Anda di halaman 1dari 5

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI

JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA


VOLUME 06 No. 02 Juni ● 2017 Halaman 53 - 57
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia
Artikel Penelitian

EVALUASI PARADIGMA FUNGSI EKONOMI PADA RUMAH SAKIT ELIM


RANTEPAO
EVALUATION OF ECONOMIC PRINCIPLE PARADIGM
IN ELIM RANTEPAO HOSPITAL

David Nakka Gasong1, Laksono Trisnantoro2


1
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unversitas Kristen Satya Wacana Salatiga
2
Program Studi, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

ABSTRACT menentukan visi, misi, tujuan dan strategi rumah sakit Elim.
Background: Head of Toraja Church and Church Health Metode: Penelitian ini adalah jenis observasi dengan
Foundation tend to maintain religious social function on menggunakan pendekatan survey. Data, fakta dan informasi
management of Elim hospital. Meanwhile, low income and diperoleh melalui pengamatan, dan wawancara mendalam
high operational costs followed by limited funding support from dengan menggunakan pedoman pertanyaan semacam chek-list.
donors forced managers to think of their economic functions. Data diperoleh melalui Pimpinan Gereja & Yayasan, Direktur,
There is lack of developing strategy, while hospital management dan dokumen.
still follow strategy set by Zending at the beginning of hospital Hasil: Dari hasil penelitian, pandangan Pimpinan Gereja
establishment. Toraja, 38% menginginkan pendapatan rumah sakit lebih besar
Aim: Providing information as comparison to determine strategy dari pengeluaran, agar rumah sakit memperoleh laba. 62%
from re-evaluation of the old strategy to decision making. To pendapatan rumah sakit sama dengan pengeluaran. Dalam
provide comparison information to determine vision, mission, hal citra didinginkan, 23% menginginkan agar membangun
objectives and strategy of Elim Hospital. persepsi masyarakat akan keunggulan pelayanan 77% tidak
Method: The type of research was observasional by survey menginginkan demikian. Dalam hal penciptaan produk baru,
approach. Evidence, data and information are obtained through 77% tidak menginginkan modifikasi bentuk pelayanan baru.
observation, indepth interview using interview guideline and Kemudian pembelanjaan kegiatan, 31% menginginkan apabila
checklist. Data obtained from head of church and foundation, pembelanjaan dibiayai dari modal sendiri dan pinjaman. Namun
hospital director and document. 69% tidak sesuai harapannya.
Result and Discussion: About 38% of Toraja Church leaders Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa, mayoritas
expect hospital revenue will be bigger than expenditure. pimpinan Gereja Toraja, Yayasan tidak menginginkan
About 62% believe that hospital income should be equal with pengelolaan rumah sakit Elim berdasakan fungsi ekonomi.
expenditure. The church leaders expect to develop public Minoritas pimpinan, khususnya direktur menghapkan pengelolaan
perception related to excelence service (23%), but 77% did rumah sakit Elim berdasarkan fungsi ekonomi.
not want this. About 31% believe that expenditure is expected
financed by owner’s equity and loans. Kata Kunci: Evaluasi, paradigma, fungsi ekonomi, fungsi
Conclusion: Hospital management based on economic sosial
principle is only expected by minority of leader, especially
hospital director; while the majority of Toraja Church Leaders
and foundation did not expected transformation of hospital
management based on economic principle. PENGANTAR
Rumah sakit Elim didirikan oleh Pemerintah
Keyword: Evaluation, Paradigm, Economic Function, Social Belanda tahun 1929 dan diambil alih oleh
Function. Gereformeerde Zending Bond pada tahun 1935,
yaitu suatu badan dari Belanda yang memiliki misi
ABSTRACT keagamaan. Tujuan pemberian layanan kesehatan
Latar belakang: Dikalangan Pimpinan Gereja Toraja dan
Yayasan Kesehatan Gereja Toraja cenderung mempertahankan didasarkan pada fungsi sosial keagamaan, yaitu
fungsi sosial keagamaan dalam pengelolaan rumah sakit sebagai kesaksian gereja untuk mewujudkan kasih
Elim. Sementara, rendahnya pendapatan dan tingginya biaya kepada sesama tanpa membedakan status sosial
operasional serta terbatasnya dukungan dana dari donor
ekonomi.
memaksa pengelola memikirkan fungsi ekonomi. Langkah-
langkah ke arah pengembangan kurang diperhatikan dan Setelah diambil alih pengelolaannya oleh
berusaha mengelolah rumah sakit dengan menggunakan Gereja Toraja tahun 1992 melalui Yayasan
strategi yang ditetapkan oleh Zending pada awal berdirinya. Kesehatan, cenderung mempertahankan fungsi
Tujuan: Sebagai informasi pembanding bagi pengambil
sosial keagamaan yang diwarisi dari pendiri.
keputusan dalam memilih strategi guna menilai kembali strategi
masa lalu Pihak Gereja melalui Yayasan sebagai pemilik Tanpa berusaha menilai kembali strategi yang
rumah sakit Elim memperoleh informasi pembanding dalam digunakan. Keterbatasan bantuan dana dari

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 6, No. 2 Juni 2017 ● 53


David Nakka Gasong, dkk.: Evaluasi Paradigma Fungsi Ekonomi

donor, ketidakmampuan mempeoleh laba,dan pemahaman tentang nilai-nilai yang dominan


pengaduan/penilaian seringkali diabaikan, tanpa berlaku. Nilai-nilai dipandang sebagai pengatur
berusaha menguji apakah pengaduan tersebut dan sangat menentukan9. Nilai-nilai tersebut pada
dapat dibenarkan. Kebutuhan organisasi rumah mulanya terbentuk melalui landasan dianut oleh
sakit tidak dipermasalahkan dan memandang pendiri, sehingga akan mempengaruhi sistim
tidak perlu merubah strategi yang telah diwarisi nilai yang diberlakukan dalam organisasi10. Telah
dari pendiri dan berupaya mengelola rumah sakit ada penelitian menunjukkan, bagaimana budaya
sesuai keinginan mereka. nasional mempengaruhi model manajemen dan
Lingkungan dimana rumah sakit beroperasi struktur organisasi11. Dalam kaitannya dengan
telah mengalami perubahan. Hal itu disebabkan keyakinan, nilai-nilai, asumsi seperti organisasi
meningkatnya pendidikan dan status sosial gereja seringkali tidak formal, tetapi mempengaruhi
ekonomi masyarakat, sehinggga memunculkan perilaku melalui pembentukan peraturan12. Dalam
kelompok–kelompok tertentu dalam masyarakat organisasi seringkali dijumpai perbedaan dan
yang menuntut penyedian layanan bermutu pertentangan kebijakan13.
sesuai selera mereka. Menghadapi masalah
tersebut, pemilik dan pimpinan rumah sakit belum BAHAN DAN CARA PENELITIAN
merumuskan kembali visi, misi, tujuan dan strategi Penelitian ini merupakan observasi dengan
rumah sakit Elim. pendekatan survey. Alat penelitian digunakan chek
Perkembangan sejarah rumah sakit di list dan subyek penelitian adalah Pemimpin Gereja
Eropa dan Amerika menunjukkan, mulanya Toraja dan Yayasan Kesehatan sebagai pemilik,
penyediaan layanan kesehatan berorientasi fungsi direktur sebagai pihak manajemen, sebagai
sosial keagamaan1. Memasuki decade 1980an, responden. Pengumpulan data dilakukan melalui
pelayanan rumah sakit berubah dari organisasi wawancara mendalam, pengamatan dan studi
normatif kearah organisasi utilitarian yang dikenal dokumen-dokumen penting.
dengan istilah lembaga sosial-ekonomi. Perubahan
sikap rumah sakit yang demikian dipaksa oleh HASIL PENELITIAN
keterlibatan Bank Dunia dalam sector kesehatan Pandangan Pimpinan Gereja Toraja & Yayasan
dengan mengusulkan reformasi2. Pada rumah sakit Kesehatan
nirlaba pembiayaan diperoleh melalui pembayaran Harapan agar rumah sakit Elim memperoleh
langsung, donor, dan asuransi. Pada rumah sakit laba, hanya diterima sebagian pimpinan Gereja Toraja
berorientasi laba, melalui pertukaran. Duncan dan Yayasan. 38% menginginkan agar pendapatan
Neuchauser menyebutnya sebagai model cash rumah sakit lebih besar dari pengeluaran. 62% tidak
and carry3. sesuai harapannya dan mengatakan, pendapatan
Memasuki era globalisasi yang ditandai rumah sakit harus sama dengan pengeluaran. Ketika
dengan adanya perubahan, menuntut pengelolah ditanyakan mengapa demikian?
meninjau kembali sistim manajemen digunakan.
Mereka yang sesuai harapannya mengatakan,
Rumah sakit yang mulanya dikelolah kearah sosial rumah sakit Elim telah mandiri Dalam bidang dana,
akan mengalami pergeseran paradigma. Perubahan sehingga diusahakan agar mampu membiayai
tersebut dipicu oleh perubahan pasar, selera yang dirinya sendiri dan mengurangi ketergantungan
menuntut adanya kesadaran dan respon terhadap terhadap sumbangan. Namun mereka yang tidak
sesuai harapannya mengatakan, pendapatan sama
perubahan4. Dalam menjawab pertanyaan disekitar dengan pengeluaran telah diputuskan dalam
kemana rumah sakit berjalan di masa depan, faktor- Sidang Sinode Am XIX Gereja Toraja. Ketaatan dan
faktor yang perlu dipertimbangkan adalah laba, keterikatan kepada keputusan mutlak berlaku.
keuntungan, citra, pasar, produk, serta investasi5,6.
Perubahan organisasi seringkali tidak Kenyataan yang sama juga terlihat dari
dapat berjalan mulus, karena budaya yang keuntungan diharapkan. 31% responden
telah mengkristalisasi cenderung dipertahankan mengatakan harga dibayar pasien lebih besar
dari intervensi budaya baru7. Bagi sekelompok dari biaya dikeluarkan untuk membiayai seluruh
orang hal itu dipandang mengganggu 8. Dalam kegiatan. 69% tidak sesuai harapannya. Ketika
kaitannya dengan konteks budaya, peranan ditanyakan mengapa demikian?
budaya sangat berpengaruh dalam pengambilan
keputusan, bahkan terhadap tujuan organisasi. Mereka yang sesuai harapannya mengatakan,
bahwa untuk membiayai program-program baru
Dalam penerapan strategi baru dibutuhkan dibutuhkan dana yang tidak sedikit dan untuk

54 ● Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 6, No. 2 Juni 2017


Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

mencari sumbangan/bantuan dana dari donor produk layanan baru melalui modifikasi bentuk,
sangat sulit, bahkan terbatas. Oleh karena itu, sehingga mampu memenuhi selera kelas atas dan
apabila rumah sakit Elim mampu menghasilkan
keuntungan, maka upaya kearah kemandirian menengah. Khususnya kelas utama diperlengkapi
dana akan terwujud serta mampu memberikan telepon, kulkas, tempat tidur dan kamar mandi
dana partisipasi guna mendukung pembiayaan sendiri. Namun 77% tidak menginginkan demikian.
dalam lingkungan Gereja Toraja. yang mengejar Ketika ditanyakan mengapa demikian?
keuntungan dengan menerapkan target-target
tertentu. Melainkan badan yang menjalankan misi Mereka yang tidak sesuai harapannya mengatakan,
kemanusiaan, yaitu sebagai tempat pengobatan penyediaan produk baru tidak hanya diperuntukkan
bagi seluruh masyarakat Toraja, khususnya bagi kelas atas, tetapi seluruh lapisan masyarakat.
masyarakat tidak mampu. Kebersamaan kelas atas dan bawah adalah tujuan
pemberian layanan yang sudah ditetapkan pendiri
Dalam hal citra diinginkan dimasyarakat. rumah sakit Elim.
23% responden menginginkan, membangun
persepsi masyarakat akan keunggulan pelayanan Kemudian dalam hal tersedianya dana
dan dipandang berbeda dan mampu memberikan pembelanjaan kegiatan dan pengembangan rumah
kepuasan kepada pasien sekalipun harus sakit Elim. 31% responden sesuai harapannya,
dibayar dengan harga mahal. Namun 77% tidak apabila pembelanjaan yang membuka peluang
menginginkan upaya demikian. Ketika ditanyakan menghasilkan keuntungan dibiayai dari modal
mengapa demikian? sendiri dan pinjaman selama mampu membayar
bunga, pokok pinjaman serta laba dibagi. Namun,
Mereka yang sesuai harapannya mengatakan, 69% tidak sesuai harapannya. Ketika ditanyakan
bahwa penilaian dan pandangan masyarakat
akan suatu obyek telah berubah,demikian pula mengapa demikian?
halnya dengan keinginan dan kebutuhan. Apabila
rumah sakit Elim memakai strategi demikian, Mereka yang tidak sesuai harapannya mengatakan,
keuntungan diperoleh dapat menutupi kekurangan apabila dana diperoleh dari pinjaman akan
dari masyarakat miskin. Namun mereka yang tidak mendorong rumah sakit Elim mengejar keuntungan
sesuai harapannya mengatakan, bahwa penyediaan serta melupakan misi pelayanan keagamaan yang
jasa layanan tidak hanya memberikan kepuasan menjadi tujuan utama. Mereka mengatakan, rumah
kepada masyarakat kaya, tetapi seluruh masyarakat sakit Elim bukanlah organisasi laba yang berusaha
dengan tanpa membedakan status sosial. Hal mengejar keuntungan, tetapi organisasi yang
demikian tertulis dalam akte pendirian Yayasan menempatkan pelayanan sebagai tujuan utama.
Kesehatan Gereja Toraja, bahwa pelayanan pada Oleh karena itu, sudah menjadi tugas dan tanggung
rumah sakit Elim digunakan untuk mewujudkan jawab Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja,
kasih kepada sesama manusia. Yayasan Kesehatan Gereja Toraja mengusahakan
dana melalui mitra dalam dan luar negeri. Bahkan
sekarang ini pembelanjaan rumah sakit Elim akan
Lebih tegas penolakan dalam penentuan dibebankan kepada anggota Gereja Toraja melalui
pasar sasaran dituju. 23% responden sesuai peningkatan kesadaran tanggung jawab setiap
harapannya apabila dalam menentukan pasar anggota memberikan dukungan dana.
sasaran perlu mempertimbangkan kemampuan
membayar pasien dan mengutamakan kelas PEMBAHASAN
atas sebagai pasar sasaran. Namun, 77% tidak Hasil penelitian menunjukkan, rencana ke arah
sesuai harapannya. Ketika ditanyakan mengapa fungsi ekonomi pengelolaan rumah sakit Elim hanya
demikian? sesuai harapan sebagian pimpinan Gereja Toraja dan
Yayasan, namun mayoritas tidak sesuai harapannya.
Mereka yang tidak sesuai harapannya mengatakan, Upaya kearah penyediaan layanan bermutu untuk
bahwa penggolongan masyarakat ke dalam kelas- memperoleh laba dan keuntungan guna membiayai
kelas sosial akan menciptakan perbedaan dan jarak,
bahkan akan melahirkan kesenjangan. Gereja Toraja pengembangan rumah sakit Elim masih sulit
pada prinsipnya tidak mengenal perbedaan kelas, diterima, dan cenderung kearah penyediaan layanan
bahkan berusaha memerangi perbedaan kelas dibiayai dari sebagian pendapatan operasional dan
sebagaimana yang telah dilakukan Zending. Hal itu bantuan donor. Prinsip-prinsip pelayanan sosial
dijelaskan dalam Tata Gereja Toraja, bahwa rumah
sakit Elim digunakan untuk memerangi kemiskinan, masih sangat kuat dan berakar dalam struktur
ketidakadilan, penderitaan karena penyakit dan kepemimpinan, sehingga perbedaan kelas sebagai
kesenjangan. salah satu strategi dipandang bertentang dengan
misi rumah sakit.
Demikian pula dengan penciptaan produk Usaha memperoleh laba melalui
baru. 23% responden menginginkan penyediaan pengelompokan dan perbedaan berdasarkan kelas

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 6, No. 2 Juni 2017 ● 55


David Nakka Gasong, dkk.: Evaluasi Paradigma Fungsi Ekonomi

sosial hanya diterima oleh sebagian pimpinan gereja sosial. Bagi Zending kekeristenan adalah juga berita
Toraja dan Yayasan, dan mayoritas memandang pembebasan bagi masyarakat kelas bawah yang
tidak sesuai dengan prinsip-prinsip pelayanan, tunduk dan terikat pada kelas atas. Sikap Zending
kasih dan persekutuan dalam gereja. Bagi yang demikian mendapat tantangan dari golongan
sesuai harapannya memahami kasih, pelayanan bangsawan yang tidak menyetujui perbedaan kelas
dan persekutuan adalah kebersamaan dalam sosial. Bagi kaum bangsawan, perubahan tersebut
perbedaan fungsi sesuai dengan konsep gereja dapat menghilangkan kekuasaan dan kewibawaan
sebagai “tubuh” (soma). Gereja dipahami sebagai mereka.
persekutuan dari orang-orang yang berbeda,
namun berada dalam satu kesatuan. Demikian KESIMPULAN DAN SARAN
pula halnya perbedaan kelas atas dan bawah Kesimpulan
tidak dipahamai dalam bentuk hirarki, tetapi lebih Kalangan Pimpinan Gereja Toraja dan
menunjuk pada solidaritas kelas atas terhadap Yayasan terdapat perbedaan harapan tentang
kelas bawah dalam wujud nyata. Namun mereka penerapan fungsi ekonomi pada rumah sakit Elim.
yang tidak sesuai harapannya memandang bahwa Minoritas sesuai harapannya apabila pendapatan
kasih adalah kesediaan memberikan bantuan lebih besar dari pengeluaran dan mayoritas tidak
atau pertolongan kepada yang membutuhkan, sesuai. Munculnya reaksi yang menolak penerapan
khususnya masyarakat kelas bawah. Demikian pula fungsi ekonomi pada rumah sakit didasarkan pada
dengan pelayanan adalah kesediaan memberikan nilai-nilai sosial keagamaan yang dijadikan acuan
pengorbanan tanpa menuntut manfaat dari yang di dalam berpikir, bersikap dan bertindak.
diberikan. Kemudian persekutuan dipahami
sebagai kebersamaan tanpa membedakan status Saran
sosial ekonomi. Untuk mendukung ke arah perubahan visi,
Ketiga konsep itulah yang menjadi nilai-nilai misi, tujuan rumah sakit Elim, Penelitian ini dapat
dominan dan mempengaruhi pandangan pimpinan dilanjutkan melalui: 1) Pendataan stakeholder yang
Gereja Toraja dan Yayasan Kesehatan Gereja memiliki kekuasaan tertinggi dalam pengambilan
Toraja. Kasih, pelayanan dan persekutuan adalah keputusan ke arah perubahan kebijakan, 2)
tiga konsep yang melatarbelakangi dan sekaligus Melakukan pengukuran terhadap masing-
menjadi cap sah atau materai bagi pembentukan masing paradigma stakeholder, 3) Melakukan
pola berpikir, bersikap,dan bertindak. Bahkan pungukuran terhadap nilai-nilai budaya yang
ketiga konsep tersebut menjadi keyakinan dasar, dominan mwmpengaruhi harapan stakeholder,
membentuk asumsi-asumsi mereka, sekaligus dan 4) Mengkomunikasikan strategi yang akan
menjadi inti dari organisasi dalam linkungan Gereja diusulkan.
Toraja dan merefleksikan keyakinan yang dianggap
benar, serta mengendalikan para pengambil REFERENSI
keputusan. Oleh karena itu, benarlah apa yang 1. Purwanto, B. 1994. Peranan Ilmu Sejarah
dikatakan oleh Purwanto1, bahwa sejarah masa lalu Dalam Pengelolaan Rumah Sakit, Kuliah
tidak dapat dipisahkan dengan sejarah masa kini Perdana Manajemen Rumah Sakit UGM,
dan selanjutnya. Namun sejarah selalu berorientasi Yogyakarta.
pada masa depan. 2. Trisnantoro,L., 1995.a Modul Ekonomi
Dari sejarah masa lampau berdirinya Manajerial, Magister Manajemen Rumah Sakit
rumah sakit Elim menunjukkan pada pendiri telah UGM, Yogyakarta
mengamanatkan bahwa pelayanan rumah sakit 3. Kottler,P., and Clarke,N.R. 1987. Marketing for
Elim adalah sebagai sarana pengobatan bagi Healt Care Organizations, Pretice Hall, New
masyarakat yang membutuhkan pertolongan, York.
tanpa menuntut manfaat dari yang diberikan, 4. Mulyadi, 1995. Pergeseran Paradigma
sehingga dipandang bertentangan dengan prinsip Pengelolaan Rumah Sakit, Kuliah Perdana
pengorbanan dan manfaat menurut perhitungan Magister Manajemen Rumah Sakit UGM,
ekonomi. Namun dari sejarah masa lampau ketika Yogyakarta
zending pertama kali tiba di Tana Toraja, justru 5. Wahyudi, A.S. 1996. Manajemen Strategik,
mengalami kesulitan menentukan kebijakannya Binarupa Aksara, Jakarta
dalam menghadapi struktur masyarakat yang 6. Campbell,C.1994. Hospital Plan and Equipment
membedakan masyarakat berdasarkan kelas-kelas Replacement Decision, A Survey of Hospital

56 ● Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 6, No. 2 Juni 2017


Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

Financial Managers, Submitted to the Journal, 10. Handy,C.B. 1983. Understanding Organizations,
22(10): 538-556 The Penguin Bussines Library, New York.
7. Kissler,G.D. 1991. The Change Riders: 11. Johnson,G., and Scholes,K. 1993. Exploring
Managing The Power of Change, Addison Corporate Strategy, Text and Cases, Prentice
Wesley Publishing Company, New York. Hall, New York
8. Cynthia,S.D., and Jaffe,D.T. 1989. Managing 12. Tjosvold, D. 1993. Learning to Manage Conflict,
Organisational Change, Kogan Page, Maxwell Macmillian International, Canada
London. 13. Bolman,L.G., and Deal,T.E. 1988. Modern
9. Veeger, K.J. 1985. Realitas Sosial, Gramedia, Approachs to Understanding and Managing
Jakarta Organizations, Jossey Bass Publisher, San
Fransisco

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 6, No. 2 Juni 2017 ● 57

Anda mungkin juga menyukai