himpunan tak terhitung yaitu tidak dapat dinyatakan sebagai {x1, x2, x3, …., xn} atau {x1,
x2, x3, ….} tetapi berupa interval atau gabungan beberapa interval misalnya {xR|a < x <
b, a,bR} atau {xR|a x b, a,bR} atau {xR|a < x b, a, bR}, dan sebagainya,
Dalam prakteknya, peubah acak kontinu ini digunakan untuk data yang diukur misalnya,
Jika X peubah acak kontinu dan a, b adalah dua konstanta real dengan a b maka
P(a x b) = P(a < x b) = P(a x < b) = P(a < x < b).
Fungsi nilai-nilai peubah acak kontinu X, dapat digambarkan sebagai suatu kurva
kontinu. Contoh grafik fungsi kerapatan peluang yang mempunyai penerapan praktis
dalam analisis data statistik bersifat kontinu untuk semua nilai X adalah sebagai berikut.
f(x) f(x)
x x
(a) (b)
x
x
(c) (d)
Gambar 8.1 Grafik fungsi kerapatan peluang
f(x)
a b x
SIFAT:
f(x) merupakan fungsi kerapatan peluang dari peubah acak kontinu X jika nilai fungsi
f(x) memenuhi
i). f ( x) 0 , x
ii). f ( x)dx 1
x
Pada umumnya, kurva fungsi kerapatan peluang mempunyai rumus yang rumit, sehingga
penentuan luas daerah di bawah kurvanya cukup sulit. Namun beberapa di antaranya
telah dihitung dan dibuat tabelnya, yaitu yang dikenal sebagai distribusi Normal, Normal
Baku, t, 2 , dan F.
Distribusi Normal
Peubah acak kontinu X dikatakan berdistribusi normal dengan parameter dan jika
dan hanya jika fungsi kerapatan peluang dari X adalah
x
2
1
1
f ( x) e 2
, x , > 0.
2
Dengan:
= 3,141592654,
e = 2,71828182,
= parameter, merupakan rata-rata dari X
= parameter, merupakan simpangan baku dari X, > 0
Untuk mencari peluang pada distribusi normal baku dapat digunakan Tabel A.3 pada
Lampiran. Distribusi normal baku bersifat simetris sebagamana terlihat pada Gambar 8.5
Untuk a,b,c, dan d bilangan-bilangan real, dan X berdistribusi Normal dengan rata-
rata dan simpangan baku , maka:
a b
o P ( a X b) P Z
= luas di bawah kurva normal baku dari
a b
z1 sampai z2
Contoh 8.1
Jika X berdistribusi normal dengan mean 3 dan variansi 2 = 16, tentukan
a. P( X 11)
b. P( X 1)
c. P(2 X 7)
Penyelesaian:
X 3 11 3
a. P( X 11) P
4 4
(2)
0,9772
X 3 2 3
b. P( X 2) P
4 4
P(Z 1, 25)
P(Z 1, 25)
= 0,8944
2 3 X 3 7 3
c. P(2 X 7) P
4 4 4
(1) (1/ 4)
(1) 1 (1/ 4)
0,8413 1 0,5987 0, 4400
Contoh 8.2
a. Nilai Z sedemikian hingga P(Z z ) 0,9535 adalah z = 1,68.
Distribusi T
Distribusi dengan variabel acak kontinu selain distribusi normal dan distribusi normal
baku adalah distribusi t-student atau distribusi t. Grafik fungsi kerapatan peluang dari
distribusi t menyerupai grafik fungsi distribusi normal, sebagaimana terlihat pada
Gambar 8.6.
t, 0 t,
Gambar 8.6. Distribusi t
Untuk menentukan nilai t, tergantung dari nilai peluang (α) dan derajat kebebasan (υ
(dibaca”nu”)) Nilai t ini dapat dicari dengan menggunakan Tabel distribusi t pada Tabel
A.4.
Kolom pertama menunjukkan besarnya derajat kebebasan (υ) sedangkan kolom kedua
hingga kelima menyatakan besarnya nilai t untuk nilai peluang (α) yang bersesuaian
Catatan: Jika menggunakan tabel t yang lain, harap diperhatikan daerah yang diarsir.
Contoh 8.3
Tentukan nilai t tabel untuk α = 0,05 (t0,05) dengan derajat bebas 19.
Jawab:
Nilai t untuk α = 0,05 (t0,05) dengan derajat bebas 19, jika daerah yang dimaksud di
sebelah kanan, maka t terletak pada kolom ke enam (α = 0,05) nilai t, dan baris ke-19
Distribusi khi kuadrat juga merupakan distribusi dari variabel acak kontinu. Yang perlu
diperhatikan dalam menentukan nilai dari distribusi 2 adalah derajat kebebasan (υ) dan
0 2 ,v
Untuk menentukan nilai 2 dapat digunakan tabel khi kuadrat (Tabel A.5).
Pada Tabel A.5 kolom pertama menunjukkan besarnya derajat kebebasan (υ) sedangkan
kolom kedua hingga kedelapan menyatakan besarnya nilai 2 untuk nilai peluang (α)
yang bersesuaian.
Catatan: Jika menggunakan tabel 2 lain, harap diperhatikan daerah yang diarsir.
Contoh 8.4
Tentukan 02, 01 , dengan υ = 26
Jawab:
Dari Tabel A.5., untuk υ = 26 diperoleh nilai 0,01
2
adalah 45,64 jika daerah yang
dimaksud di sebelah kanan. Jika daerah yang dimaksud di sebelah kiri, maka dicari pada
α = 1 0,01 = 0,99 dan υ = 26 , sehingga nilainya adalah .12,2
0 f (1 , 2 )
Gambar 8.8 Distribusi F
Untuk menentukan nilai f dengan nilai peluang α tergantung dari dua derajat kebebasan
yaitu υ1 (derajat kebebasan pembilang) dan υ2 (derajat kebabasan penyebut).
Nilai dari f dengan derajat kebebasan υ1 dan υ1 atau ditulis f (1 , 2 ) , dapat dicari
dengan menggunakan Tabel A.6.
Jika f (1 , 2 ) menyatakan f dengan derajat kebebasan υ1 dan υ1, maka
1
f1 (1 , 2 ) =
f (2 , 1 )
Contoh 8.5
○ Tentukan nilai f0,01(5,20), jika daerah yang dimaksud di sebelah kanan. Karena pada
Tabel A.6 yang diarsir adalah daerah di sebelah kanan, maka f0,01(5,20) dapat dicari
pada = 0,01, υ1= 5 dan υ2 = 20. Jadi f0,01(5,20) = 4,10
○ Tentukan nilai f0,01(5,20), jika daerah yang dimaksud di sebelah kiri. Pada kasus ini
dicari pada posisi 0,99, sehingga diperoleh nilai
1 1
f0,99(5,20) = = 0,104712
f 0,01(20,5) 9,55
f. 02,975 dengan = 29