3. Pendidikan Integrasi adalah suatu sistem layanan pendidikan yang memberikan kesempatan
kepada peserta didik Sekolah Luar Biasa (SLB) untuk belajar dalam waktu tertentu di sekolah
regular sesuai dengan kelas yang ada di Sekolah Luar Biasa misalnya hanya dalam pelajaran
kesenian atau olah raga. Jadi peserta didik SLB bersama dengan peserta didik reguler berada
dalam kelas yang sama sedangkan pendidikan inklusi adalah layanan pendidikan anak
berkebutuhan khusus yang dididik bersama-sama anak lainnya (normal) untuk
memaksimalkan potensinya.
4. Kolaborasi antara orang tua dan guru sangat diperlukan dalam pembentukan dan peningkatan
pendidikan inklusif. Keterlibatan orang tua itu sendiri merupakan sebuah faktor yang dapat
mendorong serta menentukan perkembangan pendidikan inklusif. Pentingnya peranan
orangtua dalam pendidikan anak mengharuskan mereka untuk menjaga hubungan baik
kepada pihak sekolah sebagai bentuk perhatian orangtua terhadap anak mereka. Bahkan
perhatian yang ekstra harus diberikan oleh orangtua yang memiliki anak berkebutuhan
khusus yang sekolah di sekolah inklusi. Bentuk kerjasama/ kolaborasi pihak sekolah dengan
orangtua anak berkebutuhan khusus dalam pendidikan inklusif adalah untuk memberikan
informasi tentang perkembangan, keterampilan, motivasi, rentang perhatiannya, penerimaan
sosial dan penyesuaian emosional anak.
5. Program percepatan belajar atau akselerasi adalah program layanan pendidikan yang
diberikan kepada siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa, dengan
penyelesaian waktu belajar lebih cepat dari waktu yang ditentukan dari setiap satuan
pendidikan. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan layanan pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhan mereka. Peran akselerasi bagi siswa adalah Efesiensi dalam belajar meningkat
meningkatkan efektivitas dalam belajar, adanya rekognisi terhadap prestasi yang dimiliki,
waktu untuk meniti karir lebih banyak, produkstivitas meningkat, pilihan eksplorasi dalam
pendidikan meningkat dan siswa diperkenalkan dalam kelompok teman yang baru.