Anda di halaman 1dari 16

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1 Jenis Penelitian

Penelitian ilmiah sosial seringkali diidentikkan dengan melakukan survei atau

percobaan dan mungkin menggunakan statistik lanjutan dengan grafik, tabel, dan

atau pengamatan. Menurut Neuman (2014) Beberapa penelitian ilmiah sosial

melibatkan data kuantitatif, tetapi penelitian lain menggunakan data kualitatif,

tanpa statistik. Pada penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah metode

penelitian kualitatif yang berdiri pada paradigma interpretative. Seperti yang

diungkapkan Creswell (2009) Penelitian kualitatif adalah cara untuk

mengeksplorasi dan memahami makna individu atau kelompok yang berkaitan

dengan masalah sosial atau masalah manusia. Penelitian kualitatif bertumpu pada

latar belakang alamiah secara holistik, dengan memposisikan manusia sebagai alat

penelitian dan melakukan analisis data secara induktif serta lebih mementingkan

proses daripada hasil penelitian serta pentingnya menggambarkan kompleksitas

suatu situasi.

Selanjutnya, Neuman (2014) mengungkapkan bahwa banyak ilmuwan sosial

yang mengadopsi pendekatan kualitatif mengikuti serangkaian langkah yang sedikit

berbeda dari yang mereka gunakan dalam studi kuantitatif. Langkah-langkah

tersebut juga bervariasi sesuai dengan metode penelitian kualitatif spesifik yang

digunakan. Selain itu, pendekatan yang digunakan lebih cair dan kurang linier, atau

langkah demi langkah.

87

TESIS COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM .... MUHAMMAD SYAFI'I


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1. Acknowledge self and context

Banyak peneliti kualitatif mengandalkan kepercayaan pribadi, biografi,

atau masalah spesifik saat ini untuk mengidentifikasi topik yang menarik

atau penting.

2. Adopt a perspective

Peneliti kualitatif dapat merenungkan paradigma filosofis teoretis atau

menempatkan penyelidikan mereka dalam konteks diskusi yang sedang

berlangsung dengan peneliti lainnya. Daripada mempersempit topik, hal ini

berarti memilih arah yang mungkin mengandung banyak pertanyaan

potensial.

3. Design a study and collect, analyze

Lebih daripada peneliti kuantitatif, peneliti kualitatif cenderung

mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data secara bersamaan. Hal

ini adalah proses yang wajar dengan proses bolak-balik di antara langkah-

langkah tersebut beberapa kali. Seringkali peneliti tidak hanya

menggunakan atau menguji teori masa lalu, tetapi juga membangun teori

baru.

4. interpret data

peneliti kualitatif menciptakan konsep dan interpretasi teoretis baru.

5. inform others

Deskripsi penelitian dan hasilnya dipublikasikan dalam jurnal ilmiah.

Dalam menentukan metode deskriptif, Nazir (2011) menjelaskan metode

deskriptif adalah satu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu

88

TESIS COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM .... MUHAMMAD SYAFI'I


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

subjek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun kelas peristiwa pada masa

sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran

atau lukisan secara sistematis serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Metode penelitian kualitatif dipilih karena metode penelitian ini berusaha

mencari gambaran suatu kelompok manusia untuk mencapai tujuan kelompok

tersebut, sehingga fenomena kelompok tersebut dapat terungkap secara jelas dan

akurat, penelitian ini berdiri dalam paradigma interpretative yang melihat sebuah

realitas sosial secara keseluruhan, kompleks, penuh makna dan dinamis serta

bersifat timbal balik antar gejala yang timbul bukan hukum sebab akibat.

Penelitian ini berusaha mendiskripsikan program pengelolaan sampah secara

mendalam dan sistematis berdasarkan indikator – indikator yang menjadi dasar

collaborative governance dalam implementasi kebijakan pengelolaan sampah

dengan sistem zero waste di Kabupaten Sampang guna mengungkap fenomena

realitas sosial dalam pengelolaan sampah yang ada secara menyeluruh, dinamis dan

penuh makna serta berdasarkan kompleksitanya, sehingga dapat menguraikan

gejala yang timbul didalamnya untuk mewujudkan pelayanan publik dibidang

kebersihan dan persampahan yang baik dan memadai sesuai amanat undang –

undang no 18. Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, dengan jalan melakukan

pengamatan langsung pada para pelaku yang terlibat dalam pengelolaan sampah di

Kabupaten Sampang yang terdiri dari pemerintah, swasta dan masyarakat.

III.2 Lokasi Penelitian

Sebuah lokasi penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu

penelitian. Peneliti diharapkan sudah bisa menentukan lokasi penelitian secara

89

TESIS COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM .... MUHAMMAD SYAFI'I


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

objektif daripada subjektif. Adapun lokasi dalam penelitian ini terletak di

Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang. Alasan peneliti memilih lokasi

penelitian di daerah tersebut karena Kabupaten Sampang merupakan salah satu

daerah yang mendapatkan bantuan hibah pemerintah pusat pada tahun anggaran

2016 barupa pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan sistem

sanitary landfill. Kemudian Kabupaten Sampang mendapatkan penilain yang

sangat baik dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam hal menjalankan

pengoperasian TPA yang telah dibangun. Dari prestasi tersebut, Pemerintah Daerah

Kabupaten Sampang mendapatkan reward berupa bantuan satu unit Truk

Kompaktor dari Kementerian PUPR.

Namun, dengan prestasi pengelolaan sampah TPA tersebut, tidak diiringi

dengan prestasi pada pengelolaan sampah dengan benar secara keseluruhan yang

terbukti dengan tidak diraihnya penghargaan piala adipura sejak tahun 2014 sampai

sekarang. Sehingga, kurangnya penanganan pengelolaan sampah dengan benar

tersebut menyebabkan sampah yang masuk pada tahap pemrosesan akhir masih

cukup tinggi. Kondisi ini cukup mengkhawatirkan Pemerintah Kabupaten Sampang

apabila TPA menjadi cepat penuh yang menyebabkan umur teknisnya lebih pendek

dan mengharuskan pembangunan TPA baru dengan investasi yang tidak sedikit.

Selanjutnya, penelitian yang berlokasi di Kabupaten Sampang ini, yang lebih

tepatnya pada Dinas Lingkungan Hidup, pengelola TPST 3R, LSM lingkungan

serta pengepul barang bekas. Untuk dapat menangkap dan menggambarkan para

pelaku yang berperan dalam pengelolaan sampah dan mengurai proses

90

TESIS COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM .... MUHAMMAD SYAFI'I


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

collaborative governance dalam implementasi kebijakan pengelolaan sampah

dengan sistem zero waste di Kabupaten Sampang.

III.3 Fokus Penelitian

Pada tahap proposal penelitian kualitatif, peneliti kualitatif memulainya dengan

fokus pada masalah penelitian, para peserta yang diamati, pengumpulan data dan

bagaimana mengelola dan menganalisis data tersebut, menurut Miles, Huberman’s

dan Saldaña (2014). Sehingga pada penelitian ini, fokus penelitiannya adalah pada

pengalaman dan peran informan yang terlibat dalam proses collaborative

governance dalam implementasi kebijakan pengelolaan sampah dengan system zero

waste di Kabupaten Sampang.

Lebih dalam lagi, penelitian ini berusaha menggambarkan rangkaian proses

yang terjadi pada collaborative governance dalam implementasi kebijakan

pengelolaan sampah dengan sistem zero waste di Kabupaten Sampang.

Selanjutnya, penelitian ini juga berusaha mengungkap dan mendiskripsikan peran

pelaku governance yang terlibat pada proses collaborative governance dalam

implementasi kebijakan tersebut. Adapun pelaku governance yang terkait dengan

penelitian ini terdiri dari pemerintah yang diwakili oleh Dinas Lingkungan Hidup,

Ketua RT dan RW pemenang lomba kebersihan sebagai perwakilan masyarakat.

Sedangkan dari pihak swasta diwakili oleh perusahan BUMN yang memberikan

bantuan dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Sampang.

Untuk menjawab rumusan masalah pada penelitian ini dibutuhkan data

pendukung dari instansi pemerintah yang diwakili oleh Dinas Lingkungan Hidup.

Dimana data tersebut sesuai dengan fokus penelitian yang ingin dijawab oleh

91

TESIS COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM .... MUHAMMAD SYAFI'I


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

peneliti mengenai bagaimana proses dan peran collaborative governance dalam

implementasi kebijakan pengelolaan sampah sistem zero waste di Kabupaten

Sampang.

1. Data tentang program dari Dinas Lingkungan Hidup sebagai pelaksana

kebijakan Undang undang no 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah,

seperti data sosialisasi dan pelatihan pengelolaan sampah hingga data

tentang peralatan sampah yang dimiliki dan digunakan.

2. Data jumlah timbulan sampah, beserta data jenis dan karakteristik sampah

yang ada di Kabupaten Sampang. Data tersebut dapat diperoleh dari Dinas

Lingkungan Hidup Kabupaten Sampang.

3. Dokumen SSK yang diperoleh dari Dinas Lingkungan Hidup dengan

sinkronisasi data dari Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan

Pengembangan Daerah Kabupaten Sampang.

Dengan fokus penelitian tersebut di atas, penelitian ini diharapkan dapat

mengisi gap teoritis yang ada dan mampu menyempurnakan penelitian-penelitian

terdahulu. Selain itu juga diharapkan mampu menjawab research problems yang

telah ditetapkan dengan menyajikan rekomendasi yang komprehensif terhadap

permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Sampang.

III.4 Informan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, hal yang menjadi bahan pertimbangan utama

dalam pengumpulan data adalah pemilihan informan. Menurut Neuman (2014)

beberapa peneliti kualitatif menawarkan penggambaran mendalam yang sesuai

dengan pandangan dunia informan. Mereka menggali suatu situasi sosial untuk

92

TESIS COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM .... MUHAMMAD SYAFI'I


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

menjelaskan proses mikro yang mempertahankan interaksi sosial yang stabil,

sehingga keberdaan informan menjadi kunci sebuah kesuksesan dalam penelitian

kualitatif.

Neuman (2014) mengungkapkan bahwa dalam pengambilan sampel pada

penelitian kualitatif, bertujuan untuk memperdalam pemahaman tentang proses,

hubungan, atau adegan sosial yang lebih besar. Teknik sampling yang digunakan

dalam penelitian ini adalah purposive sample. Yang menurut Neuman (2014)

purposive sample merupakan jenis pengambilan sampel yang dapat digunakan

dalam situasi khusus, seperti pada penelitian eksplorasi atau penelitian lapangan.

dengan menggunakan penilaian dari para ahli dalam memilih kasus tertentu, atau

memilih kasus dengan tujuan tertentu. Dalam purposive sampling, kasus yang

dipilih jarang mewakili seluruh populasi.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa pemilihan informan

merupakan hal yang sangat utama sehingga harus dilakukan secara cermat, karena

penelitian ini mengkaji tentang collaborative governance dalam implementasi

kebijakan pengelolaan sampah dengan sistem zero waste di Kabupaten Sampang

yaitu Dinas Lingkungan Hidup sebagai instansi pemerintah yang menangani

pengelolaan sampah, maka peneliti memutuskan informan pertama atau informan

kunci yang paling sesuai dan tepat ialah Kepala Bidang Kebersihan dan

Persampahan Dinas Lingkungan Hidup. Dari informan kunci ini selanjutnya

diminta untuk memberikan rekomendasi untuk memilih informan-informan

berikutnya, dengan catatan informan-informan tersebut yang terlibat secara aktif

maupun pasif dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Sampang sehingga terjadi

93

TESIS COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM .... MUHAMMAD SYAFI'I


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

sinkronisasi dan validasi data yang didapatkan dari informan pertama. Berdasarkan

atas rekomendasi nforman pertama, informan yang dipilih oleh peneliti dapat dilihat

pada tabel 3.1 daftar informan penelitian.

Tabel III.1
Daftar Informan Penelitian

NO KATEGORI INFORMAN

PEMERINTAH

1 Kepala Bidang Kebersihan dan Persampahan Ach. Syarifuddin, S.Sos., MM.

2 Kepala Seksi Kebersihan Jalan dan Lingkungan Aulia Arif, ST.


3 Kepala Seksi Pengelolaan Sampah dan Limbah Indah Amalia, ST.
Bahan Berbahaya dan Beracun

4 Kasi pengamanan dan penegakan peraturan Moh. Jalil


daerah

MASYARAKAT
5 Bank Sampah Sakera Abd. Muis

6 TPS-3R Panji Laras Achmadi

7 Ketua RT 04 Perumahan Barisan Indah Chairil Alwan

8 Lembaga Swadaya Masyarakat “Citra Junaedi


Lingkungan”
SWASTA
9 Pengepul barang bekas Yanto

10 Bank Mandiri Cab. Sampang M. Robi

Sumber: diolah oleh peneliti, 2020

Dari tabel tersebut, terdapat sepuluh orang yang dijadikan informan dalam

penelitian ini yaitu yang terdiri empat orang dari instansi pemerintah, empat orang

dari masyarakat yang berasal dari perwakilan RT, LSM, TPS-3R dan Bank Sampah.

Sedangkan dari swasta terdapat dua orang informan dari pengusaha pengepul

94

TESIS COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM .... MUHAMMAD SYAFI'I


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

barang bekas dan Bank Mandiri. Pada penentuan informan yang berjumlah sepuluh

orang tersebut, dalam kondisi normal jumlah ideal informan yang dibutuhkan dalam

penelitian ini bisa lebih dari sepuluh orang, mengingat luasnya wilayah penelitian

dan perlunya validitas data melalui teknik trianggulasi, dengan cara mengecek

sebuah informasi atau pernyataan melalui beberapa informan yang telah ditentukan

sebelumnya sampai berulang kali hingga mendapatkan data serta informasi yang

maksimal. Namun pada masa pandemi covid 19 ini. Hal tersebut tidak dapat

dilakukan dan mempengaruhi penentuan jumlah dan informan yang bersedia untuk

diwawancara dalam penelitian ini.

III.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk

mendapatkan data dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini peneliti memilih jenis

penelitian kualitatif maka data yang diperoleh haruslah mendalam, jelas dan

spesifik. Selanjutnya dijelaskan oleh Miles, Huberman’s dan Saldaña (2014) yang

menyatakan bahwa data yang dikumpulkan dan dianalisis didasarkan pada

observasi, wawancara, dokumen, dan foto. Kegiatan pengumpulan data ini biasanya

dilakukan di dekat pengaturan lokal untuk periode waktu yang berkelanjutan. Data

seperti itu biasanya tidak langsung dapat diakses untuk analisis tetapi memerlukan

beberapa jenis pemrosesan. Catatan lapangan mentah perlu diperluas dan diketik,

rekaman audio perlu ditranskripsi dan diperbaiki, dan foto-foto perlu

didokumentasikan dan dianalisis.

95

TESIS COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM .... MUHAMMAD SYAFI'I


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1. Observasi

Adapun jenis-jenis observasi tersebut diantaranya yaitu observasi terstruktur,

observasi tak terstruktur, observasi partisipan, dan observasi nonpartisipan. Dalam

penelitian ini, sesuai dengan objek penelitian maka, peneliti memilih observasi

partisipan. Observasi partisipan yaitu suatu teknik pengamatan dimana peneliti ikut

ambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diselidiki. Observasi

ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung terhadap objek penelitian,

yaitu dengan mengamati kegiatan-kegiatan yang ada dalam pengelolaan sampah di

Kabupaten Sampang (studi pada Kecamatan Sampang). Sehingga peneliti dapat

menentukan informan yang akan diteliti dan juga untuk mengetahui jabatan,

tugas/kegiatan, alamat, nomor telepon dari calon informan sehingga mudah untuk

mendapatkan informasi untuk kepentingan penelitian.

2. Wawancara

Dalam teknik pengumpulan data menggunakan wawancara hampir sama

dengan kuesioner. Wawancara itu sendiri dibagi menjadi 3 kelompok yaitu

wawancara terstruktur, wawancara semi-terstruktur, dan wawancara mendalam (in-

depth interview). Namun disini peneliti memilih melakukan wawancara mendalam

terhadap informan yang sebagian besar berisi pendapat, sikap, dan pengalaman

pribadi dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi yang kompleks. Untuk

menghindari kehilangan informasi, maka peneliti meminta ijin kepada informan

untuk menggunakan alat perekam. Sebelum dilangsungkan wawancara mendalam,

peneliti menjelaskan atau memberikan sekilas gambaran dan latar belakang secara

ringkas dan jelas mengenai topik penelitian.

96

TESIS COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM .... MUHAMMAD SYAFI'I


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

3. Studi Pustaka dan Dokumentasi

Studi pustaka merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

mempelajari buku-buku referensi, laporan-laporan, majalah-majalah, jurnal-jurnal,

dokumen publik dan media lainnya yang berkaitan dengan obyek penelitian.

Sedangkan dokumentasi yang digunakan peneliti disini berupa dokumen foto,

gambar, serta data-data mengenai Kepala Bidang Kebersihan dan Persampahan

maupun informan yang lain. Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan

semakin sah dan dapat dipercaya apabila didukung oleh foto-foto.

III.6 Teknik Analisis dan Validasi Data

Miles, Huberman’s dan Saldaña (2014) mengemukakan bahwa analisis data

dilakukan secara bersamaan pada saat pengumpulan data berlangsung, guna

membantu pekerjaan dilapangan mengenai siklus bolak-balik antara berpikir

tentang data yang ada dan menghasilkan strategi pengumpulan data baru. Sehingga

dapat terjadi korektif yang baik terhadap kesalahan-kesalahan kecil yang sering

terjadi. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban

yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa

belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan lagi sampai tahap tertentu

hingga diperoleh data yang dianggap kredibel. Selain itu, aktivitas dalam analisis

data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus

sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Adapun Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

yang dikembangkan oleh Miles, Huberman’s dan Saldaña (2014) yaitu dengan

menganalisa tiga aktifitas secara bersamaan berupa analisa aktifitas kondensasi

97

TESIS COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM .... MUHAMMAD SYAFI'I


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

data, penyajian data dan kesimpulan/verifikasi. Selanjutnya, penjelasan dari ketiga

aktifitas yang dianalisa tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

1. Kondensasi Data

Kondensasi data mengacu pada proses pemilihan, fokus, penyederhanaan,

pengabstrakan, dan / atau transformasi data yang muncul dalam catatan lapangan

yang ditulis, transkrip wawancara, dokumen, dan bahan empiris lainnya. Dengan

kondensasi data, tidak harus berarti kuantifikasi. Data kualitatif dapat

ditransformasikan dengan banyak cara: melalui seleksi, melalui ringkasan atau

parafrase, melalui dimasukkan dalam pola yang lebih besar, dan seterusnya.

2. Penyajian Data

Sebuah tampilan data adalah sekumpulan informasi yang terorganisir dan

terkompresi, sehingga memungkinkan untuk dilakukan penarikan kesimpulan dan

aksi. Seperti halnya kondensasi data, pembuatan dan penggunaan tampilan tidak

terpisah dari analisis, hal ini adalah bagian dari analisis. Merancang tampilan,

seperti memutuskan baris dan kolom matriks untuk data kualitatif dan memutuskan

data mana yang harus dimasukkan dalam sel adalah merupakan aktivitas analitik.

Sehingga mendesain tampilan juga memiliki implikasi terhadap kondensasi data

yang jelas.

3. Kesimpulan / Verifikasi

Kegiatan analisis selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dari

awal pengumpulan data, analis kualitatif mengartikan apa yang dimaksud dengan

mencatat pola, penjelasan, aliran sebab akibat, dan proposisi. Peneliti yang

kompeten menganggap mudah kesimpulan ini, dengan menjaga keterbukaan dan

98

TESIS COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM .... MUHAMMAD SYAFI'I


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

skeptisisme, tetapi kesimpulannya masih ada, samar-samar pada awalnya,

kemudian semakin eksplisit dan membumi. Kesimpulan "Final" mungkin tidak

muncul sampai pengumpulan data selesai, tergantung pada ukuran korpus catatan

lapangan; metode pengkodean, penyimpanan, dan pengambilan yang digunakan;

kecanggihan peneliti; dan tenggat waktu yang harus dipenuhi.

Kesimpulan juga diverifikasi sebagai hasil analis. Verifikasi mungkin

sesingkat pemikiran sekilas yang terlintas di benak analis selama penulisan, dengan

melihat kembali ke catatan lapangan secara singkat; atau mungkin menyeluruh dan

rumit, dengan argumentasi yang panjang dan peninjauan di antara rekan kerja untuk

mengembangkan “konsensus intersubjektif” atau dengan upaya ekstensif untuk

mereplikasi temuan dalam kumpulan data lain. Makna yang muncul dari data harus

dapat diuji secara masuk akal, kekokohannya dan kemantapannya, hal itu

merupakan validitasnya. Kalau tidak, data tersebut merupakan cerita-cerita menarik

tentang apa yang terjadi tetapi kebenaran dan kegunaannya tidak diketahui.

Validitas data serta realibilitas merupakan sebuah hal yang penting dalam

penelitian kualitatif. Sebuah keabsahan data dengan begitu harus dijamin serta

dijelaskan dalam setiap proses penelitian. Di sisi lain, validitas adalah salah satu

kekuatan penelitian kualitatif yang didasarkan pada penentuan apakah temuan

tersebut akurat dari sudut pandang peneliti, peserta. atau pembaca menurut

Creswell dan Miller (2000).

Creswell (2009) mengungkapkan terdapat delapan strategi utama yang

terorganisir dari yang paling sering digunakan dan mudah diimplementasikan ke

99

TESIS COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM .... MUHAMMAD SYAFI'I


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

yang kadang-kadang digunakan dan lebih sulit untuk diimplementasikan, yaitu

sebagai berikut:

1. Melakukan triangulasi dari berbagai sumber data informasi dengan

memeriksa bukti dari sumber dan menggunakannya untuk membangun

justifikasi yang koheren untuk tema. Jika tema ditetapkan berdasarkan

konvergensi beberapa sumber data atau perspektif dari peserta, maka

proses ini dapat diklaim sebagai menambah validitas penelitian.

2. Menggunakan member cheking untuk menentukan akurasi kualitatif

temuan melalui laporan akhir atau deskripsi spesifik atau pengembalian

tema ke peserta dengan menentukan apakah peserta tersebut merasa bahwa

mereka akurat. Ini tidak berarti mengambil kembali transkrip mentah untuk

memeriksa keakuratan; sebaliknya, peneliti mengambil kembali bagian

dari produk yang dipoles, seperti tema, analisis kasus, teori dasar dan

sebagainya. Prosedur ini dapat dilakukan melalui wawancara lanjutan

dengan peserta dalam penelitian dan memberikan kesempatan bagi mereka

untuk mengomentari temuan.

3. Menggunakan deskripsi yang kaya dan padat untuk menyampaikan

temuan. Misalnya, ketika peneliti kualitatif memberikan deskripsi

terperinci tentang latar atau memberikan banyak perspektif tentang suatu

tema, hasilnya menjadi lebih realistis dan lebih kaya. Prosedur ini dapat

menambah validitas temuan.

4. Menjelaskan bias yang dibawa peneliti ke dalam penelitian. Refleksi diri

ini menciptakan narasi yang terbuka dan jujur yang akan beresonansi

100

TESIS COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM .... MUHAMMAD SYAFI'I


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dengan pembaca. Reflektivitas telah disebutkan sebagai karakteristik inti

dari penelitian kualitatif.

5. Menyajikan informasi negatif atau berbeda yang bertentangan dengan

tema. Dengan mendiskusikan informasi yang bertentangan akan

menambah kredibilitas sebuah laporan. Dengan menyajikan bukti yang

bertentangan ini, laporan tersebut menjadi lebih realistis dan karenanya

valid.

6. Meluangkan waktu lama di lapangan. Dengan cara ini, peneliti dapat

mengembangkan pemahaman mendalam tentang fenomena yang sedang

diteliti dan dapat menyampaikan detail tentang situs dan orang-orang yang

memberikan kredibilitas ke akun naratif. Semakin banyak pengalaman

yang dimiliki peneliti dengan peserta dalam pengaturan aktualnya, semakin

akurat atau valid temuannya.

7. melakukan tanya jawab dengan teman sejawat dalam penelitian untuk

meningkatkan keakuratan laporan. Strategi ini, yang melibatkan

interpretasi diluar peneliti yang diinvestasikan kedalam orang lain,

menambah validitas dalam suatu laporan.

8. Menggunakan auditor eksternal untuk meninjau keseluruhan proyek

penelitian. Sehingga dapat memberikan penilaian obyektif terhadap

penelitian, baik itu selama proses penelitian atau pada akhir penelitian.

Guna meningkatkan validitas keseluruhan penelitian kualitatif.

Dalam penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi data dalam mengukur

validitas, yang digunakan oleh peneliti dengan cara mengecek sebuah informasi

101

TESIS COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM .... MUHAMMAD SYAFI'I


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

atau pernyataan melalui beberapa informan yang telah ditentukan sebelumnya

sampai berulang kali hingga mendapatkan data serta informasi yang maksimal dan

mencapai titik jenuhnya. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari data

primer dan data sekunder. Selain itu, peneliti juga melakukan pemeriksaan

keabsahan data dengan teknik mengkategorikan data dalam beberapa waktu untuk

mendapatkan kredibilitas dan konsistensi data yang lebih baik. Peneliti menemui

beberapa informan lebih dari sekali dan dalam waktu yang berbeda-beda untuk

memastikan konsistensi jawaban informan atas data-data serta informasi yang

dibutuhkan.

102

TESIS COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM .... MUHAMMAD SYAFI'I

Anda mungkin juga menyukai