DISUSUN OLEH :
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan limpahan rahmat, hidayat dan taufiq-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “SISTEM PERSAMAAN LINEAR HOMOGEN untuk memenuhi tugas mata kuliah
ALJABAR LINEAR.
Semoga Allah SWT memberikan kebaikan atas bantuan yang diberikan kepada penulis. Besar
harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat dan menambah wawasan serta pengetahuan bagi
pribadi dan pembaca pada umumnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar belakang...........................................................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................................................1
C. Rumusan Masalah.....................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. SISTEM PERSAMAAN LINEAR HOMOGEN......................................................................2
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................7
A. Kesimpulan................................................................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam materi pembelajaran Aljabar linear terdapat sistem persamaan linear yang mencakup
sistem Equivalen Dan Operasi Elementer, Sistem Persamaan Linear Bujur Sangkar Kecil, Sistem
Bentuk Segitiga Dan Eselon, Eliminasi Gauss, Matriks Eselon, Bentuk Kononis Baris, Equivalenci
Baris, Eliminasi Gauss Dan Formulasi Matriks, Persamaan Matriks Dari Sistem Persamaan Linear,
Sistem Persamaan Linear Dan Kombinasi Linear Vektor-vektor, Sistem Persamaan Linera Homogen
Dan Sistem Persamaan Linear Nonhomogen, Serta Matriks Elementer.
Namun, dalam makalah ini penulis membatasi ruang lingkup pembahasan. Dalam makalah ini
penulis hanya membahas mengenai sistem persamaan linear homogen dan sistem persamaan linear
nonhomogen, dengan pembahasan mengenai bentuk, definisi dan contoh soal serta penyelesaian dari
persamaan linear homogen dan sistem persamaan linear nonhomogen.
B. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem persamaan linear homogen adalah sistem persamaan linear yang semua suku
konstannya nol. Setiap system persamaan linear mempunyai satu pemecahan, atau tak terhingga
banyaknya pemecahan, atau tidak mempunyai pemecahan sama sekali.
Sebuah system persamaan-persamaan linear dikatakan homogen jika semua suku konstanta sama
dengan nol ; yakni system tersebut mempunyai bentuk umum sebagai berikut
⋮
a m 1 x 1+ am 2 x2 +…+ amn x n =0
Tiap-tiap system persamaan linear homogeny adalah system yang konsisten, karena x1 = 0, x2 = 0,
…, xn = 0 selalu merupakan pemecahan. Karena salah satu di antara pemecahan ini adalah pemecahan
trival, maka kita dapat membuat pernyataan berikut.
1. System tersebut hanya mempunyai pemecahan trival
2. System tersebut mempunyai takterhingga banyaknya pemecahan taktrival sebagai tambahan
terhadap pemecahan trival tersebut.
Terdapat suatau kasus yang system homogennya dipastika mempunyai pemecahan taktrival;
yakni, jika sistem tersebut meilbatkan lebih banyak bilangan dari tak diketahui dari banyaknyadari
persamaan.
Karena semua suku konstan nol, maka jika dilakukan OBE tetap saja suku konstannya
nol dan oleh karena itu matriks lengkap SPL homogen ini sering disingkat tanpa
memasukkan kolom suku konstan yaitu
2
a11 a 12 ⋯ a 1 n
[ ]
a21 a22 ⋯ a2 n
⋮⋮ ⋮
a m 1 a m 2 a mn
Dalam kasus linear homogen khusus dari dua persamaan dengan dua peubah,
katakanlah
a 1 x+ b1 y=0 (a 1 , b1 tidak keduanya nol)
grafik persamaannya berupa garis-garis yang melalui titik asal, dan penyelesaian trivialnya
berpadanan dengan perpotongan di titik asal. Berikut gambar grafiknya.
y
a 1 x+ b1 y=0
dan
a 2 x+ b2 y=0
x
3
Sistem persamaan berikut:
x 1+ 2 x 2−3 x 3=0
x 1+ x2 +5 x 3=0
Adalah sistem persamaan linear dengan tiga variabel dan dua persamaan sehingga
mempunyai banyak penyelesaian (tak-trivial). Karena dalam sistem persamaan linear
homogen, ruas kanan dari setiap persamaan bernilai nol, maka ketika dikenakan operasi baris
elementer (OBE) tidak akan mengalami perubahan, sehingga untuk mencari penyelesaiannya
tidak perlu menggunakan matriks lengkap, cukup menggunakan matriks koefisiennya saja.
Ada suatu kasus di mana suatu sistem homogen dijamin mempunyai penyelesaian tak-
trivial, yaitu, jika sistem tersebut mencakup jumlah perubahan yang lebih banyak daripada
jumlah persamaannya.
Teorema 1:
Sistem persamaan linear homogen selalu mempunyai penyelesaian tak trivial, jika
banyaknya variabel lebih besar dibandingkan banyaknya persamaan.
Contoh 1:
Tentukan penyelesaian SPL homogen berikut.
3 x 1+3 x 2 +2 x 3 +2 x 4=0
−2 x1 −2 x 2 + x 3+ x 4=0
2 x1 +2 x 2−3 x3 −3 x 4=0
3 x 1+3 x 2 +4 x 3 + 4 x 4=0
Penyelesaian:
3 3 2 2 1 1 3 3 1 1 3 3
[ ] [ ] [ ]
b 2+ 2b 1
−2 −2 1 1 b +b −2 −2 1 1 0 0 7 7
b + (−2 ) b 1
2 2 −3 −3 1 2 2 2 −3 −3 3 0 0 −9 −9
3 3 4 4 3 3 4 4 b 4 + (−3 ) b1 0 0 −5 −5
4
1 1 3 3 1 1 3 3 1 1 0 0
1
b 0 0
[ 1 1 b 3+ 9 b2
7 2 0 0 −9 −9 b 4 +5 b2
0 0 −5 −5
] [ ] [ ] 0
0
0
0
0
0
1
0
0
1 b −3 b
0 1
0
2
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
.
0. x 1+0. x 2+ 1. x 3 +1. x 4 =0
Karena x 2 dan x 4 bernilai sebarang bilangan riil maka keduanya dapat diganti dengan
parameter, misalnya, x 2=t dan x 4 =s , sehingga penyelesaian SPL homogen tersebut ialah:
Teorema 2:
Sistem persamaan linear homogen mempunyai penyelesaian trivial, jika dan hanya jika
matriks koefisien A berukuran n × n ekuivalen baris dengan matriks identitas.
Salah satu hal yang menarik dalam mempelajari sistem persamaan linear homogen
adalah menyelesaikan sistem persamaan linear homogen yang hanya mempunyai
penyelesaian tunggal (yaitu hanya mempunyai penyelesaian trivial). Hal ini terjadi apabila
matriks koefisien dari sistem persamaan linear homogen ekuivalen dengan matriks identitas,
1 0 0 ⋯ 0
0
I n= 0
⋮
0
[ ] 1
0
⋮
0
0
1
⋮
0
⋯
⋯
⋱
⋯
0
0
⋮
1
5
sehingga sistem persamaan linear homogen yang di hasilkan berbentuk:
x 1=0
x 2=0
⋮
x n=0
Contoh 2:
x 1+ 2 x 2 +3 x3 =0
1 2 3
2 x1 −x2 + 4 x 3=0 adalah
[ 2 −1 4
3 1 8 ]
3 x 1+ x 2 +8 x 3=0
1 2 3 b + (−3 ) b 1 2 3 1 2 3
[ 2 −1 4 3
] 1
[ ] [
0 −5 −2 b3 + (−1 ) b2 0 −5 −2
3 1 8 b2 + (−2 ) b1 0 −5 −1 0 0 1 ]
1 2 3 b +(−1)b
( ) −1
[ ]()
b 0 1
5 2
0 0
2 1
5 b2+ −2 b3
1 15
3 1 2 0
0 1 0
1
[ ] () [ ]b
3 3
1 0 0
0 1 0.
0 0 1 b1 +(−2)b2 0 0 1
Karena matriks koefisien tersebut ekuivalen dengan matriks identitas, maka sistem
persamaan linear memiliki solusi trivial.
Contoh:
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Persamaan linear homogen, bentuk umum persamaan linear homogen: Sebuah system persamaan-
persamaan linear dikatakan homogen jika semua suku konstanta sama dengan nol ; yakni system
tersebut mempunyai bentuk
7
.
am1x1 + am2x2 + ... + amnxn= 0
Tiap-tiap system persamaan linear homogeny adalah system yang konsisten, karena x1 = 0, x2 = 0,
…, xn = 0 selalu merupakan pemecahan. Karena salah satu di antara pemecahan ini adalah pemecahan
trival, maka kita dapat membuat pernyataan berikut.
1 System tersebut hanya mempunyai pemecahan trival
2 System tersebut mempunyai takterhingga banyaknya pemecahan taktrival sebagai tambahan terhadap
pemecahan trival tersebut.
Daftar Pustaka
Anton, H. (1978). Aljabar Linear Elementer. bandung: PT Gelor Akasara Pratama.(siti rohani)
Seymour Lipschutz, M. L. (1968). Aljabar Linear. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.( efriyono)
j.leon, s. (1999). aljabar linear dan aplikasinya. jakarta: PT. Gerlora aksara pratama. (lisa wulandari)
8
9