Anda di halaman 1dari 10

Dosen Pengampuh : Dr.Hj. Nurjannah Nonci, M.Si.

Mata Kuliah : Komunikasi Pemerintahan

MAKALAH

PERAN KONTROL MEDIA MASSA DAN POLITIK TERHADAP BEBERAPA


PROGRAM DANA DESA DI DESA SABBANG PARU KECAMATAN LEMBANG
KABUPATEN PINRANG

KELOMPOK 1:

1. SINTIA (0910580320007)
2. KURNIA (910580320029)
3. DWIYUNI RESKY TRISNA (0910580320009)
4. NADIA AZZAHRA (0910580320023)
5. A.MUH HIZAM MUHSIN (091580320065)

PRODI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDENRENG RAPPANG
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada
kami sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PERAN KONTROL
MEDIA MASSA DAN POLITIK TERHADAP BEBERAPA PROGRAM DESA DI
DESA SABBANG PARU KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN PINRANG’’
Dalam penyusunan makalah ini, Kami mengalami beberapa masalah. Terima
kasih juga kami ucapkan kepada ibu Dr.Hj. Nurjannah Nonci, M.Si.sebagai pengajar
mata kuliah KOMUNIKASI PEMERINTAHAN karena telah membimbing kami dalam
pengerjaan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini.
Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat Kami harapkan dari pembaca
sekalian. Kami juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.

Rappang ,24 september,2021

Penulis

Kelompok 1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menurut Undang-Undang Desa, Dana Desa didefinisikan sebagai dana yang


bersumber dari APBN yang diperuntukan bagi Desa yang ditransfer melalui APBD
Kabupaten/kota dan digunakan unuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan,
pelaksanaan pembangunan, pembinaan, kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat.

Sumber dan Mekanisme Penyaluran Dana Desa Berdasarkan pada Peraturan


Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dialokasikan secara berkeadilan berdasarkan:
Alokasi dasar, danAlokasi yang dihitung memperhatikan jumlah penduduk, angka
kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis desa setiap kabupaten/kota.

Mekanisme penyaluran Dana Desa terbagi menjadi 2 (dua) tahap yakni tahap
mekanisme transfer APBN dari Rekening Kas Umum Negara (RKUN) ke Rekening Kas
Umum Daerah (RKUD) dan tahap mekanisme transfer APBD dari RKUD ke kas
desa.Mekanisme pencairan dana dan penyaluran Alokasi Dana Desa selengkapnya seperti
di bawah ini.Pencairan Dana Desa dilakukan bertahap dengan presentase tertentu yang
telah ditetapkan.Pencairan pertama diajukan oleh Kepala Desa kepada Bupati melalui
Camat disertai dengan kelengkapan administrasi yang telah ditentukan.Pencairan tahap
kedua, dapat dilakuakan apabila penggunaan pada pencairan pertama sudah
dipertanggungjawabkan baik secara administratif, secara teknis dan secara
hukum.Pencairan baik tahap pertama maupun kedua dilakukan dengan pemindah bukuan
dana dari kas daerah ke rekening kas desa.

Penyaluaran Alokasi Dana Desa dari kas desa kepada pelaku aktivitas (pemimpin
pelaksana kegiatan).Berikut ini adalah prosedur pencairan dana desa kepada pemimpin
pelaksana kegiatan,Bendahara desa mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
kepada Kepala Desa melalui Sekertaris desa yang dilampiri dengan Rencana Kebutuhan
Desa (RKD) dan bukti-bukti pengeluaran dana sebelumnya.
Sekertaris desa melakukan verifikasi (penelitian) berkas kelengkapan SPP dan
apabila telah dinyatakan lengakap, sekertaris desa menerbitkan Surat Perintah Membayar
(SPM) yang ditadatangani oleh Kepala Desa.Bendahara desa setelah menerima SPM dan
surat rekomendasi Camat mencairkan kepada pemegang kas desa pada bank yang
ditunjuk.Dana yang telah dicairkan oleh bendahara desa dibukukan kedalam Buku Kas
Umum (BKU) untuk selanjutnya diserahkan kepada pimpinan kegiatan disertai dengan
bukti penerimaan.

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana pengelolaan alokasi dana desa dalam mengembangkan potensi masyarakat di


desa sabbang paru

C. TUJUAN PENULISAN

Untuk mengetahui perencanaa,pelaksanaan,pengelolaan dan pertanggung jawaban


mengenai alokasi dana desa di desa sabbang paru
BAB II

PEMBAHASAN

MASALAH DI LAPANAGAN

Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam mengembangkan potensi masyarakat di Desa


Sabbang Paru Kecamatan Lembang merupakan proses pengendalian, pengaturan, mengurus, dan
menyelenggarakan anggaran Alokasi Dana Desa untuk keperluan pembangunan fisik dan
nonfisik dimulai dari perencanaan sampai evaluasi.

Hal ini diperuntukkan untuk kesejahteraan masyarakat di desa Sabbang Paru agar dapat
tumbuh dan berkembang secara merata dan terarah sesuai dengan perencanaan program-program
pemerintah berdasarkan aturan-aturan yang berlaku sebagaimana yang telah di tetapkan oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dalam tahap perencanaan pengelolaan Alokasi Dana
Desa yang di lakukan oleh pemerintah desa di Desa Sabbang Paru Kecamatan Lembang, telah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dimana telah diawali dengan pembentukan tim pelaksana
dan proses perencanaan dilakukan dengan model partisipatif dalam kegiatan musrembang.

Kondisi tersebut sudah sesuai dengan sifat pemerintahan desa yaitu bersifat partisipatif.
Tim pelaksana Alokasi Dana Desa yang dimaksud dalam perencanaan tersebut terdiri dari
Kepala Desa selaku Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK), Sekretaris Desa selaku
Penanggung Jawab Administrasi Kegiatan (PJAK), Bendahara Desa selaku Kepala Urusan
Keuangan (KUK) dan di bantu oleh lembaga kemasyarakatan lainnya yang ada di Desa Sabbang
Paru. Perencanaan dengan model partisipatif dilakukan melalui musrembang, musrebang sendiri
adalah singkatan dari musyawarah rencana pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah
desadengan melibatkan seluruh elemen masyarakat mulai dari lembaga masyarakat, tokoh
masyarakat dan seluruh masyarakat desa. Musrembang desa tersebut bertujuan untuk mendorong
masyarakat agar turut serta berpartisipasi dalam menyusun dan menentukan rencana kegiatan
pembangunan di desa sehingga pembangunan yang akan di lakukan oleh pemerintah desa sesuai
dengan aspirasi atau apa yang menjadi kebutuhan masyarakat desa.
Dari penjelasan diatas menunjukan bahwa walaupun pada akhirnya penyusunan rencana
kegiatan Alokasi Dana Desa yang tertuang dalam DURK dapat terselesaikan dengan baik.
Namun karena rencana yang dihasilkan tidak berdasarkan aspirasi masyarakat serta kurangmya
transparansi informasi dari pemerintah desa, maka dapat dikatakan bahwa tahap perencanaan dan
pengelolaan alokasi dana desa dalam meningkatkan dan mengembangkan potensi masyarakat
Desa Sabbang Paru Kecamatan Lembang masih kurang baik.

-Teori

A. PENGERTIAN DANA DESA

Secara etimologi kata desa berasal dari bahasa sansekerta, deca yang berarti tanah air,
tanah asal, atau tanah kelahiran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) desa adalah
suatu kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem
pemerintahan sendiri yang dikepalai oleh seorang kepala desa. Desa adalah salah satu bentuk
kuno dari kehidupan bersama sebanyak beberapa ribu orang, hampir semuanya saling
mengenal, kebanyakan didalamnya hidup dari pertanian perikanan dan sebagainya
(Wasistiono dan Tahir dalam Rauf, 2015: 10).

Desa juga didefenisikan sebagai suatu masyarakat hukum yang mempunyai susunan
asli berdasarkan hak asal usul yang bersifat istimewa (Widjaja, 2003:3). Landasan pemikiran
dalam mengenai pemerintahan desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli,
demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat.Desa juga dapat dipahami sebagai lembaga asli
pribumi yang mempunyai wewenang mengatur rumah tangganya sendiri berdasarkan hukum
adat (Soetardjo dalam Nurcholis, 2011:20). Berdasarkan tinjauan geografis desa merupakan
suatu hasil perwujudan geografis, sosial, politik, kultural, yang terdapat di suatu daerah serta
memiliki hubungan timbal balik

Didalam Undang-Undang No 6 Tahun 2014 yang dimaksud dengan desa adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, yang diakui dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Dari beberapa defenisi tentang desa yang dijelaskan diatas dapat di simpulkan bahwa
desa merupakan self community yaitu komunitas yang mengatur dirinya sendiri. Dengan
pemahaman bahwa desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakatnya sesuai dengan kondisi dan sosial budaya setempat, maka posisi desa yang
memiliki otonomi asli sangat strategis sehingga memerlukan perhatian yang seimbang
terhadap penyelenggaraan otonomi daerah, karena dengan otonomi desa yang akan
mempengaruhi perwujudan otonomi daerah.

B. PENGERTIAN ADD (ALOKASI DANA DESA)

Alokasi Dana Desa (ADD) merupakan salah satu bentuk hubungan keuangan antar
tingkat pemerintahan yaitu hubungan keuangan antara pemerintah Kabupaten dengan
Pemerintah Desa. Untuk dapat merumuskan hubungan keuangan yang sesuai maka diperlukan
pemahaman mengenai kewenangan yang dimiliki pemerintah desa. Alokasi Dana Desa adalah
perolehan bagian keuangan desa yang dari kabupaten yang penyalurannya melalui kas desa.
ADD dimaksud kan untuk membiayai program pemerintah desa dalam melaksanakan
kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta pemberdayaan masyarakat.

Adapun maksud pemberian ADD adalah untuk membiayai program pemerintah desa
dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan pembangunan, dan kemasyarakatan. Untuk
Tingkat Desa yaitu bahwa Tim Pelaksana Desa wajib menyampaikan laporan bulanan
penggunaan ADD mencakup perkembangan pelaksanaan dan penyerapan dana dengan
menggunakan form yang telah ditetapkan, disamping itu pada setiap tahapan pencairan ADD
Tim Pelaksana Desa wajib menyampaikan laporan kemajuan fisik yang merupakan visualisasi
kemajuan kegiatan fisik kepada Tim Fasilitasi Kecamatan. Sedangkan pertanggungjawaban
ADD terintegrasi dengan pertanggungjawaban pelaksanaan APBDes.
Dalam Peraturan Bupati Kampar No 10 tahun 2016 Tentang Pedoman Pelaksanaan Dana
Desa, Alokasi Dana Desa, Bagian Dari Hasil Pajak Dan Bagian Dari Hasil Retribusi Untuk
Desa Di Kabupaten Kampar pada pasal 2 menjelaskan maksud dan tujuan ADD adalah:

1. Maksud diberikannya Dana Desa, ADD, Bagi Hasil Pajak, dan Bagi Hasil Retribusi adalah
untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa,
pembinaan kemasyarakatan Desa dan Pemberdayaan masyarakat Desa.

2. Tujuan diberikannya Dana Desa, ADD, Bagian Hasil Pajak, dan Bagian Hasil Retribusi
adalah :

a. Mewujudkan Pemerintahan Desa yang profesional, efisien dan efektif, terbuka serta
bertanggungjawab;

 bemajukan perekonomian masyarkat desa serta mengatasi kesenjangan pembangunan;

b. Meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakatdesa mempercepat perwujudan


kesejahteraan umum;

c. Mendorong prakarsa, gerakan dan partisipasi masyarakatdesa untuk pengembangan potensi


dan aset desa guan kesejahteraan bersama

d. Meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat desa guna mewujudkan masyarakat desa
yang mampu memelihara kesatuan sosial.

C. PERARURAN ALOKASI DANA DESA

Dalam pengaturan mengenai Alokasi Dana Desa terdapat beberapa peraturan yaitu:
Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun
2005 tentang Desa, Peraturan dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan desa.
 Desa mempunyai sumber pendapatan Desa yang terdiri atas pendapatan asli Desa, bagi hasil
pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten/Kota, bagian dari dana perimbangan keuangan
pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten/Kota, alokasi anggaran dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara, bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Provinsi dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota, serta hibah
dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga. Bantuan keuangan dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten/Kota kepada Desa diberikan sesuai dengan kemampuan keuangan Pemerintah
Daerah yang bersangkutan. Bantuan tersebut diarahkan untuk percepatan Pembangunan
Desa. Sumber pendapatan lain yang dapat diusahakan oleh Desa berasal dari Badan Usaha
Milik Desa, pengelolaan pasar Desa, pengelolaan kawasan wisata skala Desa, pengelolaan
tambang mineral bukan logam dan tambang batuan dengan tidak menggunakan alat berat,
serta sumber lainnya dan tidak untuk dijual belikan. Bagian dari dana perimbangan yang
diterima Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) setelah
dikurangi Dana Alokasi Khusus yang selanjutnya disebut Alokasi Dana Desa. Alokasi
anggaran untuk Desa yang bersumber dari Belanja Pusat dilakukan dengan mengefektifkan
program yang berbasis Desa secara merata dan berkeadilan.

 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa Dalam pasal 1 angka 11 peraturan
pemerintah nomor 72 tahun 2005 tentang desa disebutkan bahwa alokasi dana desa adalah
dana yang di alokasikan oleh pemerintah kabupaten/kota untuk desa yang bersumber dari
bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten/kota.
Pengertian ini menegaskan bahwa alokasi dana desa merupakan hak bagi desa sebagaimana
pemerintah daerah kabupaten/kota memiliki hak untuk memperoleh dana alokasi umum
(DAU) dan dana alokasi khusus (DAK) dari pemerintah pusat.

Pengelolaan keuangan Alokasi Dana Desa merupakan bagian penting yang tidak
dipisahkan dari pengelolaan keuangan desa dalam APBDes.Seluruh kegiatan yang didanai
oleh Alokasi Dana Desa direncanakan, dilaksanakan dan dievaliasi secara terbuka dengan
melibatkan seluruh unsur masyarakat desa.Seluruh kegiatan harus dapat dipertanggung
jawabkan secara administrative, teknis dan hukum.
BAB III

-PENUTUP-

KESIMPULAN

Alokasi dana desa adalah dana yang bersumber dari sebuah angaran pedapatan dan
belaja daerah (APBD) kabupaten yang di alokasikan dengan tujuan pemrataan kemampuan
keuangan antar desa untuk mendanai kebutuhan desa dalam rangka penyelengaraan
pemerintahan dan pelaksanaan pembagunan serta pelayanan masyarakat

Pengelolaan ADD akan baik apabila proses perencanaan,proses implementasi,proses evaluasi


dilaksanakan secara jujur,transparan,dan tanggung jawab.dan ADD adalah dana rakyat,maka
sudah sewajarnya bila rakyat meminta informasi,mengakses,dan mengontrol dana tersebut

Anda mungkin juga menyukai