Anda di halaman 1dari 19

PENTINGNYA BAHASA INGGRIS DALAM DUNIA MEA

(MASYARAKAT EKONOMI ASEAN)

Makalah yang Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Semester III | 2020/2021

Oleh Salma Afifah Khodijah

Nomor Induk Mahasiswa 195211068

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS (S1)


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BISNIS PERDANA
MANDIRI PURWAKARTA
2021
PRAKATA

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan segala
karunia dan nikmat-Nya sehingga penulis diberikan kesehatan untuk membuat dan
menyusun makalah yang berjudul “PENTINGNYA BAHASA INGGRIS DALAM
DUNIA MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN)”. Sebagai syarat dalam
menyelesaikan UAS Bahasa Indonesia semester 3 (tiga) yang dibimbing langsung
oleh Dosen Ibu Siti Chadijah, S.Sos., M.Pd.,.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Purwakarta, 06 Januari 2021

Salma Afifah Khodijah

i
COVER

PRAKATA................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................................1

1.2 Perumusan Masalah..............................................................................................2

1.3 Tujuan Pembahasan..............................................................................................2

1.4 Kegunaan Pembahasan.........................................................................................2

BAB II Pembahasan.................................................................................................3

2.1 Latar Belakang MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)...........................................3

2.2 Kedudukan Bahasa Nasional dan Bahasa Asing...................................................5

2.3 Peran Bahasa Inggris Dalam Dunia MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)............6

2.4 Pengaruh MEA Terhadap Tenaga Kerja Nasional...............................................7

BAB III PENUTUP..................................................................................................13

3.1 Simpulan...............................................................................................................13

3.2 Saran.....................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang digunakan dalam


komunikasi di seluruh dunia terutama dalam dunia bisnis dan ekonomi. Dalam sektor
tersebut bahasa Inggris menjadi penghubung antar pebisnis untuk saling bekerja-
sama dalam membangun suatu usaha dan menciptakan pertumbuhan ekonomi dalam
nasional maupun internasional. Seperti halnya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean).

Bahasa Inggris dalam MEA sangat penting, sebab masyarakat asean tidak
hanya Indonesia namun banyak negara luar seperti Thailand, Malaysia, dan lain-lain
untuk mengembangkan ekonomi dan bersaing dengan negara-negara lainnya. Dalam
hal ini tentunya harus ada komunikasi yang baik , dan bahasa dalam komunikasi
tersebut adalah bahasa Inggris.

Hasil penelitian EF (Education First) terbaru EF EPI (EF English Proficiency


Index) 2015 tentang tes bahasa Inggris pada 910.000 orang dewasa di 70 negara
menunjukkan Indonesia berada di urutan ke-32 di bawah Malaysia dan India dengan
level kemampuan menengah di mana tingkat rata-rata kemampuan wanita lebih
tinggi dibanding pria.

Director of Educational Research & Development EF, Steve Crooks


mengatakan jika EF EPI mampu memberikan gambaran dan menganalisis hubungan
antara kemampuan bahasa Inggris dengan daya saing ekonomi suatu negara. "Data
yang ditunjukkan oleh EF EPI mampu menunjukkan kebijakan pendidikan, kualitas
sumber daya manusia, hingga tingkat perekonomian suatu negara. Hal ini terus dikaji
mengingat di era sekarang ini, kompetensi bahasa Inggris menjadi sangat krusial
untuk menghadapi persaingan global yang mencakup persaingan SDM, pendidikan,
dan perekonomian,"

Direktur Pembinaan Kursus dan Pelatihan Kemdikbud, Yusuf Muhyiddin


mengatakan, bahasa Inggris menjadi pengantar memasuki era MEA (Masyarakat
Ekonomi ASEAN) ditambah dukungan dari kemajuan teknologi. Mengapa bahasa
Inggris menjadi bahasa internasional, sekitar 100 negara di dunia mengakui bahasa
Inggris sebagai bahasa utama atau kedua di negara mereka. Lalu Amerika Serikat
yang memiliki kekuatan ekonomi terbesar di dunia, karena kekuatan ekonomi
mereka sangat kuat membuat semua negara di paksakan menggunakan dolar yang
sangat berpengaruh bagi ekonomi negara mereka yang berarti kita harus mengerti
bahasa mereka yaitu bahasa Inggris. dan India yang di prediksi akan menjadi negara
dengan populasi penduduk terbanyakdi dunia mengalahkan republik tiongkok,
hingga kini india menjadikan bahasa hindi dan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi
negaranya. itu semua memperkuat alasan pentingnya bahasa Inggris dalam dunia
MEA.

1
2

1.2 Perumusan Masalah

Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Adapun beberapa masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini antara lain :

a. Latar Belakang MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)


b. Kedudukan Bahasa Nasional dan Bahasa Asing
c. Peran Bahasa Inggris Dalam Dunia MEA (Masyarakat Ekonomi
Asean)
d. Pengaruh MEA Terhadap Tenaga Kerja Nasional

1.3 Tujuan Pembahasan

Tujuan dibahasnya makalah ini, untuk mengetahui bahwa bahasa Inggris


memiliki peran penting dalam dunia bisnis dan ekonomi terutama MEA (Masyarakat
Ekonomi Asean) . Disamping itu, makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai UAS
Bahasa Indonesia Semester 3 (tiga).

1.4 Kegunaan Pembahasan

Adapun kegunaan pembahasan, yaitu :

a. Belajar memahami masalah dan mencari solusinya.


b. Menerapkan ilmu pengetahuan yang dipelajari untuk
diimplementasikan.
c. Membuka wawasan baru.
d. Sebagai latihan sebelum membuat tugas skripsi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)

Empat Pilar MEA yaitu :

 Pasar dan basis produksi tunggal;

 Kawasan ekonomi berdaya saing tinggi;

 Kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata dan berkeadilan; dan

 Kawasan yang terintegrasi dengan ekonomi global.

Keempat pilar termuat dalam dokumen Blueprint yang disepakati dalam


Pertemuan ke-38 ASEAN Economic Ministers Meeting (AEM) di Kuala Lumpur
pada Agustus 2006.

Pada tahun 2015, negara anggota ASEAN telah menyetujui Cetak Biru
Masyarakat Ekonomi ASEAN 2025. Cetak Biru MEA 2025 akan terbangun di atas
Cetak Biru MEA 2015 yang terdiri dari lima karakteristik yang saling terkait dan
saling menguatkan, yaitu: (a) ekonomi yang terpadu dan terintegrasi penuh; (b)
ASEAN yang berdaya saing, inovatif, dan dinamis; (c) Peningkatan konektivitas dan
kerja sama sektoral; (d) ASEAN yang tangguh, inklusif, serta berorientasi dan
berpusat pada masyarakat; dan (e) ASEAN yang global. MEA 2015 bertujuan
meningkatkan kesejahteraan ASEAN yang memiliki karakteristik sebagai pasar dan
basis produksi tunggal, kawasan ASEAN yang lebih dinamis dan berdaya saing,
memiliki pembangunan yang setara, serta mempercepat keterpaduan ekonomi di
kawasan ASEAN dan dengan kawasan di luar ASEAN.

Untuk mengimplementasikan Blueprint MEA 2015,


ditentukan scorecard yang berisikan deliverables yaitu:

 611 langkah aksi kategori Full Scorecard

 506 langkah aksi kategori Focused Base

Per 31 Desember 2017, tercatat 72 dari 118 prioritas (61%) implementasi


MEA di tahun 2017 telah berhasil diimplementasikan. Dari 46 prioritas yang belum
diimplementasi, 12 di antaranya telah diimplementasi oleh beberapa negara anggota
ASEAN. Adapun Indonesia sejauh ini telah mengimplementasikan 85 dari 118
prioritas tersebut.

MEA 2025 merupakan kelanjutan dari MEA 2015, dan bertujuan untuk membuat
ekonomi ASEAN semakin terintegrasi dan kohesif; berdaya saing dan dinamis;
3
4

peningkatan konektivitas dan kerja sama sektoral; tangguh, inklusif, berorientasi


serta berpusat pada masyarakat; serta ASEAN yang global.

Cakupan kerja sama ekonomi ASEAN : Kerja sama ekonomi ASEAN mencakup
bidang perindustrian, perdagangan, investasi, jasa dan transportasi, telekomunikasi,
pariwisata, serta keuangan. Selain itu, kerja sama ini mencakup bidang pertanian dan
kehutanan, energi dan mineral, serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Dapat kita lihat profil perekonomian ASEAN sebagai berikut:

a. Negara ASEAN kaya akan komoditas sumber daya alam berupa energi,
mineral dan tanaman pangan;

b. Jumlah penduduk ASEAN yang besar, yaitu 632 Juta Jiwa (2015),
mayoritas adalah usia produktif;

c. Pertumbuhan ekonomi negara ASEAN relatif tinggi, rata-rata 5% - 6% per


tahun. Untuk mendorong kesetaraan pembangunan antarnegara anggota
(narrowing the development gap), ASEAN memiliki Initiative for ASEAN
Integration (IAI) atau Inisiatif Integrasi ASEAN (IIA). IIA bertujuan
menciptakan pembangunan merata antara ASEAN-6 (Brunei Darussalam,
Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand) dengan CLMV
(Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam).

 Pelaksanaan Initiative for ASEAN Integration:  Initiative for ASEAN


Integration dilaksanakan dalam bentuk, proyek pelatihan peningkatan
kapasitas, bantuan pembangunan lembaga, saran kebijakan, dan studi
kelayakan.

 Pendanaan proyek Initiative for ASEAN Integration: Pelaksanaan proyek


pada umumnya mendapat pendanaan dari ASEAN-6, mitra wicara, atau
lembaga internasional dalam rangka IIA serta secara bilateral.

 Proyek-proyek Initiative for ASEAN Integration: Pada awalnya


proyek Initiative for ASEAN Integration dilaksanakan di bidang ekonomi
seperti, pembangunan infrastruktur, SDM, peningkatan kapasitas integrasi
kawasan, energi, iklim investasi, pariwisata, pengentasan masyarakat miskin,
dan peningkatan kualitas hidup. Dalam perkembangannya, proyek IIA
diperluas mencakup bidang politik-keamanan dan sosial budaya.

Di samping itu, atas usulan Indonesia, ASEAN telah menyetujui ASEAN


Framework on Equitable Economic Development (AFEED) atau Kerangka
Kerja ASEAN mengenai Pembangunan Ekonomi yang Setara. Kerangka
kerja tersebut mengedepankan upaya, antara lain, pengurangan kesenjangan
pembangunan, penguatan kualitas sumber daya manusia, peningkatan
kesejahteraan sosial, pengembangan usaha mikro kecil dan menengah
(UMKM), dan partisipasi yang lebih luas dalam proses integrasi ASEAN.
5

2.2 Kedudukan Bahasa Nasional dan Bahasa Asing

Biasanya bahasa yang sering dipelajari anak setelah bahasa ibunya pasti
digunakan dalam lingkungan masyarakat sekitar. Sedangkan bahasa asing adalah
bahasa negara lain yang tidak digunakan secara umum dalam interaksi sosial.
Kedudukan Bahasa asing di Indonesia tersebut mengakibatkan jarang digunakannya
Bahasa asing dalam interaksi sosial di lingkungan anak. Hal tersebut menjadi
tantangan tersendiri bagi lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang
menggunakan bahasa pengantar contohnya Bahasa Inggris karena pemerolehan
bahasa asing bagi anak berbanding lurus dengan volume, frekuensi dan
penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pelaksanaan program pembelajaran dengan pengantar tersebut mendapat


berbagai kendala mengingat kedudukan Bahasa asing di Indonesia Artinya, Bahasa
asing hanya menjadi bahasa pada kalangan tertentu, tidak digunakan oleh masyarakat
umum seperti jika kedudukannya sebagai bahasa kedua (bahasa Ibu). Hal ini
menyebabkan kurangnnya interaksi anak terhadap Bahasa asing. Selain itu terdapat
juga berbagai pendapat mengenai pemerolehan bahasa kedua atau bahasa asing yang
bisa mempengaruhi perkembangan bahasa ibu.

Pendapat tersebut mengungkapkan bahwa secara umum terjadi masalah jika anak
dikenalkan pada dua bahasa secara bersamaan pada usia dini. Terutama ketika
dikenalkan pada usia pra sekolah setelah bahasa ibu sudah sering digunakan.
Pendapat lainnya menjelaskan bahwa jika bahasa kedua dikenalkan sebelum bahasa
pertama benar-benar terkuasai, maka bahasa pertama perkembangannya akan lambat
dan bahkan mengalami regresi. Selain itu, ada juga yang berpendapat bahwa bahasa
kedua akan terperoleh ketika bahasa pertama sudah dikuasai.

Saat ini banyak sekolah-sekolah yang menggunakan bahasa Inggris untuk bahasa
pengantar dan memberikan pelajaran bahasa Inggris bagi muridnya secara lebih
intensif.oleh karena itu seiring berkembangnya zaman kita harus dituntut utk lebih
mengenal bahasa asing atau bahasa Inggris bahkan bias dikatakan bahwa penguasaan
bahasa asing sangat berpengaruh dalam persyaratan yg diajukan perusahaan untuk
merekrut para karyawannya.jadi jangan heran jika diluar sana banyak perusahaan
mewajibkan pekerjanya berbahasa Inggris.

Dalam pembelajaran bahasa Inggris misalnya seorang guru harus memahami


perbedaan penilaian antara kemampuan skill writing, speaking, listening dan
reading, perlu diketahui bahwa dalam proses penilaian hasil belajar peserta didik
diperlukan metode atau teknik serta instrument yang perlu diperhatikan dan
disiapkan agar nantinya tujuan pembelajaran data tercapai sehingga memiliki standar
yang tepat. Teknik dan instrumen yang digunakan ini yang akan memberikan
informasi keapda guru terhadap keadaan dan prestasi yang dicapai oleh peserta didik
yang diajarnya kemamuan skill yang berbeda dalam pembelajaran bahasa Inggris.
6

2.3 Peran Bahasa Inggris Dalam Dunia MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)

Hasil survei Paul Lewis (2009) yang menunjukkan bahwa Bahasa Inggris
menempatkan peringkat ke-3 sebagai bahasa yang paling banyak digunakan di
negara-negara di dunia dari total 172 bahasa yang tercatat. Bahasa Inggris diketahui
telah digunakan oleh kurang lebih 112 negara di dunia termasuk di dalamnya negara-
negara kawasan ASEAN dan 328 juta pengguna bahasa.
Dari hasil survei tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa Inggris adalah
bahasa yang paling banyak digunakan oleh negara-negara di dunia. Meskipun jumlah
pengguna bahasa Inggris lebih sedikit dari jumlah pengguna bahasa Spanyol dan
Mandarin yang menduduki peringkat pertama dan kedua, namun bahasa Inggris
mempunyai jumlah negara pengguna bahasa paling banyak dari 172 bahasa dunia.
Alasan inilah yang mendasari kenapa warga Indonesia harus mampu
menggunakan bahasa Inggris untuk menghadapi MEA 2015. Menguasai bahasa
Inggris bukan berarti melupakan atau mendiskriminasikan bahasa Indonesia, namun
dalam hal ini kita harus menjadikan bahasa Inggris sebagai media untuk
mengenalkan bahasa Indonesia kepada negara-negara ASEAN. Inilah peran bahasa
Inggris yang sesungguhnya untuk kemajuan Indonesia.

Dalam konteks linguistics, bahasa bukan hanya medium untuk berkomunikasi


namun juga alat utama untuk membuka dunia. Melalui bahasa, manusia mampu
memperoleh informasi tanpa batas dan dengan informasi itulah manusia mampu
memahami bentuk-bentuk pemahaman tiap ragam manusia.

MEA 2015 adalah pintu bagi negara-negara ASEAN untuk berlalu-lalang ke


Indonesia, sebagai konsekuensi logis akan ada banyak Tenaga Kerja Asing (TKA)
yang akan menjamah Indonesia. Menyikapi hal ini, tentunya Indonesia harus segera
menyiapkan tenaga-tenaga berkompeten di bidangnya, tidak hanya para profesional
yang bertanggung jawab dalam menyambut MEA, namun hal ini berlaku untuk
seluruh lapisan masyarakat, tak terkecuali para pelajar.

Senada dengan hal ini, Presiden Indonesia, Joko Widodo telah


menandatangani Perpres Nomor 69 Tahun 2015 tentang Bebas Visa Kunjungan
untuk warga negara Asing dari berbagai negara tertentu. Hal ini dilakukan
pemerintah untuk meningkatkan jumlah wisatawan sekaligus menambah visa dari
perjalanan.

Adanya peraturan ini otomatis akan semakin memeriahkan MEA dan


pastinya menambah angka kunjungan warga negara asing ke Indonesia, dalam hal ini
orang Indonesia harus mampu mengambil peluang untuk memasarkan kearifan lokal
yang dimiliki Indonesia, dan sekali lagi Bahasa Inggris menjadi penting sebagai
media komunikasi. Selain itu, mulai saat ini orang Indonesia harus mampu
7

menguasai kebudayaan lokal yang dimiliki oleh setiap daerah masing-masing,


sehingga dengan wawasan kebudayaan yang matang dan bahasa Inggris yang fasih
akan sangat mudah untuk memasarkan kekayaan kebudayaan dan tradisi Indonesia
kepada.

Para pelajar dan mahasiswa khususnya, sebagai manusia terdidik harus


mampu menyiapkan kemampuannya dalam hal wawasan kebudayaan lokal dan
mengasah kemampuan bahasa Inggrisnya. Sehingga dengan demikian akan sangat
mudah bagi kaum akademisi untuk mengembangkan potensi wisata dan kebudayaan
lokal khususnya kepada wisatawan asing. Namun, penguasaan Bahasa Inggris disini
tidak hanya terbatas pada sector wisata, artinya para pelajar atau mahasiswa
Indonesia tidak hanya bisa menjadi guide, melalui bahasa Inggris, kita juga bisa
menguasai segala bidang, seperti mengembangkan ekonomi kreatif dan mengenalkan
bahasa Indonesia.

Dengan demikian, sudah waktunya para akademisi dan kaum muda Indonesia
harus meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris-nya baik untuk tujuan komunikasi
maupun untuk kebutuhan khusus dalam menghadapi MEA 2015 untuk membawa
Indonesia kea rah yang lebih baik. Seperti yang terkandung dalam sebuah kata bijak,
"Jika kita ingin menguasai suatu bangsa, kuasailah bahasanya." (Muzayyinatul
Hamidia).

2.4 Pengaruh MEA Terhadap Tenaga Kerja Nasional

Isu-Isu yang dibahas di Pilar Ekonomi ASEAN

1.    Perdagangan ASEAN

 a.    Perdagangan Barang ASEAN

 Liberalisasi perdagangan ASEAN dimulai sejak terbentuknya ASEAN Free


Trade Area (AFTA) pada tahun 1992. Untuk memfasilitasi perdagangan yang
lebih lancar, disahkan ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA) pada
Februari 2009. ASEAN secara keseluruhan telah mengeliminasi 96,01% pos
tarif.
 Negosiasi perdagangan barang ASEAN dilakukan dalam Coordinating
Committee on ATIGA (CCA). CCA membahas isu-isu terkait praktik
perdagangan barang oleh tiap negara anggota ASEAN dan kesesuaiannya
dengan ATIGA, seperti isu transposisi tarif, non-tariff measures (NTMs),
dan rules of origin(ROO).
 AEC 2025  Trade Facilitation Strategic ActionPlan (ATF-SAP) telah
diadopsi pada 31st  AFTA Council Meeting di bulan September 2017, dengan
tujuan untuk merealisasikan target dari mandat AEM yaitu pengurangan
biaya transaksi perdagangan sebesar 10% di tahun 2020, dan menggandakan
jumlah perdagangan intra-ASEAN antara tahun 2017 dan 2025.
8

 Untuk memfasilitasi perdagangan di kawasan, ASEAN telah


meluncurkan ASEAN Solutions for Investments, Services, and
Trade (ASSIST) yang dapat digunakan secara langsung oleh pelaku usaha
9

untuk menyampaikan keluhan atas Non-Tariff Barriers (NTB) maupun


kendala lain yang dihadapi ketika melakukan hubungan bisnis dengan AMS
lainnya.

 ASEAN juga memiliki ASEAN Trade Repository (ATR) yang


mengkompilasi National Trade Repository masing-masing AMS. ATR ini
berisikan kebijakan dan regulasi AMS terkait perdagangan barang. ASEAN
juga telah meluncurkan Tariff Finder yang merupakan mekanisme online
untuk mendapatkan informasi terkait preferensi tarif yang masuk dalam
skema ATIGA maupun ASEAN+1 Free Trade Agreement (FTA).
 Untuk ASEAN Single Window, sejak 1 Januari 2018, 5 (lima) negara AMS
yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Vietnam telah
melaksanakan Live Operation e-Form D. Diharapkan agar AMS lain yang
belum bergabung dapat mempercepat penyelesaian proses internalnya agar
dapat segera bergabung sehingga ASEAN dapat segera
mengimplementasikannya secara penuh.
 Strategic Action Plan (SAP) Trade in Goods (TIG)
mengandung outcome untuk meliberalisasi tarif yang belum 0%, berdampak
pada produk minuman beralkohol yang masih Indonesia taruh dalam General
Exclusion List(GEL) dan produk beras dan gula dalam Highly Sensitive
List (HSL). Terdapat keinginan para negara anggota ASEAN
untuk review ATIGA guna mengakomodasi MEA 2025. 

b.    Perdagangan Jasa ASEAN

 Dalam upaya meningkatkan kerja sama ekonomi melalui liberalisasi


perdagangan di bidang jasa, negara-negara ASEAN telah menyepakati dan
mengesahkan ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS) pada
tanggal 15 Desember 1995 di Bangkok, Thailand. Sejak disepakatinya AFAS
pada tahun 1995, liberalisasi jasa dilakukan melalui negosiasi
ditingkat Coordinating Committee on Services (CCS) dalam bentuk paket.
 Saat ini perundingan perdagangan jasa telah memasuki ASEAN Framework
Agreement on Services  (AFAS) Package 10. Sementara itu, khusus untuk
jasa keuangan dan transportasi udara negosiasinya dilakukan di tingkat
Menteri terkait lainnya (Menteri Perhubungan dan Menteri Keuangan).
Perundingan liberalisasi jasa keuangan sedang menegosiasikan AFAS 8
sementara jasa transportasi sudah menandatangani AFAS ke-10.Perundingan
liberalisasi perdagangan jasa ASEAN digunakan pendekatan positif.
 Dengan demikian, sektor jasa yang dibuka terbatas pada sektor-sektor yang
dikomitmenkan setiap negara. Sektor yang dibuka setiap negara dicantumkan
dalam Schedule of Commitment (SOC).
 Hingga Desember 2017, sudah 5 (lima) negara yang telah memenuhi Paket
ke-10 AFAS yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Myanmar, Singapura dan
Thailand.

2.    PerpindahanTenaga Kerja Terampil


10

 Pergerakan tenaga kerja terampil di ASEAN diatur melalui Mutual


Recognition Agreement (MRA). ASEAN saat ini telah memiliki 8 (delapan)
MRA yakni untuk profesi insinyur, arsitek, surveyor, dokter umum, dokter
gigi, perwawat, jasa pariwisata dan akuntan.
 ASEAN juga mengatur pergerakan tenaga kerja profesional lainnya melalui
penandatanganan ASEAN Agreement on the Movement of Natural
Persons(MNP) pada November 2012. Kesepakatan ini memberikan jaminan
hak dan aturan tambahan yang sudah diatur di AFAS tentang MNP dan juga
memfasilitasi MNP dalam menjalankan pergdangan dalam jasa dan investasi. 

3.    Investasi

 Kerja sama investasi dipandu oleh ASEAN Comprehensive Investment


Agreement (ACIA) yang telah berlaku (entry into force/EIF) mulai tanggal 29
Maret 2012. Tujuan utama yang hendak dicapai adalah menciptakan kawasan
investasi ASEAN yang liberal dan transparan sehingga dapat meningkatkan
arus investasi ke kawasan. Indonesia telah meratifikasi ACIA tanggal 8
Agustus 2011 melalui Perpres No. 49 Tahun 2011 tentang
Pengesahan ASEAN Comprehensive Investment Agreement
 ACIA memuat empat pilar kerja sama investasi ASEAN, yakni liberalisasi,
proteksi, fasilitasi, dan promosi. Prinsip utamanya adalah
keterbukaan/transparansi, perlakuan yang sama, dan international best
practices.
 Forum kerja sama investasi di ASEAN berada di bawah ASEAN Investment
Area(AIA) Council yang merupakan Ministerial Body yang berada dibawah
koordinasi ASEAN Economic Ministers yang bertanggung jawab untuk
mengawal implementsi ACIA. Dalam melaksanakan tugasnya AIA dibantu
oleh Coordinating Committee on Investment (CCI).
 Negara-negara ASEAN 6 (Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura
dan Thailand) tetap menjadi sumber utama dalam intra - ASEAN FDI,
dengan rata - rata share sebesar 97.6% sejak tahun 2008-2016. Coordinating
Commitee on Investment (CCI) telah menyusun Protocol to Amend
ACIA. Indonesia dalam hal ini, telah meratifikasi Protocol to Amend
ACIA tersebut pada tanggal 12 Agustus 2015 melalui Perpres No. 92 Tahun
2015 tentang Pengesahan Protocol to Amend ACIA.
 Empat prioritas capaian CCI untuk dapat disepakati oleh kepala negara
ASEAN pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN (KTT ASEAN) tahun 2017
yaitu: (i) penyelesaian penandatangan the Second Protocol to Amend ACIA
oleh seluruh negara ASEAN, (ii) penyelesaian ketentuan the Third Protocol
to Amend the ACIAkhususnya oleh Thailand, (iii)
menyelenggarakan Regional Forum on Investment Disputes, Resolution, and
Prevention, serta (iv) Focused and Strategic (FAST) Action Agenda on
Investment.

4.    Master Plan on ASEAN Connectivity (MPAC)

Untuk meningkatkan konektivitas antarnegara anggota, ASEAN telah


menyusun Master Plan on ASEAN Connectivity (MPAC) atau Rencana Induk
11

Konektivitas ASEAN (RIKA) yang berisikan berbagai proyek dan program


pengembangan infrastruktur, kelembagaan, dan hubungan antar masyarakat negara
12

anggota. ASEAN juga membentuk  ASEAN Infrastructure Fund (AIF)  atau Dana


Infrastruktur ASEAN (DIA) untuk menunjang konektivitas antar negara anggota
ASEAN.

5.    Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP)

 Pada KTT ASEAN ke-19 tahun 2011 saat Keketuaan Indonesia, para


Pemimpin ASEAN sepakat untuk mengkonsolidasikan perjanjian
ASEAN Free Trade Agreement + 1 (FTA +1) yang telah ada dan
membentuk Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
 RCEP memiliki arti penting untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi di
kawasan melalui integrasi Free Trade Agreements ASEAN yang telah ada.
RCEP akan mencakup 3,4 milyar penduduk dunia (48%), PDB USD 21,7
trilyun (29% PDB dunia), dan total ekspor USD 5,1 trilyun (29% ekspor
dunia).
 Cakupan RCEP antara lain meliputi Trade in Goods  (TIG), Trade in
Services (TIS), Investment, Economic and Technical
Cooperation (ETC), Intellectual Property (IP), Competition, Legal and
Institutional Issue (LII), E-Commerce, SME, Government
Procurement, dan Movement of Natural Persons (MNP).
 Perundingan RCEP telah memasuki putaran ke-21 di Yogyakarta, Indonesia
pada tanggal 5-9 Februari 2018. Dari 18 chapter yang direncanakan,
perundingan baru berhasil menyelesaikan 2 chapter yaitu
mengenai Economic and Technical Cooperation (ECOTECH) pada putaran
ke-15 di Tianjin, Oktober 2016 dan chapter mengenai Small and Medium
Enterprises (SMEs) pada putaran ke-16 di Banten, Desember 2016.

6.    Pariwisata

 Kerja sama ASEAN di bidang pariwisata diatur dalam ASEAN Tourism


Strategic Plan (ATSP) 2016 - 2025. ATSP mengusung visi ASEAN as single
destination, dengan tagline “One Community Towards Sustainability".
 Indonesia telah meratifikasi Agreement on the Establishment of the ASEAN
Regional Secretariat on the Implementation of MRA TP melalui Perpres
Nomor 61 Tahun 2017. Sebagai tindak lanjut Agreement tersebut, saat ini
rancanganHost Country Agreement (HCA) yang disusun oleh Indonesia,
selaku tuan rumah, masih dinegosiasikan dengan Regional Secretariat yang
diwakili oleh negara ASEAN sebagai Governing Council. Per negosiasi
terakhir pada Desember 2017 di Nay Pyi Taw, HCA disepakati tidak memuat
pasal tentang tax exemption dan privilieges and immunities bagi Regional
Secretariat dan pejabatnya. Negosiasi HCA masih berlanjut di tahun 2018.

7.    KerjaSama Ekonomi ASEAN dengan Mitra Eksternal

ASEAN memiliki kerja sama ekonomi dengan pihak eksternal yang


diwujudkan dalam ASEAN+1 Free Trade Area Partners (AFPs), yakni perdagangan
bebas dengan Tiongkok (RRT), Jepang, Korea Selatan, Australia dan Selandia Baru,
serta India.  Sedangkan FTA antara ASEAN dan Hong Kong telah selesai
dinegosiasikan pada tahun 2017.
13

8.    UMKM

Sejak tahun 2016, Kementerian Koperasi dan UKM bertindak sebagai focal


point dalam kerja sama ASEAN Coordinating Committee on Micro, Small, and
Medium Enterprises (ACCMSME). Forum kerja sama tersebut menjembatani sinergi
dan integrasi program-program kerja di level ASEAN dengan program kerja
nasional, khusunya dalam pengembangan UMKM. Partisipasi Kementerian Koperasi
dan UKM dalam ACCMSME diwujudkan melalui   keterlibatan   dalam   kegiatan   
dan   program-program pengembangan UMKM yang diimplementasikan di negara
anggota ASEAN, yang mengacu pada Rencana Aksi Strategis Pengembangan
UMKM ASEAN (Strategic Action Plan on SMEs Development).

Dalam isu-isu yang dibahas MEA menjadikan setiap pasar di setiap negara
bergabung menjadi satu dalam pasar tunggal. Hal ini mengharuskan sistem
kebebasan barang dan jasa dari berbagai negara. Selain itu, negara lain juga harus
membebaskan investasi, modal, maupun tenaga kerja terampil.

Dengan di laksanakannya MEA maka terjadilah pasar bebas di bidang barang


dan jasa, permodalan dan juga tenaga kerja yang akan mempengaruhi terhadap
barang yang akan masuk ke sistem perdagangan Indonesia. Denga demikian, setiap
negara-negara yang bersaing dalam pasar bebas tersebut akan berusaha semaksimal
mungkin untuk meningkatkan kualitas perekonomiannya termasuk indonesia itu
sendiri.

Indonesia harus bisa melihat bahwa MEA adalah peluang bagi SDM dan
perekonomian indonesia dan merauk keuntungan sebanyak-banyaknya dari MEA
tersebut agar kesejahteraan masyarkat indonesia bisa terjamin nantinya. Jika
Indonesia tidak bisa mengatur strategi bagaimana memanfaatkan MEA maka
Indonesia akan kalah dan rakyat yang akan jadi korbannya.

MEA juga menjadi kesempatan yang sangat besar bagi pencari kerja karena
akan terdapat banyak sekali peluang-peluang dari perusahaan-perusahaan yang
sangat membutuhkan tenaga kerja yang akan keahlian yang beragam. Tenaga kerja
indonesia akan lebih mudah mencari pekerjaan di luar negeri bahkan bisa dengan
jaminan tampa hambatan atau tanpa di persulit.

Tenaga kerja berperan penting dalam industri karena di dalam pasar bebas
indonesia juga harus memperhatikan masalah tenaga kerjanya. Sudah bukan menjadi
rahasia umum lagi bagi masyarakat indonesia bahwa kualitas tenaga kerja indonesia
itu masih di nilai rendah atau bahkan kalah dari negara lainnya seperti negara-negara
maju di asia timur.

Dampak dari adanya MEA terhadap SDM dan lapangan pekerjaan yang ada
di indonesia bisa dikatakan dibawah stabil ataupun bisa jadi jauh dari kata stabil, hal
tersebut dikarenakan dengan adanya MEA yang meliputi berbagai negara, dimana
subtansi dari hal tersebut adalah dengan bebasnya proses bisnis ataupun
perdagangan.
14

Seperti yang kita ketahui jika para tenaga kerja atau investor-investor asing
masuk di indonesia hal tersebut akan menimbulkan ketidak seimbangan grafik data
jumlah pengangguran, yang diharapkan bukan terpenuhnya pekerjaan bagi para
pengangguran, tapi lebih banyaknya jumlah pengangguran.

Hal tersebut karena perusahaan- perusahaan, atau pabrik-pabrik milik orang


asing atau investor pasti akan membawa peralatan-peralatan penunjang pekerjaan
dari bangsa mereka yang sudah memenuhi standart dan canggih, hal tersebut akan
berubah menjadi padat modal dari pada padat karya, karena pekerjaan-pekerjaan
perusahaan dapat dilakukan oleh mesin-mesin tersebut.

Berbeda lagi halnya dengan jika tenaga kerja yang berasal dari indonesia,
akan berinisiatif untuk mencari pekerjaan di luar negri hal tersebut karena di
indonesia sudah minim pekerjaan, dikarenakan pabrik-pabrik telah dominan
menggunakan tenaga mesin, mereka akn mencari pekerjaan ke luar negri, di situ
dampak lain kan terjadi mengingat SDM di indonesia masih sangat rendah karena
minimnya pendidikan yang otomatis akan membuat para tenaga kerja asal indonesia
terkalahkan oleh tenaga kerja asing sebab kualitas dan kinerja yang terlampaui
berbeda.
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang menjadi alat


komunikasi diberbagai macam sektor terutama sektor ekonomi dan bisnis. Dalam
dunia bisnis, komunikasi menjadi salah satu faktor penting untuk mencapai
kesepakatan bersama. Dalam dunia MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), negara-
negara Asean membentuk sebuah perdagangan bebas antar negara sesuai dengan
kesepakatan yang dibuat bersama. Tentunya dalam dunia internasional yang menjadi
penghubung komonikasi antar negara adalah bahasa Inggris. Peran inilah yang
menjadi penting bahwa bahasa Inggris mampu menciptakan berbagai macam peluang
dalam kancah internasional, sebab bahasa internasional yang sah adalah bahasa
Inggris.

3.2 Saran

Marilah generasi muda untuk meningkatkan kemampuan berbahasa kita,


terutama bahasa Inggris. Karena di era globalisasi Inggris menjadi bahasa utama
dalam banyak sektor dan perkembangan yang ada. Sehingga kita mampu bersaing
dengan tenaga kerja asing.

15
DAFTAR PUSTAKA

Lewis, M. Paul (ed.). 2009. Ethnologue: Bahasa dunia . Dallas: SIL internasional
Edisi keenam belas.

https://kemlu.go.id/portal/id/read/113/halaman_list_lainnya/masyarakat-ekonomi-
asean-mea, diakses pada hari Rabu, 06 Januari 2021.

http://edukasi.kompasa.com/read/2011/09/26/21320318/Kemampuan.Bahasa.Inggris.
di.Indonesia.Rendah, diakses pada hari Rabu, 06 Januari 2021

https://www.kompasiana.com/rismamp/pengaruh-mea-terhadap-tenaga-kerja-
indonesia, diakses pada hari Rabu, 06 Januari 2021.

iii

Anda mungkin juga menyukai