Anda di halaman 1dari 9

BAB II PEMBAHASAN

a. Analisis Kesesuaian Lahan untuk Ruang Terbukan Hijau.

Kesesuaian lahan untuk taman adalah kesesuaian lahan untuk daerah ruang
terbuka hijau yang secara insentif digunakan untuk piknik, bersantai, dan
makan-makan di luar rumah (Hardjowigeno dan Widiatmaka 2007). Kriteria
kesesuaian lahan untuk daerah piknik menunjukkan sifat-sifat suatu lahan
yang mempengaruhi kesesuaian lahan untuk ruang terbuka hijau. Sifat-sifat
tanah tersebut adalah tekstur tanah, drainase tanah, kemiringan lahan, kerikil dan
kerakal, batu, batuan, dan bahaya banjir. Karakteristik drainase tanah
yang baik untuk taman adalah drainase tanah yang cepat, agak cepat, baik dan
agak baik, serta air tanah lebih dari 50 cm, sedangkan drainase tanah yang
jelek, sangat jelek, dan air tanah kurang dari 50 cm sampai dekat dengan
permukaan merupakan drainase tanah yang buruk untuk ruang terbuka hijau.
Lahan yang baik untuk taman adalah taman yang tidak memiliki bahaya banjir,
sedangkan lahan yang berpotensi banjir lebih dari dua kali selama
musim piknik merupakan lahan yang buruk untuk ruang terbuka hijau (USDA
1968 dalam Hardjowigeno dan Widiatmaka 2007). Kemiringan lahan yang baik untuk
taman adalah 0-8%, sedangkan kemiringan lahan lebih besar dari 15% buruk untuk
ruang terbuka hijau. Tekstur permukaan tanah yang baik untuk taman adalah
kelompok sedang, yaitu lempung berpasir, lempung berpasir halus, lempung
berpasir sangat halus, lempung, dan lempung berdebu. Tekstur permukaan tanah
yang buruk untuk taman adalah kelompok halus, yaitu liat berpasir, liat berdebu,
dan liat. Banyaknya kerikil dan kerakal yang baik untuk ruang terbuka hijau adalah
0-20%. Apabila kerikil dan kerakal banyaknya lebih besar dari

50%, lahan tersebut termasuk lahan yang buruk untuk dimanfaatkan sebagai
ruang terbuka hijau. Apabila lahan memiliki batu sebanyak 0-3%, lahan tersebut
baik untuk dimanfaatkan sebagai taman. Lahan yang memiliki batu sebanyak
lebih besar dari 15% termasuk lahan yang buruk untuk dimanfaatkan sebagai
ruang terbuka hijau. Jumlah batuan dalam suatu lahan yang baik untuk
RTH adalah 0-0.01%, dan lahan dengan batuan lebih dari 3% tidak baik untuk ruang
terbuka hiaju (USDA 1968 dalam Hardjowigeno dan Widiatmaka 2007).

b. Berdasarkan sifat-sifat tanah di atas, disusun kriteria :

kelas kesesuaian lahan untuk taman. Kelas kesesuaian lahan dikelompokkan ke


dalam empat kelas, yaitu sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), sesuai marjinal
(S3), dan tidak sesuai (N). Kualitas lahan untuk ruang terbuka hijau
dikelompokkan ke dalam tiga kelas, yaitu media perakaran (r), potensi
mekanisasi (m), dan bahaya banjir (i). Karakteristik lahan yang mempengaruhi
kualitas media perakaran adalah tekstur dan drainase tanah. Karakteristik lahan
yang mempengaruhi kualitas potensi mekanisasi adalah kemiringan lahan, kerikil
dan kerakal, batu, dan batuan. Kelas kesesuaian lahan yang sangat sesuai
(S1) untuk ruang terbuka hijau adalah lahan yang memiliki tekstur tanah
sedang, drainase tanah cepat dan agak cepat, kemiringan lahan 0-8%,
kerikil dan kerakal sebanyak 0-15%, batu sebanyak 0-3%, dan batuan 0-

0.01%, dan tidak pernah terjadi bahaya banjir sepanjang

tahun. Sebaliknya, lahan yang tidak sesuai (N) untuk taman adalah lahan
yang memiliki tekstur tanah kasar, drainase tanah sangat jelek, kemiringan
lahan lebih besar dari 25%, kerikil dan kerakal lebih besar dari 50%, batu lebih
besar dari 15%, batuan lebih besar dari 3%, dan sangat sering terjadi banjir,
yaitu banjir selama 2-6 bulan dalam satu tahun.

Kriteria kelas kesesuaian lahan untuk ruang terbuka hijau.

Kualitas dan karakteristik Kelas kesesuaian lahan


lahan S1 S2 S3 N
I Media perakaran (r)
1 Tekstur Sedang Agak halus Halus Kasar
2 Drainase tanah Cepat, Baik, agak Agak jelek, Sangat
agakcepat baik jelek jelek
II Mekanisme tanah (m)
1 Kemiringan lahan 0-8% 8-15% 15-25% >25%
2 Kerikil dan kerakal (2mm- 0-15% 15-30% 30-50% >50%
25cm)
3 Batu (>25cm) 0-3% 3-10% 10-15% >15%
4 Batuan (bedrock) (>60) 0-0.01% 0.1-2% 2-3% >3%
III Bahaya banjir (i) Tidak pernah Jarang Kadang- Sering
kadang

c. Analisis Kesesuaian Lahan untuk Hutan Kota

Faktor penciri yang digunakan untuk menentukan kesesuaian lahan untuk


penatagunaan hutan meliputi kemiringan lereng, faktor jenis tanah
menurut kepekaannya terhadap erosi, dan faktor curah hujan. Masing-masing
faktor diberi penilaian untuk menentukan tipe hutan yang akan
direncanakan, yaitu hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, hutan
konservasi lain, hutan produksi terbatas, atau hutan produksi bebas. Hutan
lindung adalah areal lahan dengan jumlah hasil penilaian lebih dari 175,
hutan produksi terbatas adalah areal dengan nilai 125-174, dan hutan produksi
bebas adalah areal dengan nilai lebih kecil dari 124. Penilaian terhadap hutan
suaka alam, hutan wisata, dan hutan konservasi lain tidak didasarkan
atas jumlah nilai dari faktor fisik tersebut, tetapi didasarkan atas kekhasan
masing-masing hutan sesuai dengan tujuan konservasi tersebut (Hardjowigeno dan
Widiatmaka 2007). Hutan kota termasuk ke dalam hutan wisata. Dengan
demikian, analisis kesesuaian lahan tidak dilakukan berdasarkan penilaian
(scoring), tetapi dilakukan klasifikasi kelas kesesuaian lahan terhadap
karakteristik lahan. Faktor curah hujan tidak diklasifikasikan kelas
kesesuaiannya karena seluruh kawasan Sentul City memiliki curah hujan sangat
tinggi. Dalam penilaian kesesuaian lahan untuk hutan tersebut, faktor lereng
diberikan penilaian sebagai berikut: 1) kelas 1 dengan kemiringan 0-8%
(datar) bernilai 20, 2) kelas 2 dengan kemiringan 8-15% (landai) bernilai 40, 3)
kelas 3 dengan kemiringan 15-25% (agak curam) bernilai

60, 4) kelas 4 dengan kemiringan 25-40% (curam) bernilai 80, dan 5)


kelas 5 dengan kemiringan lebih besar dari 40% (sangat curam) bernilai
100. Pada penilaian tersebut, semakin tinggi kemiringan lereng, semakin besar
nilainya karena diperuntukkan bagi hutan lindung. Hutan kota yang
direkomendasikan dalam penelitian ini adalah hutan kota yang juga memiliki
fungsi rekreasi di dalam kota sehingga faktor kelerengan menjadi faktor
keamanan bagi pengguna. Dengan demikian, kemiringan lahan 0-15%
menjadi karakteristik lahan yang sangat sesuai untuk hutan kota, kemiringan 15-
25% cukup sesuai, kemiringan 25-45% sesuai marjinal, sedangkan kemiringan
lahan lebih besar.

Kriteria kelas kesesuaian lahan untuk hutan kota


Kualitas dan Kelas kesesuaian lahan
karateristik S1 S2 S3 N
lahan
I Bahaya erosi
(e)
1 Kepekaan Sangat Peka Agak peka, Tidak peka
terhadap erosi peka kurang peka
Andosol, Latosol, brown Aluvial,
Regonosol, laterik,grumosol, forest soil, non planosol,
litosol, posol, podsolik calcin hodromorf
rendzina brown,meditera kelabu,
n laterit air
tanah
II Media
perakaran (r)
1 Drainase tanah Cepat, Baik, agak baik Agak jelek, jelek Sangat
agak cepat jelek
2 Kedalaman Sangat Dalam (120-150 Sedang (100- Sangat
efektif dalam cm) 120cm), dangkal dangkal
(>150) (<100cm) (<60cm)
III Potensi
mekanisme
(m)
1 Kemiringan 0-15% 15-25% 23-45% >45%
lahan

MAKALAH
PERENCANAAN HUTAN

PENILAIAN KESESUAIAN LAHAN

RTH DAN HUTAN KOTA

DISUSUN OLEH :

JUNI ARIMILA A181500010

BONIFASIUS UDUY A181500006

RONI AGUSTIAN A181500017

FRENFKI GUNAWAN A181500022

TAHUN AJARAN 2019 / 2020

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam
semoga tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang
terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan
demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi untuk masa mendatang.

DAFTAR ISI
Kata pengantar ............................................................................................................ii

Daftar isi......................................................................................................................iii

Bab I pendahuluan .....................................................................................................vi

a) Latar belakang
b) Rumusan masalah
c) Tujuan penulisan

Bab II pembahasan......................................................................................................v

a) Analisi kesesuaian lahan untuk ruang terbuka hijau


b) Berdasarkan sifat-sifat tanah
c) Analisis kesesuaian lahan untuk hutan kota

Bab III penutup............................................................................................................vi

a) Kesimpulan
b) Saran

Daftar pustaka............................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN
a) Latar belakang
Lahan adalah suatu luasan di permukaan bumi dengan sifat-sifat
tertentu yang meliputi biosfer, atmosfer, tanah, lapisan geologi, hidrologi,
serta hasil kegiatan manusia masa lalu, sekarang sampai pada tingkat
tertentu
mempunyai pengaruh yang berarti terhadap penggunaan lahan oleh manusia
kini dan manusia masa datang (FAO, 1976 dalam Budiyantoro, 1992).
Selanjutnya pada perencanaan penggunaan lahan pertanian harus dilakukan
proses penaksiran potensi lahan untuk tujuan penelitian, yang meliputi
interpretasi dan survei bentuk lahan, tanah, vegetasi, iklim dan aspek-aspek
lainya, sampai tingkatan mengidentifikasi dan membuat perbandingan jenis
tanaman yang diperbolehkannya.

b) Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
Bagaimana kesesuaian lahan untuk RTH dan hutan kota ?

c) Tujuan penulisan
Sebagaimana yang telah di uraikan sebelumnya, berdasarkan latar
belakangdan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini
yaitu:
1. untuk mengetahui kesesuaian lahan untuk ruang terbuka hijau dan hutan
kota ?
2. untuk mengetahui rumusan masalah dari ruang terbuka hijau dan hutan
kota ?

BAB III PENUTUP


a) Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa lahan yang sesuai marjinal
untuk taman kota adalah sebesar 95.81%, sedangkan lahan yang tidak
sesuai adalah sebesar 4.19%. Dari lahan tersebut, lahan yang sesuai
marjinal untuk taman kota dengan faktor pembatas paling mudah untuk
diatasi adalah lahan dengan faktor pembatas drainase tanah (S3r-2) dengan
luas 5.08%, dan diikuti dengan lahan dengan faktor pembatas berupa
tekstur tanah (S3r-1) dengan luas 73.12%. Lahan yang sesuai marjinal
untuk hutan kota adalah sebesar 85.88%, sedangkan lahan yang tidak
sesuai adalah sebesar 14.12%. Lahan yang memiliki faktor pembatas
paling mudah untuk diatasi adalah lahan dengan faktor pembatas
kedalaman efektif tanah (S3r) dengan luas 52.59%. Lahan yang sangat
sesuai untuk danau adalah sebesar 3.70%, sedangkan lahan yang tidak
sesuai adalah sebesar 3.15%. Potensi lahan kelas S1 dengan luas 3.70%
dapat menjadi prioritas utama untuk pembuatan danau buatan yang
direkomendasikan.

b) Saran
Strategi pengalokasian RTH kota secara berkelanjutan melalui prioritas
kebijakan terpilih membutuhkan dukungan instrumen produk rencana tata
ruang,
rencana detil tata ruang, dan rencana geometrik untuk kawasan RTH publik
yang dilindungi serta disarankan dipayungi oleh produk perda RTH.
Dukungan komitmen politik penganggaran perlu dikemas dengan peraturan
yang mengikat seperti memasukkan unsur kerangka pengeluaran jangka
menengah dalam perda pengelolaan keuangan dan RPJMD Kota.
Pemerintah sebagai otoritas yang memberikan izin pemanfaatan ruang harus
konsisten dengan arahan RTRW. Stakeholder berkewajiban mengontrol
kebijakan tata ruang tersebut, tidak saja dari aspek pengendalian, tetapi juga
aspek perencanaan dengan mendorong komitmen APBD hijau kotanya.

Pengelola Hutan Kota perlu membuat rencana pengelolaan jangka pendek


dan jangka panjang denganmelibatkan berbagai pihak agar pengelolaan dan
pengembangan hutan kota dapatberjalan lebih optimal. Partisipasi
stakeholder lainnya juga diperlukan agarkeberadaan hutan kota tersebut
dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat. Penelitian lanjutan
juga diperlukan untuk mengetahui kebutuhan luasan minimal hutan kota yang
ditinjau dari berbagai aspek sehingga pembangunan hutan kota ke depan
lebih tepat sasaran dan lebih dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai