Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kandung empedu merupakan kantong berbentuk alpukat yang terletak tepat

dibawah lobus kanan hati. Empedu yang disekresi secara terus menerus oleh hati
masuk ke saluran empedu yang kecil dalam hati. Fungsi utam kandung empedu
adalah menyimpan dan memkatkan empedu. Kandung empedu menyimpan
sekitar 
45 ml empedu. Empedu hait tidak dapat segera masuk ke duodenum akan tetapi
melewati duktus hepatikus, empedu masuk ke duktus sistikus dan ke kantong
empedu. Secara berkala kandung empedu mengosongkan isinya ke
dalam duodenum melalui kontraksi simultal lapisan ototnya dan relaksasi sfinter
oddi.
Rangsangan normal kontraksi dan pengosongan kandung empedu
adalah masuknya kimus asam dalam duodenum. danya lemak dalam
makanan
merupakan rangsang terkuat untuk menimbulkan kontraksi.
!enyakit kandung empedu sendiri "arang ter"adi, kecuali bila
disertai dengan adanya batu empedu. #atu empedu dalam kandung
empedu tidak menimbulkan keluhan penderita, kecuali bilamana batu tersebut
masuk ke duktus sistikus kholeduktus.
$ibawah ini akan di bahas mengenai penyakit kandung empedu
yaitu kholelityasis.
 
B. Pokok Bahasan

 !engertian cholelitiasis, etiologi, patofisiologi, manifestaasi


klinik, complikasi, study diagnosa, managemen medik, mana"emen
keperawatan.
 skep yang meliuti pengka"ian, diagnosa, inter%ensi, implementasi, e%aluasi.

C. Tujuan
$engan penulisan makalah ini diharapkan &
'. (ahasiswa mampu men"elaskan kembali apa yang di maksud dengan
penyakit kholelityasis, Etiologi, patofistologinya,manifestasi klinik,
komplikasinya.
  (ahasiswa mampu, melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien
dengan kholelityasis.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
#atu empedu merupakan endapan atau lebih komponen empedu
&

kolesterol, bilirubin, garam empedu, kalsium, dan protein.


Kolesterol dan bilirubin tidak dapat larut dalam air. #atu empedu dapat terbentuk 
dari bilirubin sa"a, kolesterol sa"a atau berupa batu campuran kolesterol.
#atu campuran ini mengandung kalsium.
#atu bilirubin murni biasanya kecil, ma"emuk, hitam dan di kaitkan dengan
kelainan hemolifik.
#atu kolesterol murni biasanya besar, soliter, bulat, dan o%al,
berwarna kuning pucat.
#atu kolesterol campuran paling sering di temukan, ma"emuk, berwarna

cokelat tua.
B.  Etilogi dan Patoisiologi
Etiologi batu empedu masih belum "elas diketahui dengan sempurna) akan
tetapi faktor predisposisi yang paling penting yaitu gangguan metabolismeyang
disebabkan olehperubahan susunan empedu dan infeksi kandungan empedu.
*holelitiasis ter"adi keseimbangan yang mengatur kolesterol, garam+garam
empedu, kalsium dalam larutan terganggu, sehingga ter"adi pengendapan
dari substansi+substansi tertentu.
 !erubahan susunan empedu merupakan paling penting pada pembentukan batu

empedu.
!enyelidikan membuktikan penderita penyakit batu
kolesterolmensekresi
empedu yang sangat "enuh dalam kolesterol.
Kolesterol yang berlebihan mengendap dalam kandung empedu.
 Statis empedu dalam kandungan empedu dapat mengakibatkan supersaturasi
dan perubahan komposisi kimia dari empedu dalam mobolitas.
 Faktor hormonal, khususnya selama kehamilan, mungkin menyebabkan
gangguan kantung empedu, batu dapat dapat tertahan dalam kantung empedu
atau berpindah ke saluran kistikatau saluran empedu. #atu ini
dapat
menyebabakan nyeri ketika ber"alan melalui saluran dan tersangkut
sehingga menghasilkan gangguan.
 nfeksi bakteri dalam saluran empedu dapat berperan sebagai
dalam
 pembentukan batu, melalui peningkatan deskuamasi sel akan
pembentukan mukus. (ukus meningkatkan %iskositas dan unsur seluler atau
bakteri dapat

 berperan penting sebagai pusat presipitasi.

C. Maniestasi !linik 
(anifestasi klinik ter"adi dimana batu empedu menghalangi
saluran empedu, "ika rintangan ter"adi di duktus sitikus, empedu dapat
terus mengalir langsung ke duodenum dari lifer.

(anifestasi k linik Etiologi


-aundice, warna - 0idak ada cairan empedu yang masuk ke dalam
urine gelap,gemetar duodenum.
epilepsi/ - #ilirubin dapat larut dalam urine.
- #ilirubin tidak mencapai saluran
0idak adanya intestimen untuk di ubah men"adi urobilinogen
1robilinogen dalam urine - Sama dengan diatas, adanya endapan
- Feces berwarna pekat garam empedu didalam "aringan kulit.
- 2atal+gatal - 0idak ada empedu di saluran intestimen
- Kesalahan absorbsi untuk emulsify fat) pengeluaran feces
atau absorbsi lemak bersamaan dengan asam lemak.
yang mudah larut - 3ilangnya lemak yang dapat larut dalam %itamin
dalam .
%itamin , $, E, K/ - 0idak ada di dalam saluran intestimen

- ntoleransi terhadap
makanan berlemak  
anoreksia/
- !erdarahan - (enurunnya absorbsi %itamin K mengakibatkan

- Steartorrhen - menurunnya produksi prothombin


0idak adanya garam empedu diduodenum,
mencegah fat+emulsion dan pencernaan.

*holelityasis dapat menimbulkan ge"ala yang hebat atau tanpa


ge"ala. #eratnya ge"ala tergantung pada saluran mana yang ter"adi
penyumbatan, spasmke"ang pada "aringan merupakan respon terhadap batu
sebagai usaha untuk memindahkan.
Kadang+kadang produksi dari batu empedu dapat menghasilkan nyeri yang hebat.
 yeri yang hebat di sertai denga tachycardia, diaphoresis, dan preostiation
lemah/. Serangan nyeri ini ter"adi pada skala 6+7 sesaat kemudian setelah
memakan makanan yang sukar di cerna atau di mana pasien mengambil posisi
 berbaring.
D. Co"#likasi
 *holangitis
 Sirosisbiliary
 *arsinoma
 !eritonitis

E. Studi Diagnostik dan Pene"uan


 1ltrasonograpy
(erupakan tes diagnostik yang terbaik dan sangat bermanfaat untuk
klien dengan "aundice, karena tergantung pada fungsi lifer, sangat
akurat untuk mendeteksi batu 89 :+85:.
 *holecystogram oral
(emberikan gambaran dari batu radiopa;ue/
< cholangiogram menggambarkan batu empedu, "ika batu empedu berpindah
ke sistem ductal dapat di gambarkan.
 !ercutaneous transhepatic cholangiograpy
$i gunakan untuk diagnosa "aundice dan lokasi batu di saluran empedu.
Empedu diambil pada waktu ER*! kalimat untuk di identifikasi
culture, kemungkinan organisme terinfeksi/.
 0es laboratorium.
(enun"ukan ketidak normalnya li%er, dan meningkatnya perhitungan blood
cell =#*/ hasil dari inflamasi tingginya bilirubin dalam urine menandakan
 proses ppenyumbatan.
 ormal dari saluran empedu tidak ada penyumbatan, tidak ada
bilirubin di daerah intestinal, tidak ditemukan urobilinogen, serum
en>im, seperti & alkaline phosphatase, S2?0 @S0 dan @$3, serum
amilase akan bertambah apabila pankreas tersangkut.

$. Manage"ent Tera#i
(anegement terapi untuk cholelitiasis yaitu &
 EAtracorporeal shock dengan methyl tertiary terbutyl etha (0#E/,
obat oral untuk menghancurkan batu, endoscopic sphinterotomy dan
 pembedahan.
 !engobatan supporti%e diberikan sama dengan sholesistitis, obat ini
di gunakan seperlunya sa"a. pabila batu disebabkan karena
sumbatan, pengobatan tambahan yang diberikan %itamin yang dapat
larut, pemberian garam empedu untu mempermudah pencernaan dan
 penyerapan %itamin serta diit rendah garam.

 ES=@ biliary litotriptor menggunakan tinggi energi shock


yaitu gelombang yang menghancurkan batu empedu, dan
pasien harus
memiliki fungsi kantung empedu yang baik.
 1ltrasound sean, pertama yang harus diker"akan adalah menentukan
letak batu dan untuk menetapkan secara langsung pada gelombang
shock. 2elombang shock secara langsung melewati
abdomen dengan bantalan yang berisikan air kemudian di
letakkan di area tersebut di butuhkan waktu '+B "a untuk
menghancurkan batu setelah menghancurkan fregmen selesai,
keadaan saluran empedu

kembali normal di dalam saluran intestinal.


 Endoscopic sphincterotomy papillotomy/ berfungsi secara khusus
dalam melepaskan batu empedu kedalm saluran. !ada
keadaan normal endoscopic di masukkan ke dalam duodenum.
Sphincter oddi memperlebar insisi dari otot spinoter.
 !emasangan instilasi (0#E ke dalam kantung empedu
melalui cateter percutaneus, (0#E melarutkan batu+batu
kolesterol sampai
 pada waktunya, asam empedu "uga di gunakan untuk melarutkan
 batu kolesterol.
 !rosedur pilihan lainnya adalah cholecystectomy, ini
merupakan
 prosedur yang aman dengan efek yang minim.
 nter%ensi yang berkaitan dengan pembedahan
+ nter%ensi pembedahan dengan cholelityasis adalah menun"ukan
fre;uently dan terdiri dari beberapa prosedur, sebagian besar melaui insisi
sebelah kanan subscotal.
0 tube di masukkan ke dalam saluran empedu selama pembedahan di mana
 biasanya saluran empedu eAporasi merupakan bagian dari prosedur 
 pembedahan, memastikan patiency dari saluran sampai menghasilkan
udema dan trauma untuk memeriksa cairan yang telah hilang.
+ !rosedur pembedahan lainnya adalah endosyopic cholecystectomy
laparoscopic laser cholecystectomy/, dalam kantung empedu siap melepaskan
satu sampai empat kebocoran kecil pada abdomen. ' cm bocoran mencapai
agak ke atas dari umbilikus dan memompa rongga perut 6+4 l karbondioksida
untuk memperbaiki "arak penglihatan, laparoscope dengan kamera gandeng di

masukkan dalam abdomen.


!rosedur pembedahan kantung empedu.
 ama $eskripsi
+ *holecystectomy + pembersihan kantung empedu
+ *holecysteostomy + irisan kedalam kantung empedu biasanya untuk 
biasanya
 pembersihan batu+batu.
keadaan emergenci/
+ *holecocholithotomy + irisan kedalam kantung empedu biasanya
untuk  
 pembersihan batu+batu
+ *holecystogastrostomy + anastomosis antara perut dan kantung empedu.
+ *holecystoduodenostomy + anastomosis antara kantung empedu dan
duodenum untuk menggantikan gangguan
pada
akhir distal dari saluran empedu biasa.
+ ndoscopic + pembersihan kantung empedu lewat
E
 penggunaan laparoscopi pemotongan sinar laser.

 !engobatan
!engobatan yang sering di gunakan adalah nalgecic, anticholinergics anti
 plasmodeis/, %itamin yang larut dalam lemak dan garam empedu.
+ arcotic analgesic untuk nyeri ) memperidine hydrochloride
elemerol/ "ika analgesic narkotik di butuhkan untuk mengurangi ke"ang
pada pembulu yang terkena racun di gunakan morphine sulfate.
+ mylnitrite and itroglyserin mungkin digunakan untuk relaA otot halus
pada giliary tract.
-ika nitroglyserin diberikan perawat harus mengobser%asikan efek samingnya
neusea, %omiting, kulit dan hypotension status !? dan 20/
+ nticholinergics such, atropino dan antispasmodics lainnya digunakan
untuk relaA pada otot halus dan kerusakan pembuluh darah.
+ !apa%erine digunakan efektif untuk merelaksasikan otot halus
obser%asi keperawatan untuk efek samping dari obat dan skala nyeri harus
diperhatikan.
-ika pasien kronik cholelythiasis atau bekas obstruksi biliary, fat
soluble
%itamin ,$,E danK/ mungkin diberikan &
 *airan intra%ena untuk menggantikan cairan dan elektrolit.
 ntibiotik, "ika ter"adi infeksi
 <itamin K "ika "aundice dan prothrombine time didahulukan.
!ertimbangan&
  (odifikasi pengaturan diit pada klien dengan cholelytiasis adalah diit
rendah garam. -ika obesitas merupakan masalah, pengurangandiit kalori adalah
indikasinya. $iit rendah garam mencegah kelebihan stimulus dari batu empedu.
3indari pemasukan makanan yang dihasilkan oleh perusahaan susu,
cream, mentega, ke"u susu dan makanan gorengan seperti&kue kering,
kacang+kacangan.
#eberapa klien memiliki masalah "ika mereka makan dalam porsi besar
dalam frekuensi sering.
Setelah pembedahan 2allblader, pasien diberikan !? selama B4+BC hari
diit bermanfaat "ika aliran empedu berkurang atau "ika pasien kegemukan.

ASUHAN !EPE%A&ATAN
Pengkajian
  $ata sub"ektif.
 Riwayat masa lalu&
  Riwayat keluarga, aktifitas, obesitas, suku, multiparity sering hamil/
 pembedahan abdomen sebelumnya, cancer, sering berpuasa, pregnancy, diabetes,
cirhosis.
 !engobatan&
(enggunakan estrogen atau kontrasepsi oral
 !engka"ian umum&
Kehilangan berat badan, kedinginan, anoreAia.
  yeri&
 yeri hebat pada kuadran atas dan mungkin menyebar ke bagian
belakang skapula biliari colic/.
 ntegumen &
Kulit gatal dan kering
 2astrointestinal&
0idak mampu mencerna, intoleransi terhadap lemak, nausea dan
%omiting, dyspepsia, pyrosis, darah membeku, perut kembung.
 1rinary&
1rine pekat atau gelap
$ata ?byektif&
 Keadaan umum& 3ati, gelisah
 ntegumen& -aundice, sklera ikterik 

 !ernapasan& 0achypneu, membelat selama pernapasan


 *ardio%askulaer& 0achycardia
 2astrointestinal& 2ambaran "elas batu empedu, distensi abdomen
 !enemuan yang mungkin ditemukan&
!eningkatan fungsi li%er dan bilirubin, leukocytosis, penemuan
ultrasound abnormal abdomen, < cholangiogram.

DIA'N(SA !EPE%A&ATAN

Etiologi
!reoperas$i iagnosa k eperawatan
!otensial fluid %olume deficit ausea dan %omiting, kurang
intake)@e%er 
!otensial in"uri& perdarahan (engurangi absorbsi %itamin K, dengan
hasil perdarahan
Kurang pengetahuan& sakit Kurang informasi sebelumnya
dan
 pengobatan
 yeri !eradangan pada kantung empedu
dan ke"ang pada saluran empedu
Kurang mampu merawat diri& berubah+  yeri, demam, kelemahan
ubah

!o s t nsisi pembedahan, $istensi abdomen


0idak efektif p la n
o e r a si
ap a s
Fati;ue !rosedur pembedaahan, tidak
diberi makan sesudah
pembedahan
!otensial Fluid %olume deficit ausea, %omiting, sebelum
pembedahan
 perdarahan) kehilangan cairan.
!otensial in"uri ?bstruction 0 tube sebelum
pembedahan atau obstruction
saluran empedu dengan fragmen dari
batu sesudah lithotripsi
Kurang pengetahuan) segera dibutuhkan Sebelumnya diberikan informasi
setelah pengobatan
!otensial perubahan nutrisi kurang dari  ausea, %omiting, setelah pengobatan
kebutuhan tubuh
 yeri nsisi& ke"ang pada ductal associated
dengan obstruction dari 0 tube atau kista
 pada saluran empedu
Kerusakan integritas kulit nsisi& potensial, pengaliran yang
lambat)
 potensial drainage mempengaruhi kulit .

3asil yang diharapkan


!reoperasi
'. !asien akan menun"ukan perbaikan pada turgor kulit dan mucosa
membran lembab dan menstabilkan intake dan output.
B. !asien tidak mengalami perdarahan.
6. !asien atau orang lain dapat&
a. (en"elaskan patofisiologi dan bagaimana tanda dan ge"ala yang
berhubungan dengan batu empedu.
 b. (en"elaskan tentang perencenaan pengobatan dan mengharapkan
keefektifitasnya
c. (elukiskan yang dibutuhkan sebelum dan setelah test diagnostik
dan
 pengobatan.
4. !asien akan mengurangi nyeri
5. !asien akan memenuhi kebutuhannya sendiri.

!ostoperation
'. !asien akan mempertahankan bunyi napas bersih dan
B. !asien akan menampakkan fatigue berangsur+angsur membaik dan
kecepatan fatigue berkurang dalam '+5 scala ' D tidak fatigue, 5 D sangat
fatigue/
6. !asien akan mempertahankan %olume cairan pada batas normal dengan
tanda+ tanda berat stabil, mucosa membran lembab, turgor kulit
adekuat, dan keseimbangan intake dan out put.
4. !asien tidak akan mengalami obstruksi dari 0 tube drainage) pasien
akan
melaporkan dengan segera apabila kambuh kembali yaitu nyeri sekali, "aundice,
nausea, %omiting dan demam.
5. !asien penting dapat men"elaskan apabila membutuhkan perawatan segera,
dapat melakukan aktifitas, peraturan+peraturan diit, segera melaporkan tanda dan
ge"ala dan perawatan dengan segera.
7. !asien akan mengkonsumsi diit yang seimbang dengan makanan yang
berasal dari semua kelompok makanan dan pembatasan garam "ika
pasien memiliki lithotripsy.
. !asien akan tetap mampu mengontrol nyeri) aktifitas pasien tidak akan
terganggu dikarenakan nyeri.
C. !asien dengan insisi akan sembuh tanpa komplikasi.
mplementasi
!reoperasi &
'. !asien mempela"ari tentang prosedur operasi.
B. !emberi terapi <.
6. !asien harus berada pada posisi pronasi selama prosedur pengobatan hal
untuk 

memudahkan kita melihat kerusakan pada kandung empedu, posisi ini


untuk meningkatkan kenyemanan pasien.
4. (enilai status hemodynamic+tekanan darah, EK2, and pulse oAimetry
monitor 
 parameter selama prosedur karena posisi ini dapat mengganggu usaha
 pernapasan.
5. 0erapi oksigen mungkin diberikan.
7. (enentukan lokasi batu menggunakan ultrasound.
. Sedati%e mungkin diberikan pada pasien dengan nyeri, tidak nyaman atau cemas.

!ostoperasi &
'. *ontrol nyeri mungkin ter"adi biliary colic dengan reaksi normal
dengan
menghancurkan batu di dalam duodenum/ dengan dicyclomine 3*E bentyl/ atau
meperidine demerol/.
B. (empertahankan adekuatnya intake dan out pout) diit rendah garam
diberikan untuk mencegah nyeri. aosea dan %omiting ter"adi setelah prosedur
hematuria mungkin ditemukan hari ke B4
6. (emonitor ter"adinya demam, "aundice, nyeri abdomen, nausea yang hebat atau
%omiting.

4. 1ltrasound dan tes laboratorium lipase, amylase, bilirubin, creatinin,


 prothrombin time, partial thromboplastin time, hemoglobin, hematocrit dan serum
en>im/ dalam 7 minggu, 6 bulan dan 7 bulan setelah prosedur.

!erawatan !reoperasi
'. (empertahankan hydrasi.
#eberapa pasien akan kehilangan cairan karena nausea dan %omiting dan
menaikan temperatur. (ereka membutuhkan cairan < dan
membutuhkan monitoring secara teliti kecepatan pemasukan.

!asien bereson terhadap hydrasi berat badan, intake dan output,


mukosa membran lembab, dan turgor kulit/
B. (encegah n"uri
-ika "aundice, biasanya prothrombin pada le%el rendah,
persiapan
 phytonadione %itamin K, mephyton/ diberikan sebelum pembedahan.
0ransfusi darah mungkin diberikan segera sebelum operasi
untuk menyediakan
 phytonadione perawat memonitor pasien dengan perdarahan darah dalam
urine

dan feses/.
6. (enga"arkan pasien) menga"arkan pasien tentang tes diagnostik dan
untuk mendorong pasien memahami tentang pengobatan sampai dengan preoperasi
dan
 perawatan post operasi.
!emeriksaan umum yang boleh dilakukan yaitu sebelum pembedahan
biliary,
 pemeriksaan A+ray untuk batu empedu dan pemeriksaan urine dan feses.
4. (eningkatkan kenyamanan.
Sebelum pembedahan perawat harus berfokus pada
mempertahankan kenyamanan. nalgesik mungkin diberikan
sesuai perintah dan menge%aluasi

keefektifitasnya.
!asien dengan 20, kebersihan mulut, menghindari ketidaknyamanan
tidak diperbolehkan memasukan makanan melalui mulut, berbaring posisi ke
samping, massase punggung dan teknik relaksasi dan mungkin
membantu untuk meningkatkan kenyamanan.
5. !romosi Kesehatan
#eberapa pasien dengan sakit akut dikarenakan demam dan
dingin, ketidakseimbangan cairan dan nyeri, mereka membutuhkan
pertolongan
 perawatan hygiene, toilet dan kebutuhan lainnya.

!erawat akan membantu pasien mengerti tentang kesehatan.


!erawatan !ost ?perasi
!erawatan post operasi berfokus pada diagnosa keperawatan
potensial/
 berfokus pada tingkat kenyamanan, mempertahankan status cairan dan
elektrolit, deteksi komplikasi saluran respiratory obstruksi 0+tube/. !
erawatan yang dibutuhakan setelah penurunan fati;ue, menentukan diit promosi
integritas kulit.
+ !erawatan segera
1ntuk memperoleh kesadaran setelah anastesi pasien ditempatkan pada
posisi semi fowler. !osisi ini merupakan dasar pengka"ian nyeri dan berlangsung
selama 4B+

B "am. !asien dipaksa untuk batuk dan mengambil napas dalam secara teratur
anatar '+B "am/ untuk mencegah atelektasis. !asien "uga dibantu mengatur perubahan
posisi.
-ika menggunakan 20 perlu disektion sebab elektrolit dan gas dihilangkan
saat
 prosedur, penting untuk mencatat bising usus.
+ 0ingkat aktifitas
!asien dibolehkan turun dari tempat tidur sehari setelah operasi. (engangkat yang
 berat perlu dihindari.

+ !ertahankan 0+tube drainase.


$rainase dilepas setelah 5+7 hari, drainase dicek terhadap warna dan "umlah tiap
dua "am hari. Sebelum diangkat 0+tube ka"i aliran empedu lancar atau belum.
?bser%asi terhadap peritonitis "ika ada nyeri hebat.
+ !endidikan waktu pulang
(encegah pasien melakukan aktifitas yang berat, cegah angkat berat dan diit
+ 0ingkat nutrisi
$iit spesial selama post pembedahan, cegah lemak yang berlebihan.
+ !ertahankan integritas kulit

0+tube pada insisi diobati dengan mengangkat balutan dan membersihkan kulit di
sekitar drain. -ika 0+tube dilepas beri posisi miring untuk mencegah tekanan.

%en#ra
Pasien dengan ri)a*at koleksistekto"i dan kerusakan saluran e"#edu.
$ata & y. *, 9 tahun dengan nyeri yang hebat, pada kuadran kanan atas, "aundice,
tek, darah rendah, tachycardia, dingin, kulit lembabberkeringat serta demam.
0urgor kulitny "elek dan mukosa membran kering abdomennya lembek saat
dipalpasi. a sudah B minggu mengalami mual dan muntah mengeluarkan
sekresi yang berwarna

seperti empedu. 3asil tes laboratorium menun"ukan hypernatremia nat D '59 meal/,
hypokalemia kt D 6,9 mea l/, peningkatan yang tinggi kadarnya ,6 mg'99 ml dan
 bilirubin direct  mg'99 ml serta adanya peingkatan alkalin phosphat protrombin 69
cc.

$ Keperawatan &
F ef. !ola napas b.d. insisi pembedahan
2oal &
Suara napas normalsemih
RR dalam batas normal

nfeksi &

'. (onitor respiratori dan suara napas khususnya R@@/ tiap B "am G 4 "am
selama B4 "amdalam waktu B "amG4 "am dalam sehari setelah itu tiap 4 "am
selama '
minggu samapai pasien dapat ambulasiber"alan dengan baik.
B. 0empatkan pasien pada posisi semih fowler dan dorong pasien untuk ubah
posisi sesering mungkin.
6. #antu pasien untuk napas dalam dan latihan batuk paling sedikit '+B "am
dalam sehari setelah itu B+4 "am selama seminggu sampai pasien dapat
ambulasi dengan
 baik.
4. !erhatikan daerah yang diinsisi dan dorong pasien untuk batuk.

5. 2unakan spirometer secara incentif selama '+B "am sampai pasien dapat
ambulasi dan baik.
7. $orong dan biarkan pasien untuk ambulasi
. #erikan analgesis sambil ambulasi sesuai perencanaan.

Rasional & hal ini dimaksudkan untuk memonitor guna membantu pasien
dalam mengidentifikasi secara dinisedini mungkin terhadap adanya misalnya
respiratori dan ambulasi akan mencegah ter"adinya atelektasis complikasi
utama dari pernapasan. Spirometer yang intensif membantu pasien untuk
meningkatkan usaha pernapasan

atau latihan napas dalam.

$ &
Kelelahan b.d. prosedur
pembedahan 2oal &
!asien mengatakan kelemahannya berkurang
nterfensi &
'. 0empatkan  "adwalkan  atur akti%itas antara waktu istirahat dan
menilai  menge%aluasi toleransi pasien sebelum peningkatan akti%itas.
B. Ka"i akti%itas pasien seperti mandi untuk men"aga energi untuk
ber"alan  ambulasi.
Ka"i akti%itas pasien seperti mandi untuk menilai kemampuannya untuk ambuasi.
6. "arkan pada pasien tentang pentingnya mempertahankan istirahat yang
adekuat setelah melaksanakan kegiatan.

R & kelelahan biasanya merupakan masalah yang menyebabkan kemampuan


diri

terbatas. Rencana perawatan ini bertu"uan untuk mencegah ter"adinya kelelahan


yang dapat memperparahmemperberat kemampuan pasien partisipasi
pasien
untuk ambulasi.

$ & !otensial H %olume cairan b.d. mual dan muntah.

2oal &
!asien akan mempertahankan %olume cairan dalam batas waktu yang ditentukan dan
 berat badan stabil, mukosa membran lembabkening+turgor kulit kembali normal,
intake dan out put cairan seimbang.

nter%ensi &
'. (onitor intake dan out put dan 2 serta drainge 0+tube setiap
pergantian, timbang berat badan setiap hari, ka"i data laboratiorium setiap hari,
tekanan darah serta nadi dalam waktu 4 "am.
B. *atat "umlah cairan dan elektrolit.
6. #erikan cairan sesuai toleransi sesudah eliminasi bowel normal.

R & !engka"ianmonitoring ini akan memberikan petun"uk dini tentang tanda untuk H
%olume cairan untuk men"amin %olume cairan yang adekuat.

$ &
!otensial in"uri b.d. obstruksi 0+tube atau perdarahan.

2oal & !asien akan bebas dari obstruksi 0+tubepasien akan bebas dari perdarahan

nter%ensi &
'. (onitorka"i tanda+tanda %ital dan tanda+tanda shock dalam waktu 4 "am.
B. !eriksa balutan setiap '5 menit untuk beberapa "am pertama setelah
operasi
postoperasi/ untuk menentukan adanya tanda+tanda perdarahan.
6. (onitor penurunan hematokrit perdarahan/ setiap hari, "aundice
serta
 peningkatan serum bilirubin obstraksi bilirubin/.
4. !astikan patennya 0+tube 0+tube dapat berfungsi dengan baik/ &

a. 3ubungan tubuh dengan berhentinya gawatnya drainase 0+tube


digunakan
 pada keadan yang gawatparah/.
 b. Sertakan 0+tuba untuk memfasilitasi membantu mobilitas pasien.
c. -elaskan pada pasien tentang pentingnya memperhatikan kekakuan, klien serta
 pulling penarikan/ tuba/.
5. (onitor "umlah dan warna drainage dari0+tube dalam waktu C "am.
7. (onitor atau ka"i warna urine dalam waktu C "am.
. @aporkan tanda+tanda peritonitis nyeri abdomenperut atau keceakaan
abdomen, demam/ dengan segera.
PENUTUP

!esi"#ulan
*holelitiasis & terbentuknya batu dalam kantung empedu, yang terdiri dari
 beberapa komponen yaitu colesterol, bilirubin, garam empedu, calsium dan protein.

Etiologi batu empedu belum "elas tetapi faktor prediposis yang paling penting
yaitu gangguan metabolisme yang disebabkan oleh perubahan susunan empedu dan
infeksi
kandung empedu serta status empedu dan factor hormonal. Keadaan ini
dapat menghasilkan manifestasi klinik seperti "aundice, epilepsi, urine gelap, feses
berwarna
 pekat, gatal+gatal, anoreksia. Serta menghasilkan nyeri yang hebat disertai
dengan tachicardia, diaporesis dan lemah. Komplikasi yang sering ter"adi yaitu
cholangitis, sirosis biliary, carsinoma dan peritonitis.
(ana"emen terapi yang membantu pasien dengan kolelitiasis adalah
analgesik narkotik untuk nyeri, puasa dan pemasangan 20 untuk saluran neusea dan
%omiting,

infus untuk mengganti cairan dan elektrolit yang hilang, antibiotik "ika ada infeksi,
%itamin K "ika ada "aundice dan masa protombin yang meman"ang.
DA$TA% PUSTA!A

=o ds, @.!, '88'. I Medical Surgical Nursing ,J fourth edition, (osby, St. @ouis.

3adi, S, '8C'. IGastro Enterologi,J !enerbitan alumni, #andung.

Sil%ia , '885. “PathofisiologiJ, E2*, -akarta.

Anda mungkin juga menyukai