Kesesuaian lahan untuk taman adalah kesesuaian lahan untuk daerah ruang
terbuka hijau yang secara insentif digunakan untuk piknik, bersantai, dan
makan-makan di luar rumah (Hardjowigeno dan Widiatmaka 2007). Kriteria
kesesuaian lahan untuk daerah piknik menunjukkan sifat-sifat suatu lahan
yang mempengaruhi kesesuaian lahan untuk ruang terbuka hijau. Sifat-sifat
tanah tersebut adalah tekstur tanah, drainase tanah, kemiringan lahan, kerikil dan
kerakal, batu, batuan, dan bahaya banjir. Karakteristik drainase tanah
yang baik untuk taman adalah drainase tanah yang cepat, agak cepat, baik dan
agak baik, serta air tanah lebih dari 50 cm, sedangkan drainase tanah yang
jelek, sangat jelek, dan air tanah kurang dari 50 cm sampai dekat dengan
permukaan merupakan drainase tanah yang buruk untuk ruang terbuka hijau.
Lahan yang baik untuk taman adalah taman yang tidak memiliki bahaya banjir,
sedangkan lahan yang berpotensi banjir lebih dari dua kali selama
musim piknik merupakan lahan yang buruk untuk ruang terbuka hijau (USDA
1968 dalam Hardjowigeno dan Widiatmaka 2007). Kemiringan lahan yang baik untuk
taman adalah 0-8%, sedangkan kemiringan lahan lebih besar dari 15% buruk untuk
ruang terbuka hijau. Tekstur permukaan tanah yang baik untuk taman adalah
kelompok sedang, yaitu lempung berpasir, lempung berpasir halus, lempung
berpasir sangat halus, lempung, dan lempung berdebu. Tekstur permukaan tanah
yang buruk untuk taman adalah kelompok halus, yaitu liat berpasir, liat berdebu,
dan liat. Banyaknya kerikil dan kerakal yang baik untuk ruang terbuka hijau adalah
0-20%. Apabila kerikil dan kerakal banyaknya lebih besar dari
50%, lahan tersebut termasuk lahan yang buruk untuk dimanfaatkan sebagai
ruang terbuka hijau. Apabila lahan memiliki batu sebanyak 0-3%, lahan tersebut
baik untuk dimanfaatkan sebagai taman. Lahan yang memiliki batu sebanyak
lebih besar dari 15% termasuk lahan yang buruk untuk dimanfaatkan sebagai
ruang terbuka hijau. Jumlah batuan dalam suatu lahan yang baik untuk
RTH adalah 0-0.01%, dan lahan dengan batuan lebih dari 3% tidak baik untuk ruang
terbuka hiaju (USDA 1968 dalam Hardjowigeno dan Widiatmaka 2007).
tahun. Sebaliknya, lahan yang tidak sesuai (N) untuk taman adalah lahan
yang memiliki tekstur tanah kasar, drainase tanah sangat jelek, kemiringan
lahan lebih besar dari 25%, kerikil dan kerakal lebih besar dari 50%, batu lebih
besar dari 15%, batuan lebih besar dari 3%, dan sangat sering terjadi banjir,
yaitu banjir selama 2-6 bulan dalam satu tahun.
MAKALAH
PERENCANAAN HUTAN
DISUSUN OLEH :
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam
semoga tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang
terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan
demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi untuk masa mendatang.
DAFTAR ISI
Kata pengantar ............................................................................................................ii
Daftar isi......................................................................................................................iii
a) Latar belakang
b) Rumusan masalah
c) Tujuan penulisan
Bab II pembahasan......................................................................................................v
a) Kesimpulan
b) Saran
Daftar pustaka............................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
a) Latar belakang
Lahan adalah suatu luasan di permukaan bumi dengan sifat-sifat
tertentu yang meliputi biosfer, atmosfer, tanah, lapisan geologi, hidrologi,
serta hasil kegiatan manusia masa lalu, sekarang sampai pada tingkat
tertentu
mempunyai pengaruh yang berarti terhadap penggunaan lahan oleh manusia
kini dan manusia masa datang (FAO, 1976 dalam Budiyantoro, 1992).
Selanjutnya pada perencanaan penggunaan lahan pertanian harus dilakukan
proses penaksiran potensi lahan untuk tujuan penelitian, yang meliputi
interpretasi dan survei bentuk lahan, tanah, vegetasi, iklim dan aspek-aspek
lainya, sampai tingkatan mengidentifikasi dan membuat perbandingan jenis
tanaman yang diperbolehkannya.
b) Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
Bagaimana kesesuaian lahan untuk RTH dan hutan kota ?
c) Tujuan penulisan
Sebagaimana yang telah di uraikan sebelumnya, berdasarkan latar
belakangdan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini
yaitu:
1. untuk mengetahui kesesuaian lahan untuk ruang terbuka hijau dan hutan
kota ?
2. untuk mengetahui rumusan masalah dari ruang terbuka hijau dan hutan
kota ?
b) Saran
Strategi pengalokasian RTH kota secara berkelanjutan melalui prioritas
kebijakan terpilih membutuhkan dukungan instrumen produk rencana tata
ruang,
rencana detil tata ruang, dan rencana geometrik untuk kawasan RTH publik
yang dilindungi serta disarankan dipayungi oleh produk perda RTH.
Dukungan komitmen politik penganggaran perlu dikemas dengan peraturan
yang mengikat seperti memasukkan unsur kerangka pengeluaran jangka
menengah dalam perda pengelolaan keuangan dan RPJMD Kota.
Pemerintah sebagai otoritas yang memberikan izin pemanfaatan ruang harus
konsisten dengan arahan RTRW. Stakeholder berkewajiban mengontrol
kebijakan tata ruang tersebut, tidak saja dari aspek pengendalian, tetapi juga
aspek perencanaan dengan mendorong komitmen APBD hijau kotanya.