara nafas, catat area yang ventilasinya menurun atau
tidak ada dan adanya suara nafas tambahan
3. Posisikan pasien untuk meringankan sesak nafas
4. Lakukan fisioterapi dada
5. Anjurkan batuk efektif
6. Motivasi pasien untuk bernafas pelan, dalam, berputar dan batuk
7. Ajarkan teknik napas dalam
8. Kolaborasi tindakan nebulizing
I DX1: Monitor Tanda-Tanda Vital (6680)
1. Memonitor TD, N, RR, S, dan SPO2 dengan tepat
2. Mencatat adanya fluktuasi tekanan darah
3. Memonitor sianosis sentral dan perifer
4. Memonitor irama dan laju pernafasan
Monitor Pernafasan (3350)
1. Memonitor suara nafas tambahan
2. Memonitor saturasi oksigen pada pasien
3. Memasang saturasi oksigen pada jari
4. Mencatat perubahan SPO2
Terapi Oksigen (3320)
1. Menyiapkan peralatan oksigen dan berikan melalui sistem humidifier
2. Memonitor aliran oksigen
3. Mengbservasi adanya tanda hipoventilasi
4. Memonitor kecemasan pasien yang berkaitan dengan kebutuhan
mendapatkan terapi oksigen
5. Memberikan posisi nyaman
6. Memberikan oksegen tambahan sesuai advice dokter
Manajemen Jalan Nafas (3140)
1. Memonitor status pernafasan dan oksigenasi
2. Melakukan auskultasi suara nafas, catat area yang ventilasinya
menurun atau tidak ada dan adanya suara nafas tambahan
3. Memposisikan pasien untuk meringankan sesak nafas
4. Melakakukan fisioterapi dada
5. Memotivasi pasien untuk bernafas pelan, dalam, berputar dan batuk
6. Mengajarkan teknik napas dalam
DX2: Manajemen Jalan Nafas (3140)
1. Memonitor status pernafasan dan oksigenasi
2. Melakukan auskultasi suara nafas, catat area yang ventilasinya
menurun atau tidak ada dan adanya suara nafas tambahan
3. Memposisikan pasien untuk meringankan sesak nafas
4. Melakukan fisioterapi dada
5. Menganjurkan batuk efektif
6. Memotivasi pasien untuk bernafas pelan, dalam, berputar dan batuk
7. Mengajarkan teknik napas dalam
8. Berkolaborasi tindakan nebulizing
E DX1 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
S: - Klien mengatakan masih berasa lendir di tenggorokan
- Klien mengatakan masih sesak
O: - Klien nampak batuk
- Klien nampak masih sesak nafas
- Bunyi nafas ronchi
- Masih adanya penggunaan otot bantu nafas
- TTV:
TD: 135/74 mmHg
RR: 28 x/m
N: 150 x/m
SPO2: 95%
A: Masalah belum teratasi
P: Tindakan dilanjutkan di ruang keperawatan
DX2 Gangguan pertukaran gas
S: Klien mengatakan masih sesak
O: - Klien nampak masih sesak nafas
- Masih adanya penggunaan otot bantu nafas
- TTV:
TD: 135/74 mmHg
RR: 28 x/m
N: 150 x/m
SPO2: 95%
A: Masalah belum teratasi
P: Tindakan dilanjutkan di ruang keperawatan