Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTIKUM ARUS LAUT

MODUL 6
ARUS PASANG SURUT

Oleh:
Theodorus Karel Elang 26050119130084 Ose B
Koordinator Praktikum:
Dr. Kunarso, ST, MSi.
NIP. 19690525 199603 1 002
Tim Asisten :
Aryobimo Bharadian Ariputro 26050118130054
Salsabila Rahidah 26050118140070
Elsa Mayora J. P. 26050118120011
Lisa Khumaeroh 26050118120022
Rofiatul Mutmainah 26050118130030
Mochamad Rafif Rabbani 26050117170001
Ezikri Yasra 26050118140114
Galang Sandi Timur 26050118140083
Ferdian Agung Baskoro 26050118120025
Yustinus Wijanarko 26050118140103
Fransiska Krisna W. N. P. 26050118130072
Mar’ah Nida Kholawati 26050118120015
Dhany Ajiperwata 26050118120006
Audria Izza Nadira 26050118120021
DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
Lembar Pengesahan
Modul 6 : Arus Pasang Surut
No Keterangan Nilai
1 Pendahuluan
2 Tinjauan Pustaka
3 Materi Metode
4 Hasil
5 Pembahasan
6 Penutup
7 Daftar pustaka
Total 82

Semarang, 2 Mei 2021

Asisten Praktikan

Ezikri Yasra Theodorus Karel Elang Mahardhika


26050118140114 26050119130084

Mengetahui,
Koordinator Mata Kuliah
Arus Laut

Dr. Kunarso, ST, MSi.


NIP. 19690525 199603 1 002

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Arus laut adalah gerakan massa air laut yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Arus
di permukaan laut terutama disebabkan oleh tiupan angin, sedang arus di kedalaman laut
disebabkan oleh perbedaan densitas massa air laut. Selain itu, arus di permukaan laut dapat juga
disebabkan oleh gerakan pasang surut air laut atau gelombang. Arus laut dapat terjadi di
samudera luas yang bergerak melintasi samudera (ocean currents), maupun terjadi di perairan
pesisir (coastal currents).Berdasarkan gaya-gaya yang mempengaruhinya, arus laut terdiri dari :
arus geostropik, arus termohalin, arus pasang surut, arus ekman dan arus bentukan angin.
Salah satu arus yang menarik untuk dipelajari adalah arus pasang surut atau yang sering
dikenal dengan arus pasut. Arus pasut merupakan arus yang terjadi di laut teluk dan laguna
akibat massa air mengalir dari permukaan yang lebih tinggi ke permukaan yang lebih rendah
yang disebabkan oleh pasut. Arus pasang surut adalah arus yang cukup dominan pada perairan
teluk yang memiliki karakteristik pasang (flood) dan surut (ebb). Fenomena tersebut sangatlah
penting untuk diteliti dan dapat digunakan sebagai salah satu parameter prediksi pasang surut di
suatu perairan. Oleh karena itu diadakannya praktikum arus pasang surut ini guna memodelkan
fenomena arus pasang surut dengan menggunakan software MIKE 21 untuk mengetahui arah
serta gerakan dari arus pasang surut ini.
I.2 Tujuan
1. Menggunakan Software MIKE 21 dalam membuat gambaran kecepatan arus di perairan
Jepara
2. Mengkaji kecepatan arus pasang surut yang telah diramalkan dengan Software MIKE 21
di Perairan Jepara
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Arus Pasang Surut


Arus pasang surut disebabkan oleh fenomena pasang surut yang dapat berubah sesuai
dengan tipe dari pasang surut tersebut, sehingga arus pasang surut dapat memiliki tipe seperti tipe
pasang surut yaitu diurnal atau harian tunggal dimana dalam satu hari terdapat satu kali
perubahan arus, sedangkan untuk daerah yang memiliki tipe pasang surut semi diurnal atau
harian ganda maka dalam satu hari akan mengalami dua kali perubahan arah arus. Pasang surut
dan arus yang dibangkitkan pasang surut sangat dominan dalam proses sirkulasi massa air di
perairan pesisir Pengetahuan mengenai pasang surut dan pola sirkulasi arus pasang surut di
perairan pesisir dapat memberikan indikasi tentang pergerakan massa air serta kaitannya sebagai
faktor yang dapat mempengaruhi distribusi suatu material di dalam kolom air (Qhomariyah et al,
2016).
Arus dapat dibedakan menjadi arus pasang surut dan arus residu (non pasang surut). Arus
pasang surut yang selanjutnya disebut arus pasut sebagai arus yang dipengaruhi oleh pergerakan
pasang surut laut, sedangkan arus residu atau arus non pasut adalah arus yang dipengaruhi oleh
faktor-faktor di luar pasang surut laut dan tidak terpengaruh oleh kondisi pasang surut. Arus
pasang surut dan arus residu (non pasut) penting dikaji agar dapat mengetahui kondisi arus dan
pasang surut, serta dapat menentukan arus dominan yang terjadi di suatu perairan. gka.
Pengetahuan mengenai arus dominan di perairan dapat menjadi informasi untuk mengetahui pola
sirkulasi perairan. Pola sirkulasi arus selanjutnya dapat memberikan indikasi tentang pergerakan
massa air serta kaitannya sebagai faktor yang dapat mempengaruhi distribusi suatu material di
dalam perairan (Respati et al., 2020).
2.2 Gaya Pembangkit Arus Laut
Pergerakan arus diperairan teluk dipengaruhi oleh pasang surut dan arah arus masih
dipengaruhi oleh angin dan gelombang. Hal terebut menunjukkan bahwa banyak sekali faktor dan
gaya pembangkit arus di perairan teluk dan didominasi oleh arus pasang surut, perubahan pasang
dan surut air laut merupakan faktor utama pembangkit arus (tide dominated). Diperairan teluk,
pembangkitan arus didominasi oleh gaya pasang surut, sehingga di wilayah tersebut didominasi
oleh arus pasut, terutama dibagian muara sungai yang dapat terlihat jelas pengaruh arus pasang
surutnya. Pasang surut air laut timbul terutama karena gaya tarik menarik gravitasi bumi terhadap
bulan dan matahari, sedang kontribusi gaya tarik menarik planet-planet lainnya kecil (Tanto et
al., 2016).
Arus merupakan pergerakan massa air secara horizontal yang dapat disebabkan oleh
tiupan angin di permukaan laut, perbedaan densitas maupun adanya pengaruh pasang surut laut.
Akibat dari adanya pengaruh angin, perbedaan densitas dan pasang surut maka akan terbentuk
suatu pola sirkulasi arus yang khusus. Arus memiliki peranan penting dalam menentukan kondisi
suatu perairan. Pola dan karateristik arus yang meliputi jenis arus dominan, kecepatan dan arah
serta pola pergerakan arus laut menyebabkan kondisi suatu perairan menjadi dinamis. Pergerakan
arus membawa material-material serta sifat-sifat yang terdapat dalam badan air. Pentingnya arus
terutama berkaitan dengan aspek lain seperti biologi, kimia, dan polutan. Kaitan arus dengan
biologi yaitu dalam hal distribusi biota (bagi yang mempunyai kemampuan pergerakan yang
lemah seperti phytoplankton), disamping itu juga mempunyai peran terhadap penyebaran pakan
bagi biota yang hidup terutama biota yang sifatnya menetap di perairan. Bagi aspek kimia
perairan adalah distribusi unsur-unsur kimia dari satu tempat ke tempat lain. Demikian juga bagi
aspek penyebaran polutan adalah distribusi polutan dari satu tempat ke tempat yang lain (Permadi
et al., 2015).
2.3 Gaya Pembangkit Pasang Surut
Pasang surut merupakan salah satu gejala alam yang perubahannya secara periodik sesuai
dengan posisi dan letak benda angkasa terutama bulan dan matahari terhadap bumi, sehingga
terjadinya gaya pembangkit pasang surut. Gaya pembangkit pasang surut dapat terjadi pada bumi
padat dan bumi cair, yang dikenal dengan istilah pasang surut bumi dan pasang surut laut. Pasang
surut bumi terjadi pada bumi kaku sedangkan pasang surut laut terjadi pada permukaan laut,
dimana amplitudo pasang surut sangat tergantung pada deklinasi dan posisi lokasi di bumi
(Soares et al., 2019).
Gaya-gaya pembangkit pasang surut disebabkan oleh gaya tarik menarik antara bumi, bulan
dan matahari. Bulan memberikan gaya tarik (gravitasi) yang lebih besar dibandingkan matahari
dikarena kan posisi bulan lebih dekat ke bumi, walaupun massa bulan jauh lebih kecil dari pada
matahari. Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua
tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di laut. Periode pasang surut adalah waktu antara
puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang berikutnya. Periode pasang
laut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang
berikutnya. Panjang periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50
menit (Azis, 2006).
2.4 Software Mike
2.4.1 Modul Mike

Menurut Suharyo dan Dian (2018), Mike zero adalah nama yang umum digunakan oleh
salah satu software marine modelling system yang berbasis numeric. Dalam software mike
dimana terdapat banyak modul yang dapat digunakan untuk membuat model arus, gelombang,
sedimentasi baik di lautan, area pantai, sungai danau serta area lain sesuai kebutuhan pembuatan
model. Software MIKE 21 merupakan program pemodelan perairan yang dapat digunakan untuk
simulasi hidrodinamika dalam dua dimensi. Simulasi numeris dapat memberikan penggambaran
karakteristik pasang surut dan arus pasang surut. Model numerik yang digunakan adalah Flow
Model Flexible Mesh (Unstructured Flexible Mesh) pada software MIKE 21. Pelaksanaan
penyelesaian dengan metode numerik dilakukan 2 skenario (sebelum dan sesudah pengembangan
pelabuhan) dengan beberapa tahapan model yaitu:
1. Pre-processing model, persiapan data garis pantai, data batimetri, serta pembangunan
domain daerah.
2. Processing model, set up nilai koefisien parameter model.
3. Post-processing model, ekstraksi data hasil simulasi model numerik dan tahap verifikasi
hasil simulasi model dengan data hasil pengukuran lapangan.
Mike zero merupakan salah satu software marine modelling system yang berbasis numeric.
Dalam software mike terdapat banyak modul yang dapat digunakan untuk membuat model arus,
gelombang, sedimentasi baik di lautan, area pantai, sungai danau serta area lain sesuai kebutuhan
pembuatan model. Sesuai seting model pada umunya desain model dalam hal ini luasan model,
pembentukan mesh atau jaringan, input data yang dipergunakan serta adanya data validasi
saangatlah mempengaruhi kestabilan dan akurasi model yang dibuat, sehingga semakin realistis.
Untuk pembentukan mesh sendiri dalam mike 21/3 menggunakan flexible mesh berbasis finite
element, hal ini sangat menguntungkan untuk mengatasai pembentukan mesh di area-area yang
sulit yang mempunyai bentuk geometri antara lain, curam, berkelok-kelok, sempit dan lain
sebagainya. Dengan demikian pembentukan mesh juga sangat menentukan dalam hasil model
(Suharyo dan Ardianto, 2018).
2.4.2 Persamaan Pembangun
Persamaan kontinuitas digunakan untuk menyeimbangkan kapasitas aliran dan volume
untuk sebuah jaringan distribusi. Dengan asumsi fluida merupakan fluida inkompresibel dengan
massa jenis (ρ) konstan (Abbot, 1978).
ṁinlet =ṁ outlet
( pAv ) inlet =( pAv ) outlet
Untuk volume control dengan dengan inlet dan outlet lebih dari satu, prinsip konversi
massa membutuhkan penjumlahan laju aliran massa yang masuk ke dalam volume control dan
penjumlahan laju aliran massa yang keluar dari volume control. Persamaan kontinuitas untuk
keadaan yang lebih umum dinyatakan dengan persamaan berikut :
∑ ṁinlet = ∑ ṁoutlet
(Abbot, 1978).
Pergerakan massa air (hidrodinamika) di suatu perairan dapat dipelajari dengan
menggunakan hukum kekekalan massa (kontinuitas) dan kekekalan momentum. Pada studi ini
digunakan model numerik hidrodinamika 2 dimensi menggunakan MIKE 21 yang dikembangkan
oleh DHI Water & Environment untuk mensimulasikan pola sirkulasi arus.
1. Persamaan Kontinuitas

2. Persamaan momentum dalam arah x dan y (2 dimensi)


∂ p ∂ p2 ∂ pq ∂ζ ∂ p √ p2 +q 2 1 ∂ ∂
+
∂t ∂ x h
+
∂y h( ) ( )
+ gh
∂x
+ 2 2
c h

ρw ∂ x [∂y ]
( hτ xx ) + ( hτ xy ) −Ωq−fVV x

∂ q ∂ q2 ∂ pq ∂ ζ ∂ p √ p2+ q2 1 ∂ ∂
+ + ( ) ( )
∂t ∂ y h ∂ x h
+ gh
∂y
+ 2 2
c h

ρw ∂ y [ ∂x ]
( hτ yy ) + ( hτ xy ) −Ωq −fVV y

Dimana:
h(x , y ,t ) : kedalaman air
d ( x , y , t) : kedalaman air bervariasi terhadap waktu (m)
ζ ( x , y ,t ) : elevasi muka air laut (m)
p , q(x , y , t) : kerapatan densitas arah sumbu x dan y (m3/s/m) = (uh/vh)
u,v : kecepatan rerata terhadap kedalaman pada sumbu x dan y
C (x , y ) : Chezy resistsnce m1/2/s)
g : percepatan gravitasi (m2/s)
f (v ) : faktor gesekan angin
V , Vx , Vy ( x , y , t) : kecepatan angin pada sumbu x dan y (m/s)
Ω(x , y) : parameter Coriolis (s-1
ρa (x , y ,t) : tekanan atmosfer (kg/m/s2)
ρw : densitas air laut (kg/m3)

τ xx , τ xy , τ yy : komponen shear stress efektif

DHI Software (2018)


2.4.3 Mesh Generator, Tide Presiction of Height, Flow Model FM
Flow model FM merupakan modul permodelan yang komprehensif dalam memodelkan
aliran dalam dua dan tiga dimansi. Nama FM pada modul ini mengacu pada Flexible Mesh.
Sistem permodelan dengan modul ini dikembangkan untuk aplikasi di bidang oseanografi, pesisir
dan lingkungan muara. Mike 21 adalah suatu perangkat lunak rekayasa profesional yang berisi
sistem pemodelan yang komprehensif untuk program komputer untuk 2D free- surface flows.
Mike 21 dapat diaplikasikan untuk simulasi hidrolika dan fenomena terkait di sungai, danau,
estuari, teluk, pantai dan laut. Program ini dikembangkan oleh DHI Water & Environment. Flow
model FM adalah sistem pemodelan air yang komprehensif untuk pemodelan air dua dimensi dan
tiga yang dikembangkan oleh DHI (DHI Software, 2018).
Untuk pembentukan mesh sendiri dalam mike 21/3 menggunakan flexible mesh berbasis
finite element, hal ini sangat menguntungkan untuk mengatasai pembentukan mesh di area-area
yang sulit yang mempunyai bentuk geometri antara lain, curam, berkelok-kelok, sempit dan lain
sebagainya. Dengan demikian pembentukan mesh juga sangat menentukan dalam hasil model.
Sesuai seting model pada umunya desain model dalam hal ini luasan model, pembentukan mesh
atau jaringan, input data yang dipergunakan serta adanya data validasi saangatlah mempengaruhi
kestabilan dan akurasi model yang dibuat, sehingga akan semakin realistis (Suharyo dan Dian,
2018).

2.5 Perairan Jepara


Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten ini
berbatasan dengan Laut Jawa di barat dan utara, Kabupaten Pati dan Kabupaten Kudus di Timur,
serta Kabupaten Demak di Selatan. Wilayah Kabupaten Jepara juga meliputi Kepulauan
Karimunjawa, yang berada di laut Jawa. Di Kabupaten Jepara mempunyai satu pelabuhan yaitu
Pelabuhan Kartini dengan pulau panjang yang berada di utara Kabupaten Jepara, dengan luasnya
sekitar 19 hektar ini dan berjarak 1,5 mil laut atau sekitar 2,5 km dari Pantai Kartini, Jepara.
Kecepatan dan arah arus serta distribusi arus di perairan Pantai Kartini pada saat bulan Perbani
baik kondisi elevasi pasang menuju surut maupun surut menuju pasang menggambarkan arus
yang lebih pelan daripada saat bulan Purnama baik kondisi elevasi pasang menuju surut maupun
surut menuju pasang. Perairan pantai Kartini Jepara memiliki arah arus saat kondisi surut menuju
pasang menuju timur laut dan saat kondisi pasang menuju surut arus akan bergerak menuju barat
daya (Ranadipura et al., 2019).
Pada daerah-daerah di mana arus pasang surut cukup kuat, tarikan gesekan pada dasar laut
menghasilkan potongan arus vertikal, dan resultan turbulensi menyebabkan bercampurnya
lapisan air bawah secara vertikal. Pada daerah lain, di mana arus pasang surut lebih lemah,
pencampuran sedikit terjadi, dengan demikian stratifikasi (lapisan-lapisan air dengan kepadatan
berbeda) dapat terjadi. Perbatasan antar daerah-daerah kontras dari perairan yang bercampur dan
terstratifikasi seringkali secara jelas didefinisikan, sehingga terdapat perbedaan lateral yang
ditandai dalam kepadatan air pada setiap sisi batas (Bonauli et al., 2016)
III.MATERI DAN METODE

III.1 Materi
Hari, Tanggal : Sabtu, 1 Mei 2021
Waktu : 13.00 WIB s.d selesai
Tempat : Platform Microsoft Teams

III.2 Metode
A. Pre-Processing Model
A.1 ArcGIS
1. Klik add data lalu buka data yang akan diolah

2. Pada catalog klik kanan pada folder penyimpanan lalu pilih new setelah itu shapefile dan
ganti name menjadi boundary dan tipe menjadi polygon dan description pastikan WGS 1984
3. Klik editor lalu start editing lalu pilih trace dan susur garis pantai setelah selesai pilih arc
segment double klik lalu save edits

4. Lalu pada arc toolbox pilih data management tools, fetures, lalu features vertices to point
dan input boundary dan pilih tempat save output, setelah itu beri nama boundary point lalu
ok dan save edits lalu stop editing. Setelah selesai lalu pilih arc toolbox dan add XY
coordinate lalu pada inputan data pilih boundary point shp lalu save
A.2 Excel
1. Buka lembar kerja excel baru lalu klik ctrl+o untuk membuka data data batimetri dalam
bentuk dbf, setelah muncul, hapus baris pertama, sehingga tampilan akan seperti berikut

2. Buka data boundary point dalam bentuk dbf, lalu ganti angka 0 menjadi 1 pada data yang ada
pada pojok kiri dan pindah data yang ada pada ruas kiri ke ruas kanan

A.3 TXT dan XYZ


1. Buka data batimetri dan boundary dengan format dbf lalu save as dalam format txt.
2. Buka data batimetri dan boundary dalam format txt lalu simpan dalam format xyz

B. Processing Model
B.1. MESH
1. Buka Mike kemudian new file kemudian MESH GENERATOR

2. Pilih data, import boubdary, kemudian pilih boundary yang xyz


3. Smbungkan titik titik yang terputus, kemudian titik warna biru hanya pada ujung
saja, sisanya merah
3. Klik garis pantai kemudian klik kanan redistributes vertices pada redistributionnya
jadi 400 dan pada daerah perairannya jadi 150

4. Pada garis pantai klik kanan, pada Arc Property End node attribute dan Start node
Attribute di ubah 0 menjadi 2 lalu OK
5. Klik data dan pilih import scatter data lalu add data berupa data batimetri. Klik mesh lalu pilih
triangulate

6. Setelah itu klik mesh lalu pilih interpolate, tunggu hingga selesai. Klik mesh lalu pilih smooth
mesh,lalu klik OK Setelah itu pilih mesh lalu export mesh dan simpan data dalam folder xyz.
B.2. Tide Prediction of Height
1. Pilih file lalu new file lalu pilih mike 21 selanjutnya mike 21 toolbox

2. Klik tidal lalu pilih tidal prediction heights Klik next lalu pilih prediction based on global
dan constituent file pilih global tide constituent 0.5 deg dan pada prepack file pilih
prepack
3. Pada General Parameters, Prediction Period, Start Date diubah sesuai ketentuan yang
telah diberikan yaitu 01/04/2022 dan Stop Date 16/04/2022 lalu Next

4. Pada Line Series Output, Date File di klik dan save file dengan nama Output, Type Of
Input : Mesh File
5. Select data dengan file name Mesh lalu Open, lalu Execute hingga muncul notif seperti
berikut, lalu Finish

B.3. Flow Model FM


1. Klik file lalu new file pada MIKE 21 pilih flow model FM
2. Klik Domain, select data masukkan Mesh lalu Open

3. Pada Time, simulation start date ubah 01/04/2022 dan ganti no of time steps menjadi 360
dan time step interval menjadi 3600

4. Pilih boundary conditions lalu pilih code2 lalu pilih specified level pada type dan pada
constant value pilih varying in time and along boundary
5. Pada data file and items pilih select lalu pilih data Output. Lalu pilih output, new output
dan pilih go to lalu output specification pada output format diganti menjadi area series
dan pilih tempat menyimpan data dan beri nama file Hasil Akhir

6. Pada Output items , Checklist pada Additional variabels yaitu Current speed dan Current
direction. Kemudian Klik menu Run pilih Start simulation
C. Pas-Processing Model
C.1 Penyimpanan Hasil Model (.Avi)
1. Untuk menampilkan arah arus, klik view lalu pilih vector.

2. Pilih parameter yang akan di simpan hasil modelnya,


3. Lalu klik video forward, pilih fullframe (uncompressed) pada pilihan compressor, OK.

4. Tunggu hingga proses penyimpanan hasil model selesai, lalu klik OK. Lakukan hal yang
sama untuk variable yang lain.

C.2 Penentuan Pasang Tertinggi dan Surut Terendah


1. Pilih position of time series
2. Lalu klik pada setiap kedalaman yang berbeda sebanyak lebih dari 2 kali, pada titik
terakhir klik dua kali.

3. Akan muncul time series nya

4. Grafik akan muncul


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil
4.1.1 U Velocity
4.1.1.1 Time Step 131 of 3600

4.1.1.2Time Step 190 of 3600


4.1.2 V Velocity
4.1.2.1 Time Step 140 of 3600

4.1.2.2 Time Step 151 of 3600

4.1.3 Current Speed


4.1.3.1 Time Step 11 of 3600
4.1.3.2 Time Step 161 of 3600

4.1.4 Current Direction


4.1.4.1 Time Step 138 of 3600

4.1.4.2 Time Step 84 of 3600


4.1.5 Surface Elevation
4.1.5.1 Time Step 3 of 3600

4.1.5.2 Time Step 150 of 3600

4.1.6 Hasil Time Series

4.2 Pembahasan
Arus berdasarkan dominasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu arus residu dan juga
arus pasang surut. Arus pasang surut merupakan arus yang dibangkitkan oleh tenaga pasang
surut. Pada praktikum kali ini, arus yang dimodelkan adalah arus pasang surut yang datanya
diambil dari daerah Jepara. Pemodelan arus pasang surut ini dilakukan untuk memprediksi laju
arus pasang surut pada tanggal 1 April 2022 hingga 16 April 2022. Pengolahan data kecepatan
arus pasang surut ini dilakukan dengan menggunakan software MIKE 21. Software ini berfungsi
dalam melakukan analisis arus pasang surut.
Arus yang dibangkitkan oleh pasang surut dinamakan dengan arus pasut. Arus pasut
adalah gerak naik turunnya permukaan air laut karena pasang surut pada wilayah perairan dan
interaksinya dengan batas–batas perairan (pantai, kedangkalan, dan dasar perairan) tempat pasut
tersebut menimbulkan gerak badan air ke arah horizontal. Fenomena ini sangat terasa pada
wilayah perairan semi tertutup (teluk), perairan dangkal, muara sungai (delta dan estuari).
Kecepatan arus pasut minimum atau efektif nol terjadi saat air tertinggi atau air terendah (slack
waters), pada saat tersebut terjadi perubahan arah arus pasut. Kecepatan arus pasut maksimum
terjadi pada saat kedudukan muka air rendah atau air tinggi (MSL (Mean Sea Level). Sebaran
vektor pengamatan arus pada suatu kawasan pesisir merupakan informasi penting untuk
mengetahui pola pergerakan arus dari waktu ke waktu
Untuk hasil prediksi arus pasang srtu pada tanggal 1 April 2022 sampai 16 April 2022,
untuk U Velocity pada time step 131 terlihat bahwa pada saat itu merupakan kecepatan arus
terendah pada perairan Jepara. Karena, pada saat itu, U Velocity berada pada kisaran -1,3sampai
-0.03 m/s. Namun, U Velocity terlihat didominasi pda kecepatan sebesar -0.0-0 m/s. U Velocity
tertinggi terdapat pada saat time step ke 48. Pada saat time step terebut, U Velocity berada
dikisaran diatas 0.04 m/s. U Velocity tertinggi ini terdapat dibagian utara dari perarian Jepara.
Namun, secara keseluruhan pada Perairan Semarang menunjukan data U Velocity yang cukup
konstan dengan tidak begitu banyaknya perubahan arah hingga percepatan dari arus tersebut.
Untuk hasil prediksi arus pasang surut di Perairan Jepara pada tanggal 1 April 2022
hingga 16 April 2022 untuk V Velocity terendah berada pada saat time step ke 140 yang mana V
Velocity berada pada kisaran angka -0.04 m/s sampai 0.003 m/s. Kemudian, nilai dari V Velocity
tertinggi ini terjadi pada saat time step ke 150 yang mana pada saat tersebut, nilai dari V Velocity
ini berada pada kisaran 1,5 m/s hingga lebih dari 3 m/s. Perbedaan nilai pada V Velocity ini
dapat terjadi karena beberap faktor. Secara keseluruhan pada Perairan Jepara menunjukan data V
Velocity yang cukup berbeda pada time step 20 ke 53, hal ini bisa saja disebabkan oleh adanya
pengaruh dari pasang surut yang tengah terjadi pada Perairan Semarang tersebut sehingga juga
mengubah arus pasang surut yang dihasilkannya.
Pada hasil prediksi arus pasang surut di Perairan Jepara pada tanggal 1 April 2022 hingga
tanggal 16 April 2022 untuk parameter Current Speed dengan nilai terendah berada pada saat
time step 11 yang dimana nilai dari Current Speed nya berada pada kisaran angka dibawah 0.04
m/s hingga 0.2 m/s. Kemudian, nilai Current Speed tertingginya berada pada saat time step ke
148 yang mana nilai dari Crrent Speed berada pada kisaran angka 1,5 m/s hingga mencapai lebih
dari 19,5m/s. Nilai current speed ini memiliki perbedaan yang tidak terlalu jauh. Secara
keseluruhan pada Perairan Jepara menunjukan data current speed memiliki nilai yang sangat
konstan dengan tidak begitu banyaknya perubahan arah hingga kecepatan dari arus tersebut.
Pada hasil prediksi arus pasang surut di Perairan Jepara pada tanggal 1 April 2022 hingga
16 April 2022 untuk Current Direction saat time step 138 dan 98. Terlihat pada hasilnya bahwa
prediksi arus pasang surut di Perairan Jepara ini terpisah dengan direction terendahnya berada
pada kisaran angka 220°. Sedangkan, nilai dari Current Direction tertinnginya berada pada saat
time step 84 yang mana memiliki nilai yang berkisar antara 200-350. Terdapat perbedaan pada
arah dari kecepatan arus di Perairan Jepara ini. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan
perubahan arah dari arus ini adalah angin yang berhembus di permukaan. Arus merupakan
gerakan horizontal atau vertikal dari massa air menuju kestabilan yang terjadi secara terus-
menerus. Gerakan yang terjadi merupakan hasil resultan dari berbagai macam gaya yang bekerja
pada permukaan, kolom, dan dasar perairan. Hasil dari gerakan massa air adalah vektor yang
mempunyai besaran, kecepatan dan arah.
Hasil prediksi terakhir dari arus pasang surut di Perairan Jepara pada tanggal 1 April 2022
hingga 16 April 2022 adalah Surface Elevation yang terdapat pada time step 2 dan 150. Pada time
step ke 20 merupakan nilai dari Surface Elevation terendah yang dimana nilainya adalah berkisar
diantara -0.3 m hinggga -0.02 m. Sedangkan pada saat time step 150 merupakan nilai dari
Surface Elevation tertinggi yang memiliki kisaran nilai antara mencapai 1,29 pada daerah timur
perairan. Surface Elevation ini merupakan dasar dari nilai-nlai hasil untuk peramalan arus pasang
surut di Perairan Jepara seperti parameter U Velocity, V Velocity, Current Speed, dan juga
Current Direction. Hasil dari Surface Elevation ini merupakan dasar dari hasil prediksi parameter
yang lain. Nilai dari Surface Elevation memiliki rentang perbedaan yang cukup konstan pada
setiap time step nya.
Dari analisa arus pasang surut ini, diketahui bahwa angin ini mempengaruhi pergerakan
dari pasang surut. Apabila pola arus di suatu perairan menunjukkan pola yang fluktuatif
mengikuti pola pasut, maka dapat dikatakan bahwa arus pasang surut merupakan arus yang
dominan di perairan tersebut (Thurmann, 2007). Menurut Surinati (2007), pasut tidak hanya
mempengaruhi lapisan di bagian teratas saja, melainkan seluruh massa air yang bisa
menimbulkan energi yang besar. Di perairan pantai, terutama di teluk atau selat sempit, gerakan
naik turunnya muka air akan menimbulkan terjadinya arus pasut. Jika muka air bergerak naik,
maka arus mengalir masuk, sedangkan pada saat muka air bergerak turun, arus mengalir ke luar.
Kejadian yang sebenarnya dari gerakan pasang air laut sangat berbelit-belit, sebab gerakan
tersebut tergantung pula pada rotasi bumi, angin, arus laut dan keadaankeadaan lain yang bersifat
setempat. Sehingga dari peristiwa tersebut dapat dilihat bahwa pasut juga dipengaruhi oleh
angina dari suatu perairan. Arus pasut sebenarnya dibangkiytkan oleh pasang surut laut itu
sendiri, namun angin mempengaruhi pembangkitan arus pasut secara tidak langsung dimana
angina juga merupakan salah satu yang mempengaruhi terbentuknya suatu pasang surut.Arus
pasang surut yang dianalisa ini merupakan arus pasang surut pada bulan april, dimana pada bulan
ini merupakan bulan untuk musim timur sehingga pergerakan dari arus sangat dipengaruhi oleh
angin muson barat. Angin Monsun Barat bergerak pada saat matahari berada di belahan bumi
bagian selatan yang mengakibatkan daerah Benua Australia mengalami musim panas, sehingga
bertekanan rendah, sedangkan suhu di Benua Asia sendiri lebih dingin, dan bertekanan lebih
tinggi. Sifat dari angin itu sendiri akan bertiup dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan
rendah, sehingga angin akan bertiup dari benua Asia menuju benua Australia, dan karena menuju
ke daerah Selatan garis Khatulistiwa, maka angin akan dibelokkan ke arah kiri. Jika angin
Monsun Barat terjadi maka wilayah Indonesia khususnya akan mengalami musim hujan akibat
adanya massa uap air yang dibawa oleh angin ini, saat melalui Samudera Pasifik dan Laut Cina
Selatan. Karena arus ini dipengaruhi oleh arah dari angin yang berhembus di atas lapisan
permukaan perairan, maka pergerakan dari arus ini yaitu dari arah barat laut menuju ke tenggara
atau dapat juga dikatakan arus ini bergerak dari benua Asia menuju benua Australia.
Kemudian, nilai maksimum dan juga minimum suatu parameter ini diakibatkan oleh besar
atau kecilnya nilai arus pasang surut yang terjadi pada suatu perairan. Perbedaan nilai ini
bergantung pada arus tersebut. Besar atau kecilnya nilai dari arus dapat diakibatkan oleh
pengaruh suhu dari ekuator, pengaruh angin yang berasal dari gaya Coriolis, dan juga pengaruh-
pengaruh lainnya. Nilai dari elevasi tertinggi ini mengindikasikan bahwa perairan tersebut sedang
mengalami pasang. Pada saat air pasang ini, kecepatan dari arus akan semakin rendah. Kecepatan
arus yang rendah ini diakibatkan elevasi muka air laut nya hamper tidak memiliki perbedaan
sehingga perpindahan massa air pada saaat itu tergolong kecil. Hal ini dapat diakibatkan oleh
faktor dari batimetri perairan yang akan mempengaruhi arus yang bergerak kea rah lautan lepas
dan juga faktor bentuk topografi dari perairan tersebut. Topografi lautan yang menjorok kea rah
daratan akan mengakibatkan arus yang terjadi cenderung bergerak ke arah laut. Kemudian, pola
arus yang bergerak secara dominan pada dua arah yang cenderung berlawanan menunjukkan
bahwa arus di perairan tersebut merupakan arus pasang surut.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Azis et al. (2019) arus yang terjadi di perairan
Pantai Kartini Jepara adalah arus pasang surut. Dari hasil pola arus didapatkan bahwa pada saat
pasang arus bergerak ke utara dan pada saat surut arus bergerak ke arah barat daya. Pada perairan
dekat pantai pola arus cenderung bervariasi dikarenakan pengaruh dari morfologi panta. Menurut
Rampengan (2019) pola arus yang tidak merata tersebut dikarenakan gaya gesek pada dasar laut.
Perubahan pola arus yang mengalami transisi pada saat pola arus menuju surut dan pada saat
menuju pasang. Pola arus tersebut bertransisi dari barat daya menuju ke utara maupun sebaliknya,
hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa arus bergerak secara dinamis.
V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh pada praktikum modul 6 Arus Pasang Surut kali ini adalah,
1. Software MIKE 21 memungkinkan praktikan dalam melakukan pemodelan pola arus
beserta kecepatan arus pada daerah selat dan teluk yang dapat dipresentasikan dalam
bentuk video time laps 15 hari, mullai dari 1 – 16 April 2022. Pemodelan kecepatan arus
ini dibuat dalam arah x dan y.
2. Software MIKE 21 juga dapat digunakan untuk mengkaji serta menganalisa kecepatan dan
juga arah arus disuatu perairan, pada praktikum ini perairan yang digunakan adalah
perairan Jepara. Proses Analisa dan kajiannya adalah dengan sistem persebaran dan
pergerakan massa air yang dapat dimodelkan dengan software MIKE 21 dengan opsi
MIKE 21 Hydrodynamics.

5.2 Saran
1. Diharap praktikan menyimak materi yang dipaparkan oleh asisten agar tidak kebingungan
saat mengolah data.
2. Kegiatan praktikum dimulai tepat waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Abbott, M.B., H.M. Petersen and O.Skovgard. 1978. On the Numerical Modelling of ShortWaves
in Shallow Water. Journal of Hydraulic Research, 16(3).
Azis, F. (2006). Gerak Air di Laut. Oseana, 31(4), 9–21.
Azis, Syafiq Muhammad., Rochaddi1, Baskoro., Handoyo, Gentur., Muslim., Ismanto, Aris.,dan
Setyono, Heriyoso. 2019. Pola Arus dan Sebaran Sedimen Dasar di Perairan Jepara.
Journal of Oceanograhy Vol 1(1):
Bonauli, Melissa., Helmi, Muhammad., dan Pranowo, Widodo S. 2016. Nalisis Karakteristik
Arus Harmonikakibat Pasang Surut Di Perairan Teluk Awur Kabupaten Jepara.
JURNAL OSEANOGRFI 5(1):1-10
DHI Software. 2018. MIKE21 Flow Model FM, Sand Transport Module, User Guide. DHI Water
and Environment.
Permadi, Ludy Cahya., Elis Indrayanti dan Baskoro Rochaddi. 2015. Studi Arus Pada Perairan
Laut di Sekitar PLTU Sumuradem Kabupaten Indramayu, Provinsi JawaBarat. Jurnal
Oseanografi. 4(2):516-523.
Qhomariyah, Lailatul. Yuwono. 2016. Analisa Hubungan Antara Pasang Surut Air Laut
Dengan Sedimentasi Yang Terbentuk (Studi Kasus : Dermaga Pelabuhan Petikemas
Surabaya). Jurnal Teknik ITS. 5(1).
Ranadipura, Abdillah., Denny Nugroho., Warsito Atmodjo., Agus Anugroho Dwi Suryoputro.,
Petrus Subardjo dan Rikha Widiaratih. 2019. Pola Arus Di Perairan Kabupaten Jepara.
Indonesian Journal of Oceanography. 1(1).
Respati, Anggi Fauzi., Gusti Diansyah dan Andi Agussalim. 2020. Analisis Data Pasang Surut
Dan Arus Non Pasang Surut Di Sebagian Selat Bangka. MASPARI Journal. 12(1):25-
32
Soares, Celiana F. J. P. Abdul Wahid, Jehunias L. Tanesib. 2019. Analisi Pasang Surut
Menggunakan Metode Least Square di Wilayah Perairan Ende, Nusa tenggara Timur.
Jurnal Fisika. 4(1).
Suharyo, Okol Sri dan Dian Adrianto. 2018. Studi Hasil Running Model Arus Permukaan
Dengan Software Numerik Mike 21/3 (Guna Penentuan Lokasi Penempatan Stasiun
Energi Arus Selat Lombok-Nusapenida). Applied Technology and Computing Science
Journal, Vol. 1, No. 1, hal. 30-38
Surinati, Dewi. 2007. Pasang Surut dan Energinya. Oseana Vol. XXXII No. 1:15-22.
Tanto, Try Al. Semeidi Husrin. Ulung Jantama Wisha. Aprizon Putra. Radha Karina Putrid an
Ilham. 2016. Karakteristik Oseanografi Fisika (Batimetri, Pasang Surut, Gelombang
Signifikan dan Arus Laut) Perairan Teluk Bungus. Jurnal Kelautan. 9(2).
Thurmann, Harold V., 2007. Introductory Oceanography. Bell and Howell Company Columbus
Ohio.

Anda mungkin juga menyukai