Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM ARUS LAUT

MODUL 5
ARUS DENSITAS

Oleh:
Theodorus Karel Elang 26050119130084 Ose B
Koordinator Praktikum:
Dr. Kunarso, ST, MSi.
NIP. 19690525 199603 1 002
Tim Asisten :
Aryobimo Bharadian Ariputro 26050118130054
Salsabila Rahidah 26050118140070
Elsa Mayora J. P. 26050118120011
Lisa Khumaeroh 26050118120022
Rofiatul Mutmainah 26050118130030
Mochamad Rafif Rabbani 26050117170001
Ezikri Yasra 26050118140114
Galang Sandi Timur 26050118140083
Ferdian Agung Baskoro 26050118120025
Yustinus Wijanarko 26050118140103
Fransiska Krisna W. N. P. 26050118130072
Mar’ah Nida Kholawati 26050118120015
Dhany Ajiperwata 26050118120006
Audria Izza Nadira 26050118120021
DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
Lembar Pengesahan
Modul 5 : Arus Densitas
No Keterangan Nilai
1 Pendahuluan
2 Tinjauan Pustaka
3 Materi Metode
4 Hasil
5 Pembahasan
6 Penutup
7 Daftar pustaka
Total

Semarang, 27 April 2021

Asisten Praktikan
9/6/2021 (ACC)

Ferdian Agung Baskoro Theodorus Karel Elang Mahardhika


26050118120025 26050119130084

Mengetahui,
Koordinator Mata Kuliah
Arus Laut

Dr. Kunarso, ST, MSi.


NIP. 19690525 199603 1 002
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Arus merupakan gerakan air yang sangat luas yang terjadi pada seluruh lautan di dunia.
Arus-arus ini mempunyai arti yang sangat penting dalam menentukan arah pelayaran
bagi kapal-kapal. Peta arus dibuat oleh para pelaut berabad-abad yang lalu. Kita dapat
mengetahui adanya arus - arus ini terutama didasarkan atas pekerjaan seorang ahli
oseanografi kebangsaan Amerika Matthew Fontaine yang telah memulai pekerjaan
tersebut sejak tahun 1840. Ia membuat sebuah gambar dari system arus - arus dunia
berdasarkan atas pengamatan dan pengukuran terhadap besarnya pengaruh arus yang
mempengaruhi pembelokan arah kapal dari lintasan jalan yang seharusnya dikehendaki
dari suatu pelayaran yang panjang dan memakan waktu yang lama.
Pada praktikum kali ini hal yang dibahas tentang arus adalah arus densitas. Arus
Densitas merupakan Arus yang dibangkitkan oleh perbedaan gradien tekanan dalam
arah horizontal. Arus densitas biasanya terjadi di estuari dimana terdapat gradien
salinitas yang cukup besar akibat adanya pertemuan air tawar dari sungai dan air asin
yang berasal dari laut. Salinitas akan bertambah positif ke arah laut, sehingga variasi
salinitas ini akan mengakibatkan terbentuknya gradien tekanan horizontal yang
berperan sebagai faktor terbentuknya arus densitas. Dalam praktikum ini, kita akan
mempelajari hanya arus densitas yang disebabkan variasi salinitas.
I.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami profil salinitas dan Temperatur terhadap kedalaman
di Estuari.
2. Mahasiswa dapat memahami profil distribusi kecepatan arus terhadap kedalaman
di Estuari
I.3 Manfaat
1. Mahasiswa memahami profil salinitas dan Temperatur terhadap kedalaman di
Estuari.
2. Mahasiswa memahami profil distribusi kecepatan arus terhadap kedalaman di
Estuari.
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Arus Laut
Menurut Wyrtki(1961), arus laut merupakan perpindahan air laut dari suatu tempat ke
tempat lain, Tenaga utama yang menghasilkan arus di permukaan laut adalah angin, sedangkan
gaya yang menghasilkan arus di dasar laut disebabkan oleh perbedaan massa jenis air laut. Arus
laut dapat terjadi di samudra yang melintasi samudra (sepanjang arus samudra) atau di perairan
pesisir (arus samudra pesisir). Arus samudra juga dapat didefinisikan sebagai arus yang terus
menerus atau terus menerus di sepanjang jalur tertentu di lautan. Aliran dapat terjadi di
permukaan atau dalam. Alirannya bisa tegak lurus atau sejajar dengan permukaan. Sirkulasi air
dalam gerakan massal ini dapat diklasifikasikan sebagai angin penggerak atau danau garam
panas. Aliran air asin panas memiliki komponen vertikal yang signifikan dan menjelaskan
pencampuran penuh gumpalan air laut dalam. karakteristik arus laut disetiap lapisan kedalaman
memiliki pola arus dengan kecepatan yang berkurang seiring denganbertambahnya kedalaman
sampai mendekati dasar yang disebabkan oleh gaya gesekan dengan arah arusrotasi yang
menyababkan terjadinya pembelokan.disimpulkan bahwa karakteristik arus laut bulan Juli,
September, dan Desember dipengaruhi oleh pasangsurut, namun lebih didominasi angin.
Kecepatan arus mengalami pengurangan seiring denganbertambahnya kedalaman sampai
mendekati dasar.Kecepatan arus maksimum terjadi saat kondisi surut menuju pasang bulan
Desember dikedalaman 1 m dari permukaan laut, yaitu sebesar 2,120 m/det dengan daya yang
dihasilkan mencapai4883,165 W/m2 dan terletak pada koordinat 2°46'22"LS 107°23'49"BT.
Kecepatan tersebut tidak terus menerus karena hanya terjadi pada bulan Desember (musim barat).
II.2 Arus Densitas
Menurut Sutirto dan Diarto (2014), arus densitas merupakan arus yang dibangkitkan oleh
perbedaan gradient tekanan dalam arah horizontal. Aliran yang disebabkan densitas atau aliran
non-homogen adalah gerakan fluida didalam medan gravitasi yang dibangkitkan oleh variasi-
variasi densitas yang disebabkan variasi-variasi dari salinitas, sedimen dan temperature. Arus
densitas biasanya terjadi di estuari dimana terdapat gradient salinitas yang cukup besar akibat
adanya pertemuan air tawar dari sungai dan air asin yang berasal dari laut, sehingga variasi ini
akan mengakibatkan terbentuknya gradient tekanan horizontal yang berperan sebagai faktor
pembentuknya arus densitas. Gradient tekanan yang terbentuk akibat variasi salinitas di estuary
menimbulkan sirkulasi estuaria dimana air tawar bergerak di lapisan permukaan ke arah laut dan
air asin bergerak kea rah hulu dilapisan dalam.
II.3 Faktor yang Mempengaruhi Arus Densitas
Arus laut dapat terjadi akibat adanya perbedaan tekanan antara tempat yang satu dengan
tempat yang lain. Perbedaan tekanan ini terjadi sebagai hasil adanya variasi densitas air laut dan
slope permukaan laut. Densitas air laut bervariasi dengan suhu dan salinitas. Air tawar yang
hangat adalah ringan, sementara air laut yang dingin adalah berat. Pada kedalaman yang besar (di
bawah 2000 m), densitas air laut hampir uniform (konstan) jadi variasi densitas umumnya
terbatas pada lapisan dekat dengan permukaan. Perairan yang densitasnya rendah (hangat)
mempunyai permukaan laut yang lebih tinggi daripada perairan yang densitasnya tinggi (dingin)
akibatnya terdapat slope (kemiringan) permukaan laut antara daerah densitas rendah dan tinggi.
Karena adanya slope permukaan laut (juga adanya slope isobar di lapisan-lapisan dalam) tekanan
air di daerah densitas rendah lebih besar daripada tekanan air di daerah densitas tinggi. Perbedaan
tekanan ini menggerakan massa air di daerah tekanan tinggi ke daerah tekanan rendah. Tetapi air
tidaklah benar-benar bergerak menuruni slope permukaan laut, akibat pengaruh rotasi bumi atau
gaya coriolis gerakan air ini dibelokan ke arah kanan di belahan bumi utara dan ke arah kiri di
belahan bumi selatan. Akhirnya air bergerak sejajar dengan slope atau tegak lurus bidang (Azis,
2006).
II.4 Mekanisme Arus Densitas
Arus densitas merupakan arus yang timbul akibat adanya gradien densitas dalam arah
horizontal. Gradien densitas horizontal terbentuk oleh variasi salinitas, suhu atau kandungan
sedimen. Arus densitas ini umumnya terjadi didaerah pantai dan estuari dimana terdapat fluks air
tawar ke arah laut. Fluks air tawar ini akan mengakibatkan adanya variasi atau gradien densitas
dalam arah horizontal yang bertambah besar ke arah laut. Gradien densitas horizontal ini
mengakibatkan gradien tekanan horizonal yang akhirnya menimbulkan arus densitas. Didalam
arus densitas di estuari terjadi keseimbangan antara gradien tekanan dan gesekan internal
(gesekan viskos), sementara didalam arus densitas di daerah pantai terjadi keseimbangan antara
gradien tekanan, gesekan internal, dan gaya coriolis atau hanya keseimbangan antara gradien
tekanan dan coriolis (Sutirto dan Diarto Trisnoyuwono, 2015).
II.5 Jenis-jenis Arus densitas
Menurut Lohonauman dkk (2016), berdasarkan gerak relatif antara butir dan jarak dari
sumber, terdapat bagi 4 jenis arus densitas:
1. Aliran Arus Kenyang (Turbidity current): butirbutir telah lepas sama sekali dan masing-
masing butir didukung oleh fluida/media (telah terinduksi menjadi turbulen)
2. Aliran Sedimen Yang Difluidakan (Fluidizes sediment flow): butiran yang lepas didukung
oleh cairan yang diperas keatas antar butir. Butir-butir masih bersentuhan.
3. Aliran Butiran (Grain flow): dimana butir-butir belum lepas dan dalam mengalir saling
bersentuhan.
4. Aliran Rombakan (Debris flow) : dimana butirbutir kasar masih didukung oleh matrik (masa
dasar) campuran sedimen yang lebih halus dan media (air) dan masih mempunyai kekuatan
II.6 Klasifikasi Estuari Berdasarkan Distribusi Densitas Secara Vertikal dan
Horizontal
Klasifikasi estuary berdasarkan distribusi densitas neraca horizontal dan vertical adalah
estuari terstratifikasi dengan baik (saltwedge estuary) yang meruipakan adanya garam di bagian
bawah yang berasal dari laut lapisan air tawar dibagian atas sungai. Percampuran secara vertical
lemah, karena kecepatan pasut lemah. Kemudian estuari bercampur sebagian (partially mixed
estuary) dimana terdapat percampuran (turbulensi) yang diakibatkan pasut diantara air tawar dan
air asin. Kemudian estuari becampur sempurna dimana terdapat pencampuran yang sempurna
antara air tawar dengan air asin yang menghasilkan densitas fluida yang konstan secara vertical
(sepanjang suatu, kedalaman) sehingga terdapat variasi densitas dalam arah longitudinal dari air
laut ke air tawar. (Sutirto dan Diarto, 2014)
III. MATERI DAN METODE
III.1 Materi
Hari, tanggal : Sabtu, 24 April 2021
Waktu : 13.00-14.00 WIB
Tempat : Secara daring menggunakan Microsoft Teams
III.2 Metode
1. Data mentah ditambah dengan 0.0084(NIM), kemudian kedalaman dikali -1

2. Copy data kedalaman, Smax, Smin, Tmax, dan Tmin dari stasiun 1 hingga 10

3. Buat grafik Salinitas terhadap kedalaman dan Temperatur terhadap kedalaman toiap
stasiun dengan insert>scatters>scatters with smooth lines
4. Copy data stasiun, kedlaman, v max, v min dari sheet pertama menuju sheet terakhir.
Kemudian pada kolom Vt diisi vmin-vmax

5. Kemudain buat grafik Vt terhadap kedalaman untuk setiap stasiun dan Vt dengan
insert>scatters>scatters with smooth lines
IV. HASIL
IV.1 Data Suhu, Salinitas dan Arus pada setiap Stasiun
Salinitas Suhu Arus
No. Sta Kedalaman Smax Smin Tmax Tmin Vma x Vmin
1 -0.0084 10.0084 10.0084 19.6084 19.6084 10.0084 40.0084
1 -2.0084 10.0084 10.0084 19.6084 19.6084 20.0084 35.0084
1 -4.0084 22.0084 10.0084 17.9084 19.5084 28.0084 28.0084
1 -6.0084 33.0084 10.0084 16.0084 19.4084 30.0084 20.0084
2 -0.0084 10.0084 10.0084 18.9084 19.0084 10.0084 40.0084
2 -2.0084 10.0084 10.0084 18.8084 18.9084 18.0084 35.0084
2 -4.0084 10.0084 10.0084 18.7084 18.8084 24.0084 30.0084
2 -6.0084 26.0084 34.0084 16.2084 16.0084 26.0084 26.0084
2 -8.0084 34.0084 34.0084 15.4084 15.9084 34.0084 20.0084
2 -10.0084 35.0084 35.0084 15.0084 15.8084 40.0084 10.0084
3 -0.0084 10.0084 10.0084 18.6084 18.8084 10.0084 42.0084
3 -2.0084 10.0084 10.0084 18.6084 18.8084 15.0084 40.0084
3 -4.0084 16.0084 10.0084 17.6084 17.4084 20.0084 35.0084
3 -6.0084 22.0084 14.0084 16.4084 16.0084 25.0084 25.0084
3 -8.0084 28.0084 18.0084 15.4084 14.5084 35.0084 20.0084
3 -10.0084 35.0084 21.0084 14.2084 14.3084 36.0084 21.0084
3 -12.0084 35.0084 25.0084 14.2084 14.5084 38.0084 26.0084
3 -14.0084 35.0084 28.5084 14.0084 14.5084 38.0084 28.0084
3 -16.0084 35.2084 32.5084 14.0084 14.8084 40.0084 30.0084
4 -0.0084 15.0084 12.0084 18.0084 18.0084 12.0084 42.0084
4 -2.0084 15.0084 12.0084 18.0084 18.0084 13.0084 41.0084
4 -4.0084 21.0084 12.0084 16.0084 18.0084 20.0084 38.0084
4 -6.0084 28.0084 12.0084 14.0084 18.0084 26.0084 34.0084
4 -8.0084 35.0084 22.0084 14.0084 16.0084 32.0084 30.0084
4 -10.0084 35.0084 32.0084 14.0084 14.0084 40.0084 24.0084
5 -0.0084 26.0084 13.0084 15.0084 17.5084 8.0084 35.0084
5 -2.0084 35.0084 13.0084 14.5084 17.5084 10.0084 30.0084
5 -4.0084 35.0084 13.0084 14.5084 17.5084 14.0084 22.0084
5 -6.0084 35.0084 20.0084 14.5084 16.5084 20.0084 10.0084
5 -8.0084 35.0084 27.5084 14.5084 15.2584 20.0084 10.0084
5 -10.0084 35.0084 35.0084 14.5084 14.0084 26.0084 0.0084
5 -12.0084 35.0084 35.0084 14.5084 14.0084 30.0084 10.0084
5 -14.0084 35.0084 35.0084 14.5084 14.0084 36.0084 18.0084
6 -0.0084 32.0084 13.0084 15.5084 15.6084 42.0084 26.0084
6 -2.0084 33.0084 13.0084 15.0084 15.6084 8.0084 48.0084
6 -4.0084 35.0084 22.0084 14.8084 14.9084 14.0084 40.0084
6 -6.0084 35.0084 29.0084 14.8084 14.9084 24.0084 30.0084
7 -0.0084 35.0084 13.0084 15.5084 15.6084 32.0084 22.0084
7 -2.0084 35.0084 24.0084 15.0084 15.6084 7.0084 42.0084
7 -4.0084 35.0084 35.0084 14.8084 14.9084 10.0084 34.0084
7 -6.0084 35.0084 35.0084 14.8084 14.9084 16.0084 24.0084
7 -8.0084 35.0084 35.0084 15.4084 15.0084 24.0084 12.0084
8 -0.0084 13.0084 13.0084 15.7084 19.8084 30.0084 0.0084
8 -2.0084 18.5084 13.0084 15.6084 19.7084 6.0084 50.0084
8 -4.0084 24.0084 20.5084 15.5084 18.5084 10.0084 44.0084
8 -6.0084 29.5084 27.5084 15.5084 18.0084 15.0084 40.0084
8 -8.0084 35.0084 35.0084 15.4084 16.0084 20.0084 30.0084
8 -10.0084 35.0084 35.0084 15.3084 15.9084 30.0084 30.0084
8 -12.0084 35.0084 35.0084 15.3084 15.9084 40.0084 20.0084
9 -0.0084 10.0084 11.0084 18.0084 17.0084 20.0084 42.0084
9 -2.0084 22.0084 11.0084 16.6084 17.0084 15.0084 40.0084
9 -4.0084 34.0084 11.0084 15.2084 17.0084 20.0084 3.0084
9 -6.0084 35.0084 11.0084 14.0084 17.0084 25.0084 26.0084
10 -0.0084 10.0084 10.0084 18.0084 18.0084 10.0084 40.0084
10 -2.0084 10.0084 10.0084 18.0084 18.0084 18.0084 35.0084
10 -4.0084 16.0084 10.0084 16.9084 18.0084 24.0084 30.0084
10 -6.0084 22.0084 10.0084 15.9084 17.0084 26.0084 26.0084
10 -8.0084 28.0084 14.0084 15.0084 16.0084 34.0084 20.0084
10 -10.0084 34.0084 18.0084 14.0084 15.0084 38.0084 22.0084
10 -12.0084 34.0084 18.0084 14.0084 15.0084 40.0084 10.0084

IV.2 Profil Variasi Temperatur terhadap Kedalaman


a. Stasiun 1
Stasiun 1
Z Smax Smin tmax tmin
-0.0084 10.0084 10.0084 19.6084 19.6084
-2.0084 10.0084 10.0084 19.6084 19.6084
-4.0084 22.0084 10.0084 17.9084 19.5084
-6.0084 33.0084 10.0084 16.0084 19.4084
b. Stasiun 2
Stasiun 2
Z Smax Smin tmax tmin
-0.0084 10.0084 10.0084 18.9084 19.0084
-2.0084 10.0084 10.0084 18.8084 18.9084
-4.0084 10.0084 10.0084 18.7084 18.8084
-6.0084 26.0084 34.0084 16.2084 16.0084
-8.0084 34.0084 34.0084 15.4084 15.9084
-10.0084 35.0084 35.0084 15.0084 15.8084

c. Stasiun 3
Stasiun 3
Z Smax Smin tmax tmin
-0.0084 10.0084 10.0084 18.6084 18.8084
-2.0084 10.0084 10.0084 18.6084 18.8084
-4.0084 16.0084 10.0084 17.6084 17.4084
-6.0084 22.0084 14.0084 16.4084 16.0084
-8.0084 28.0084 18.0084 15.4084 14.5084
-10.0084 35.0084 21.0084 14.2084 14.3084
-12.0084 35.0084 25.0084 14.2084 14.5084
-14.0084 35.0084 28.5084 14.0084 14.5084
-16.0084 35.2084 32.5084 14.0084 14.8084

d. Stasiun 4
Stasiun 4
Z Smax Smin tmax tmin
-0.0084 15.0084 12.0084 18.0084 18.0084
-2.0084 15.0084 12.0084 18.0084 18.0084
-4.0084 21.0084 12.0084 16.0084 18.0084
-6.0084 28.0084 12.0084 14.0084 18.0084
-8.0084 35.0084 22.0084 14.0084 16.0084
-10.0084 35.0084 32.0084 14.0084 14.0084
e. Stasiun 5
Stasiun 5
Z Smax Smin tmax tmin
-0.0084 26.0084 13.0084 15.0084 17.5084
-2.0084 35.0084 13.0084 14.5084 17.5084
-4.0084 35.0084 13.0084 14.5084 17.5084
-6.0084 35.0084 20.0084 14.5084 16.5084
-8.0084 35.0084 27.5084 14.5084 15.2584
-10.0084 35.0084 35.0084 14.5084 14.0084
-12.0084 35.0084 35.0084 14.5084 14.0084
-14.0084 35.0084 35.0084 14.5084 14.0084

f. Stasiun 6
Stasiun 6
Z Smax Smin tmax tmin
-0.0084 32.0084 13.0084 15.5084 15.6084
-2.0084 33.0084 13.0084 15.0084 15.6084
-4.0084 35.0084 22.0084 14.8084 14.9084
-6.0084 35.0084 29.0084 14.8084 14.9084

g. Stasiun 7
Stasiun 7
Z Smax Smin tmax tmin
-0.0084 35.0084 13.0084 15.5084 15.6084
-2.0084 35.0084 24.0084 15.0084 15.6084
-4.0084 35.0084 35.0084 14.8084 14.9084
-6.0084 35.0084 35.0084 14.8084 14.9084
-8.0084 35.0084 35.0084 15.4084 15.0084

h. Stasiun 8
Stasiun 8
Z Smax Smin tmax tmin
-0.0084 13.0084 13.0084 15.7084 19.8084
-2.0084 18.5084 13.0084 15.6084 19.7084
-4.0084 24.0084 20.5084 15.5084 18.5084
-6.0084 29.5084 27.5084 15.5084 18.0084
-8.0084 35.0084 35.0084 15.4084 16.0084
-10.0084 35.0084 35.0084 15.3084 15.9084
-12.0084 35.0084 35.0084 15.3084 15.9084

i. Stasiun 9
Stasiun 9
Z Smax Smin tmax tmin
-0.0084 10.0084 11.0084 18.0084 17.0084
-2.0084 22.0084 11.0084 16.6084 17.0084
-4.0084 34.0084 11.0084 15.2084 17.0084
-6.0084 35.0084 11.0084 14.0084 17.0084

j. Stasiun 10
Stasiun 10
Z Smax Smin tmax tmin
-0.0084 10.0084 10.0084 18.0084 18.0084
-2.0084 10.0084 10.0084 18.0084 18.0084
-4.0084 16.0084 10.0084 16.9084 18.0084
-6.0084 22.0084 10.0084 15.9084 17.0084
-8.0084 28.0084 14.0084 15.0084 16.0084
-10.0084 34.0084 18.0084 14.0084 15.0084
-12.0084 34.0084 18.0084 14.0084 15.0084

IV.3 Profil Variasi Salinitas terhadap Kedalaman


a. Stasiun 1
Stasiun 1
Z Smax Smin tmax tmin
-0.0084 10.0084 10.0084 19.6084 19.6084
-2.0084 10.0084 10.0084 19.6084 19.6084
-4.0084 22.0084 10.0084 17.9084 19.5084
-6.0084 33.0084 10.0084 16.0084 19.4084

b. Stasiun 2
Stasiun 2
Z Smax Smin tmax tmin
-0.0084 10.0084 10.0084 18.9084 19.0084
-2.0084 10.0084 10.0084 18.8084 18.9084
-4.0084 10.0084 10.0084 18.7084 18.8084
-6.0084 26.0084 34.0084 16.2084 16.0084
-8.0084 34.0084 34.0084 15.4084 15.9084
-10.0084 35.0084 35.0084 15.0084 15.8084

c. Stasiun 3
Stasiun 3
Z Smax Smin tmax tmin
-0.0084 10.0084 10.0084 18.6084 18.8084
-2.0084 10.0084 10.0084 18.6084 18.8084
-4.0084 16.0084 10.0084 17.6084 17.4084
-6.0084 22.0084 14.0084 16.4084 16.0084
-8.0084 28.0084 18.0084 15.4084 14.5084
-10.0084 35.0084 21.0084 14.2084 14.3084
-12.0084 35.0084 25.0084 14.2084 14.5084
-14.0084 35.0084 28.5084 14.0084 14.5084
-16.0084 35.2084 32.5084 14.0084 14.8084

d. Stasiun 4
Stasiun 4
Z Smax Smin tmax tmin
-0.0084 15.0084 12.0084 18.0084 18.0084
-2.0084 15.0084 12.0084 18.0084 18.0084
-4.0084 21.0084 12.0084 16.0084 18.0084
-6.0084 28.0084 12.0084 14.0084 18.0084
-8.0084 35.0084 22.0084 14.0084 16.0084
-10.0084 35.0084 32.0084 14.0084 14.0084
e. Stasiun 5
Stasiun 5
Z Smax Smin tmax tmin
-0.0084 26.0084 13.0084 15.0084 17.5084
-2.0084 35.0084 13.0084 14.5084 17.5084
-4.0084 35.0084 13.0084 14.5084 17.5084
-6.0084 35.0084 20.0084 14.5084 16.5084
-8.0084 35.0084 27.5084 14.5084 15.2584
-10.0084 35.0084 35.0084 14.5084 14.0084
-12.0084 35.0084 35.0084 14.5084 14.0084
-14.0084 35.0084 35.0084 14.5084 14.0084

f. Stasiun 6
Stasiun 6
Z Smax Smin tmax tmin
-0.0084 32.0084 13.0084 15.5084 15.6084
-2.0084 33.0084 13.0084 15.0084 15.6084
-4.0084 35.0084 22.0084 14.8084 14.9084
-6.0084 35.0084 29.0084 14.8084 14.9084
g. Stasiun 7
Stasiun 7
Z Smax Smin tmax tmin
-0.0084 35.0084 13.0084 15.5084 15.6084
-2.0084 35.0084 24.0084 15.0084 15.6084
-4.0084 35.0084 35.0084 14.8084 14.9084
-6.0084 35.0084 35.0084 14.8084 14.9084
-8.0084 35.0084 35.0084 15.4084 15.0084

h. Stasiun 8
Stasiun 8
Z Smax Smin tmax tmin
-0.0084 13.0084 13.0084 15.7084 19.8084
-2.0084 18.5084 13.0084 15.6084 19.7084
-4.0084 24.0084 20.5084 15.5084 18.5084
-6.0084 29.5084 27.5084 15.5084 18.0084
-8.0084 35.0084 35.0084 15.4084 16.0084
-10.0084 35.0084 35.0084 15.3084 15.9084
-12.0084 35.0084 35.0084 15.3084 15.9084
i. Stasiun 9
Stasiun 9
Z Smax Smin tmax tmin
-0.0084 10.0084 11.0084 18.0084 17.0084
-2.0084 22.0084 11.0084 16.6084 17.0084
-4.0084 34.0084 11.0084 15.2084 17.0084
-6.0084 35.0084 11.0084 14.0084 17.0084

j. Stasiun 10
IV.4 Profil Kecepatan Arus Total terhadap Kedalaman
a. Stasiun 1
no sta kedalaman Vmax Vmin Vt
1 -0.0084 10.0084 40.0084 30
1 -2.0084 20.0084 35.0084 15
1 -4.0084 28.0084 28.0084 0
1 -6.0084 30.0084 20.0084 -10
2 -0.0084 10.0084 40.0084 30
2 -2.0084 18.0084 35.0084 17
2 -4.0084 24.0084 30.0084 6

b. Stasiun 2
no sta kedalaman Vmax Vmin Vt
2 -0.0084 10.0084 40.0084 30
2 -2.0084 18.0084 35.0084 17
2 -4.0084 24.0084 30.0084 6
2 -6.0084 26.0084 26.0084 0
2 -8.0084 34.0084 20.0084 -14
2 -10.0084 40.0084 10.0084 -30
c. Stasiun 3
no sta kedalamanVmax Vmin Vt
3 -0.0084 10.0084 42.0084 32
3 -2.0084 15.0084 40.0084 25
3 -4.0084 20.0084 35.0084 15
3 -6.0084 25.0084 25.0084 0
3 -8.0084 35.0084 20.0084 -15
3 -10.0084 36.0084 21.0084 -15
3 -12.0084 38.0084 26.0084 -12
3 -14.0084 38.0084 28.0084 -10
3 -16.0084 40.0084 30.0084 -10

d. Stasiun 4
no sta kedalamanVmax Vmin Vt
4 -0.0084 12.0084 42.0084 30
4 -2.0084 13.0084 41.0084 28
4 -4.0084 20.0084 38.0084 18
4 -6.0084 26.0084 34.0084 8
4 -8.0084 32.0084 30.0084 -2
4 -10.0084 40.0084 24.0084 -16
e. Stasiun 5
no sta kedalamanVmax Vmin Vt
5 -0.0084 8.0084 35.0084 27
5 -2.0084 10.0084 30.0084 20
5 -4.0084 14.0084 22.0084 8
5 -6.0084 20.0084 10.0084 -10
5 -8.0084 20.0084 10.0084 -10
5 -10.0084 26.0084 0.0084 -26
5 -12.0084 30.0084 10.0084 -20
5 -14.0084 36.0084 18.0084 -18

f. Stasiun 6
no sta kedalamanVmax Vmin Vt
6 -0.0084 42.0084 26.0084 -16
6 -2.0084 8.0084 48.0084 40
6 -4.0084 14.0084 40.0084 26
6 -6.0084 24.0084 30.0084 6
g. Stasiun 7
no sta kedalamanVmax Vmin Vt
7 -0.0084 32.0084 22.0084 -10
7 -2.0084 7.0084 42.0084 35
7 -4.0084 10.0084 34.0084 24
7 -6.0084 16.0084 24.0084 8
7 -8.0084 24.0084 12.0084 -12

h. Stasiun 8
no sta kedalamanVmax Vmin Vt
8 -0.0084 30.0084 0.0084 -30
8 -2.0084 6.0084 50.0084 44
8 -4.0084 10.0084 44.0084 34
8 -6.0084 15.0084 40.0084 25
8 -8.0084 20.0084 30.0084 10
8 -10.0084 30.0084 30.0084 0
8 -12.0084 40.0084 20.0084 -20
i. Stasiun 9
no sta kedalamanVmax Vmin Vt
9 -0.0084 20.0084 42.0084 22
9 -2.0084 15.0084 40.0084 25
9 -4.0084 20.0084 3.0084 -17
9 -6.0084 25.0084 26.0084 1

j. Stasiun 10
Stasiun 10
Z Smax Smin tmax tmin
-0.0084 10.0084 10.0084 18.0084 18.0084
-2.0084 10.0084 10.0084 18.0084 18.0084
-4.0084 16.0084 10.0084 16.9084 18.0084
-6.0084 22.0084 10.0084 15.9084 17.0084
-8.0084 28.0084 14.0084 15.0084 16.0084
-10.0084 34.0084 18.0084 14.0084 15.0084
-12.0084 34.0084 18.0084 14.0084 15.0084
no sta kedalamanVmax Vmin Vt
10 -0.0084 10.0084 40.0084 30
10 -2.0084 18.0084 35.0084 17
10 -4.0084 24.0084 30.0084 6
10 -6.0084 26.0084 26.0084 0
10 -8.0084 34.0084 20.0084 -14
10 -10.0084 38.0084 22.0084 -16
10 -12.0084 40.0084 10.0084 -30

IV.5 Grafik Temperatur terhadap Kedalaman untuk Tmax pada Berbagai Stasiun

IV.6 Grafik Temperatur terhadap Kedalaman untuk Smax pada Berbagai Stasiun
IV.7 Grafik Kecepatan Total terhadap Kedalaman pada Berbagai Stasiun
V. PEMBAHASAN
V.1Profil Variasi Temperatur terhadap Kedalaman
Pada data temperature terdapat dua jenis temperature yang diolah data nya dalam praktikum
ini, yaitu Temperature maksimal dan minimal. Keberadaan stasiun yang dikaji dalam
praktikum ini berbeda-beda, pada stasiun 1, 2, 3, dan 10 berada di daerah dekat sungai;
kemudian stasiun 4 dan 9 berada pada daerah estuaria; dan yang terakhir stasiun 5, 6, 7, dan
8 berada pada dekat laut. Pada dasarnhya semakin dalamnya suatu kedalaman maka
semakin berkurang nilai temperaturnya. Pada daerah dekat sungai yaitu stasiun 1, 2, 3, dan
10 range nilai dari temperature minimum pada stasiun 1 tidak begitu beragam yang
berkisar hanya pada 19°C namun terdapat nilai error pada stasiun 1 pada kedalaman 4.0084
dan 6.0084 dimana nilai temperature maksimal yang memiliki nilai lebih rendah
dibandingkan dengan nilai temperature minimum padahal berada pasda satu kolom air
ataupun kedalaman yang sama. Kemudian pada daerah estuaria terdapat stasiun 4 dan 9,
pada stasiun ini memiliki range nilai temperature sekitar 14°C hingga 18°C namun terdapat
data error pada stasiun 9 dimana nilai temperature maksimal memiliki nilai yang lebih
rendah dibandingkan dengan nilai temperature minimum yang terdapat pada kedalaman
2.0084; 4.0084; dan 6.0084. Kemudian untuk daerah dekat lajut yaitu stasiun 5 hingga 8
dapat dilihat bahwa tidak terdapat nilai error seperti pada daerah lainnya. Hal ini
disebabkan oleh daerahnya yang didekat laut sehingga distribusi temperature secara
horizontal tidak dipengaruhi oleh daerah lainnya, seperti pada dekat sungai yang suhu nya
akan tercampur antara temperature air sungai dan laut sehingga dapat terjadinya nilai error
seperti pada data tersebut; begitu juga dengan daerah di estuaria.
V.2Profil Variasi Salinitas terhadap Kedalaman
Pada data salinitas terdapat dua jenis salinitas yang diolah data nya dalam praktikum ini,
yaitu salinitas maksimal dan minimal. Keberadaan stasiun yang dikaji dalam praktikum ini
berbeda-beda, pada stasiun 1, 2, 3, dan 10 berada di daerah dekat sungai; kemudian stasiun
4 dan 9 berada pada daerah estuaria; dan yang terakhir stasiun 5, 6, 7, dan 8 berada pada
dekat laut. Berdasarkan hasil grafik dapat dilihat bahwa seiring bertambahnya suatub
kedalaman maka nilai salinitas juga akan semakin bertambah. Pada daerah dekat sungai
yaitu stasiun 1,2,3 dan 10 dapat dilihat bahwa memiliki kestabilan nilai yang cukup baik.
Pada stasiun-stasiun ini memiliki range nilai salinitas minimum maumpun maksimum
antara 10 ppu hingga 35 ppt. Kemudian pada daerah estuary atau pada stasiun 4 dan 9
range nilai salinitasnya kurang lebih sama dengan daerah dekat sungai. Namun dapart
dibandingkan pada stasiun 9 saja dalam kedalaman yang hanya 6 meter, nilai salinilat
maksimum sudah mencapai nilai kurang lebih 35, pada stasiun 2 dan 3 yang berada di dekat
sungai atau muara pada kedalaman tersebut salinitas maksimum hanya mencapai nilai 22
dan 26 ppt. Kemudian untuk daerah dekat laut memiliki nilai salinityas yang lebih stabil.
V.3Profil Kecepatan Arus Total terhadap Kedalaman
Pada data kecepatan terdapat dua jenis kecepatan yang diolah data nya dalam praktikum ini,
yaitu kecepatan maksimal dan minimal, yang kemudian dalam pembuatan grafiknya
menggunakan kecepatan total dimana pengurangan nilai kecepatan minimal terhadap
kecepatan maksimal. Keberadaan stasiun yang dikaji dalam praktikum ini berbeda-beda,
pada stasiun 1, 2, 3, dan 10 berada di daerah dekat sungai; kemudian stasiun 4 dan 9 berada
pada daerah estuaria; dan yang terakhir stasiun 5, 6, 7, dan 8 berada pada dekat laut. Dapat
dilihat bahwa keberagaman niai kecepatan arus pada masing-masing daerah. Kecepatan
arus pada daerah dekat laut lebih cepat apabila dibandingkan dengan daerah estuaria
maupun dekat sungai, hal ini dikarenakan nilai salinitas pada daerah dekat laut merupakan
daerah dengan sebaran salinitas terbesar dibandingkan dengan daerah lainnya.
V.4Hubungan Temperatur dan Salinitas terhadap Arus Densitas
Gradien densitas horizontal yang dihasilkan ini pada akhirnya akan
mengakibatkan gradien tekanan horizonal yang akhirnya menimbulkan arus densitas.
Didalam arus densitas di estuari terjadi keseimbangan antara gradien tekanan dan gesekan
internal (gesekan viskos), sementara didalam arus densitas di daerah pantai terjadi
keseimbangan antara gradien tekanan, gesekan internal, dan gaya coriolis atau hanya
keseimbangan antara gradien tekanan dan coriolis (gesekan internal diabaikan).
Lokasi penelitian pada saat pengamatan arus densitas ini terbagi menjadi beberapa
titik stasiun pengamatan dimana jumlah stasiunnya ada 10 titik yang tersebar ke beberapa
lokasi yang berbeda. Stasiun 1, 2 , 3 dan 10 letaknya berada di daerah sungai sehingga
arus densitas pada lokasi ini diakibatkan oleh gradien densitas horizontal dari sungai
menuju ke laut dengan kondisi dimana nilai densitas akan semakin bertambah besar ke
arah laut. Gradient densitas dimana semakin ke laut nilai densitasnya akan semakin tinggi
juga dipengaruhi oleh nilai suhu dan juga salinitas dari suatu perairan. Semakin tinggi
nilai salinitas suatu perairan maka nilai densitasnya juga akan semakin tinggi sehingga
semakin dekat ke laut nilai kecepatan arus densitasnya semakin besar pula.
Stasiun 4 dan 9 berada pada daerah tengah estuari yaitu daerah muara sungai
dimana terjadi pengenceran air laut oleh air sungai. Pada stasiun ini arus densitas
memiliki nilai kecepatan yang lebih tinggi, hal ini disebabkan karena adanya pengaruh
salinitas dan suhu. Karena semakin mendekati daerah laut maka nilai salinitasnya semakin
tinggi sehingga densitas nya juga akan semakin besar maka dari itu gradient densitas
horizontalnya juga akan semakin besar karena nilai gradient densitas berbanding lurus
dengan nilai densitas dan salinitas. Gradien horizontal dari densitas ini mengakibatkan
sirkulasi estuari di mana air tawar mengalir di lapisan permukaan kearah muara (laut) dan
air asin mengalir dilapisan bawah (dalam) ke arah hulu. Arus kearah hulu di lapisan
bawah timbul akibat muka air yang tinggi di lepas pantai dibandingkan di muara (saat
pasang).
Pada stasiun 5, 6, 7 dan 8 yang letaknya di daerah dekat laut, maka bisa dilihat
bahwa nilai kecepatan arus densitasnya adalah yang paling besar jika dibandingkan
dengan arus densitas pada daerah dekat sungai dan daerah estuary. Hal ini disebabkan
karena pada daerah dekat laut nilai salinitasnya adalah yang paling besar jika
dibandingkan nilai salinitas pada daerah dekat sungai dan daerah estuary. Hal lain yang
mempengaruhi perbedaan nilai arus densitas yaitu karena air di perairan pantai lebih berat
dari pada air di lepas pantai karena suhu air di pantai lebih rendah daripada di lepas
pantai. Muka air di pantai lebih rendah daripada di lepas pantai atau terbentuk slope muka
air yang naik ke arah lepas pantai.Pada kondisi normal, akibat keseimbangan gaya gradien
tekanan karena adanya slope dan coriolis akan terbentuk arus yang bergerak sejajar
pantai.
VI. PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
1. Nilai salinitas pada daerah estuary yaitu akan semakin bertambah seiring dengan
bertambahnya kedalaman dari estuary tersebut sementara nilai suhunya akan semakin
berkurang.
2. Semakin dalam suatu perairan pada daerah estuary maka kecepatan arus densitas juga
akan semakin kecil nilainya.

VI.2 Saran
1. Pemberian vieo tutor sudah cukup jelas dalam penjelasannya
2. Dalam pelaksanaan ptidak bertele tele dan berjalan efektif
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, M. Furqon. 2006. Gerak Air Laut. Oseana Volume XXXI (4) : 9-21.
Lohonauman, Rudolf Rivado., Noor, Djauhari., dan Kadarisman, Denny Sukamto. 2016. Geologi
Dan Studi Endapan Turbidit Formasi Halang Daerah Watuagung Dan Sekitarnya
Kecamatan Tambak Kabupaten Banyumas Jawa Tengah. Jurnal Online Mahasiswa
Bidang Teknik Geologi 1(1): 1-13
Sutirto & Diarto. (2014). Gelombang dan arus laut lepas. Kupang: Graha Ilmu.
Wyrtki, K., 1961. Physical Oceanography of the Southeast Asean Waters, NAGA Rep. 2. Scripps
Inst. of Oceanography La jolla, Calif

Anda mungkin juga menyukai