Anda di halaman 1dari 188
SERI JURNALISTIK KOMPAS KALIMAT JURNALISTIK PANDUAN MENCERMATI [SAN BERITA Ah DNR AUN Kalimat Jurnalistik Panduan Mencermati Penulisan Berita © 2010 A.M. Dewabrata Pertama kali diterbitkan dalam bahasa indonesia oleh Penerbit Buku Kompas, Oktober 2004 PT Kompas Media Nusantara Ji, Palmerah Selatan 26-28 Jakarta 10270 e-mail: buku@kompas.com KMN: 30405100056 Editor: Nuradji Perancang samput: AN Rahmawanta Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit xxiv + 204 him; 14 cm x 21cm. ISBN: 978-979-709-508-6 Isi di luar tanggung jawab Percetakan Victory Jaya Abadi DAFTAR ISI Pengantar Penulis ~ Vii Pengantar Edisi Revisi ~ xxi Pendahuluan ~ 1 Bab 1 Kalimat Jurnalistik ~ 13 Bab 2 Susunan Kalimat Jurnalistik ~ 37 Bab 3 Nalar dan Logika ~ 53 Bab 4 Akurasi ~ 99 Bab 5 Hukum DM ~ 137 Bab 6 Kata Tidak ~ 147 Bab 7 Pemilihan Kata ~ 155 Bab 8 Kata Pungutan (Adopsi) ~ 175 Bab 9 Penghematan Kata ~ 187 Indeks ~ 193 Pustaka Acuan ~ 201 Perihal Penulis ~ 203 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. reka langsung diterjunkan ke lapangan, dan soal penu- lisan berita dibimbing sambil lalu oleh senior-seniomya. Di Merdeka inilah saya mendapat ajaran yang amat berharga dari redaktur pelaksana, Pak Tribuana Said, perihal perlunya penyampaian berita secepatnya kepada redaktur supaya segera diedit untuk dipublikasikan. Re- porter di lapangan yang mendapatkan bahan berita yang penting, katanya, harus segera menyampaikan ke kantor; apalagi sudah mendekati tenggat. Kalau ada kendaraan sendiri, cepat naik kendaraan itu. Kalau tak ada kenda- raan sendiri, naik taksi! Kalau tak ada taksi, atau tak cukup uang, naik kendaraan umum yang paling cepat! Kalau tak ada uang untuk kendaraan umum, mengutang kepada temannya! "Ibaratnya, kalau semua itu tak dimi- liki, ya lari agar secepatnya tiba di kantor.” Itulah ucapan ekstrem yang menjadi doktrin bagi reporter. eee KETIKA ada perekrutan wartawan baru di surat kabar Pedoman, saya pindah ke sana. Di harian Pedoman (di- beredel zaman Orde Baru pada tahun 1974), saya ditun- tut lebih hati-hati lagi. Itu karena, selain sebagai reporter bidang hukum, saya juga merangkap sebagai redaktur daerah. Jabatan itu memberi saya tanggung jawab lebih besar. Senior saya, Pak Syahlul Pasha, banyak andilnya untuk membuat saya lebih cermat. Walau saya tidak minta nasihat, setiap pagi selalu saja ada yang ia tunjuk- kan kepada saya beberapa hal baru cara mencari berita, menulis ulang, ataupun menyunting. Redaktur Pelaksana Pedoman, Pak Amir Daud, amat ketat perihal struktur berita. Ja cukup "kejam” dalam hal itu. Tulisan hard news yang tidak memenuhi struktur piramida terbalik langsung ia kembalikan kepada re- Vill KAUMAT JURNAUISTIK aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Berita harus bagus, isi maupun cara menulisnya! Itu yang tertanam dalam benak saya. Isi berita bagus, kalau cara menulisnya sembarangan, tentu saja terasa hambar. Apalagi kalau substansi berita tidak bagus, dan menulis- nya acak-acakan, pasti tak bakal dibaca orang. Itu sama saja buang energi, buang waktu, buang spasi. Saya harus sungguh-sungguh: belajar, membaca, terutama hukum, politik, sosial, yang menjadi bidang saya. Bertanya ke- pada praktisi maupun teoretisi. Pak Jakob Oetama hampir setiap bulan mengumpul- kan semua anggota redaksi untuk dibimbing tentang berbagai hal. Rapat pleno redaksi di Kompas ketika itu masih sederhana caranya. Biasanya, pada sekitar pukul 14.00, ketika hampir semua wartawan sudah pulang dari lapangan, Pak Jakob bertepuk tangan sambil berdiri di tuang redaksi yang tidak begitu luas. Kadang yang "mengundang” rapat itu Pak Swantoro, Semua wartawan dan staf lainnya tahu bahwa “kita harus berkumpul un- tuk rapat”. Maka, yang sudah duduk di kursi tetap saja di tem- patnya; lainnya yang tak mendapat kursi, ya, duduklah di meja; dan yang tidak kebagian “tempat”, apa boleh buat, mengikuti rapat itu dengan berdiri. Bahkan boleh sambil merokok; atau yang sedang makan nasi bungkus, ya, sambil meneruskan makannya. Maklum lebih banyak dari meja kursinya. Sebagian reporter bahkan harus menunggu bagian sekretariat pulang pada pukul 14.00, baru bisa menulis berita di sekretariat. Alatnya untuk menulis bukan komputer, melainkan mesin ketik Olympia dan Remington. Belum ada komputer satu pun. Kom- puter masuk Kompas baru pada 1984. Xl KAUMAT JURNAUSTIK aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. yang menyebut Desk Malam, atau lebih umum disebut copy editor). Setiap hari tugas anggota Desk Sunting adalah menyunting berita-berita yang dibuat anggota redaksi dan artikel-artikel kontribusi dari luar. Tanpa disadari, sense of accuracy makin tebal dalam benak saya dan memaksa saya bekerja cermat; sense of responsibi- lity makin tegas menggugat saya agar menangani berita dengan penuh tanggung jawab; sense of fairness and honesty tanpa ampun mendoktrin saya agar jangan membohongi pembaca dan jangan memelintir berita. Banyak lagi kuliah alam yang saya peroleh dari Desk Sunting, yang sekaligus juga Bagian Produksi, selama tak kurang dari tujuh tahun sejak menjadi anggota sam- pai menjadi kepala desk itu. Cermat, akan menghasilkan berita yang akurat, baha- sanya santun tidak menyakiti hati orang, dan banyak lagi tuntutan, membuat saya merasa perlu mendalami pengetahuan bahasa. Sungguh, dalam melaksanakan pe- kerjaan sehari-hari dan menekuni profesinya, seorang wartawan memang tak lepas dari persoalan bahasa, ha- tus bertanya ke sana kemari, harus mewawancarai sum- ber berita. Semua ini menggunakan bahasa (yang baik, benar, dan santun). Kemudian di kantor, seorang reporter harus pula bekerja menggunakan bahasa untuk menulis- kan bahan tersebut menjadi berita. Bahasanya pun harus baik dan benar, santun, menunjukkan rasa hormat ke- pada sumber berita ataupun pembacanya. Itulah pertanda orang-orang yang terpelajar dan bermartabat. Tampilan bahasa yang semrawut, kasar, jorok, dan melecehkan orang seakan-akan memproyeksikan ketidakterpelajaran, atau terkesan seperti ketidakberadaban. XVI KAUMAT JURNAUSTIE aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. PENGANTAR EDISI REVISI nulisan Berita ini merupakan edisi revisi dari buku berjudul sama yang diterbitkan pada Oktober 2004. Tentu saja karena diembel-embeli kata revisi, buku ini memang merupakan revisi atau perbaikan atas buku yang sudah berumur enam tahun itu. Revisi dilakukan terhadap beberapa hal yang relatif dianggap akan mengganggu penyampaian isi buku ini. Kata panduan sebagai subjudul buku ini mengharuskan kami tidak berbuat salah dalam memandu pembaca yang bisa jadi baru belajar bahasa jurnalistik. Beberapa hal yang direvisi itu antara lain penggu- naan tanda baca, ejaan, istilah asing, dan isi subbab 4 ("Bersesuaian”) yang terkait dengan akurasi berbahasa. Paling tidak, perbaikan yang bersifat teknis itu, kecuali isi subbab 4, tidak terlalu jauh dari Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan dan Pembentukan Istilah. Itu B uku Kalimat Jurnalistik: Panduan Mencermati Pe- aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. diplomatik, ragam bahasa pasar, ragam bahasa preman- isme, dan lain-lain.) Jadi, memang ada ragam jurnalistik, tetapi jarang orang merasakan ciri-ciri ragam tersebut. Bagi orang kebanyakan, yang terasa beda adalah ragam bahasa pada karya-karya sastra. Dalam karya sastra, bahasa yang di- gunakan tergolong adiluhung sarat makna. Sastra me- mang untuk memaknai hidup ini dari segi keindahannya, maka harus dituangkan dengan indah. Bahasa sastra memiliki ciri khas dalam keindahan dan muatannya. Ini terasa benar dalam bahasa puisi yang selain keindahan dan muatannya yang padat itu, juga dipilih kata atau frasa ataupun klausa yang me- mancarkan kekuatan atau getaran, nuansa-nuansa khas, demi menggugah kekaguman pembacanya terhadap sub- stansi yang dinyatakan dalam karya itu. Maksudnya, karena puisi adalah karya seni, maka dengan keindahan dan kekuatan getar itu, pembaca digiring memahami isinya lewat dominasi perasaan, bukan pikiran atau rasio. "Bahasa puitis” adalah bahasa yang indah-indah dan sarat makna, atau kata-kata bersayap multitafsir, supaya alam pikiran pembaca bisa bebas mengembara, sebebas alam imajinasi para seniman. ”... aku ini binatang jalang, dari kumpulannya terbuang...,” kata Chairil Anwar dalam “Aku” membayangkan kebebasannya dan kehendaknya untuk mengembara. Ragam bahasa hukum antara lain memiliki ciri penuh dalil dan argumen. Pernyataan-pernyataan yang keluar harus berdasarkan alasan hukum, bersesuaian dengan alur juridische denken, pola dan cara berpikir menurut hukum (yuridis). Semua pernyataan yang penting harus 2 KALIMAT JURNALISTIK. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. nea-alinea selanjutnya ditulis tanpa atribusi. Kalau toh mereka masih mencantumkan atribusi, banyak yang ti- dak melengkapi dengan adegannya (sekuen) di mana dan kapan. Atribusi yang tidak lengkap akan menyulitkan pema- haman atas sebuah berita. Kalau sumber berita lebih dari satu, bukan mustahil pernyataan sumber yang satu oleh pembaca dikira sebagai pernyataan sumber yang lain. Hal seperti itu akan terjadi kalau tidak jelas memberikan atribusi. Seandainya informasi yang ditangkap tertukar oleh pembacanya itu lalu menjadi kasus hukum, akan panjang buntutnya bagi si wartawan atau media massa yang bersangkutan. Bahasa ragam jumalistik, khususnya untuk media cetak, menuntut kerja cermat! Selain penyusunan kalimat dan pemilihan kata, serta kehati-hatian mengutip informasi dari sumber berita, persyaratan lain untuk kalimat jumalistik adalah kesin- talan. Artinya, kalimat itu pendek-pendek, tetapi padat menggunakan kata-kata luwes yang akrab di telinga masyarakat sehari-hari. Alinea sebaiknya hanya terdiri atas dua atau tiga kalimat karena alinea yang panjang akan melelahkan mata. Bahasa juga harus komunikatif dan luwes agar pesan yang disampaikan mudah dipa- hami pembacanya. Bahasa media elektronik pun harus pendek-pendek dan padat karena ruang (waktu, durasi) amat berharga di sini. Kalimat yang boros kata-kata hanya akan mengha- biskan waktu siar dan akan mengurangi kesempatan acara lainnya. ooo SUDAH dikatakan bahwa media massa, khususnya media cetak, adalah alat komunikasi yang bersifat satu 6 KAUIMAT JURNALISTIK aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. munikasi dua arah, walaupun sebutan ini tentu saja tidak tepat. Kelebihan lain yang dimiliki media elektronik adalah dalam hal siaran langsung dari lapangan. Radio dan tele- visi dapat menyiarkan berita-berita langsung, just in time, dari lapangan saat itu juga. Pembawa acara bisa bertanya langsung kepada reporternya yang ada di tem- pat kejadian, dan kadang juga kepada orang-orang atau sumber berita yang ditemui reporter itu, sedangkan me- dia cetak tidak dapat melakukannya. Perihal tidak ada komunikasi dua arah dalam media massa pada umumnya, hal itu amat penting artinya ka- rena punya jalinan, kaitan, atau urusan dengan apa yang kita singgung pada permulaan pembicaraan, yakni ba- hasa jurnalistik. Ragam bahasa bagi media cetak membu- tuhkan syarat-syarat tertentu agar mudah dipahami pembacanya; agar pembacanya tidak usah bertanya- tanya, atau harus mencari kamus dan ensiklopedia, me- nelepon ke kantor redaksi media itu untuk memahami sebuah berita. Sebetulnya, dalam media elektronik pun ada sifat ko- munikasi satu arah itu manakala media yang bersang- kutan menayangkan acara yang bukan forum dialogis dengan audiensnya. Dalam acara penyiaran berita, mi- salnya, media elektronik berkomunikasi dengan audiens- nya persis sama dengan media cetak. Saat itu media elektronik juga memerlukan bahasa jurnalistik yang an- dal agar pendengar atau pemirsa tidak salah tangkap, tidak salah mengerti, tidak “tersesat” pemahamannya atas suatu pesan yang disiarkannya. Meskipun hanya pada acara-acara tertentu ada komunikasi dua arah, tetap saja media elektronik unggul 10 KAUIMATJURNAUISTIK aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. menggunakan kalimat-kalimat pendek agar mudah dicer- na pembaca/pendengar. Alineanya juga tidak terdiri atas banyak kalimat, cukup dua atau tiga saja, agar mata pembaca tidak Jekas lelah. Harap diingat, di dunia pers, yang dimaksud dengan alinea bukanlah sebagaimana dipahami para ilmuwan. Dalam buku-buku ilmiah alinea dimaknai sebagai kesa- tuan pikiran, yaitu suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas daripada kalimat (Gorys Keraf, Komposisi— Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, Penerbit Nusa In- dah, Ende, Flores, cetakan ke-7, 1984, halaman 62). Menurut Keraf, Guru Besar Bahasa Indonesia dari Uni- versitas Indonesia itu, alinea "merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Dalam alinea itu ga- gasan tadi menjadi jelas oleh uraian-uraian tambahan, yang maksudnya tidak lain untuk menampilkan pokok pikiran tadi secara jelas”. Dalam sebuah berita, yang dimaksud dengan alinea bukan seperti diuraikan Keraf itu. Alinea, bagi sebuah berita, adalah kelompok kalimat. Itu saja. Jadi, kesatuan gagasan yang disyaratkan untuk sebuah alinea dalam pengertian dunia ilmu tidak terdapat dalam “alinea be- rita”. Alinea dalam berita tak bukan dimaksudkan seka- dar memberikan perhentian (halte) bagi napas si pem- baca dan agar matanya tidak cepat letih. Selain menggunakan alinea pendek-pendek, untuk mencegah agar pembaca tidak "terengah-engah”, sebuah berita juga diberi banyak subjudul. Kalau hendak diseja- jarkan, barangkali subjudul inilah yang mirip (tidak sama) dengan alinea pada pengertian penulisan ilmiah. 14 KALIMAT JURNALISTIK aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. "Mereka berharap wartawan dapat menjelaskan ilmu pengetahuan kepada mereka yang bukan ilmuwan, peri- hal hubungan-hubungan internasional kepada mereka yang bukan diplomat, masalah-masalah politik kepada para pemilih yang awam (to explain science to nonscienc- tists, international relations to non-diplomats, politics to ordinary voters)” (Frazell, Principles of Editing, halaman 36). : Tokoh lainnya, Arthur Plotnik (dalam Elements of Editing—A Modern Guide for Editors and Journalists, Collier Books MacMillan Publishing Company New York, halaman 11) mengingatkan bahwa “editor itu dibayar untuk memproses kata-kata menjadi kemasan komu- nikasi”. Pernyataan tersebut tak bukan adalah suatu pene- gasan bahwa ada jenis kemasan kata-kata yang khusus dipakai media massa. Dengan begitu, setiap orang yang mengasuh media massa wajib mengemas sebagus-bagus- nya dan sejernih-jernihnya kumpulan kata untuk me- nyajikan sebuah berita. Tak terkecuali wartawan, yang juga harus bisa mengedit (menyunting) beritanya sendiri sebelum menyerahkan kepada editornya. Jika berita yang diserahkan itu tidak bagus susunannya, tentu editor akan mengembalikan agar diketik ulang. Cara ini memboros- kan waktu dan tenaga. Maka, wartawan harus membia- sakan diri menulis dan kemudian mengeditnya sendiri agar beritanya sempurna dan prima, tak usah dikembali- kan oleh editornya. Apa yang dikemukakan Frazell dan Tuck, atau Plot- nik, itu merupakan amanat bagi pengasuh media massa. Hal-hal yang rumit dan berat, kalau sudah dipegang oleh wartawan dan ditulis menjadi berita, hendaknya berubah 18 KALIMATJURNALISTIK aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. bagus jika kata keterangan didekatkan dengan predikat: Saya kemarin siang makan di restoran, karena kata ke- marin siang itu menjelaskan kata makan, sedangkan kata di restoran sudah tepat letaknya karena menjelaskan juga kata makan. Dengan menggunakan kalimat yang tersusun sesuai ragam jumnalistik, penulis (tepatnya wartawan) bisa menuntun pembaca (pendengar) memahami berita sete- pat dan seakurat mungkin, sebagaimana pesan yang dikehendaki si penulis/wartawan. Menyusun sebuah ka- limat untuk berita membutuhkan kecermatan. Kalau kurang cermat menyusun kalimat, berita atau pesan yang hendak disampaikan menjadi kabur. Berikut ini sebuah contoh kalimat yang tersusun kurang rapi. Dikutip dari Kompas terbitan 19 April 2004, halaman 7, berjudul “Pendaftaran Pemantau Pemilu Pre- siden Dibuka 30 April”. Komisi Pemilihan Umum akan membuka kembali pen- daftaran bagi lembaga pemantau untuk pemilu presiden- wakil presiden mulai 30 April dan ditutup 15 Mei menda- tang. Lembaga pemantau pemilu yang sebelumnya telah mendapatkan akreditasi untuk pemantauan pemilu ang- gota legislatif juga harus mendaftarkan ulang kepada KPU. Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU), Valina Singka Subekti, di Jakarta, Sabtu (17/4) lalu, menyebutkan, ber- dasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 menge- nai pemilu presiden-wakil presiden, ketentuan akreditasi untuk pemantauan pemilu presiden-wakil presiden relatif sama jika dibandingkan dengan ketentuan untuk pemilu anggota legislatif, yaitu bersifat independen dan memiliki sumber dana yang jelas. Hanya saja, khusus pemantau dari lembaga swadaya masyarakat dan badan hukum luar ne- geri harus memenuhi syarat mempunyai kompetensi dan 22° CAUMATJURNALISTIK aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Sejak dirawat di rumah sakit, ratusan penggemar Ma- radona berbondong-bondong datang menjenguk meski tak diizinkan masuk ke ruang rawat. Hingga Kamis, pu- luhan penggemarnya yang bahkan datang dari luar Bue- nos Aires masih setia datang ke Rumah Sakit The Suizo. Bukan cuma di Buenos Aires, di Napoli, kota tempat Maradona pernah membela klub setempat, setiap hari puluhan orang juga datang ke halaman Stadion San Paolo. Mereka menempelkan poster besar Maradona, menyala- kan lilin, dan berdoa untuk kesembuhan sang pujaan. Dua alinea itu bisa dipahami maksudnya, tetapi akan lebih baik kalau pada kalimat pertama alinea pertama itu disusun seperti ini: Sejak ia dirawat di rumah sakit, ratusan penggemarnya berbondong ingin menjenguk, tetapi tak diizinkan masuk ke ruang rawat. Mereka belum menjenguk, baru ingin (berusaha men- jenguk). Kemudian, pada alinea kedua, tanda koma (,) yang banyak itu justru bisa menimbulkan kerancuan, se- akan-akan tempat yang disebut bukan hanya Buenos Aires dan Napoli, tetapi ada tempat lain di mana Mara- dona pernah membela klub setempat. Maka, sebaiknya koma-koma dikurangi dan susunan dibentuk secerahnya menjadi: Bukan cuma di Buenos Aires, melainkan juga di Napoli (Italia) tempat Maradona pernah membela klub setempat, setiap hari puluhan orang datang ke halaman Stadion San Paolo untuk menempelkan poster dia ukuran besar, me- 26 KALIMATJURNALISTIK aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. S.H., S.Pd., di kampus dua hari yang lalu. Kalimat jur- nalistik: Prof Dr Ir Cengkiling dua hari yang lalu di kam- pus menampar muka anak buahnya, Marah Ratahu SH SPd). Seperti itu "kebebasan” kalimat jurnalistik. Tanda baca bisa dibuang dan susunannya tidak ketat SPOK. Predikat juga bisa di depan: Mengakui Maria kurang baik permainannya ketika melawan China di Istora kemarin, Ivana Lie yang menjadi pelatih tunggal putri merasa puas atas penampilan Silvi dan Firda. Ini contoh kalimat majemuk yang jika disusun dalam kalimat biasa sebagai berikut: Ivana Lie yang menjadi pelatih tunggal putri mengakui Maria kurang baik permainannya ketika melawan China di Istora kemarin, tetapi ia merasa puas atas penampilan Silvi dan Firda. Dengan bentuk pertama sebagai kalimat jurnalistik, terasa gaya yang beda di situ, yang bisa membuat pem- baca memperoleh variasi. Akan tetapi, kalau susunan yang "digayakan” malah jadi keruh, tidak jernih, ruwet jugalah tangkapan para pembaca. Mereka tidak tahu apa maksud kalimat yang dibalik-balik itu. Berita yang tidak jelas justru menam- bah beban pembaca karena mereka harus menduga-duga, menafsir, atau bertanya ke sana kemari untuk mencari kejelasan. Jika mereka tidak mendapat penjelasan dari kanan kiri atau dari buku dan bacaan lainnya, si pem- 30 KAUIMAT JURNALISTIK aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. dibaca oleh siapa saja tanpa pandang statusnya, baik kalangan intelektual kelas wahid seperti profesor mau- pun mereka yang baru saja lulus dari sekolah dasar. Kalimat jurnalistik bukan sekadar mematuhi hukum- hukum gramatikal bahasa, pembentukan kata turunan, atau idiomatiknya, tetapi membutuhkan kiat tersendiri agar pesan yang disampaikan oleh komunikator (sumber berita, dan wartawan serta para pengasuh media massa) dapat tersalur dengan utuh ke benak komunikan. Kali- mat-kalimat untuk menyusun berita harus mudah dipa- hami, isi pesan yang dikirim oleh komunikator bisa sampai “dengan selamat tanpa cacat” ke benak dan im- presi komunikan, tidak menimbulkan kerancuan atau keraguan. Pendeknya, kalimat-kalimat dalam berita ja- nganlah yang multi-interpretasi, tetapi yang satu inter- pretasi (kepastian tafsir). @ Manakah Kalimat yang Paling Mudah Dipahami? Meskipun banyak dikritik bahwa pemerintahannya ti- dak banyak memerintah, rencana mundurnya Jusuf Kalla dari jabatan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) secara politik akan mengganggu soliditas Kabinet Gotong Royong. (Dikutip dari Kompas terbitan 19 April 2004, halaman 1, berjudul “Kabinet Perlu Dikonsolidasikan”—kalimat per- tama dari alinea kedua). Meskipun banyak kritikan terhadap pemerintahan Megawati, rencana mundurnya Jusuf Kalla dari jabatan- nya sebagai Menko Kesra (Menteri Koordinator Bidang kesejahteraan Rakyat) akan memengaruhi soliditas Kabi- net Gotong Royong. Sudah banyak kritik yang mengatakan seakan peme- tintahan Megawati tidak memerintah. Tetapi, rencana Jusuf Kalla untuk mundur dari jabatannya sebagai Menko 34° KALIMATJURNALISTIK aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Kalimat ini menurut susunan tata bahasa sudah sah. Kalimat ini bahkan cukup bagus karena tersusun dari subyek (Drs Columbiformes, manajer perusahaan pe- nangkaran burung PT Geopelia Striata), diikuti predikat (mengonfirmasi), dan obyek yang dikonfirmasi, yakni sebagian perkutut bakalan (piyik) yang dipesan oleh kelompok pencinta perkutut Filipina sudah dikirimkan menggunakan jasa EMKL Baito Express International akhir bulan yang lalu, lalu keterangan tempat (di kan- tornya di bilangan Klewer, Solo). Kalimat ini diakhiri keterangan waktu (kemarin). Susunannya sama dengan kalimat sederhana ini: Saya makan nasi goreng telur di restoran Mangano ke- marin (saya, subyek; makan, predikat; nasi goreng telur, obyek; di restoran Mangano, keterangan tempat; dan kemarin, keterangan waktu). Namun, dalam hal penjelasan penangkar burung tersebut, predikat mengonfirmasi itu punya obyek (dan keterangan obyek) cukup panjang (bukan sependek nasi goreng telur) sehingga keterangan tempat dan keterangan waktu untuk kalimat induknya terpaksa berada "jauh” di belakang. Letak keterangan tempat dan keterangan wak- tu yang terlalu jauh dari subyek dan predikatnya mudah menimbulkan kerancuan seakan-akan memberikan kete- rangan tempat dan keterangan waktu bagi klausa di de- pannya. Seolah-olah ada klausa berbunyi: Sebagian perkutut bakalan (pivik) yang dipesan oleh kelompok pencinta perkutut Filipina sudah dikirimkan mengguna- kan jasa EMKL Baito Express International akhir bulan yang lalu, di kantornya di bilangan Klewer, Solo, ke- marin. SUSUNAN KALIMATJURNALISTK 39 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. membatasi frasa “yang menerangkan” dengan frasa "yang diterangkan”, Supaya benar-benar paham masalah "yang diterang- kan” dan "yang menerangkan”, ini masih ada contoh lain (dikutip dari Kompas, 11 April 2004, halaman 21, ber- judul "Lidya Kandou dari Komedi ke Komedi”). Alinea pertama berita itu berbunyi: Dua puluh lima tahun, pasti bukan waktu yang sedikit untuk urusan karier. Itu juga yang terjadi pada Lidya. Usia- nya belum genap 17 kala pertama bermain dalam Wanita Segala Zaman tahun 1979. Dalam film arahan sutradara Has Manan itu, Lidya berperan sebagai adik Roy Marten yang manja. Frasa yang manja pada kalimat itu menerangkan kata yang mana? Menerangkan Roy Marten, atau Lidya? Atau dengan pertanyaan lain, siapa yang manja? Roy Marten ataukah Lidya? Pembaca mungkin tidak paham siapa yang manja karena sampai kalimat terakhir dalam berita itu tidak dijelaskan lebih jauh. Bahkan tidak ada kete- rangan yang implisit sekalipun untuk itu. Kita boleh menebak-nebak bahwa yang manja adalah tokoh yang diperankan oleh Lidya (yakni “adik Roy Marten”). Akan tetapi, bisa jadi tebakan kita salah karena frasa yang manja berada di belakang Roy Marten. Seandainya kalimat terakhir tersebut dipecah dan di- tulis seperti berikut ini, tidak ada kerancuan tentang siapa yang manja. SUSUNAN KALIMAT JURNALISTIK 43 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Berita ini “hanya” bercerita tentang benteng tua yang tidak diurus oleh pihak yang berkompeten. Maksudnya, tentu, mengingatkan bahwa dalam situasi politik yang hiruk-pikuk alam reformasi yang hanya diisi mencari kursi, mana ada pejabat memperhatikan benda-benda bersejarah macam benteng di Bengkulu. Politisi lebih senang ingar-bingar berebut kekuasaan. Bukan berebut berbuat kebajikan! "Tolong perhatikan benda-benda itu, jangan memikirkan diri sendiri saja” kira-kira begitulah pesan yang hendak disampaikan si wartawan. Walau ceritanya ringan, berita itu dari atas mengalir lancar sampai akhir, tidak tersendat. Kalau boleh me- nyerupakan, ini sebuah contoh bahwa menulis berita itu mirip mendongeng. Isi dongengnya bagus. Kalau cara mendongengnya tidak menarik, pendengarnya mengan- tuk semua, alias tidak ada yang mendengarkan. Demikian juga berita. Walau isinya bagus, kalau cara menyajikan- nya tidak atraktif, tak ada yang membacanya. Beda dengan laporan resmi instansional. Cerita ben- teng tersebut, kalau dituliskan dalam bentuk laporan pejabat pemerintah kepada atasannya, kira-kira bentuk- nya formal seperti ini: Kondisi Benteng Fort Malborough, di Bengkulu. A. Nama bangunan bersejarah: Benteng Malborough B. Letak: di Jalan..., Kota Bengkulu C. Keadaan secara keseluruhan: rusak berat D. Rincian kerusakan: 1. Atap: bocor di bagian ini, itu, dst. 2. Dinding luar: rusak di bagian ini, itu 3. Dinding bagian dalam: kamar depan rusak di sini, situ 4. Pintu yang rusak: depan, pintu kamar nomor.... 5. (Dan seterusnya...) SUSUNAN KALIMATJURNALISTIK 47 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. melalui persamaan dengan benda, orang, atau sesuatu lainnya. Contoh lainnya: "Anda pernah baca Ziaul Haque?”, maksudnya apakah sudah baca buku Wahyu dan Revo- lusi (yang aslinya berjudul Revelation & Revolution in Islam) karya Ziaul Haque, terbitan LKIS Yogyakarta. Jadi, nama pengarang disamakan dengan nama bukunya. De- mikian pula ini: "Bacalah Mengikat Makna agar mening- kat kemampuanmu membaca dan menulis buku”; mak- sudnya adalah agar membaca buku Mengikat Makna yang ditulis olen Hernowo diterbitkan oleh Kaifa, Ban- dung. "Sekarang tak ada lagi Simplek, Fongers, Gazzele, dan lain-lain itu”; artinya, sepeda dengan merek itu se- mua sudah tak ada lagi di Indonesia. Masih banyak lagi gaya bahasa dan bisa digunakan untuk menulis berita asal penggunaannya itu memper- jelas isi berita atau pesan yang hendak disampaikan oleh si wartawan atau sumber berita. Kalau justru mem- perkeruh pesan dan kesan, sebaiknya berita ditulis meng- gunakan bahasa yang lugas saja, tidak usah digayakan seperti cerita sastra. @ SUSUNAN KALIMATJURNALISTIK. 51 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. logika dan argumentatif menyangkut dasar-dasar memi- lih angka tujuh tahun. Kalau si pengusul mengemukakan bahwa "angka tujuh tahun sudah pantaslah”, berarti dia bicara tanpa dasar, tanpa argumen. Apalagi setelah dide- sak hanya bertahan dengan "Pokoknya cukuplah batasan tujuh tahun. Sudah wajar. Kalau mau diubah, ya diubah saja menjadi lima, enam, atau delapan”. Jalan pikiran seperti tersirat dalam jawaban itu sama sekali tidak menunjukkan sedikit pun intelektualitas. Tanpa argumen, tanpa dasar, tanpa kriteria, tanpa ukuran, mengapa pilihan jatuh pada angka tujuh, bahkan dikatakan boleh juga angka lain. Ini menunjukkan bahwa pengusul benar-benar bicara asal-asalan. Kalau memang ada dasarnya, ia bisa mengemukakan asal-muasal dan akar-muakar angka tujuh. Misalnya dikatakan bahwa setelah dihitung-hitung secara mate- matika, pengalaman empiris, secara teoretis selama tujuh tahun seorang wartawan bisa memberikan kontribusi keuntungan sekian ratus juta kepada perusahaan, maka ia pantas mendapatkan imbalan mobil dinas. Di sini alasan atau argumen itu lalu memperjelas bahwa usulan- nya ada kaitan antara tahun (tujuh) dan prestasi war- tawan pada umumnya yang berhubungan dengan ber- tambahnya keuntungan perusahaan. Uraian dalam berita pun mesti argumentatif seperti itu. Kalau ada sumber berita membuat pernyataan yang tidak berdasar, hendaknya wartawan menanyakan kepa- danya apa dasar pernyataannya. Dengan demikian, ke- tika menulis beritanya, di situ dapat diuraikan argumen si sumber berita tersebut. Cara ini amat berguna agar pembaca tak usah bertanya-tanya. Sebagai contoh kita ikuti berita berikut ini. 56 KALIMATJURNALISTIK aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Ini contoh. Si Kabalat sudah enam tahun menjadi wartawan Koranku dan setiap bulan menghasilkan 50 berita. Ia mengajukan permintaan mobil dinas. Bagai- mana? Jawabannya adalah bahwa Si Kabalat tidak bisa mendapatkan mobil dinas karena premis minornya (yak- ni sudah bekerja di Koranku selama enam tahun) tidak memenuhi premis mayor (yaitu sudah bekerja di Koranku selama tujuh tahun). Kesimpulan ini "negatif” karena premis minornya ti- dak memenuhi premis mayor. Ada juga kemungkinan bahwa premis minor yang ditampilkan sudah sejalan de- ngan premis mayor, tetapi kesimpulannya tetap negatif. Ini terjadi jika ternyata ada premis lain yang tersembunyi dan premis yang "ngumpet” ini tidak sesuai dengan pre- mis mayor. Dalam contoh wartawan dan mobil dinas tersebut, ternyata masih ada premis lain yang belum di- ketahui, yakni kemauan (keputusan) si wartawan. Jadi, kesimpulan menjadi positif (mendapatkan mobil dinas) atau negatif (tidak mendapatkan mobil dinas) tergantung kemauan si wartawan mau mengambil jatah itu atau ti- dak. Urutan dari premis mayor sampai kepastian (konse- kuensi akhir) itu harus menyusuri silogisme bertingkat, yaitu silogisme yang satu disusul silogisme yang lain. Dalam kasus lain bisa juga memunculkan kesimpulan berupa "kemungkinan”, yakni jika premis mayornya be- rupa kemungkinan atau pilihan/alternatif. Ambil contoh wartawan dan mobil tersebut, aturan di perusahaan berubah lagi menjadi "Wartawan yang sudah bekerja tujuh tahun dan menulis berita tiap bulan minimal 45 berita bisa diberi mobil dinas atau bonus istimewa pelesir keliling dunia”. 60 KAUIMATJURNALISTIK

Anda mungkin juga menyukai