Akhir kata, kami berharap buku petunjuk ini bermanfaat. Dan kami sadar buku
petunjuk ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat
dibutuhkan untuk membantu penyempurnaan praktikum ini agar sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya Farmakognosi.
Penyusun,
I. Tata Tertib Laboratorium
1. Berlaku sopan, santun dan menjunjung etika akademik dalam laboratorium
2. Menjunjung tinggi dan menghargai staf laboratorium dan sesama pengguna
laboratorium
3. Menjaga kebersihan dan kenyamanan ruang laboratorium
4. Peserta praktikum berikut : mengenakan pakaian/kaos oblong, memakai
sandal, tidak memakai jas/pakaian laboratorium; tidak boleh memasuki
laboratorium dan/atau TIDAK BOLEH MENGIKUTI PRAKTIKUM
5. Peserta praktikum dilarang merokok, makan dan minum, membuat kericuhan
selama kegiatan praktikum dan di dalam ruang laboratorium
6. Tidak boleh menyentuh, menggeser dan menggunakan peralatan di
laboratorium yang tidak sesuai dengan acara praktikum matakuliah yang
diambil.
7. Membersihkan peralatan yang digunakan dalam praktikum maupun penelitian
dan mengembalikannya kepada petugas laboratorium
8. Membaca, memahami dan mengikuti prosedur operasional untuk setiap
peralatan dan kegiatan selama praktikum dan di ruang laboratorium
9. Selama kegiatan praktikum, TIDAK BOLEH menggunakan handphone untuk
pembicaraan dan/atau SMS
II. Sanksi
1. Peserta praktikum yang tidak mematuhi tata tertib TIDAK BOLEH masuk dan
mengikuti kegiatan praktikum di ruang laboratorium
2. Peserta praktikum yang datang terlambat (tidak sesuai kesepakatan), tidak
memakai jas lab, tidak memakai sepatu, tidak memakai baju berkerah/kaos
berkerah, dan/atau tidak membawa petunjuk praktikum, tetap diperbolehkan
masuk laboratorium tetapi TIDAK BOLEH MENGIKUTI KEGIATAN
PRAKTIKUM.
3. Mahasiswa yang mendaftarkan diri melebihi batas waktu yang ditentukan tetap
diperbolehkan mengikuti kegiatan praktikum hanya jika dapat menunjukkan
surat keterangan dari dokter (jika sakit), dosen wali (untuk alasan tertentu),
atau penanggung jawab matakuliah (PJMK); dan hanya acara praktikum yang
tersisa yang dapat diikuti dengan berbagai konsekuensinya.
4. Peserta praktikum yang memindahkan dan/atau menggunakan peralatan
praktikum tidak sesuai dengan yang tercantum dalam petunjuk praktikum dan
berkas peminjaman alat, kegiatan praktikum yang dilaksanakan akan
dihentikan dan praktikum yang bersangkutan dibatalkan.
5. Peserta praktikum yang telah dua (2) kali tidak mengikuti acara praktikum
dinyatakan GUGUR dan harus mengulang pada semester berikutnya, kecuali
ada keterangan dari ketua jurusan/kepala laboratorium atau surat dari dokter.
6. Peserta praktikum yang mengumpulkan laporan praktikum terlambat satu (1)
hari, tetap diberikan nilai sebesar 75%, sedangkan keterlambatan lebih dari
satu (1) hari, diberikan nilai 0%.
7. Plagiat dan kecurangan sejenisnya selama kegiatan praktikum maupun
penyusunan laporan praktikum, pekerjaan dari kegiatan yang bersangkutan
diberikan penilaian 25%.
8. Peserta praktikum yang telah menghilangkan, merusak atau memecahkan
peralatan praktikum harus mengganti sesuai dengan spesifikasi alat yang
dimaksud, dengan kesepakatan antara laboran, pembimbing praktikum dan
kepala laboratorium. Prosentase pengantian alat yang hilang, rusak atau pecah
disesuaikan dengan jenis alat atau tingkat kerusakan dari alat.
9. Apabila peserta praktikum sampai dengan jangka waktu yang ditentukan tidak
bisa mengganti alat tersebut, maka peserta praktikum TIDAK BOLEH
mengikuti ujian akhir semester (UAS); dan apabila peserta praktikum tidak
sanggup mengganti alat yang hilang, rusak atau pecah dikarenakan harga alat
mahal atau alat tidak ada dipasaran, maka nilai penggantian ditetapkan atas
kesepakatan antara ketua jurusan, pembimbing praktikum dan peserta
praktikum (atau peminjam).
SOP PRAKTIKUM
1. Sebelum kegiatan praktikum dimulai, koordinator praktikum menyerahkan
berkas peminjaman alat & bahan yang telah ditandatangani oleh pembimbing
praktikum kepada staf administrasi laboratorium.
2. Staf administrasi laboratorium menyerahkan berkas peminjaman alat dan
bahan kepada kepala laboratorium.
3. Kepala laboratorium memberikan memo kepada staf administrasi untuk
dilanjutkan kepada laboran.
4. Laboran menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan praktikum sesuai dengan
berkas peminjaman alat dan bahan.
5. Koordinator asisten praktikum melakukan pengecekan alat dan bahan yang
telah disediakan.
6. Bila ada kesalahan atau ketidaksesuaian antara daftar, jenis maupun jumlah
alat serta bahan sebagaimana berkas peminjaman, segera melapor kepada
laboran.
7. Setelah memastikan peralatan serta bahan dalam kondisi baik dan berfungsi
sebagaimana mestinya, serta spesifikasinya sesuai dengan berkas peminjaman,
asisten praktikum mengisi buku peminjaman alat dan bahan.
8. Saat kegiatan praktikum berlangsung, peralatan tidak boleh dipinjamkan atau
dipindah ke tempat lain; selain judul acara praktikum yang tercantum dalam
petunjuk praktikum dan berkas peminjaman alat dan bahan.
9. Setelah kegiatan praktikum selesai, asisten praktikum segera melapor pada
laboran.
10. Peserta praktikum harus membersihkan peralatan, meja dan ruang praktikum,
serta merapikannya.
11. Asisten praktikum bersama laboran melakukan cek atas peralatan yang
dipinjam dan digunakan dalam kegiatan praktikum, untuk memastikan
kondisinya sama dengan saat peralatan akan dipinjam dan digunakan.
12. Peserta praktikum diperbolehkan meninggalkan ruangan laboratorium jika cek
peralatan selesai, kondisi laboratorium bersih dan rapi serta diijinkan oleh
asisten praktikum.
Panduan Penyusunan Laporan Praktikum
Pembuatan Simplisia
I. TEORI
Simplisia atau herbal adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang
digunakan untuk pengobatan dan belum mengalami pengolahan, kecuali
dinyatakan lain suhu pengeringan simplisia tidak lebih dari 50 oC. Simplisia
segar adalah bahan alam segar yang belum dikeringkan (Depkes RI, 2011).
Simplisia merupakan salah satu bahan baku obat bahan alam atau obat
tradisional. Obat bahan alam khususnya asal tumbuhan sangat bervariasi bahan
bakunya. Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi variasi bahan baku
tumbuhan antara lain lokasi tumbuh, waktu panen, dan penyimpanan (Depkes
RI, 2000).
III. TUGAS
Buatlah dokumentasi dari masing-masing proses pembuatan simplisia tersebut
Simpan simplisia dalam toples kaca
Lembar kerja
Persentase
No. Organ Tumbuhan Bobot basah Bobot kering Ket
penyusutan
1
Tanggal :
Pembesaran :
Nama Simplisia :
Nama Daerah :
Nama Latin :
Familia :
Khasiat :
Pembuatan Haksel
Tujuan praktikum:
I. TEORI
Haksel merupakan bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun, bunga,
biji, dan lain-lain yang dikeringkan tetapi belum dalam bentuk serbuk.
Pertelaan atau deskripsi yang diperlukan dalam mendeskripsikan suatu
simplisia meliputi tumbuhan atau tanaman asal, suku atau familia, bentuk
sediaan dan pertelaan secara organoleptis, ciri khas (bila ada), ukuran bila
perlu, serta gambar dari contoh haksel yang dideskripsikan.
II. ALAT DAN BAHAN
Alat
Bagian tumbuhan, gunting, plastic, pensil, mistar dan kertas
III. CARA KERJA
Siapkan sample haksel
Letakkan diatas kertas putih
Ukur panjang dan lebar haksel dengan menggunakan mistar
Deskripsikan pemeriaannya secara umum dan sebutkan ciri-ciri khas /
spesifik yang mungkin dimiliki. Lakukan uji secara organoleptis (warna,
bau, dan rasa), jika perlu haksel dapat dirobek, dipatahkan atau diremuk.
IV. TUGAS
Gambarlah contoh haksel yang telah anda periksa pada buku kerja
Sebutkan tanaman asal dari haksel yang anda periksa beserta khasiatnya
dalam pengobatan
Deskripsikan pemerian dan ciri organoleptis dari masing-masing haksel
Lembar Kerja
Nama haksel
Tumbuhan sumber
Nama Daerah
Deskripsi tanaman
Pembuatan Amylum
Tujuan praktikum:
I. TEORI
Amylum (amilum, pati) adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam
air, berwujud bubuk putih, tawar, dan tidak berbau. Pati merupakan bahan
utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa
(sebagai produk fotosintesis). Pati merupakan sumber energy yang penting
bagi makhluk hidup. Pati tersusun atas dua macam karbohidrat, amilosa dan
amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat
keras, sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa
memberikan warna ungu pekat pada tes iodin, sedangkan amilopektin tidak
bereaksi.
II. ALAT DAN BAHAN
Alat
Blender, Talenan, Toples Kotak, Aluminium Foil, Sendok Tanduk, Objek
Glass Dan Deg Glass, Sarung Tangan Plastik, Kain Saring, Mikroskop, Oven,
Gelas Ukur, Gelas Kimia, Timbangan.
Bahan
Amylum Oryzae (Pati Beras)
Amylum Solani (Pati Kentang)
Amylum Maydis (Pati Jagung)
Amylum Manihot (Pati Singkong)
Aquadest
Etanol 70%
Tissue dan Etiket.
III. CARA KERJA
Disiapkan alat dan bahan
Ditimbang sampel
Sampel kemudian dicuci
Sampel dimasukkan kedalam blender kemudian diblender hingga halus
Sampel dipindahkan ketalenan dan ditambahkan aquadest secukupnya
Lakukan pemerasan sebanyak 2x
Sampel disaring menggunakan kain saring
Sampel yang telah disaring didiamkan sampai mncul endapan
Diambil endapannya dan diletakkan kedalam mangkuk kaca
Ditambahkan etanol sebanyak 20ml kemudian diaduk
Dikeringkan dioven dengan suhu 40-50oC hingga amilum benar-benar kering
Ditimbang serbuk amylum
IV. TUGAS
Buatlah dokumentasi dari masing-masing proses pembuatan amylum tersebut
Simpan serbuk amylum dalam wadah.
Lembar Kerja
a. Hasil Pengamatan
Penjelasan
b. Pengamatan Mikroskop
Penjelasan