Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

METODE PENELITIAN
Metode Penelitian Kuantitatif

OLEH :
BUNGA ASIA
P2MK 190204002

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR


KESEHATAN MASYARAKAT
2021
METODE PENELITIAN KUANTITATIF

Filsafat Positivisme:

 Satu aliran filsafat yang menolak unsur metafisik dari realitas social
 Keyakinan dasar dari aliran ini berakar pada paham ontologi realisme yang menyatakan bahwa
realitas berada dalam kenyataan dan berjalan sesuai dengan hukum alam (natural laws)
 Guna mengobservasi hakekat realitas seperti apa adanya dan untuk menjaga objektivitas
temuan hubungan epistemologis harus menempatkan periset dibelakang layer.

Secara ontologis, objek studi penelitian kuantitatif adalah fenomena dan hubungan umum antara
fenomena-fenomena. Dengan demikian, suatu gejala bukan merupakan suatu kejadian yang bersifat
kebetulan, melainkan merupakan akibat dari factor-faktor yang mempengaruhinya. Jadi, diyakini adanya
determinisme / proses sebab akibat.

Secara epistemologis , paradigma kuantitatif terdiri dari dua yaitu pemikiran rasional dan empiris.
Ukuran kebenaran terletak pada : Koheren : sesuai dengan teori terdahulu dan Korespondensi : sesuai
dengan kenyataan empiris. Dengan demikian, kerangka pengembangan ilmu itu dimulai dari proses
perumusan hipotesis, yang didedukasi dari teori , kemudian di uji kebenarannya melalui verifikasi untuk
diproses lebih lanjut secara induktif menuju perumusan teori baru. Jadi secara epistemologis
pengembangan ilmu itu berputar sesuai siklus : logico, hypotehetico, verifikatif.

Pendekatan kuantitatif memusatkan perhatian pada gejala-gejala yang mempunyai karakteristik


tertentu di dalam kehidupan manusia yang dinamakan sebagai variable. Dalam pendekatan kuantitatif,
hakikat hubungan diantara variable-variabel dianalisis dengan menggunakan teori yang objektif

Lingkup wilayah penelitian kuantitatif dalam keilmuan social mencakup ;

 Masyarakat dan kebudayaan


 Penata kemasyarakatan
 Kelompok
 Individu

Susunan penulisan laporan penelitian kuantitatif

SUSUNAN METODE ILMIAH


1. PENDAHULUAN Indikasi Masalah
Latar belakang, masalah penelitian,
pembatasan masalah, definisi istilah
2. LANDASAN TEORI Perumusan Hipotesis
Tinjauan Pustaka, kerangka konsep,
hipotesis
3. METODOLOGI Prosedur Pengujian Hipotesis
Metode penelitian,sampling, Teknik
pengumpulan data, instrument, teknis
analisis data
4. ANALISI DAN PEMBAHASAN
5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan Saran dari Penelitian
Konsep Dan Variabel Penelitian

Penelitian kuantitatif dimulai dengan menjelaskan konsep penelitian. Konsep adalah generalisasi
dari kelompok fenomena yang sama dan dapat digunakan untuk menjelaskan variable penelitian.

Misal : dalam mengonsepsi perilaku salah prosedur dalam birokrasi sebagai kategori dari
fenomena penyalahgunaan wewenang.; kebiasaan membolos kerja sebagai kategori dari fenomena
ketidakdisiplinan.

Dengan demikian, konsep dibentuk untuk memberikan penjelasan dan menyatakan sebab
akibat serta untuk menguji hipotesi dan penyusunan teori serta diuji regularitasnya.

Ada dua desain dalam membangun sebuah konsep yaitu GENERALISASI dan ABSTRAKSI

Generalisasi : proses bagaimana memperoleh prinsip dari berbagai pengalaman yang berasal
dari literatur dan empiris.

Abstraksi : ciri – ciri umum yang khas dari fenomena yang dibicarakan.

OPERASIONALISASI KONSEP STATUS SOSIAL EKONOMI

KOSEPTUALISASI OPERASIONAL / INDIKATOR


Penghasilan 1. Penghasilan tetap sebulan
2. Penghasilan tidak tetap sebulan
Kekayaan Material 1. Harta cairan (harta yang diperoleh
sendiri): rumah, mobil, telepon, lemari es
2. Harta bawahan (harta yang diperoleh dari
keluarga): rumah, mobil, sepeda motor
Kedudukan Seseorang 1. Kedudukan formal
2. Kedudukan informal

Variable Kuantitatif ;

1. Variabel berasal dari Bahasa inggris “variable” yang berarti factor tak tetap atau berubah-ubah
2. Variabel dapat juga diartikan sebuah konsep dalam bentuk konkret.
3. Perbedaan variabel dan konsep:
 Konsep biasanya digunakan dalam mendeskripsikan segala variabel yang abstrak dan
kompleks
 Variabel merupakan konsep tingkat rendah yang relatif mudah diidentifikasikan, diklasifikasi,
diukur atau diukur.
4. Agar variabel dapat diukur maka variabel harus dijelaskan dalam operasional variabel.

Jenis – Jenis Variabel

1. Berdasarkan Hubungan
a) Variabel Bebas (independent variabel)
Variabel yang menjadi sebab atau merubah / mempengaruhi variabel yang lain. Variabel
ini juga sering disebut variabel predictor, stimulus, eksogen, atau antecendent.
b) Variabel Terikat (dependent variabel)
Variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel lain ( variabel
bebas). Variabel ini disebut juga sebagai variabel responsa tau endogen.

Variabel terikat inilah yang sebaiknya dikupas lebih dalam pada latar belakang
penelitian.
Berikan porsi yang lebih dalam membahas variabel terikat daripada variabel bebasnya
karena merupakan implikasi dari hasil penelitian.
c) Variabel Moderating (Z)
Variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel ini berfungsi memperkuat atau memperlemah.
Contoh: hubungan ayah dan ibu akan semakin mesra dengan adanya anak.
d) Variabel penghubung (variabel intervening)
Variabel yang menjadi media pada suatu hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat.
Contoh: pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan. Variabel
interveningnya adalah kepuasan pelanggan.
e) Variabel Kontrol
Variabel ini ditetapkan oleh peneliti, jika peneliti ingin mengontrol supaya variabel diluar
yang ditelitinya tidak mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan terikat, atau
ingin melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.
Contoh : ingin membandingkan kinerja petugas pemasaran antara lulusan SMU dengan
SMK.
Untuk bisas membandingkan kinerja kedua lulusan sekolah itu maka peneliti harus
menetapkan variabel kontrolnya. Dalam hal ini variabel kontrolnya adalah pekerjaan
yang dikerjakan, alat untuk mengerjakan, pengalaman kerja, iklim kerja organisasi
dimana pegawai kerja harus sama.

2. Berdasarkan Sifat
a) Variabel Kategoris (diskret)
Variabel yang membagi responden menjadi dua kategori atau lebih.
Contoh:
1) Dua kategori (variabel dikotomi)
 Jenis kelamin (laki-laki / perempuan)
 Status pekerjaan (bekerja / tidak bekerja)
 Status perkawinan (kawin / tidak kawin )
 Status Kesehatan ( sehat / sakit )
2) Lebih dari dua kategori (variabel politomi)
 Jenis Pendidikan (tidak sekolah, SD, SMP, SMA, PT)
 Jenis pekerjaan (pegawai negeri, pegawai swasta, pedagang)
 Agama (Islam, katolik, protestan, hindu, budha)
3) Variabel bersambungan (continue)
Variabel yang dapat kita tentukan nilainya dalam jangkauan tertentu dengan
bikangan decimal yang tidak terbatas.
Contoh: untuk umur misalnya 36,5 tahun, berat badan 55 kg dll.
4) Variabel Manipulatif
Variabel yang dapat dimanipulasi atau tidak, variabel ini dibagi dua kategori:
 Variabel aktif = variabel yang dapat dimanipulasi / dikendalikan seperti suhu
dalam ruangan, frekuensi kekerasan dalam acara tv
 Variabel atribut
Variabel yang tidak dapat dikendalikan seperti usia, tingkat kecerdasan,
status social.

Jenis Pengukuran Variabel

a. Variabel nominal
Variabel yang ditetapkan berdasarkan penggolongan. Atau bisa dikatakan bahwa variabel ini
merupakan variabel yang kualitasnya tidak bermakna atau nama variabel hanya symbol saja.
Contoh : jenis kelamin, status pekerjaan, dll
b. Variabel interval
Variabel yang dibangun dari pengukuran tersebut diasumsikan terdapat satuan pengukuran
yang sama.
Contoh:
Rp. 1.000.000 s/d 5.000.000
Rp. 5.100.000 s/d 10.000.000

Anda mungkin juga menyukai