Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PENGUKURAN

Dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Konsep Dasar IPA SD

Yang diampu oleh:

Meylan Saleh, S.Pd, M.Pd

Oleh:

Nama : Regina Anggraini Darise

NIM : 151420052

Kelas : 3B

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERITAS NEGERI GORONTALO

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan Makalah tentang
‘Pengukuran’ dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang turut terlibat
dalam proses penulisan Makalah ini.
1. Orang tua kami yang selalu memberikan doa dan dukungan
2. Meylan Saleh, S.Pd, M.Pd selaku Dosen pengajar
3. Teman-teman Mahasiswa/i yang selalu memberikan masukan dan kritikan
yang membangun.
Sekalipun saya telah berusaha dengan keras untuk menyempurnakannya
pada penulisan Makalah ini namun saya tetap berkeyakinan masih banyak juga
kekurangan dan kelebihannya. Oleh karena itu dengan ini pula saya menantikan
masukan berupa saran, usulan dan kritikan dan sebagainya dari para pembaca
untuk kami jadikan bahan penyempurnaan pada masa-masa mendatang

Gorontalo, September 2021

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
A. Pengukuran......................................................................................................6
1. Pengertian Pengukuran.................................................................................6
B. Besaran dan Satuan..........................................................................................7
1. Pengertian Besaran......................................................................................7
2. Pengertian Satuan.........................................................................................9
C. Sistem Metrik Pengukuran............................................................................11
1. Definisi Sistem Metrik................................................................................11
2. Sejarah Sistem Metrik Dalam Pengukuran.................................................11
D. Macam Macam Bentuk Pengukuran.............................................................13
E. Alat Alat Pengukuran.....................................................................................15
BAB III..................................................................................................................21
PENUTUP..............................................................................................................21
A. Kesimpulan....................................................................................................21
B. Saran..............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengukuran didefinisikan sebagai suatu proses membandingkan suatu


besaran dengan besaran lain (sejenis) yang dipakai sebagai satuan. Satuan
adalah pembanding di dalam pengukuran. Pengukuran adalah membandingkan
sesuatu dengan sesuatu yang lain yang dianggap sebagai patokan. Jadi dalam
pengukuran terdapat dua faktor utama yaitu perbandingan dan patokan
(standar).
Mengukur adalah membandingkan sesuatu yang dapat diukur dengan
sesuatu yang dijadikan sebagai acuan. Sesuatu yang dapat diukur,kemudian
hasilnya dinyatakan dengan angka-angka, dinamakan besaran. Besaran Fisika
dikelompokkan menjadi Besaran Pokok dan Besaran Turunan. Besaran pokok
adalah besaran yang sudah ditetapkan terlebih dahulu dan merupakan besaran
dasar. Sedangkan besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari
besaran pokok. Panjang, massa, waktu, suhu dan arus listrik merupakan
contoh besaran pokok. Luas, volume, massa jenis, kecepatan dan gaya
merupakan contoh dari besaran turunan. Dalam Sistem Internasional (SI)
terdapat tujuh besaran pokok yang mempunyai satuan dan dua besaran pokok
yang tidak mempunyai satuan.
- Untuk mengetahui tingkat ketelitian masing-masing alat ukur panjang
yaitu penggaris, jangka sorong, dan mikrometer sekrup, dan cara penggunaan
neraca ohaus serta gelas ukur. Sehingga mengetahui alat ukur yang tepat untuk
melakukan pengukuran besaran suatu benda.
- Untuk mengetahui cara penggunaan alat- alat ukur dengan benar dan baik.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dapat di simpulkan rumusan masalah sebagai


berikut:
1. Apa itu Pengukuran
2. Besaran dan Satuan
3. Sistem Metrik Pengukuran

3
4. Macam macam bentuk Pengukuran
5. Alat alat pengukuran
C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalahdapat di simpulakn tujuan penulisan sebagai


beriukut:
1. Dapat mengetahui apa itu pengukuran, apa apa saja yang terlibat dalam
pengukuran.
2. Dapat mengetahui apa saja yang terlibat dalam Besaran dan Satuan
3. Dapat mengetahui apa itu Sistem Matrik Pengukuran
4. Dapat mengetahui macam macam bentuk pengukuran
5. Dapat mengetahui apa saja alat alat pengukuran

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengukuran

1. Pengertian Pengukuran

Pendidikan IPA sebagai bagian dari pendidikan umumnya memiliki peran


penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam
menghasilkan Mahasiswa yang berkualitas, yaitu manusia yang mampu
berfikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam menanggapi isu di
masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan IPA dan teknologi.
Pengukuran adalah suatu teknik untuk mengaitkan suatu bilangan pada suatu
sifat fisis dengan membandingkannya dengan suatu besaran standar yang telah
diterima sebagai suatu satuan (Hilliday, 1985). Pengukuran pada umumnya
memerlukan alat ukur, baik itu berupa mistar, hasta, depa, dan sebagainya. Alat
pengukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur benda atau kejadian.
(Dimyati et al., 2012)
a. Pengertian secara umum
Pengertian pengukuran ini merupakan suatu kegiatan atau aktivitas
membandingkan suatu besaran yang diukur yakni dengan alat ukur yang
dipakai sebagai satuan.
Definisi pengukuran ini merupakan penentuan besaran, dimensi,
atau juga kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau pun satuan ukur.
Selain dari itu, pengukuran tersebut juga dapat atau bisa diartikan yakni
sebagai pemberian angka terhadap suatu atribut atau juga karakteristik
tertentu yang dimiliki oleh seseorang, hal, atau juga objek tertentu menurut
aturan atau juga formulasi yang jelas serta disepakati.
Pengukuran dengan alat ukur yang baku yakni dengan hasil
pengukuran tersebutberupa besaran kuantitatif atau juga sistem angka.
Sebuah pengukuran tersebut bisa atau dapat dilakukan pada apapun yang
dibayangkan, namun dengan tingkat kompleksitas yang berbeda. Misalnya
seperti untuk mengukur tinggi, maka seseorang tersebut dapat atau bisa
mengukur dengan mudah disebabkan karna objek yang diukur tersebut

5
merupakan objek kasat mata dengan satuan yang sudah atau telah
disepakati dengan secara internasional. Namun tentu hal tersebut akan
berbeda jika objek yang diukur tersebut lebih abstrak seperti misalnya
kematangan, kejujuran, kecerdasan, kepribadian, serta lain sebagainya
sehingga untuk dapat melakukan pengukuran tersebut maka diperlukan
keterampilan serta keahlian tertentu.

b. Pengertian pengukuran menurut para Ahli


1. Menurut Cangelosi, James S. (1995)
Pengertian pengukuran ini merupakan suatu proses pengumpulan data
empiris yang dipakai untuk dapat mengumpulkan informasi yang
relevan yakni dengan tujuan yang telah atau sudah ditentukan.
2. Menurut Alwasilah et al (1996)
Pengertian pengukuran (measurement) ini ialah suatu proses di dalam
mendeskripsikan suatu performa siswa tersebut yakni dengan memakai
skala kuantitatif (sistem angka) sedemikian rupa sehingga kemudian 
sifat kualitatif dari performa siswa tersebut kemudian dinyatakan juga
dengan angka-angka.
3. Menurut Arikunto dan Jabar (2004)
Pengertian pengukuran (measurement) ini merupakan kegiatan atau
aktivitas membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu
sehingga sifatnya itu menjadi kuantitatif.
4. Menurut Sridadi (2007)
Pengertian pengukuran (measurement) ini ialah suatu proses yang
dilakukan dengan secara sistematis untuk dapat atau bisa memperoleh
besaran kuantitatif dari sebuah objek tertentu yakni dengan
menggunakan atau memakai alat ukur yang baku.
B. Besaran dan Satuan

1. Pengertian Besaran

Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan
angka. Besaran dibagi menjadi dua yaitu, besaran pokok dan besaran turunan.
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu

6
dan tidak diturunkan dari besaran lain. Sedangkan besaran turunan adalah
besaran yang diturunkan dari satu atau lebih besaran pokok. Contoh dari
besaran turunan adalah satuan untuk luas, volume, gaya, dan lainnya.
(Mahmudah, n.d.)

Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur, serta dapat dinyatakan dengan
angka dan memiliki satuan.Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat
dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu:

A. Besaran Fisika yaitu

besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena diperoleh dari


pengukuran maka harus ada alat ukurnya. Sebagai contoh adalah massa.
Massa merupakan besaran fisika karena massa dapat diukur dengan
menggunakan neraca. Besaran Fisika sendiri dibagi menjadi 2, yaitu
besaran pokok dan besaran turunan:

a. Besaran Pokok
Besaran yang ditentukan lebih dulu berdasarkan kesepatan para
ahli fisika. Besaran pokok yang paling umum ada 7 macam, yaitu
Panjang (m), Massa (kg), Waktu (s), Suhu (K), Kuat Arus Listrik (A),
Intensitas Cahaya (cd), dan Jumlah Zat (mol). Besaran pokok
mempunyai ciri khusus antara lain diperoleh dari pengukuran langsung,
mempunyai satu satuan (tidak satuan ganda), dan ditetapkan terlebih
dahulu.. Selain itu, terdapat dua besaran tambahan yang tidak memiliki
dimensi, yakni sudut datar dan sudut ruang (tiga dimensi).

7
b. Besaran Turunan
Besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Besaran ini ada
banyak macamnya.Jika suatu besaran turunan merupakan perkalian
besaran pokok, satuan besaran turunan itu juga merupakan perkalian
satuan besaran pokok, begitu juga berlaku didalam satuan besaran
turunan yang merupakan pembagian besaran pokok. Besaran turunan
mempunyai ciri khusus antara lain diperoleh dari pengukuran langsung
dan tidak langsung, mempunyai satuan lebih dari satu dan diturunkan
dari besaran pokok.

B. Besaran non Fisika

Besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam hal ini tidak


diperlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator. Contoh
besaran non fisika adalah Jumlah.

Selain itu, berdasarkan ada tidaknya arah, besaran juga dikelompokkan


menjadi dua, yaitu besaran skalar dan besaran vector.

a. Besaran skalar yaitu besaran  yang  mempunyai  besar  dan  satuan  saja 
tanpa memiliki arah. Contoh : panjang, massa, waktu

8
b. Besaran vektor yaitu  besaran  yang  memiliki  besar  (nilai),  satuan  dan 
arah. Contoh : kecepatan, gaya, perpindahan, dll.

2. Pengertian Satuan

(Silviyati, 2018) Satuan adalah pembanding dalam suatu pengukuran


besaran. Setiap besaran memiliki satuan masing-masing. (Sutarno, 2013).
Penggunaan satuan dalam suatu besaran diatur dalam suatu sistem satuan, salah
satunya yaitu satuan sistem International (Nurhayati, 2015). Tahun 1971,
General conference on Weights and Measures ke-14 menetapkan tujuh besaran
besaran pokok yang menjadi dasar terbentuknya satuan sistem Internasional,
disingkat menjadi SI (Hugh D. Young, 2001).

Satuan Internasional adalah satuan yang diakui penggunaannya secara


internasional serta memiliki standar yang sudah baku. Satuan ini dibuat untuk
menghindari kesalahpahaman yang timbul dalam bidang ilmiah karena adanya
perbedaan satuan yang digunakan. Pada awalnya, Sistem Internasional disebut
sebagai Metre – Kilogram – Second (MKS).

Selanjutnya pada Konferensi Berat dan Pengukuran Tahun 1948, tiga


satuan yaitu newton (N), joule (J), dan watt (W) ditambahkan ke dalam SI.
Akan tetapi, pada tahun 1960, tujuh Satuan Internasional dari besaran pokok
telah ditetapkan yaitu meter, kilogram, sekon, ampere, kelvin, mol, dan
kandela.

Sistem MKS menggantikan sistem metrik, yaitu suatu sistem satuan


desimal yang mengacu pada meter, gram yang didefinisikan sebagai massa satu
sentimeter kubik air, dan detik. Sistem itu juga disebut sistem Centimeter –
Gram – Second (CGS).

Satuan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu satuan tidak baku dan satuan
baku. Standar satuan tidak baku tidak sama di setiap tempat, misalnya jengkal
dan hasta. Sementara itu, standar satuan baku telah ditetapkan sama di setiap
tempat.

9
1. Satuan Baku. Adalah satuan yang telah diakui dan disepakati
pemakaiannya secara internasional tau disebut dengan satuan internasional
(SI).
Contoh: meter, kilogram, dan detik.
Sistem satuan internasional dibagi menjadi dua, yaitu:
 Sistem MKS (Meter Kilogram Sekon)
 Sistem CGS (Centimeter Gram Second)
2. Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak diakui secara internasional dan
hanya digunakan pada suatu wilayah tertentu.

Contoh: depa, hasta, kaki, lengan, tumbak, bata dan langkah.

C. Sistem Metrik Pengukuran

1. Definisi Sistem Metrik

Sistem metrik adalah sistem pengukuran berbasis desimal yang awalnya


didasarkan pada meter dan kilogram, yang diperkenalkan oleh Prancis pada
tahun 1799. "Berbasis desimal" berarti semua satuan didasarkan pada pangkat
10. Ada satuan dasar dan kemudian sistem prefiks, yang dapat digunakan untuk
mengubah satuan dasar dengan faktor 10. Satuan dasar meliputi kilogram,
meter, dan liter (liter adalah satuan turunan). Awalan meliputi mili-, senti-,
desi-, dan kilo. Skala suhu yang digunakan dalam sistem metrik adalah skala
Kelvin atau skala Celcius, tetapi awalan tidak diterapkan pada derajat
suhu. Walaupun titik nol berbeda antara Kelvin dan Celcius, ukuran derajatnya
sama.

2. Sejarah Sistem Metrik Dalam Pengukuran

Seperti telah dikemukakan bahwa sistem metrik telah dikembangkan oleh


para ilmuwan Perancis sejak tehun 1790-an. Sistem ini mendasarkan pada
kilogram untuk pengukuran berat dan meter untuk pengukuran panjang. Dari
satuan meter dan kilogram ini kemudian diturunkan unit satuan lain untuk
mengukur luas, volume, kapasitas, dan tekanan.

10
Pada awalnya satu meter ini diperkirakan panjangnya sama dengan
sepersepuluh juta dari kuadrant meredian bumi. Berdasarkan pengamatan lebih
lanjut ternyata persamaan tersebut kurang tepat. Kemudian dibuatlah standar
meter dari bahan platinum-iridium yang kemudian dikenal dengan sebutan
prototype Meter Internasional (International Protoype Meter). Sejak tahun
1960, oleh General Conference of Weights and Measures (CGPM), satu meter
didefinisikan sebagai satuan panjang  yang panjangnya adalah sama dengan
1650763,73 kali panjang gelombang radiasi atom Krypton 86 dalam ruang
hampa dan ini timbul karena adanya perubahan tingkatan energi antara 2p10
dan 5d5.  Sedangkan satu kilogram didefinisikan sebagai masa dari satu
decimeter kubik air destilasi pada kekentalan (density) maksimum yaitu pada 
temperatur 4° C. Dari dasar inilah kemudian dibuatkan prototypenya yaitu
prototype Kilogram Internasional (International Prototype Kilogram).

Kedua prototype di atas  yaitu prototype meter dan prototype kilogram


semuanya disimpan di suatu tempat yang bernama Sevres, Perancis, dan
dipelihara oleh suatu badan yang bernama International Bureau of Weights and
Measures. Ada pula satuan untuk unit lain yaitu yang disebut liter (l). Liter
adalah unit untuk kapasitas yang didasarkan atas standar masa. Definisinya
adalah: satu liter kira-kira sama volume yang dimiliki oleh air putih yang
masanya satu (1) kilogram. Volume ini mendekati satu (1) decimeter kubik,
persamaan yang sesungguhnya adalah: 1 liter = 1000.028 centimeter kubik.
Jadi, satu liter lebih besar sedikit dari pada satu decimeter kubik. Untuk
maksud-maksud tertentu kelebihan itu bisa diabaikan. (Menurut perhitungan
awal yang dilakukan oleh International Bureau of Weights and Measures,
didapatkan bahwa 1 liter = 1000.027 centimeter kubik).

Sekarang sistem ini banyak digunakan oleh hampir semua negara industry,
baik industry yang sudah maju maupun industry yang baru berkembang. Akan
tetapi, ada juga beberapa negara yang industrynya sudah maju namun masih
tetap menggunakan sistem pengukuran yang bukan sistem metrik, misalnya
Amerika dan Kanada. Negara-negara ini, sebagian besar industrynya masih
menggunakan sistem pengukuran inchi (English System). Kita tahu bahwa

11
Amerika dan Kanada merupakan negera industry maju yang produk-produk
industrynya sudah dikenal dan digunakan orang sejak lama. Timbul
pertanyaan, mengapa negara-negara tersebut di atas masih mempertahankan
sistem inchi? Alasan yang bisa diterima tentunya masalah biaya. Untuk
mengubah suatu sistem pengukuran yang sudah mantap menjadi suatu sistem
yang belum pernah digunakan sama sekali tentu membutuhkan biaya, dan
tentunya masih ada pertimbangan-pertimbangan lain. Meskipun demikian,
lambat laun negara-negara yang masih menggunakan sistem inchi tentu akan
mempertimbangkan untuk menggunakan sistem metrik dalam
perindustryannya.

Sebenarnya, kalau dikaji lebih jauh, sistem metrik ini mempunyai banyak
keuntungan dibandingkan sistem inchi. Keuntungan-keuntungan tersebut
antara lain yaitu:

1. Konversi lebih mudah, perhitungannya juga lebih mudah dan cepat karena
berdasarkan kelipatan sepuluh, dan terminologinya lebih mudah dipelajari.
2. Dunia perdagangan dari negara-negara industry sebagian besar
menggunakan sistem metrik sehingga hal ini memungkinkan terjadinya
hubungan kerja sama antara industry satu dengan lainnya karena sistem
pengukuran yang digunakan sama. (Ingat prinsip dasar industry untuk
menghasilkan komponen yang mempunyai sifat mampu tukar).

D. Macam Macam Bentuk Pengukuran

Dalam fisika ada beberapa jenis pengukuran, diantaranya adalah:

1. Berdasarkan Metode Pengukuran


Berdasarkan metodenya, pengukuran dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Pengukuran Langsung
Pengukuran langsung ini yakni membandingkan nilai suatu besaran
yang diukur itu dengan besaran standar yang kemudian diterima ialah
sebagai satuan. Pengukuran Langsung merupakan proses pengukuran
yakni dengan memakai alat ukur langsung. Hasil pengukuran tersebut
bisa atau dapat langsung terbaca. Merupakan cara yang lebih tepat jika

12
seandainya hal tersebut dimungkinkan. Proses pengukuran tersebut bisa
atau dapat cepat diselesaikan. Alat ukur langsung ini umumnya
mempunyai kecermatan yang rendah serta juga pemakaiannya dibatasi
yaitu :
1. karena daerah toleransi £ kecermatan alat ukur,
2. karena kondisi dari fisik objek ukur yang kemudian tak
memungkinkan digunakannya alat ukur langsung, atau juga
3. Disebabkan karna tidak cocok dengan imajinasi ragam daerah
toleransi ( yakni tak sesuai dengan jenis toleransi yang diberikan di
objek ukur misalnya toleransi bentuk serta juga posisi sehingga
kemudian memerlukan proses pengukuran khusus.

b. pengukuran tidak langsung

Pengukuran tidak langsung adalah suatu pengukuran untuk dapat


mengukur suatu besaran yakni dengan cara mengukur besaran lain.
Pengukuran tidak langsung ini ialah sebuah proses pengukuran yang
dilaksanakan dengan cara memakai beberapa jenis alat ukur yang
berjenis pembanding/komparator, standar serta bantu. Perbedaan harga
yang ditunjukkan oleh skala alat ukur pembanding sewaktu objek ukur
tersebut dibandingkan dengan ukuran standar (pada alat ukur standar)
dapat atau bisa digunakan untuk dapat menentukan dimensi objek ukur.
Disebabkan karna alat ukur pembanding ini umumnya mempunyai
kecermatan yang tinggi, sementara itu alat ukur standar tersebut juga
memiliki kualitas (ketelitian) yang dapat diandalkan, maka proses
pengukuran tak langsung tersebut pun dapat dilaksanakan sebaik
mungkin untuk kemudian menghasilkan harga yang cermat serta juga
dapat dipertanggungjawabkan (teliti serta tepat). Proses pengukuran tak
langsung tersebut umumnya berlangsung di dalam waktu yang relatif
lama.
2. Berdasarkan pada banyaknya pengukuran
a. Pengukuran tunggal merupakan

13
Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan hanya satu
kali saja, apa pun alasannya. Hasil pembacaan skala yang dapat diketahui
dengan pasti adalah hanya sampai kepada skala terkecilnya saja,
sedangkan selebihnya adalah hanya terkaan atau taksiran saja, dan ini
bersifat sangat subjektif sehingga pantas diragukan.
Pada pengukuran tunggal, nilai yang dijadikan pengganti nilai
benar adalah hasil pengukuran itu sendiri. Sedangkan ketidakpastiannya
diperoleh dari setengah nilai skala terkecil instrumen yang digunakan.
Misalnya, Anda mengukur panjang sebuah benda menggunakan mistar.
b. pengukuran berulang
Agar mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, Anda dapat
melakukan pengukuran secara berulang. Lantas bagaimana cara
melaporkan hasil pengukuran berulang? Pada pengukuran berulang Anda
akan mendapatkan hasil pengukuran sebanyak N kali. Berdasarkan
analisis statistik, nilai terbaik untuk menggantikan nilai benar 0 x adalah
nilai ratarata dari data yang diperoleh 0  x . Sedangkan untuk nilai
ketidakpastiannya x   dapat digantikan oleh nilai simpangan baku nilai
rata-rata sampel.

E. Alat Alat Pengukuran

Pada saat akan mengukur suatu objek, maka kemudian diperlukan alat
yang sesuai dengan besaran yang kemudian akan diukur. Alat ukur di dalam
ilmu fisika tersebut dibagi menjadi lima kategori, diantaranya alat ukur
panjang, alat pengukur berat dan massa, alat ukur volume, kemudian alat ukur
waktu serta yang terakhir adalah alat ukur suhu. Dibawah ini merupakan
macam jenis alat ukur di dalam ilmu fisika, penjelasannya sebagai berikut :

1. Alat ukur panjang

Alat ukur panjang tersebut digunakan untuk dapat mengukur


panjang suatu benda. Terdapat tiga macam alat ukur panjang diantaranya
mistar, jangka sorong serta juga mikrometer sekrup. Penggunaan alat ukur
panjang tersebut disesuaikan dengan tingkat ketelitian yang diinginkan

14
sehingga dapat atau bisa meminimalisir terjadinya kesalahan di dalam
proses pengukuran.

15
a. Mistar

Mistar ini merupakan alat ukur panjang yang memiliki skala kecil
1mm atau juga 0,1 cm yang hanya memiliki panjang sekitar 50cm atau
juga 100cm.
b. Jangka sorong

Jangka sorong adalah suatu alat ukur panjang yang dapat


dipergunakan untuk mengukur panjang suatu benda berbedadengan
ketelitian hingga 0,1 mm. keuntungan penggunaan jangka sorong
adalah dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng,
diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah
tabung. (Yulianci et al., 2019)

Jangka sorong ini digunakan untuk dapat mengukur ketebalan


suatu plat logam. untuk bisa mengukur garis tengah bagian luar serta
dalam pipa. terdapat bagian penting yang terdapat pada jangka sorong
yakni rahang tetap serta rahang geser. Rahang tetap tersebut
mempunyai skala yang dikenal dengan skala utama, satu bagian
terkecil dari skala utama tersebut mempunyai panjang 1 mm.
Sedangkan untuk rahang geser itu memiliki skala yang dikenal dengan

16
skala nonius atau juga disebut dengan sebutan skala vernier. Pada
skala nonius panjang 20 skalanya ialah1 mm, dapat atau bisa
dikatakan satu bagian nonius tersebut ialah 0,05 mm yakniskala
terkecilnya itu juga 0,05 mm atau0,005cm.

c. Mikrometer sekrup

Micrometer Skrup ini adalah alat ukur panjang yang memiliki atau
mempunyai tingkat akurasi yang lebih tinggi apabila dibandingkan
dengan jangka sorong atau juga mistar. skala terkecil dari Micrometer
Skrup tersebut mencapai 0,001cm atau juga 0,01mm.

2. Alat ukut Berat dan Massa

Untuk mengukur massa benda tersebut biasanya digunakan alat yang


disebut juga dengan neraca atau sering disebut dengan sebutan timbangan.

17
Neraca tersebut memiliki beberapa jenis seperti misalnya neraca pasar,
neraca dua lengan serta juga neraca tiga lengan.

a. Neraca pasar tersebut biasanya sering digunakan di pasar-pasar


tradisional atau juga di toko toko.
b. Neraca dua lengan tersebut biasanya terdapat di laboratorium.
Penggunaan neraca dua lengan hampir tersebut sama dengan cara
penggunaan nerca pasar.
c. Neraca tiga lengan ini juga biasanya terdapat pada laboratorium . Cara
pemakaian neraca jenis sedikit berbeda dengan neraca diatas,
penggunaan neraca jenis ini ialah dengan cara menggeser ketiga
penunjuk ke sisi paling kiri sampai skala menjadi Nol, setelah itu
letakkan benda yang kemudian akan diukur setelah itu geser ketiga
penunjuk ke kanan sampai berat beban seimbang.
3. Alat ukur volume
Alat pengukur volume dalam laboratorium kimia memiliki bentuk
yang bervariasi yang disesuaikan dengan kebutuhan penggunaan. Berikut
penjelasannya
Laboratorium kimia adalah laboratorium yang digunakan untuk
melakukan percobaan kimia. Terdapat banyak alat dalat laboratorium
kimia yang dapat digunakan untuk membantu percobaan kimia yang
dilakukan. Salah satu dari alat-alat kimia tersebut adalah alat pengukur
volume, yang digunakan untuk mengukur volume suatu zat. Alat pengukur
volume terdiri atas berbagai bentuk dan ukuran yang disesuaikan dengan
kebutuhan. Berikut alat pengukur volume dalam laboratorium kimia.
1. Gelas ukur
Gelas ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur volume zat
cair. Besarnya volume zat cair dapat dilihat melalui skala yang tertera
pada gelas ukur. Gelas ukur memiliki banyak variasi ukuran mulai dari
10 ml hingga 2 liter.
2. Labu ukur atau labu takar

18
Labu ukur adalah alat pengukur volume yang digunakan untuk
mengukur suatu larutan kimia dengan tingkat keakuratan yang tinggi.
Ukuran labu ukur pun bervariasi mulai dari 5 ml hingga 5 liter.

3. Labu Erlenmeyer
Labu Erlenmeyer adalah alat yang digunakan untuk mencampur,
mengukur, dan menyimpan larutan kimia. Ukurannya bervariasi mulai
dari 50 ml hingga 500 ml.
4. Pipet mikro
Pipet mikro adalah alat yang digunakan untuk memindahkan cairan
dengan volume kecil.
5. Pipet ukur
Pipet ukur digunakan untuk meimindahkan larutan untuk memindahkan
larutan dengan volume terukur. Volume larutan yang dipindahkan dapat
dilihat melalui skala yang tertera.
6. Pipet volume
Pipet volume adalah alat lab yang digunakan untuk memindahkan
volume tertentu dengan akurasi yang tinggi. Hal ini dikarenakan
pengambilan larutan pada pipet volume telah ditentukan sesuai angka
yang tertera.
7. Buret
Buret adalah alat pengukur volume yang digunakan untuk meneteskan
zat reagen cair dalam percobaan yang memerlukan presisi, seperti
percobaan titrasi.  
4. Alat ukur waktu

19
Alat ukur waktu di dalam kehidupan sehari-hari sering banyak
sekalian menemukan instrumen pengukuran waktu seperti jam serta
Stopwatch.

a. Jam. terdapat dua jenis jam yang sering ditemui di dalam kehidupan
sehari-hari, yakni jam digital serta jam analog.
b. Stopwatch. Biasanya stopwatch ini sering dipakai untuk dapat
menghitung dari skala o, serta memiliki atau mempunyai tingkat
ketelitian yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan jam.
5. Alat ukur suhu
Dilansir dari Encyclopedia Britannica, suhu adalah ukuran panas
atau dingin yang dinyatakan dalam beberapa skala sembarang dan
menunjukkan arah di mana energi panas akan mengalir secara spontan
(energi mengalir dari benda yang bersuhu tinggi ke benda bersuhu
rendah). Sehingga dapat disimpulkan bahwa suhu adalah ukuran kualitatif
(dapat diukur) seberapa panas atau dinginnya sesuatu. Suhu disebabkan
oleh energi kinetik dalam suatu benda yang diukur. Semakin besar energi
kinetiknya, maka akan semakin tinggi pula suhunya.
Tangan manusia dapat mendeteksi perubahan suhu, namun hal
tersebut bersifat kuantitatif dan bukannya kualitatif. Rasa panas yang
dirasakan seseorang, akan beda dengan orang lain.
Sehingga diperlukan alat ukur suhu yang bisa mendeteksi suhu
secara kualitatif dengan persepsi yang sama bagi semua pemakainya

20
a. Termometer laboratorium
Termometer laboratorium adalah alat ukur suhu yang biasa
digunakan dalam laboratorium untuk mendukung suatu percobaan atau
eksperimen. Termometer laboratorium biasanya berisi cairan raksa
maupun alkohol dengan rentang suhu bervariasi sesuai dengan
kebutuhan.
b. Termometer klinis
Termometer klinis adalah thermometer yang biasa digunakan oleh
dokter untuk mengukur suhu tubuh pasien. Termometer klinis
merupakan alat bantu dalam bidang kesehatan untuk mendeteksi
penyakit yang diderita seseorang.
c. Termometer ruangan
Termometer ruangan adalah alat ukur yang mengukur suhu suatu
ruangan. Termometer ruangan adalah alat yang wajar digunakan
terutama di daerah dengan empat musim untuk mengatur pengaturan
suhu ruangan.
d. Termometer digital
Termometer digital tidak menggunakan raksa maupun alkohol
dalam pengukurannya. Termometer digital menggunakan sifat
pemuaian pada logam, menghasilkan pengukuran suhu yang tepat dan
cepat.
e. Termometer inframerah
Termometer yang sering digunakan untuk mengukur suhu pada
dahi semasa pandemi, adalah termometer inframerah. Dilansir dari
Healthline, sensor inframerah pada termometer mengukur suhu arteri
tubuh tanpa adanya kontak langsung (non-kontak).
f. Termokopel
Termokopel adalah alat ukur suhu berupa sensor termoelektrik
yang bisa mengukur suhu. Ketika dikonfigurasi dengan benar
termokopel dapat melakukan pengukuran suhu pada rentang yang luas.

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Definisi pengukuran ini merupakan penentuan besaran, dimensi, atau


juga kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau pun satuan ukur. Selain
dari itu, pengukuran tersebut juga dapat atau bisa diartikan yakni sebagai
pemberian angka terhadap suatu atribut atau juga karakteristik tertentu yang
dimiliki oleh seseorang, hal, atau juga objek tertentu menurut aturan atau juga
formulasi yang jelas serta disepakati.
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan
dengan angka. Besaran dibagi menjadi dua yaitu, besaran pokok dan besaran
turunan. Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan
terlebih dahulu dan tidak diturunkan dari besaran lain. Sedangkan besaran
turunan adalah besaran yang diturunkan dari satu atau lebih besaran pokok.
Contoh dari besaran turunan adalah satuan untuk luas, volume, gaya, dan
lainnya.
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur, serta dapat dinyatakan dengan
angka dan memiliki satuan.Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat
dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu:

Sistem metrik adalah sistem pengukuran berbasis desimal yang awalnya


didasarkan pada meter dan kilogram, yang diperkenalkan oleh Prancis pada
tahun 1799. "Berbasis desimal" berarti semua satuan didasarkan pada pangkat
10. Ada satuan dasar dan kemudian sistem prefiks, yang dapat digunakan untuk
mengubah satuan dasar dengan faktor 10. Satuan dasar meliputi kilogram,
meter, dan liter (liter adalah satuan turunan). Awalan meliputi mili-, senti-,
desi-, dan kilo. Skala suhu yang digunakan dalam sistem metrik adalah skala
Kelvin atau skala Celcius, tetapi awalan tidak diterapkan pada derajat
suhu. Walaupun titik nol berbeda antara Kelvin dan Celcius, ukuran derajatnya
sama.

Satuan adalah pembanding dalam suatu pengukuran besaran. Setiap


besaran memiliki satuan masing-masing. (Sutarno, 2013). Penggunaan satuan

22
dalam suatu besaran diatur dalam suatu sistem satuan, salah satunya yaitu
satuan sistem International (Nurhayati, 2015). Tahun 1971, General conference
on Weights and Measures ke-14 menetapkan tujuh besaran besaran pokok yang
menjadi dasar terbentuknya satuan sistem Internasional, disingkat menjadi SI
(Hugh D. Young, 2001).

B. Saran

Untuk mempermudah pekerjaan ataupun untuk mengetahui hasil besaran,


maka dibutuhkan alat ukur. Namun dalam memilih alat ukur sebaiknya kita
menyesuaikan alat ukur yang akan digunakan dengan benda (objek) yang akan
diukur. Seperti misalnya kita akan mengukur kain, maka sebaiknya
menggunakan meteran kain, bukan menggunakan meteran kayu ataupun
penggaris agar lebih efektif dan efisien serta pengukurannya lebih valid.

23
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Satuan Pendidikan Praktek.


Dimyati, Triwidjaja, H. A., & Untari, E. (2012). Kesalahan-Kesalahan Sistemik
Dalam Pengukuran Fisika Bagi Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
PGSD-KSDP FIP Universitas Negeri Malang Dimyati.Kodim@gmail.Com,
1(1), 1–9.
Mahmudah, S. (n.d.). Pemahaman Konsep Besaran dan Satuan Menggunakan
Teori APOS.
Silviyati, H. (2018). Pengembangan modul fisika berbasis integrasi sains dan
Islam materi besaran dan satuan, suhu dan kalor, dan wujud zat kelas VII
SMP/MTs.
Sutrisno. (1997). Fisika Jilid1 edisi empat. Erlangga, 8(3), 1–28.
Utami, S. N. (2021). Suhu: Pengertian, Alat Ukur, Satuan, dan Rumusnya.
Kompas.com , 1.

Yulianci, S., Gunawan, Aris Doyan, & Fenny Febriyanti. (2019). Pengaruh Gaya
Belajar Terhadap Penguasaan Konsep Fisika Siswa Pada Materi Besaran dan
Pengukuran. Jurnal Pendidikan Mipa, 9(2), 123–127.

24

Anda mungkin juga menyukai