Anda di halaman 1dari 2

Nama : Suryati Ningsih

NIM : 19520052
Kelas : Auditing 1C
RESUME
MATERIALITAS, RISIKO AUDIT, DAN STRATEGI AUDIT AWAL
MATERIALITAS DALAM KONTEKS AUDIT
Kerangka acuan bagi auditor dalam menentukan materialitas untuk audit:
1. Kesalahan penyajian, termasuk penghilangan, di anggap material apabila kesalahan penyajian tersebut
secara individual dan agregat diperkirakan dapat mempengaruhi keputusan ekonomi yang diambil
berdasarkan laporan keuangan oleh pengguna laporan keuangan tersebut,
2. Pertimbangan tentang materialitas dibuat dengan memperhitungkan berbagai kondisi yang
melingkupinya dan dipengaruhi oleh ukuran atau sifat kesalahan penyajian, atau kombinasi keduanya,
dan,
3. Pertimbangan kebutuhan informasi keuangan yang umum yang diberlakukan oleh pengguna laporan
keuangan sebagai suatu grup. Kemungkinan dampak kesalahan peyajian terhadap pengguna laporan
keuangan individual tertentu, yang kebutuhannya beragam, tidak dipertimbangkan.
Penentuan materialitas oleh auditor dipengeruhi oleh persepsi auditor tentang kebutuhan informasi
keuangan oleh para pengguna laporan keuangan. Maka dari itu di asumsikan para pengguna laporan
keuangan ini harus:
1. Memiliki suatu pengetahuan memadai tentang aktivitas bisnis dan ekonomi serta akuntansi dan
kemauan untuk mempelajari informasi yang ada dalam laporan keuangan dengan cermat,
2. Memahami bahwa laporan keuangan disusun, disajikan dan diaudit berdasarkan tingkat materialitas
tertentu,
3. Mengakui adanya ketidakpastian bawaan dalam pengukuran suatu jumlah yang ditentukan berdasarkan
penggunaan estimasi, pertimbangan dan pertimangan atas peristiwa masa depan,
4. Membuat keputusan ekonomi yang masuk akal berdasarkan informasi dalam laporan keuangan.
Pertimbangan kesalahan penyajian yang dipandang material:
1. Menetukan sifat, saat dan luas prosedur penilaian risiko
2. Mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material, dan
3. Menentukan sifat, saat, dan luas prosedur audit lanjutan.
Faktor yang dapat mempengaruhi proses identifikasi suatu tolak ukur dalam menentukan materialitas untuk
laopran keuangan secara keseluruhan:
1. Unsur-unsur laporan keuangan. Seperti, asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban.
2. Apakah terdapat unsur-unsur yang menjadi perrhatian khusus para pengguna laporan keuangan suatu
entitas tertentu.
3. Sifat entitas, posisi entitas dalam siklus hidupnya, dan industry serta lingkungan ekonomi yang di
dalamnya entitas tersebut beroperasi
4. Struktur kepemilikan dan pendanaan entitas
5. Fluktuasi relative tolak ukur tersebut.
RISIKO AUDIT
Risiko audit adalah risiko bahwa auditor menyatakan opini yang tidak tepat ketika terdapat kesalahan
penyajian material dalam laporan keuangan. Risiko audit adalah gabungan dari risiko kesalahan penyajian
material dan risiko deteksi.
Golongan risiko audit
1. Risiko bawaan
Kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi
bahwa tidak terdapat pengendalian terkait. Risiko salah saji demikian adalah lebih besar pada saldo
akun atau golongan transaksi tertentu dibandingkan dengan yang lain.
2. Risiko pengendalian
Risiko bahwa salah saji material yang dapat terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi
secara tepat waktu oleh pengendalian intern entitas. Risiko ini merupakan fungsi efektifitas desain dan
operasi pengendalian intern untuk mencapai tujuann entitas yang relevan dengan penyusunan laporan
keuangan entitas.
3. Risiko deteksi
Risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi.
Risiko deteksi merupakan fungsi efektifitas prosedur audit dan penerapannya oleh auditor.
STRATEGI AUDIT AWAL
Strategi audit awal dibagi menjadi 2 macam:
1. Pendekatan terutama substantive (Primarily Substantive Approach)
2. Pendekatan tigkat risiko pengendalian taksiran rendah (Lower Assessed Level Of Control Risk
Approach)
Unsur Strategi Audit Awal
Dalam mengembangkan strategi audit awal untuk suatu asersi, auditor menetapkan empat unsur berikut
ini:
1. Tingkat risiko pengendalian taksiran yang direncanakan.
2. Luasnya pemahaman atas pengendalian intern yang harus diperoleh.
3. Pengujian pengendalian yang harus dilaksanakan untuk menaksir risiko pengendalian.
4. Tingkat pengujian substantif yang direncakan untuk mengurangi risiko audit ke tingkat yang cukup
rendah.

Anda mungkin juga menyukai