PENDAHULUAN
BPH yang telah di teliti dalam beberapa penelitian otopsi diseluruh dunia,
sekitar 10% untuk laki-laki berusia 30-an, 20% di usia 40-an, mencapai
50% sampai 60% berusia 60-an, dan 80% sampai 90% di usia 70 dan 80-
an.
50% pria di atas 60 tahun. Di Rumah Sakit Umum abdoel moeloek selama
tahun 2019 terdapat 103 penderita dengan BPH yang menjalani operasi,
obstruksi pada leher buli-buli dan uretra. Pada usia 60 tahun nodul
dikeluhkan pada sekitar 30-40 persen, sedangkan pada usia 80 tahun nodul
1
terlihat pada 90 persen yang sekitar 50 persen diantaranya sudah mulai
Kelebihan berat badan merupakan salah satu masalah kesehatan pada abad
ke 21. Kelebihan berat badan adalah salah satu faktor risiko dari berbagai
pada jaringan adiposa di perifer. Selain kelebihan berat badan, usia juga
testosteron mulai menurun secara perlahan pada usia 30 tahun dan turun
lebih cepat pada usia 60 tahun ke atas. Laki-laki yang memiliki usia ≥ 50
tahun memiliki risiko lebih tinggi dibanding dengan laki-laki yang berusia
testosteron yang di dalam sel-sel kelenjar prostat hormon ini akan dirubah
2
Penelitian ini menyelidiki bagaimana kelebihan berat badan
BPH. Dari uraian pada latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk
1.4.1 Peneliti
3
1. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
1.4.3 Institusi
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dipisahkan dari alat-alat tubuh yang dilingkarinya ini oleh suatu simpai.
selanjutnya ketiga lobus anterior, medius dan posterior bersatu dan disebut
tampak karena terlalu kecil dan lobus lain-lain tampak homogen berwarna
5
Gambar 2.1 Prostat Normal (Robbins, 2007)
pada wanita.
prostat akan mengecil dan atrofi ini dapat dicegah dengan pemberian
yang peka terhadap estrogen ialah bagian tengah sedangkan bagian tepi
peka terhadap androgen. Karena itu pada orang tua bagian tengahlah yang
6
prostat dapat membentuk enzim fosfatase asam yang paling aktif bekerja
pada pH 5. Enzim ini sangat sedikit sehingga tidak dapat di ukur dalam
Jong, 2012).
yang secara biologis berbeda, yang terpenting adalah zona perifer, sentral,
transisional dan periuretra. Jenis lesi proliferatif pada setiap regio berbeda.
Sebagai contoh, sebagian besar lesi hiperplastik terjadi di zona sentral dan
ganas. BPH kadang tidak menimbulkan gejala, tetapi jika tumor ini terus
7
Gambar 2.2. Aliran Urin Yang Normal (NKUDIC, 2006).
BPH menjadi masalah global pada pria usia lanjut. Di dunia, hampir 30
juta pria menderita BPH. Pada usia 40 tahun sekitar 40%, usia 60-70 tahun
meningkat menjadi 50% dan usia lebih dari 70 tahun mencapai 90%.
8
hampir 14 juta pria menderita BPH. Prevalensi dan kejadian BPH di
Amerika Serikat terus meningkat pada tahun 1994-2000 dan tahun 1998-
batu saluran kemih. Diperkirakan sekitar 5 juta pria usia diatas 60 tahun
menderita LUTS oleh karena BPH. Di RSCM ditemukan 423 kasus BPH
kasus pada tahun yang sama. BPH merupakan masalah serius yang harus
Gejala klinis BPH terjadi pada hanya sekitar 10% laki-laki yang
berkemih. Pada beberapa pasien dapat terjadi obstruksi total aliran kemih
9
kemih. Kombinasi urin residual di kandung kemih dan obstruksi kronis
rektum dan prostat. Pada perabaan melalui colok dubur, harus diperhatikan
apakah asimetris, adakah nodul pada prostat, apakah batas atas dapat
sisa urin setelah miksi spontan. Sisa urin ditentukan dengan mengukur urin
yang masih dapat keluar dengan kateterisasi. Sisa urin dapat pula diketahui
2012).
antaranya:
10
b. Ketidakseimbangan antara estrogen-testosteron: estrogen
11
kelenjar prostat dikenal suatu sel stem, yaitu sel yang
diperlukan untuk memulai proses BPH, tetapi tidak dalam hal proses
12
2.1.7 Faktor-faktor Resiko BPH
1. Kadar Hormon
Jong, 2012).
2. Usia
perlahan pada usia 30 tahun dan turun lebih cepat pada usia 60
13
tahun keatas. Laki-laki yang memiliki usia ≥ 50 tahun
3. Ras
Orang dari ras kulit hitam memiliki risiko 2 kali lebih besar
4. Riwayat keluarga
5. Obesitas
14
perut itulah yang menekan otot organ seksual, sehingga lama-
Mass Indeks (BMI). BMI diukur dengan cara berat badan (kg)
6. Pola Diet
15
pregnolone yang merupakan bahan baku DHEA
2002).
7. Aktivitas Seksual
(Rahardjo D, 2003).
8. Kebiasaan Merokok
16
Nikotin dan konitin (produk pemecahan nikotin) pada rokok
2003).
17
olahraga yang dilakukan kurang dari 3 kali dalam seminggu
terputus, menetes pada akhir miksi, pancaran miksi menjadi lemah, dan
18
pengosongan yang tidak sempurna pada saat miksi atau pembesaran
sering berkontraksi meskipun belum penuh. Gejala dan tanda ini diberi
sehingga pada akhir miksi masih ditemukan sisa urin didalam kandung
kemih, dan timbul rasa tidak tuntas pada akhir miksi. Jika keadaan ini
berlanjut, pada suatu saat akan terjadi kemacetan total sehingga penderita
tidak mampu lagi miksi. Karena produksi urin terus terjadi pada suatu saat
dalam kandung kemih. Batu ini dapat menambah keluhan iritasi dan
hematuria. Batu tersebut dapat pula menyebabkan sistitis dan bila terjadi
19
Dengan pemeriksaan radiologik, seperti foto polos perut dan
kemih. Kalau dibuat foto setelah miksi, dapat dilihat sisa urin. Pembesaran
prostat dapat dilihat sebagai lesi defek isian kontras pada dasar kandung
Apabila fungsi ginjal buruk sehingga ekskresi ginjal kurang baik atau
retrograd.
volume buli-buli, mengukur sisa urin, dan keadaan patologi lain seperti
ukur besar prostat untuk menentukan jenis terapi yang tepat. Perkiraan
20
CT-scan atau MRI jarang dilakukan.
didalam kandung kemih atau sumber perdarahan dari atas bila darah
datang dari muara ureter, atau batu radolusen di dalam vesika. Selain itu,
dapat diraba
IV Retensi urin total
21
Penderita derajat satu biasanya belum memerlukan tindakan bedah
cukup berat sehingga reseksi tidak akan sesuai dalam satu jam, sebaiknya
22
kandung kemih sehingga pemasangan kateter tidak lama seperti bila
diperlukan tindakan lain yang harus dikerjakan dari dalam kandung kemih.
dengan cara TUR, yaitu morbiditasnya yang lebih lama, tetapi dapat
ialah gejala hipotensi, seperti pusing, lemas, palpitasi dan rasa lemas.
konservatif ini ialah menentukan berapa lama obat harus diberikan dan
antena yang dipasang pada ujung kateter. Dengan cara yang disebut
23
transurethral microwave thermothrapy (TUMT) ini, hasil perbaikan kira-
digunakan cahaya laser. Dengan cara ini, diperoleh juga hasil yang cukup
memuaskan.
Kerangka teori ini gambaran dari teori dimana suatu problem riset
24
Genetik
Kadar lemak
Pola makan jenuh dalam Psikis dan lingkungan
tubuh
Sel adiposa
Estradiol
5α-reductase
Testosteron Dihidrotestosterone
25
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visuaisasi hubungan atau
kaitan antara konsep satu terhadap lainnya, atau antara variabel yang
Independen Dependen
2.4 Hipotesis
BAB III
26
METODE PENELITIAN
3.3.1 Populasi
Februari-Maret 2019.
3.3.2 Sampel
27
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
2012). Apabila besar populasi (N) tidak diketahui maka besar samper
Z2αp.q Z2αp(1-p)
n= =
d2 d2
Dimana:
estimation = 0,5
q : 1-p
maka:
1,962.(0,05).(0,5).(0,5)
n=
(0,05)2
0,04802
n=
0,0025
a. Kriteria Inklusi
28
1. Pasien terdiagnosis BPH di Poli Urologi RSUD Abdul
b. Kriteria Eksklusi
2. Karsinoma prostat.
3. Penyakit metabolik.
mengambil kasus atau responden yang ada dan bersedia di suatu tempat
ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu
dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat yang
29
adalah indeks massa tubuh dan usia, sedangkan variabel dependen adalah
BPH.
30
Usia Usia pasien yang Kuesioner Wawancara 0. ≥ 50 Ordinal
datang dengan tahun
diagnosis BPH 1. < 50
tahun
Tabel 3.1 Definisi Operasional
observasi
1. Editing
dikumpulkan.
2. Coding
31
Pemberian kode pada atribut variabel penelitian untuk memudahkan
3. Processing
4. Cleaning
Primer :
Berdasarkan
32 usia, berat badan,
tinggi badan
Analisa data
Penyajian data
Pengumpulan
IMT data
33