Anda di halaman 1dari 5

BAB 3

PENILAIAN RISIKO

MENERIMA KLIEN DAN MELAKUKAN PERENCANAAN AUDIT AWAL

Menerima dan Mempertahankan Klien

Investigasi atas Klien Baru, sebelum menerima klien baru, kebanyakan kantor akuntan publik
akan menyelidiki perusahaan tersebut untuk menentukan akseptabilitasnya. Sebagai contoh,
banyak KAP sangat berhati-hati dalam menerima klien baru dari bisnis yang baru terbentuk dan
berkembang cepat. Banyak dari bisnis-bisnis tersebut mengalami masalah keuangan dan
membuat KAP akan menghadapi kewajiban potensial yang signifikan.

Untuk calon klien yang sebelumnya telah diaudit oleh KAP lain, auditor yang baru
(auditor penerus) diharuskan oleh standar auditing untuk berkomunikasi dengan auditor
pendahulu. Tujuan persyaratan ini adalah untuk membantu auditor penerus mengevaluasi apakah
ia akan menerima penugasan tersebut. Sebagai contoh, komunikasi ini dapat menginformasikan
kepada auditor penerus bahwa klien kurang memiliki integritas atau ada perselisihan tentang
prinsip-prinsip akuntansi, prosedur audit, atau fee.

Persyaratan kerahasiaan dalam Kode Perilaku Profesional mewajibkan bahwa auditor


pendahulu harus memperoleh izin dari klien sebelum komunikasi dapat dilaksanakan. Jika klien
tidak mengizinkan komunikasi atau auditor pendahulu tidak akan memberikan respons yang
kompetitif.

Klien yang Berlanjut, penyelidikan atas klien baru dan pengevaluasian kembali klien yang ada
merupakan bagian yang penting dalam memutuskan risiko audit yang dapat diterima. Jika kantor
akuntan publik memutuskan bahwa risiko audit yang dapat diterima sangat rendah, kantor itu
dapat memilih untuk tidak menerima penugasan tersebut. Jika kantor akuntan publik
menyimpulkan bahwa risiko audit yang dapat diterima rendah tetapi klien tersebut masih dapat
diterima, kantor akuntan dapat menerima penugasan itu tetapi mengusulkan kenaikan fee audit
kepada klien.
Mengidentifikasi Alasan Klien untuk Penugasan Audit

Dua faktor utama yang mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima adalah pemakai laporan
keuangan yang mungkin dan maksudnya menggunakan laporan tersebut. Penggunaan laporan
keuangan yang paling mungkin dapat ditentukan dari pengalaman sebelumnya dengan klien serta
diskusi dengan manajemen.

Memahami Klien

Standar auditing mensyaratkan bahwa auditor harus mendokumentasikan pemahamannya dengan


klien dalam surat penugasan (engagement letter), termasuk tujuan penugasan, tanggung jawab
auditor dan manajemen, identifikasi kerangka kerja pelaporan keuangan yang digunakan oleh
manajemen, referensi ke bentuk dan isi laporan audit yang diharapkan, serta batasan-batasan
penugasan.

Surat penugasan juga dapat mencakup perjanjian untuk memberikan jasa-jasa lain seperti
SPT pajak atau konsultasi manajemen yang diizinkan menurut Kode Perilaku Profesional dan
persyaratan regulatori.

Mengembangkan Strategi Audit secara Keseluruhan

Memilih Staf untuk Melakukan Penugasan, salah satu prinsip dasar dalam standar auditing
adalah bahwa auditor bertanggungjawb untuk memiliki kompetensi dan kemampuan yang
memadai demi melaksanakan audit. Karena itu, setiap staf yang ditugaskan harus mengingat
persyaratan tersebut di samping harus mempunyai pengetahuan tentang industri klien.

Mengevaluasi Kebutuhan akan Spesialis dari Luar, auditor perlu mengevaluasi kualifikasi
profesional spesialis itu dan memahami tujuan serta ruang lingkup pekerjaannya. Auditor juga
harus mempertimbangkan hubungan spesialis tersebut dengan klien, termasuk situasi yang
mungkin mengganggu objektivitasnya.

MEMAHAMI BISNIS DAN INDUSTRI KLIEN

Industri dan Lingkungan Eksternal

Tiga alasan utama untuk mendapatkan pemahaman yang baik tentang industri klien dan
lingkungan eksternal adalah:
1. Risiko yang berkaitan dengan industri tertentu dapat mempengaruhi penilaian auditor atas
risiko bisnis klien dan risiko audit yang dapat diterima dan bahkan dapat mempengaruhi
auditor dalam menerima penugasan pada industri yang lebih berisiko, seperti industri
simpan pinjam dan asuransi kesehatan.

2. Risiko inheren tertentu sudah umum bagi semua klien dalam industri tertentu.
Familiaritas dengan risiko-risiko tersebut akan membantu auditor dalam menilai
relevansinya bagi klien bersangkutan.

3. Banyak industri memiliki persyaratan akuntansi yang unik yang harus dipahami auditor
untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan klien telah sesuai dengan standar
akuntansi.

Operasi dan Proses Bisnis

Kunjungan ke Pabrik dan Kantor, kunjungan ke fasilitas klien dapat membantu auditor
memperoleh pemahaman yang lebih baik atas kegiatan bisnis klien karena kunjungan tersebut
akan memberikan kesempatan untuk mengamati kegiatan perusahaan secara langsung dan
bertemu dengan karyawan kunci.

Mengidentifikasi Pihak yang Berkaitan, pihak terkait (related party) didefinisikan dalam standar
auditing sebagai perusahaan afiliasi, pemilik utama perusahaan klien, atau pihak lainnya yang
bersangkutan dengan klien itu, dimana salah satu pihak dapat mempengaruhi manajemen atau
kebijakan operasi pihak lain itu. Transaksi dengan pihak terkait (related party transaction)
adalah setiap transaksi antara klien dengan pihak terkait. Contoh yang umum adalah transaksi
penjualan atau pembelian antara perusahaan induk dan perusahaan anak, pertukaran peralatan
antara dua perusahaan yang dimiliki oleh pihak yang sama, dan pinjaman kepada pejabat
perusahaan. Contoh yang kurang umum adalah pemanfaatan pengaruh manajemen yang
signifikan terhadap klien audit oleh pelanggannya yang paling penting.

Manajemen dan Tata Kelola

Tata kelola perusahaan meliputi struktur organisasi klien, serta aktivitas dewan direksi dan
komite audit. Dewan direksi yang efektif dapat membantu memastikan bahwa perusahaan hanya
mengambil risiko yang tepat, sedangkan komite audit yang mengawasi pelaporan keuangan,
dapat mengurangi kemungkinan akuntansi yang terlalu agresif.

Kode Etik, perusahaan yang belum menggunakan kode etik tersebut harus mengungkapkan fakta
dan menjelaskan mengapa belum menerapkannya. SEC juga mewajibkan perusahaan untuk
segera mengungkapkan amandemen atau perubahan dan pengecualian dari kode etik itu bagi
setiap pejabat perusahaan.

Notulen Rapat, notulen rapat perusahaan (corporate minutes) adalah catatan resmi tentang
pertemuan dewan direksi dan para pemegang saham. Auditor harus membaca notulen rapat
tersebut untuk memperoleh otorisasi dan informasi lainnya yang relevan dengan pelaksanaan
audit.

Tujuan dan Strategi Klien

Strategi adalah pendekatan yang diikuti oleh entitas untuk mencapai tujuan organisasi. Auditor
harus memahami tujuan klien yang berkaitan dengan:
1. Reliabilitas pelaporan keuangan
2. Efektivitas dan efisiensi operasi
3. Ketaatan pada hukum dan peraturan
Sebagai bagian dari pemahaman atas tujuan klien yang berkaitan dengan ketaatan pada hukum
dan peraturan, auditor harus menguasai syarat-syarat kontrak dan kewajiban hukum lainnya.

Ukuran dan Kinerja

Sistem pengukuran kinerja klien meliputi indikator kinerja utama yang digunakan manajemen
untuk mengukur kemajuan pencapaian tujuan. Indikator ini melampaui angka laporan keuangan,
seperti penjualan dan laba bersih, yang mencakup ukuran yang disesuaikan dengan klien dan
tujuannya.

Pengukuran kinerja meliputi analisis rasio dan tolak ukur atau benchmarking terhadap
pesaing utama. Sebagai bagian dari pemahaman atas bisnis klien, auditor harus melakukan
analisis rasio atau mereview perhitungan klien atas rasio kinerja yang penting.
MENILAI RISIKO BISNIS KLIEN

Auditor menggunakan pengetahuan yang diperolehnya dari pemahaman strategis atas bisnis dan
industri klien untuk menilai risiko bisnis klien (client business risk), yaitu risiko bahwa klien
akan gagal dalam mencapai tujuannya. Risiko bisnis klien dapat muncul dari banyak faktor yang
mempengaruhi klien dan lingkungannya, seperti teknologi baru yang mengikis keunggulan
kompetitif klien, atau klien gagal melaksanakan strateginya sebaik pesaing.

Memahami Bisnis dan Industri Klien, Risiko Bisnis Klien, dan Risiko Salah Saji
yang Material

Industri dan Lingkungan Eksternal


Memahami Bisnis dan
Industri Klien Operasi dan Proses Bisnis

Manajemen dan Tata Kelola

Menilai Risiko Bisnis


Tujuan dan Strategi
Klien

Pengukuran dan Kinerja

Menilai Risiko Salah


Saji yang Material

Tabel di atas mengikhtisarkan hubungan antara bisnis dan industri klien, risiko bisnis klien, dan
penilaian auditor atas risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan. Penilaian auditor
atas risiko bisnis klien mempertimbangkan industri yang digeluti klien dan faktor eksternal
lainnya, serta strategi bisnis klien, proses, dan faktor internal lainnya. Auditor juga
mempertimbangkan pengendalian manajemen yang dapat mengurangi risiko bisnis, seperti
praktik penilaian risiko yang efektif dan tata kelola perusahaan. Setelah mengevaluasi risiko
bisnis klien, kemudian auditor dapat menilai risiko salah saji yang material dalam laporan
keuangan dan kemudian menerapkan model risiko audit untuk menentukan luas bukti audit yang
tepat.

Anda mungkin juga menyukai