Anda di halaman 1dari 9

TUGAS BAHASA INDONESIA

“EFEK PANDEMI CORONA PADA SEKTOR PENDIDIKAN”

Disusun Oleh :
EVA SILVIANI
22010081

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul (efek pandemi corona pada
sector pendidikan) dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen pada
mata kuliah BAHASA INDONESIA. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang efek pandemic bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terimakasih kepada ibu Wa Ose Sari Amalia S.Pd selaku dosen
matakuliah BAHASA INDONESIA yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 5 januari 2021

Penyusun
Eva Silviani
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………i


DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………..ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………..1
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………………………1
D. Manfaat Penulisan ……………………………………………………………………..1
E. Ruang Lingkup ………………………………………………………………………...1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor yang menghambat terlaksananya efektivitas pembelajaran daring ……………..2
1. Penguasaan teknologi yang masih rendah …………………………………………2
2. Keterbatasan sarana dan prasarana ………………………………………………...3
3. Jaringan internet ……………………………………………………………………3
4. Biaya ……………………………………………………………………………….3
B. Hal yang perlu difahami dan disadari oleh stakeholder pendidikan ……………………4
1. Orang tua …………………………………………………………………………..4
2. Guru ………………………………………………………………………………..4
3. Sekolah …………………………………………………………………………….4
4. Pemerintah …………………………………………………………………………5
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan …………………………………………………………………………..6
2. Saran …………………………………………………………………………………..6
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pandemic covid-19 yang melanda hamper seluruh Negara didunia termasuk
diindonesia ini menyebabkan kepanikan luar biasa bagi seluruh masyarakat, juga meluluh
lantakkan seluruh sector kehidupan. Pemerintah indonesiapun mengambil kebijakan yang
bertujuan untuk memutus rantai penularan pandemic covid-19. Salah satunya adalah
penerapan kebijakan social distancing, dimana warga harus menjalankan seluruh aktivitas
dirumah, seperti bekerja, belajar, termasuk dalam melaksanakan ibadah.
Penerapan kebijakan social distancing ini jelas sangat berdampak terhadap
seluruh sector kehidupan, salah satunya pada sector pendidikan. Kegiatan belajar
mengajar terpaksa harus dilakukan dalam jarak jauh. Banyak kalangan yang ternyata
tidak bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar jarak jauh karena terbatasnya kemampua
asyarakat, banyak diantaranya yang tidak memiliki perangkat yang menunjang
pembelajaran jarak jauh.

B. Rumusan masalah
1. Apa saja factor yang menghambat terlaksananya efektifitas pembelajaran daring
2. Apa saja yang perlu di fahami dan disadari oleh stakeholder pendidikan

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penghambat terlaksananya efektivitas pembelajaran daring
2. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu di fahami dan disadari oleh stakeholder
pendidikan

D. Manfaat
Dengan menyusun makalah ini saya bisa mengetahui apa saja efek dari pandemic corona
ini terhadap kehidupan manusia terutama pada sector pendidikan

E. Ruang lingkup
1. Mencakup dampak dari pandemic corona terhadap kehidupan manusia
2. Mencakup efek pandemi corona bagi sector pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
 Efek pandemic corona pada sector pendidikan
Keputusan pemerintah yang mendadak meliburkan atau memindahkan proses
pembelajaran dari sekolah dan kampus menjadi dirumah, membuat kelimpungan banyak
pihak. Ketidak siapan stakeholder skolah dan kampus melaksanakan pembelajaran daring
menjadi fator utama kekacauan ini, walaupun sebenarnya pemerintah memberikan
alternative solusi dalam memberikan penilaian terhadap siswa sebagai syarat kenaikan
atau kelulusan dari lembaga pendidikan disaat situasi darurat seperti saat ini.
Peralihan cara pembelajaran ini memaksa berbagai pihak untuk mengikuti alur yang
sekiranya bisa ditempuh agar pembelajaran dapat berlangsung, dan yang menjadi piihan
adalah dengan pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran daring. Penggunaan
teknologi ini juga sebenarnya bukan tanpa masalah.
A. factor yang menghambat terlaksananya efektivitas pembelajaran daring ini antara
lain:
1. Penguasaan teknologi yang masih rendah
Harus diakui bahwa tidak semua guru melek teknologi terutama guru generasi x (lahir
tahun 1980 kebawah) yang pada masa mereka penggunaan teknologi belum begitu
massif. Sebenarnya mereka bukan tidak bisa kalau mau belajar, pasti mampu karena
prinsipnya guru adalah manusia pemelajar yang harus selalu siap menghadapi
perubahan zaman sekaligus mengikuti perkembangannya. Keadaan hamper sama juga
dialami oleh siswa, tidak semua sudah terbiasa menggunakan teknologi dalam
kehidupan sehari-harinya. Disekolahpun mereka harus rebutan dalam menggunakan
perangkat teknologi pendukung pembelajaran karena keterbatasan sarana yang
dimiliki sekolah bahkan mungkin mereka tidak dikenalkan teknologi dalam
pembelajaran.
2. Keterbatasan sarana dan prasarana
Kepemilikan perangkat pendukkung teknologi juga menjadi masalah tersendiri.
Bukan rahasia umum bahwa kesejahteraan guru masih sangat rendah, jadi jangankan
untuk memenuhi hal-hal tersebut, untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarganya
saja masih banyak guru yang kesulitan. Hal yang samapun terjadi pada siswa, karena
tidak semua orang tua mereka mampu memberikan fsilitas teknologi kepada anak-
anaknya. Bahkan kalaupun mereka punya fasilitas namun tidak digunakan untuk
media pendukung pembelajaran, karena ketidaktahuan orang tua dalam membimbing
anaknya untuk pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran.
3. Jaringan internet
Pembelajaran daring tidak bisa lepas dari penggunaan jaringan internet. Tidak semua
sekolah sudah terkoneksi keinternet sehingga guru-gurunyapun dalam keseharian
belum terbiasa dalam memanfaatkannya. Kalaupun ada yang menggunakan jaringan
seluler terkadang jaringan yang tidak stabil karena letak geografis yang masih jauh
dari jangkauan sinyal seluler.
4. Biaya
Jaringan internet yang sangat dibutuhkan dalam pembelajaran daring menjadi
masalah tersendiri bagi guru dan siswa. Kuota yang dibeli untuk kebuthan internet
menjadi melonjak dan banyak diantara gru juga orang tua siswa yang tidak siap untuk
menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet.

Metode pembelajaran daring ini sebenarnya sudah bukan barang baru, sebab
dibeberapa Negara terutama dinegara maju kegiatan ini sudah terbiasa. Proses
pembelajaran diperguruan tinggi apalagi, tidak hanya diluar negeri namun indonesi juga
sudah terbiasa dilaksanakan, namununtuk pembelajaran pada tingkat satuan pendidikan
dasar dan menengah belum begitu popular sehingga diperlukan persiapan yang sungguh-
sungguh agar bisa berjalan dengan baik.

Perkembangan zaman akan menuntut perubahan peradaban, dan hal ini akan
berdampak pada cara atau metode pembelajaran yang sudah biasa dilakukan. Pada
zamanyang serba teknologi seperti saat ini, tidak menutup kemungkinan proses belajar
mengajar (PBM) selanjutnya akan dilaksanakan secara daring, mengingat efektifitas
dalam kegiatan transfer ilmu pengetahuan yang sangat baik, cepat, mudah dan murah.
Perubahan peradaban dan metode ini menuntut stakeholder pendidikan untuk
mempersiapkan diri dalam mengikuti perkembangan zaman seperti saat ini. Tak ada
seorang pun yang dapat membantah ataupun menolaknya, maka siap-siap saja akan
tertinggal, bahkan akan terlindas oleh orang lain. Seluruh aspek kehidupan saat ini tidak
bisa lepas dari teknologi, oleh karena itu literasi teknologi sangat penting bagi
masyarakat, agar penggunaan teknologi betul-betul bermanfaat tanpa merugikan dan juga
berdampak negative terhadap tatanan kehidupan.
Khusus dalam bidang pendidikan, literasi teknologi ini perlu dipelajari oleh
seluruh stakeholder pendidikan, terutama dalam pemanfaatannya sebagai media
pembelajaran daring yang saat ini sedang dilakukan.

B. Adapun hal-hal yang perlu dipahami dan disadari oleh stakeholder pendidikan antaa
lain:

1. Orang tua
Pendidkan anak sejatinya adalah tanggung jawab mutlak orang tua, sebab diakhirat
nanti orang tua akan dipinta pertanggung jawaban atas anak mereka masing-masing.
Kegiatan PBM yang dilaksanakan secara daring memaksa orang tua untuk terliba
langsung dalam kegiatan belajar anak-anaknya, banyak pengalaman yang mereka
rasakan ketika harus mendampingi. Ramai diberbagai media social yang
menceritakan pengalaman mereka selama mendampingi anak-anaknya belajar baik
positif maupun negative. Sehingga memberikan kesadaran kepada orang tua bahwa
mendidik anak itu ternyata tidak mudah, diperlukan ilmu dan kesabaran yang sangat
besar.

2. Guru
Pembelajaran daring harus menjadi penyadaran bagi guru bahwa peran mereka saat
ini sebagai guru yang hanya mentransfer pengetahuan suatu saat akan terganti oleh
guru yang lebih canggih yaitu guru mesin. Media untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan saat ini sudah sangat banyak, tidak tergantung pada guru saja. Sekarang
ini banyak media yang bia berperan sebagai guru, bahkan ada istilah guru manusia
dan guru mesin. Teknologi bisa berperan sebagai guru, nah guru ini yang disebut guru
mesin, ilmu pengetahuan yang sangat banyak bisa dipelajari dengan menggunakan
mesin. Sebut saja media itu adalah internet. Dengan menggunakan nternet manusia
bisa mengetahui sesuatu yang diinginkannya dengan cepat tanpa terbatas ruang dan
waktu. Sampai kapanpun selagi manusia ada maka guru manusia tidak akan
tergantikan perannya oleh mesin, sebab kalau semuanya sudah digantkan oleh mesin
maka kehancuran dunia tidak bisa dibantah lagi.

3. Sekolah
Sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan harus bersiap-siap
mengantisofasi perubahan peradaban manusia ini. Perbahan tingkah laku manusia
yang cenderung tidak bisa lepas dari teknologi dalam segala aktifitasnya harus juga
diikuti oleh sekolah. Dampak pndemi covid-19 memberikan pengalaman berharga,
betapa peran sekolah yang selama ini sebagai sentral pendidikan seolah tidak berarti.
Program-program pendidikan yang dilaksanakan disekolah yang dulu dianggap sangat
penting karena berpengaruh terhadap kualitas pendidikan kini seolah tak berarti.
Pemerintah membatalkan ujian nasional (UN), ujian sekolah berstandar nasional
(USBN), melarang kegatan-kegiatan yang mengumpulkan orang banyak dan program
penting lainnya yang sudah bisa dilakukan disekolah. Kegiatan-kegiatan tersebut kini
diganti denan aktifitas yang harus dilakukan secara daring, walaupun saat ini
pemerintah tidak mewajibkan semua program sekolah bisa dilaksanakan dengan cara
daring karena situasi saat ini dalam keadaan darurat.
Namun saya meyakini bahwa kegiatan daring saat ini bisa jadi proses awal perubahan
paradigm tentang pelaksanaan PBM dalam pendidikan dari mulai pra sekolah sampai
perguruan tinggi. Oleh karena itu, kalau sekolah tidak ingin tersingkirkan oleh
perubahan ini, maka mau tidak mau harus mengikuti perubahan ini. Sekolah harus
mulai memikirkan sarana dan prasaran penunjang untuk embelajaran daring, melatih
para guru agar menguasai teknologi pendukung pembelajaran daring serta sosialisasi
kepada siswa dan orang tua tentang perubahan metode pembeajaran yang akan
dilaksanakan.

4. Pemerintah
Peran pemerintah sangat penting dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan
system pendidikan nasional. Semua lembaga pendidikan harus taat dan patuh
terhadap aturan yang ditetapkannya, sebab pendidikan nasional memiliki tujuan yang
sama dalam upaya membangun bangsa. Dalam situasi darurat seperti saat ini karena
pandemic covid-19, pemerintah dengan cepat mengeluarkan kebijakan mengenai
pelaksanaan pembelajaran daring yang harus dilakukan oleh setiap lembaga
pendidikan, walaupun aturannya belum mengikat. Dalam situasi lain, kebijakan ini
mungkin saja akan dilanjutkan dengan sudut pandang yang lain. Kemajuan teknologi
yang memungkinkan utuk pelaksanaan pembelajaran daring, juga melihat budaya
masyarakat yang sudah melek teknologi, tidak mustahil kebijakan ini akan berlanjut
dan menjadi ketetapan yang dibuat oleh pemerintah untuk dilaksanakan. Pemerintah
pasti sudah menyiapkan aturan untuk menetapkan kebijakan ini, sebab
memperhatikan masyarakat global yang tidak bisa lepas dari teknologi/internet saat
ini. Indonesia mau tidak mau harus mengikuti trend yang sedang berjalan kalau tidak
mau tertinggal oleh negara-negara lain.setelah menetapkan kebijakan pemerintah juga
seharusnya memperhatikan perangkat pendukung agar masyarakat bisa mengikuti
kebjakan ini dengan baik tanpa ekses negative dan membuat permasalahan baru,
sebab keberagaman kemampuan ekonomi, social, geografi dan lain sebagainya yang
ada diindonesia. Setiap perubahan peradaban pasti akan memberikan akibat positif
dan negative, namun semua orang harus bisa mengikuti perubahan tersebut yang
tentunya dibatasi dengan normanorma yang berlaku dalam masyarakat itu sendiri.
Manusia merupakan mahluk social yang tidak mungkin bisa hidup sendiri tanpa
interaksi dengan orang lain baik lokal maupun global.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan

2. Saran
Teknologi ibarat dua mata pisau yang masing-masing memiliki peran yang sama
besarnya, yaitu sisi positif dan negative yang memberikan pengaruh terhadap
perubahan peradaban manusia. Jadi,kita kembalikan pada diri kita masing-masing.
Jika kita menggunakannya dengan baik maka yang kita dapatkan bernilai positif.
Begitupun sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai