Anda di halaman 1dari 170
SERI JURNALIS OMPAS JURNALISME DASAR es) <0) SEM RATE no men oe Hanya dengan bersikap skeptis, sebuah media dapat hidup.” Luwi ISHWARA oo Jurnalisme Dasar Copyright © 2011 Luwi Ishwara Pertama kali diterbitkan dalam bahasa Indon oleh Penerbit Buku Kompas, Januari 2011 PT Kompas Media Nusantara Jl. Palmerah Selatan 26-28 Jakarta 10270 e-mail: buku@kompas.com KMN: 30405110006 Editor: H. Witdarmono Perancang sampul: A.N. Rahmawanta Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian ‘atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit xii + 188 him, 14 cm x 21 cm ISBN: 978-979-709-542-0 |si i luar tanggung jawab Percetakan Grafika Mardi Yuana, Bogor DAFTAR ISI Pengantar Penerbit vil Pengantar Penuli ix Pendahuluan 1 + Ciri-ciri Jurnalisme .. 1 * Sembilan Prinsip Jurnalisme a 1, Wartawan... 27 + Sikap dan Watak........ 27 + Bekal Kerja Wartawan 46 2. Syarat Kerja Bagi Wartawan .. 57 * Tahu yang Menarik 57 * Selalu Ingin Tahu ... 58 + Ada Tiga Tipe Dasar Observasi: 61 3._Berita dan Nilai Berita 65 + Fakta Obyektif 65 * Fakta Bermakna. 70 * Dampak Teknologi 72 + "What News and Why News” 7 * Dua Jenis Berita .... 75 + Nilai Berita v aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. PENGANTAR PENERBIT idang pembaca yang terhormat. Buku ini pertama kali terbit pada Juli 2005 dan telah dicetak ulang empat kali. Buku di tangan Anda ini adalah hasil cetakan kelima, yang dilakukan Penerbit Buku Kompas (PBK) pada awal 2011. Pencetakan ulang kembali dilakukan karena buku ini masih terus dicari banyak orang, khususnya para wartawan, yang sebagian terpaksa kecewa karena tak berhasil menemukannya lagi di toko-toko buku. Sebagai hasil pengemasan ulang, buku ini sesungguhnya tak lagi persis sama dengan edisi aslinya. Jika dulu judulnya agak panjang, yakni Catatan-catatan Jurnalisme Dasar, kini dibuat lebih singkat, Jurnalisme Dasar, menyesuaikan diri dengan semangat zaman yang telah berubah. Pada aspek isi, Luwi Ishwara, penulisnya, telah pula melakukan banyak pengayaan, pendalaman, dan pe- mutakhiran, mengikuti perkembangan jurnalisme masa kini yang bergerak sangat cepat. Hal ini tak hanya membuat vil aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. PENGANTAR Angkatan pertama dari lembaga pelatihan ini me- namakan diri mereka "Angkatan Anggrek I”, karena waktu itu pelatihan dilaksanakan di sebuah rumah kecil di Palmerah, Jakarta, yang sebelumnya dimiliki oleh seorang petani bunga anggrek. Angkatan-angkatan berikutnya berlangsung lebih lan- car. Toko-toko buku di Jakarta sudah bertambah banyak. Pemesanan buku dan berbagai informasi mudah diperoleh, baik melalui majalah maupun melalui internet. Saya pun berlangganan majalah Quill, yang diterbitkan oleh Society of Professional Journalists dan majalah Columbia Jour- nalism Review (CJR), yang diterbitkan oleh Graduate School of Journalism Columbia University, New York. Catatan saya mengenai jurnalisme makin banyak sehingga suatu saat timbul saran dari teman-teman, terutama dari P. Swantoro, untuk membukukannya. Inilah awal dari buku Jurnalisme Dasar. Di luar dugaan, buku ini mendapat tanggapan positif, baik dari teman-teman wartawan maupun kalangan pelajar dan mahasiswa. Maka ketika hendak dicetak ulang, rekan- rekan dari Penerbit Buku Kompas menawarkan perbaikan dan penambahan terhadap kekurangan-kekurangan yang memang masih banyak. Saya berpendapat dasar jurnalisme profesional, seperti akurasi, mencari dan melaporkan kebenaran, jujur, bertindak etik, independen, bertanggung jawab, adalah tetap sama. Tetapi perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang pesat menimbulkan perubahan- perubahan yang terkadang tidak terduga dan berdampak terhadap jurnalisme. Sekarang, setiap orang adalah wartawan. Di sinilah tantangan bagi wartawan profesional semakin berat. x! aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. PENDAHULUAN kan cheerleader complex, yaitu sifat untuk berhura-hura mengikuti arus yang sudah ada, puas dengan apa yang ada, puas dengan permukaan sebuah peristiwa, serta enggan mengingatkan kekurangan-kekurangan yang ada dalam masyarakat. Joseph Pulitzer pernah berkata bahwa surat kabar tidak pernah akan bisa menjadi besar dengan hanya sekadar mencetak selebaran-selebaran yang disiarkan oleh pengusaha maupun tokoh-tokoh politik dan meringkas tentang apa yang terjadi setiap hari. Wartawan harus terjun ke lapangan, berjuang, dan menggali hal-hal yang eksklusif. Ketidaktahuan membuka kesempatan korup, sedangkan pengungkapan mendorong perubahan. Masyarakat yang mendapat informasi yang lengkap, akan menuntut per- baikan dan reformasi.’ Agar demokrasi bisa berjalan, masyarakat butuh infor- masi. Wartawan mempunyai tugas demokratik (democratic duty) untuk menulis secara jelas dan dalam bahasa publik. Di sini, nilai intinya adalah kepercayaan (trust). Dalam hal ini, wartawan menjadi bagian dari sebuah kontrak sosial yang paralel. Pengertian di balik kontrak ini adalah selagi wartawan melaksanakan tugasnya, bersamaan itu pula proses demokrasi berjalan. Kode etik yang dibuat oleh berbagai perkumpulan wartawan merupakan pengungkapan dari istilah kontrak yang dibuat para wartawan dengan sesama warganya.* Bertindak Bertindak, action, adalah corak kerja seorang war- tawan. 2 Ungkapan ini diambil dari John Hohenberg, The Professional Journalist (New York: Holt, Rine- hart and Winston, Inc, 1983), hal. 5. 3. Lin, Mitchell V.Charnley, Reporting (New York: Holt, Rinehart and Winston Inc., 1965), hal. 275- 276. 4 ih. G, Stuart Adam and Roy Peter Clark, Journalism: The Democratic Craft (New York: Oxford University Press USA (OUP USA), 2005), hal. xvii aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. PENDAHULUAN Bukan hanya di medan perang (Irak), banyak berita bohong atau cerita palsu—baik yang dibuat dengan sengaja maupun tidak—beredar sejak lama dalam kehidupan kita sehari-hari. Salah satu cerita palsu paling terkenal adalah ketika surat kabar Sunday Times (Inggris) memuat tentang apa yang mereka percaya sebagai buku harian Adolf Hitler. Buku harian ini dijual ke majalah Stern (Jerman) oleh tiga pengusaha Jerman seharga 2,5 juta poundsterling dan Sir Hugh Trevor-Roper, pengarang The Last Days of Hitler, percaya buku harian itu asli? National Geograhy Channel (NatGeo) dalam acara Amazing di televisi pernah menayangkan video sekelompok pinguin yang berenang dan kemudian terbang di antara gunung-gunung es. Rekaman ini begitu nyata, kalau tidak dikatakan sempurna, pinguin-pinguin itu terbang seperti burung lainnya. Kemudian NatGeo bertanya: "Benar atau Palsu"?—True or False. NatGeo menjawab sendiri dengan tulisan besar: False! NatGeo menjelaskan bahwa rekaman itu hasil rekayasa seseorang menggunakan teknologi canggih untuk menyambut tanggal 1 April, yaitu April Fool atau April Mop. Pesan tersirat dari tayangan NatGeo ini adalah agar kita berhati-hati dan tidak begitu saja percaya untuk hal-hal yang rupanya begitu baik/bagus untuk tidak mempercayainya—too good to be true. Rekayasa gambar bukan saja dibuat untuk main-main atau berlucu-lucu; ada yang membuatnya untuk menye- rang atau menjatuhkan seseorang. Korban dari rekayasa gambar ini adalah John Kerry yang mencalonkan diri dalam pemilihan presiden Amerika melawan George W. Bush. Pada awal tahun 2004, kampanye kepresidenan John Kerry heboh, ketika para pengkritik konservatif melalui web 9 Richard Keeble, The Newspapers Handbook. Third Edition (London and New York: Routledge, 2001), hal. 61 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. PENDAHULUAN Abad ke-21 ini memang membawa perubahan besar dalam jurnalisme. Pola satu arah dari berita—seorang wartawan mengirim sebuah pesan (message) melalui sebuah media kepada pembaca—kini sudah berubah. Untuk bertahan hidup, orang-orang yang bergerak di bidang pemberitaan, mulai merumuskan kembali keempat elemen pemberitaan, yaitu wartawan, pesan, media, dan audience. 1, Wartawan mulai mengubah diri mereka. Ruang redaksi yang dulu menjadi tempat pelarian bagi para individualis, kini membutuhkan orang-orang yang bisa bekerja sama dengan baik. Ruang redaksi harus lebih terbuka, beragam, toleran, dan kolaboratif. 2. Wartawan mulai mengubah bentuk dan sifat dari pesan mereka. Wartawan perlu memeras seluruh kreativitas mereka untuk menciptakan produk yang inovatif yang menempatkan berita dalam suatu konteks yang lebih luas dan berarti. 3. Wartawan mengubah media mereka ke multimedia. Begitu mendapatkan berita, mereka lalu menyalurkan berita itu ke web, telepon, radio, televisi dan juga surat kabar. Wartawan yang baik berusaha menemukan cara untuk menciptakan sarana dan teknik untuk melakukan tugasnya itu. 4, Audience. Mereka bukan lagi sekadar pemirsa, pembaca, atau pengguna. Mereka sekarang adalah juga produsen berita. Wartawan perlu menemukan cara untuk melibatkan audience dalam mencari kebenaran yang adil dan kontekstual akurat.'® 19 Lin. Michele McLellan and Tim Portes, News, Improved: How America’s Newsrooms Are Learn- ing to Change (Washington, DC.: CQ Press, 2007), hal. v. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. PENDAHULUAN atau menghentikan pengiriman wartawannya ke luar negeri. Mereka merasa cukup mengambil informasi dari lJayanan berita dalam negeri saja. Ke dalam, mereka, antara lain, berusaha merampingkan usahanya dengan meng- hentikan pegawainya. Surat kabar besar seperti Wahington Post dan New York Times menyediakan dana besar untuk mengiming-imingi para wartawan kawakan (veteran re- porters) dan penulisnya untuk mengundurkan diri lebih dini. Dalam hitungan bulan, sebuah generasi wartawan yang berpengalaman begitu saja hilang.” Evolusi media ini tidak menguntungkan bagi yang tambun dan lamban. Evolusi ini menguntungkan bagi yang cepat dan cekatan. Tidak seorang pun tahu bagaimana masa depan surat kabar. Dan berdiam diri bukan lagi sebuah opsi untuk bertahan hidup. Peta jalan ke masa depan tampak samar. Para pemimpin redaksi masa depan harus bisa nyaman dalam ketidaknyamanan dan mereka perlu terus menyesuaikan arah.”* Apabila dampak teknologi baru terhadap media cetak di Amerika sangat terasa, maka tidak demikian halnya dengan saudara-saudaranya di Asia. Berdasarkan studi yang di- lakukan konsultan global, PricewaterhouseCoopers, dicatat bahwa sejak 2005, pendapatan iklan media cetak di Amerika merosot hingga 47 persen. Sebaliknya, pendapatan iklan media cetak di Asia justru diperkirakan naik 3,1 persen per tahun hingga tahun 2014, yakni sebesar 27,3 miliar dollar AS. Studi ini menggambarkan, kecenderungan ke arah media on-line masih lambat di Asia. Pembaca media cetak masih kuat di Asia.” 27 Lin. Chatles M. Madigan (editor), The Collapse of the Great American Newspaper (Lanham, Md., 2007), hal.5, 28 Lih, M. McLellan and T.Porter, News, Improved, hal. 15. 29 ih. Kompas, 16/9/ 2010. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. PENDAHULUAN Cohen melaporkan juga bahwa ada yang melihat pers sebagai wakil dari publik (representative of the public). Hal ini benar bagi politikus, yang menganggap laporan atau berita mengenai reaksi masyarakat adalah barometer ter- baik bagi berhasilnya suatu kebijaksanaan. Pers juga berperan sebagai pengkritik terhadap peme- rintah. Konsep yang sudah disebutkan di atas adalah peran jaga—watchdog. Garrison Keillor, seorang humoris, pernah berkata bahwa jurnalisme adalah jantung dari demokrasi. Yang ia maksudkan adalah bahwa laporan tajam seorang wartawan yang bertujuan membuat dunia menjadi lebih baik, adalah sebuah sentral bagi demokrasi. Sementara Joseph Pulitzer mengatakan, ketakutan seseorang akan dibongkar oleh surat kabar, dibandingkan oleh hukum, moral, atau undang- undang, telah mencegah berbagai kejahatan dan tindakan tidak bermoral.** Sering kita dengar tentang jurnalisme watchdog. Jur- nalisme watchdog didefinisikan sebagai (1) penyelidikan independen oleh pers mengenai kegiatan pemerintah, bisnis, dan lembaga publik, (2) dengan cara mendokumentasikan, menanyakan, dan menginvestigasi kegiatan-kegiatan me- reka, (3) untuk memberikan informasi kepada masyarakat dan pejabat mengenai isu yang sedang menjadi keprihatinan masyarakat.** Kita sering mendengar peran watchdog yang katanya "membantu yang menderita dan membuat yang mapan menderita’—comfort the afflicted and afflict the comfortable. Namun dalam kehidupan sehari-hari, kita lihat banyak yang mencoba "menjinakkan” watchdog ini dengan segala 34 Lih. W. Lance Bennett & William Serrin, “The Watchdog Role", dalam Geneva Overholser, KathieenHall Jamieson (editors), The Press ( Oxford - New York: Oxford University Press, 2005), bal. 171-72. 35 Ibidem, hal. 169. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. PENDAHULUAN masyarakat ini adalah basis dari kepercayaan sebuah organisasi berita. Media harus dapat mengatakan dan menjamin kepada audiences-nya bahwa liputan itu tidak diarahkan demi kawan dan pemasang iklan. Kepercayaan inilah yang membangun audiences yang luas dan setia. Pada saatnya, sukses ekonomi akan menyusul kemudian. Inti jurnalisme adalah disiplin untuk melakukan verifikasi Wartawan mengandalkan diri pada disiplin profesional untuk memverifikasikan informasi. Ketika konsep obyektivitas semula disusun, tidak berarti bahwa wartawan itu terbebas dari prasangka—bias. Yang obyektif adalah metodenya, tidak wartawannya. Mencari berbagai saksi, menyingkap sebanyak mung- kin sumber, atau bertanya berbagai pihak untuk komentar, semua mengisyaratkan adanya standar yang profesional. Disiplin verifikasi inilah yang membedakan jurnalisme dengan bentuk-bentuk ko- munikasi yang lain, seperti propaganda, fiksi, atau hiburan. Para wartawan harus memiliki kebebasan dari sumber yang mereka liput Kebebasan adalah syarat dasar dari jurnalisme. la menjadi sebuah landasan dari kepercayaan. Kebebasan jiwa dan pemikiran—bukan hanya netralitas—adalah prinsip yang harus dijaga oleh wartawan. Walaupun editorialis dan komentator tidak netral, namun sumber dari kredibilitas mereka adalah tetap, yaitu akurasi, kejujuran intelektual, dan kemampuan untuk me- aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. JURNALISME DASAR baru-It is not just a job, it’s a way of life and you are always on the look-out for a new idea. David Talbot, pemimpin redaksi Salon.com, ketika menanggapi buku The Elements of Journalism mengatakan bahwa jurnalisme merupakan panggilan masyarakat yang tinggi. Semua yang terlibat mempunyai kewajiban yang lebih besar kepada audiences daripada kepada tuntutan pasar. Mereka seolah- olah ditarik oleh suatu kekuatan dari luar diri mereka untuk menjadi khusus serta sekaligus mengemban kewajiban yang khusus pula.” Carolyn Marvin dan Philip Meyer menyebut- nya sebagai pekerjaan spiritual—spiritual vocation, dengan tugas memerangi kejahatan yang mengancam spirit de- mokrasi.”” Kewajiban yang diemban wartawan melahirkan tang- gung jawab yang harus mereka pikul. Akar dari tanggung jawab ini terutama berasal dari kenyataan bahwa kita ini selain sebagai individu juga menjadi anggota masyarakat, yang dengan keputusan dan tindakan kita, dapat mem- pengaruhi orang lain. Semakin besar kekuasaan atau kemampuan kita mempengaruhi orang lain, semakin berat pula kewajiban moral kita. Berbicara soal tanggung jawab, Louis W. Hodges membedakan antara tanggung jawab yang disebut res- ponsibility dan tanggung jawab yang disebut accountability. Jenis kedua tanggung jawab ini bisa dibedakan menurut bahasa (Inggris) dari preposisinya, yaitu tanggung jawab untuk (responsible for) dan tanggung jawab kepada (accountable to). Misalnya, kita bicara soal tanggung jawab untuk (responsible for) menyajikan informasi yang akurat, untuk memberi informasi kepada pembaca mengenai 38 Lh sampul belakang dari buku The Elements of Journalism, 39 Uh. Carolyn Marvin and Philip Meyer, “The Future of News, The Future of Journalism”, dalam The Press, hal, 400. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. JURNALISME DASAR mengharapkan balas jasa atau hadiah, orang Samaria itu menyelamatkan orang Yahudi yang malang itu dan mem- bebaskannya dari penderitaan. Orang Samaria itu bertindak bukan atas dasar profesi, tetapi atas dasar panggilan nuraninya terhadap sebuah peristiwa kemalangan yang ditemuinya. Sebenarnya, karena bebas, bisa saja orang Samaria ini tidak menolong orang Yahudi itu. Dan hal itu tidak akan berakibat apa pun bagi dirinya. Namun, jika itu yang dilakukannya, orang Samaria itu tidak akan ada bedanya dengan warga Samaria lainnya, ataupun orang-orang yang lewat, tetapi tidak menolong si korban. Justru karena orang Samaria yang satu ini bertindak, maka dia menjadi khusus. Ia menjadi "Orang Samaria yang Baik Hati.” Dari per- umpamaan ini dapat dilihat bahwa jurnalisme sendiri sebenamya lebih merupakan panggilan daripada mencari untung. Memang benar, tentunya, bahwa tidak setiap orang di Tuang redaksi telah membuat keputusan secara sadar dan sengaja untuk menjadi wartawan. Kadang-kadang dalam pertemuan dengan wartawan yang baru, Hodges bertanya, "Apa pekerjaan Anda?” Ada yang menjawab "Saya bekerja untuk (koran) Gazette.” Tetapi ada yang menjawab, "Saya seorang wartawan.” Ada perbedaan di sini. Hal ini termasuk perbedaan dalam persepsi diri dan perbedaan rasa tanggung jawab individu. Orang yang menentukan untuk "menjadi wartawan” menyatakan tanggung jawab utamanya kepada audience. Orang yang mengatakan “bekerja untuk (koran) Gazette” mengaku tanggung jawab utamanya adalah kepada bos.” 43 Lih. Deni Elliott (ed.), Responsible Journalism, hal 20-21 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. JURNALISME DASAR 6 antara yang satu dengan yang lain: di satu pihak, wartawan dan editor, yang biasa berperan membongkar dan menye- bar-luaskan kebenaran; dan di pihak lain, pemilik, penerbit, manajemen, yang berusaha mempertahankan bisnis dan mengusahakan keuntungan yang besar.”* Otis Chandler, Pemimpin Redaksi Times Miror Company, percaya bahwa surat kabar yang sukses tidak akan membiarkan departe- men bisnis masuk ke arena editorial. Mereka memberikan keleluasaan pada departemen editorial untuk sepenuhnya bebas meliput berita seperti apa yang dilihatnya.” Untuk mempertahankan keseimbangan kedua sikap ini memang tidak mudah, terutama menghadapi_berbagai macam godaan, sehingga terkadang harus ada yang dikorbankan. Meminjam kata Ellen Hume”, jurnalisme yang dulunya membongkar penyelewengan (muckrakers), sekarang memberi jalan kepada pengeruk uang (buckrakers) yang mencari popularitas dan kekayaan.” Dalam periode hiper-kompetisi (hyper-competition) se- perti sekarang ini, profit menjadi perhatian utama dari manajemen daripada mutu editorial. Roy Greenslade, profesor bidang jurnalisme dari City University, London, menyatakan bahwa tekanan terus-menerus terjadi pada para direktur pelaksana dan direktur. Mereka harus me- motong biaya, mereka harus menghemat. Ini berarti kemubaziran dan produktivitas yang berlebihan bagi me- reka yang tinggal. Orang yang paling penting dalam surat kabar bukan lagi editor, tetapi direktur pelaksana. Mereka- lah yang berkuasa, Staf luar negeri dipotong habis-habisan, 50 ibid. hal. 33. 51 (bid. hal. 32. 52 Lin. Ellen Hume, “Something Rotten” dalam Columbia Journalism Review (CAR), March/April 1996, hal. 49. 53 Idem. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. JURNAUISME DASAR Akurasi adalah juga standar etik, di samping standar profesional dan operasional yang harus diterapkan oleh para wartawan. Memang, akurasi ini bisa menjadi peng- ganggu karena wartawan harus bekerja di bawah tekanan waktu—deadline. Tekanan untuk menyampaikan berita kepada publik selagi masih hangat kerap menyebabkan kekeliruan-kekeliruan. Karena itu banyak ruang redaksi yang menempelkan peringatan dari International News Service: "Get It First, But First Get It Right.” Jadilah yang pertama untuk mendapatkan berita, tetapi yang utama berita itu harus benar. Nah, di sinilah letak kesulitannya. Dari pengalaman di lapangan, wartawan tahu bahwa bila mendahulukan kecepatan, maka ketelitian sering menjadi korban. Sebaliknya, bila mementingkan ketelitian, maka dibutuhkan waktu, yang berarti kecepatan menjadi korban. Tekanan persaingan antarmedia memang menjadi masa- lah bagi redaksi. William G. Moll dari WKRC-TV berkata bahwa kewajiban media adalah "mendapatkan yang benar dulu, bukan menjadi yang pertama. Prioritas utama kita adalah mendapatkan yang benar.” Seperti kata Karen Baker dari The News Tribune-Tocana, "pembaca tidak akan mengkritik bila kita terlambat satu hari. Tetapi mereka akan ingat terus bila kita salah.” Chicago Tribune mempunyai pengalaman pahit tentang ini. Karena ingin menjadi yang pertama dalam memberitakan hasil pemilihan presiden Amerika, koran yang bekerja dalam tekanan deadline ini menurunkan berita dengan judul "Dewey Defeats Truman”. Truman diberitakan kalah padahal Truman-lah yang keluar sebagai pemenang. Sejak itu, Chicago Tribune mempunyai kebijaksanaan tidak tertulis: Lebih baik menjadi yang terakhir daripada salah—It is better to be last than wrong. Namun, Gregory L. More dari the 60 Berita tentang kemenangan Thomas E. Dewey, calon presiden dari Partai Republik, ini dimuat i Chicago Daily Tribune 3 November 1948. Ketika temyata Presiden Harry Truman, dari Partai 40 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. JURNALISME DASAR sini menjadi saksi-mata dari suatu peristiwa yang meng- hasilkan kebenaran sejati, Pengarang Gay Talese, yang memulai kariernya sebagai penulis olahraga menjelaskan mengapa para penulis begitu tertarik pada liputan olahraga. Mereka bisa melihat sendiri keadaan yang sesungguhnya dari penampilan atlet. Hal ini berbeda dengan liputan perang atau politik, di mana wartawan diberi tahu apa berita itu. Dalam liputan olahraga, wartawan hadir langsung pada peristiwa itu. Ia bisa mewawancara langsung dengan atletnya menge- nai pertandingan yang baru berlangsung. Talese berkata, ada begitu banyak kebohongan yang disampaikan kepada pers dan begitu banyak frustrasi dalam memverifikasi kebenaran dalam meliput politik dan perang. Jadi dia sering membuka halaman olahraga lebih dahulu. Ini adalah bagian satu-satunya dalam surat kabar yang bisa dipercaya karena kejujurannya. Kegagalan wartawan dan publik untuk melihat jur- nalisme sebagai persoalan faktual (fact business) dan bukan kebenaran (truth business) menyebabkan frustrasi di ka- langan para wartawan dan salah pengertian umum tentang fungsi jurnalisme dalam masyarakat. Namun ini bukan berarti bahwa wartawan tidak harus jujur dalam usahanya mengejar fakta. Di sinilah:sebenarnya arti dari standar akurasi: jujur dalam mengumpulkan dan menyajikan fakta dan informasi; tidak bohong, tidak menjiplak—being truthful both in the gathering and presentation of facts and information; not lying, not plagiarizing.”” Ada lima pegangan, yaitu prinsip-prinsip intelektual, dalam reportase, yaitu (1) jangan menambahkan sesuatu yang tidak ada, (2) jangan menipu pembaca, (3) transparan 66 Lih. Tom Goldstein, Journalism and Truth, hal. 36-37. 67 Lih. H.Eugene Goodwin, Groping for Ethies, hal. 11. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. JURNALISME DASAR bisa menempatkan dirinya pada pembaca; (2) kemam- puan mengenal petunjuk yang mungkin sangat umum tetapi dapat membawa ke suatu penemuan berita yang penting. Karena itu wartawan dianjurkan untuk mem- baca, melihat, dan mendengarkan media lain. Di sana sering ditemukan hal-hal penting dan menarik yang tidak dilihat oleh wartawan lain; (3) kemampuan mengenal yang relatif penting dari sejumlah fakta yang menyangkut masalah yang sama; (4) kemampu- an mengenal kemungkinan berita lain yang ada hubungannya dengan informasi yang ada di tangan. Sebuah anekdot diceritakan Deems Taylor (1885- 1966) ketika ia pertama kali menjadi kritikus musik untuk koran New York, World. Ia datang ke suatu pertunjukan perdana opera. Ternyata primadonanya menelan racun di kamar hotel sehingga pertunjukan batal. Taylor pulang, lalu tidur. Tengah malam ia di- bangunkan oleh editornya yang marah besar karena koran-koran lain memuat berita bunuh diri sang prima- dona di halaman muka. Taylor menganggap bahwa dia harus meliput opera. Operanya batal, jadi ia pulang. Yang dapat diangkat dari anekdot ini adalah dalam menjalankan tugas mendapatkan berita, wartawan harus menggunakan akal sehat—common-sense.”* 2. Observasi Bakat pengamatan atau observasi ini memungkinkan wartawan melihat perbedaan, menemukan nuansa, mencium pertentangan antara berita yang biasa saja dengan berita yang baik. Kemampuan untuk meng- 74 Pada awalnya Dems Taylor (1885-1966) adalah wartawan dari koran New York, Word. la ke- mudian lebih dikenal sebagai komposer dan kritikus musik. Kisah mengenai primadona yang bunuh dir itu dapat dibace pada James A Pegolotti, Dems Taylor: A Biography (Boston: North Easter University Press, 2003). 48 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. JURNALISME DASAR 8. Pendekatan yang sesuai Wartawan harus mengembangkan beragam kemampu- an untuk berhubungan dengan berbagai lapisan dalam masyarakat, baik horizontal maupun vertikal. Ia harus bisa berhadapan dengan orang-orang kasar maupun sopan, dengan gelandangan maupun pejabat tinggi. 9. Kecepatan Wartawan harus mampu bekerja efisien pada kece- patan tinggi, yang tidak ambruk atau patah semangat di bawah berbagai macam tekanan, antara lain tekan- an waktu. Carl Lindstrom, editor Hardford Times berkata, jam di ruang redaksi adalah penguasa kita semua. Wartawan menjadi abdi dari jarum jam yang selalu bergegas menuju deadline. Tidak pernah ada waktu bagi wartawan untuk melakukan tugas sebaik seperti yang diinginkan. Perumpamaan yang di- kemukakan Lindstrom adalah kita bagaikan berlari di ladang gandum yang sudah masak semua dan me- nyambar segenggam bulir terbaik, kemudian mening- galkan panen besar pada penuai lain. Kekayaan yang tersisa itu dinikmati oleh penerbitan mingguan atau bulanan. Gene Roberts, mantan editor Philadelphia Inquirer, berkata: “Surat kabar harus menjadi demokrasi par- tisipatif sampai 20 menit sebelum deadline; setelah itu surat kabar menjadi monarki absolut.” Semua warta- wan menghadapi tirani dari deadline dan kontrol yang dijalankannya.”® 78 Ucapan Gene Roberts ini “a paper ought to be a participatory democracy until 20 minutes before deadline; then it becomes an absolute monarchy” ini dikutip dari Roy Peter and Don Frey, Coaching Writers. Editors and Reporters Working Together (New York: St.Martin’s Press, 1992), hal. 13-14, aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. JURNALISME DASAR, dan peraih penghargaan Pulitzer tahun 1998, berkata: Penulis yang baik adalah pembaca yang baik—good writers are good readers. Dengan banyak membaca, maka lumbung pengetahuan kita akan terus diisi; dan dampak dari kekayaan pengetahuan kita ini akan tercermin dalam produk tulisan kita. Kita sering mendengar orang berkata tentang tulisan yang “tidak ada isinya” yang berarti tulisan itu dangkal, tidak berbobot. Tulisan seperti itu tidak akan memberikan manfaat dan akan ditinggalkan pembaca. Bila kita tidak mengisi diri kita, apa yang bisa kita berikan? Dengan perbendaharaan pengetahuan yang luas, kita pun akan lebih dihargai bila berhubungan dengan narasumber. Kita juga tahu bahwa banyak narasumber yang ingin memanfaatkan wartawan yang tidak memiliki latar belakang informasi. Anda tidak bisa mengendus kebenaran dari apa yang dibicarakan. Anda hanya akan menelan saja dan kemudian me- nuliskannya menjadi berita. Kita harus membentengi diri dan tak hentinya belajar. Hanya dengan perbaikan diri inilah maka akan ada kemajuan. @ aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. JURNALISME DASAR 60 Anda terpengaruh oleh berita itu, apa yang Anda inginkan dan butuhkan untuk mengetahui peris- tiwanya? ¢ Cara lain adalah metode garis waktu dengan cara menelusuri urutan kejadian itu. Mulai dari saat ini, kemudian melihat ke masa lalu dan ke masa mendatang. Apa yang terjadi sekarang? Bagaimana peristiwa itu mulai berkembang? Bagaimana urutannya dan apa tindakan berikutnya? Pertanyaan yang melibatkan urutan waktu ini akan memberikan jawaban tentang latar belakang dan kronologi dari berita Anda. e Teknik yang juga bisa membangkitkan keingintahuan adalah membayangkan diri sebagai detektif yang sedang menghadapi misteri atau konflik suatu kasus pembunuhan. Pertanyaan apa yang akan Anda ajukan untuk memecahkan masalah atau kejahatan itu? Pertanyaan-pertanyaan ini akan berpusat pada apa yang terjadi, motif, akibat dan petunjuk untuk meng- ungkapkan kebenaran. « Sifat ingin tahu juga bisa dibangkitkan dengan cara membuat daftar dari semua pertanyaan yang timbul dalam pikiran Anda mengenai gagasan berita Anda. Kemudian dengan menggunakan semua teknik yang sudah disebutkan, mulai mengerahkan daya pikir ten- tang hal-hal penting yang ingin Anda liput— brainstorming and mapping technique. Mampu Observasi Penulis yang baik pertama-tama haruslah seorang war- tawan yang baik. Dan wartawan yang baik menceritakan dan menggambarkan atas dasar observasi dan pengum- pulan detail dengan menggunakan inderanya: penglihatan, aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 3 BERITA DAN NILAI BERITA Fakta Obyektif eorang pendeta, seorang ahli geologi, dan seorang S™ berdiri bersama-sama untuk pertama kali di Grand Canyon. "Suatu keajaiban dari Tuhan,” kata pendceta. "Suatu keajaiban dari ilmu pengetahuan,” Rata sang ahli geologi. "Suatu tempat yang cocok untuk menggembalakan sapi,” kata si koboi. Begitulah, dari sebuah obyek muncul berbagai pan- dangan obycktif (karena terkait dengan sebuah obyck) yang bersifat subyektif (karena diungkapkan oleh seorang sub- yek). Inilah yang dinamakan obyektivitas yang subyektif.” 82 Masalah obyektivitas yang subyektif ini dibahas dengan sangat bagus dalam P. Or. N. Devolder osf.m., Be Ethiek van de Pers (Leuven, 1952), hal. 157-158.185-190, aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. LUW! ISHWARA, McCarthy menyebarkan kepada pers tuduhan tak berdasar tentang sejumlah orang komunis yang diperkirakan meng- infiltrasi pemerintah dan bahkan militer. Ini terjadi pada tahun 1950-an ketika komunisme sangat ditakuti di Amerika. McCharty menghitung waktu pidatonya, konferensi pers, dan siaran pers sedemikian dekat dengan deadline, sehingga media tidak mempunyai waktu untuk mencek tuduhan itu untuk memuatnya di berita yang sama pada hari itu juga. Ketika pada tahun 1954 Senat memutuskan menyensor McCarthy, banyak orang di pers yang melihat betapa mereka telah dimanfaatkan oleh seorang yang lihai menyalahgunakan kebenaran. Sejak itu, obyektif, dalam pengertian yang lama seperti digambarkan di atas, mulai ditinggalkan. Banyak wartawan dalam pekerjaannya kemudian melihat unsur adil (fairness) sebagai prinsip yang penting. Obyektif tidak mati dalam pemberitaan. Tetapi karena sering disalahgunakan, maka wartawan lebih memilih standar kejujuran. Daripada sekadar "membawa berita” (bringing the news), media cetak berkembang ke arah "menjelaskan berita” (erplaining the news). Hal ini diperkuat lagi ketika terjadi kesenjangan kredibilitas terhadap pemerintahan Presiden AS, Lyndon B. Johnson, dan tumbuhnya keraguan dari banyak wartawan terhadap Perang Vietnam. Namun, walaupun reportase interpretasi sudah berkembang, wartawan tetap harus terlebih dahulu menguasai teknik pelaporan langsung suatu peristiwa (event-centered straight reporting), dengan ke- taatan pada akurasi, keringkasan, dan kejelasan. Hal ini tetap menjadi pegangan dalam jurnalisme. Bagi Robert Scheer dari Los Angeles Times, pertanyaan yang lebih penting adalah bukan apakah Anda bisa netral, tetapi bagaimana Anda mengerjakan pekerjaan Anda 69 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. LUV ISHWARA tinggal meng-klik suatu kata, kita bisa mendapatkan informasi sebanyak yang tersedia. Walter Lippmann dulu pernah berkata bahwa "setiap orang bisa menjadi wartawan—dan biasanya demikian.” anybody can be a journalist—and usually is. Dan sekarang, dengan kemajuan teknologi yang begitu hebat, keleluasaan menjadi wartawan ini memang terjadi. Peralatan elektronik untuk memproduksi informasi pun kini mudah didapat dan dimiliki. Dan Gillmor mengatakan bahwa komunikasi telah menghasilkan suatu transformasi. Pers cetak dan penyiaran adalah medium dari satu ke banyak orang (one-to-many medium). Telepon adalah medium dari satu-ke-satu. Sekarang kita mempunyai medium yang menampung segala keinginan kita: satu-ke-satu, satu-ke-banyak, dan banyak-ke-banyak. Sekarang ini setiap orang bisa memiliki pers cetak digital, dan mempunyai distribusi yang mendunia.” Ekonomi penerbitan dan penyiaran dahulu telah menciptakan institusi yang arogan. Mereka memperlakukan berita bagaikan sebuah ceramah yang searah, dari pemberi ke penerima yang menjadi audience mereka. Mereka menentukan apa itu berita. Dalam era digital sekarang, Gillmor mengatakan bahwa reportase dan produksi masa depan akan lebih merupakan suatu konversasi, atau sebuah seminar. Garis antara konsumen dan produsen menjadi kabur. Teknologi telah memungkinkan jutaan orang untuk berbicara bebas dan didengar. "What News and Why News” Media cetak yang kalah bersaing cepat dengan media elektronik harus mencari jalan agar tetap bertahan hidup. 92 Dan Gillmor, We the Media, hal 13. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. UW: ISHWARA tersirat pesan yang ingin disampaikan wartawan kepada pembacanya. Ada tema yang diangkat dari suatu peristiwa. Dalam berita ada karakteristik intrinsik yang dikenal sebagai nilai berita (news value). Nilai berita ini menjadi ukuran yang berguna, atau yang biasa diterapkan, untuk menentukan layak berita (newsworthy). Peristiwa-peristiwa yang memiliki nilai berita ini misalnya yang mengandung konflik, bencana dan kemajuan, dampak, kemasyhuran, segar dan kedekatan, keganjilan, human interest, seks, dan aneka nilai lainnya. Konflik Kebanyakan konflik adalah layak berita. Konflik fisik seperti perang atau perkelahian adalah layak berita karena biasanya ada kerugian dan korban. Kekerasan itu sendiri membangkitkan emosi dari yang menyaksikan dan mung- kin ada kepentingan langsung. Demikian pula perkelahian di lapangan sepak bola yang dilanjutkan dengan perusakan- perusakan setelah pertandingan. Perang, pembunuhan, kekerasan biasanya mendapat tempat di halaman muka. Selain konflik fisik ini, debat-debat (konflik) mengenai pencemaran, reaktor nuklir dan ratusan isu yang menyang- kut kualitas dari kehidupan mendapat tempat yang penting dalam pemberitaan. Kemajuan dan Bencana Dari konflik biasanya menyusul kemenangan suatu pihak dan kekalahan bagi pihak lain. Dari perjuangan hidup yang rutin, yang umumnya tidak layak berita, sering muncul keberhasilan yang gemilang. Dari riset dan uji coba yang tenang lahir penemuan baru, pengobatan baru, alat- alat baru — progres. Demikian pula kebakaran dan bencana alam seperti gempa, gunung meletus, banjir bisa terjadi aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. = Nasihat filsuf Inggris Bertrand Russell kepada maha- siswanya: "Lakukanlah pengamatan sendiri. Aristoteles dapat menghindari kekeliruan tentang perkiraannya bahwa wanita mempunyai jumlah gigi lebih sedikit dari pria andai saja ia meminta istrinya membuka mulut dan menghitung sendiri. Menganggap kita tahu, padahal tidak, adalah kesalahan fatal yang cenderung kita lakukan.” Bertindak, action, adalah corak kerja wartawan. Karenanya, wartawan yang baik adalah yang terjun langsung ke tempat kejadian sebagai pengamat pertama. Peristiwa tidak terjadi di ruang redaksi. Emest Hemingway memulai karier sebagai penulis dengan menjadi wartawan The Toronto Star Suatu ketika ia diundang menghadiri konferensi pers oleh Benito Mussolini, Bersama dengan wartawan- wartawan lain, ia diantar ke ruang kerjanya. Mereka mendapati diktator Italia itu sedang asyik memperhatikan sebuah buku. Sementara para wartawan lain menunggu, Hemingway berjinjit mendekati Mussolini untuk melihat buku apa yang sedang ia baca. "Kamus Perancis-Inggris yang dipegang terbalik,” demikian tulis Hemingway kemudian dalam berita korannya. Bagi seorang wartawan, keingintahuan adalah senjata yang harus selalu diasah. Keingintahuan meng hasilkan kreativitas, ketekunan, semangat, dan penilaian yang baik. Tanpa rasa ingin tahu, karier seorang wartawan akan punah... ISBN: 978-979-709-542-0 KOMPAS Ponerbt Buku Jl. Palmeran Selatan 26-28 Jakarta 10270 e-mail: buku@ kompas.com Jurnalisme Dasar Telp. (021) 5347710, ext. 5601 KMN 30405110006

Anda mungkin juga menyukai