Makalah KD Ipa Regina
Makalah KD Ipa Regina
PENGUKURAN
Oleh:
NIM : 151420052
Kelas : 3B
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan Makalah tentang
‘Pengukuran’ dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang turut terlibat
dalam proses penulisan Makalah ini.
1. Orang tua kami yang selalu memberikan doa dan dukungan
2. Meylan Saleh, S.Pd, M.Pd selaku Dosen pengajar
3. Teman-teman Mahasiswa/i yang selalu memberikan masukan dan kritikan
yang membangun.
Sekalipun saya telah berusaha dengan keras untuk menyempurnakannya
pada penulisan Makalah ini namun saya tetap berkeyakinan masih banyak juga
kekurangan dan kelebihannya. Oleh karena itu dengan ini pula saya menantikan
masukan berupa saran, usulan dan kritikan dan sebagainya dari para pembaca
untuk kami jadikan bahan penyempurnaan pada masa-masa mendatang
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
A. Pengukuran......................................................................................................6
1. Pengertian Pengukuran.................................................................................6
B. Besaran dan Satuan..........................................................................................7
1. Pengertian Besaran......................................................................................7
2. Pengertian Satuan.........................................................................................9
C. Sistem Metrik Pengukuran............................................................................11
1. Definisi Sistem Metrik................................................................................11
2. Sejarah Sistem Metrik Dalam Pengukuran.................................................11
D. Macam Macam Bentuk Pengukuran.............................................................13
E. Alat Alat Pengukuran.....................................................................................15
BAB III..................................................................................................................21
PENUTUP..............................................................................................................21
A. Kesimpulan....................................................................................................21
B. Saran..............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
4. Macam macam bentuk Pengukuran
5. Alat alat pengukuran
C. Tujuan Penulisan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengukuran
1. Pengertian Pengukuran
5
merupakan objek kasat mata dengan satuan yang sudah atau telah
disepakati dengan secara internasional. Namun tentu hal tersebut akan
berbeda jika objek yang diukur tersebut lebih abstrak seperti misalnya
kematangan, kejujuran, kecerdasan, kepribadian, serta lain sebagainya
sehingga untuk dapat melakukan pengukuran tersebut maka diperlukan
keterampilan serta keahlian tertentu.
1. Pengertian Besaran
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan
angka. Besaran dibagi menjadi dua yaitu, besaran pokok dan besaran turunan.
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu
6
dan tidak diturunkan dari besaran lain. Sedangkan besaran turunan adalah
besaran yang diturunkan dari satu atau lebih besaran pokok. Contoh dari
besaran turunan adalah satuan untuk luas, volume, gaya, dan lainnya.
(Mahmudah, n.d.)
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur, serta dapat dinyatakan dengan
angka dan memiliki satuan.Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat
dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu:
a. Besaran Pokok
Besaran yang ditentukan lebih dulu berdasarkan kesepatan para
ahli fisika. Besaran pokok yang paling umum ada 7 macam, yaitu
Panjang (m), Massa (kg), Waktu (s), Suhu (K), Kuat Arus Listrik (A),
Intensitas Cahaya (cd), dan Jumlah Zat (mol). Besaran pokok
mempunyai ciri khusus antara lain diperoleh dari pengukuran langsung,
mempunyai satu satuan (tidak satuan ganda), dan ditetapkan terlebih
dahulu.. Selain itu, terdapat dua besaran tambahan yang tidak memiliki
dimensi, yakni sudut datar dan sudut ruang (tiga dimensi).
7
b. Besaran Turunan
Besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Besaran ini ada
banyak macamnya.Jika suatu besaran turunan merupakan perkalian
besaran pokok, satuan besaran turunan itu juga merupakan perkalian
satuan besaran pokok, begitu juga berlaku didalam satuan besaran
turunan yang merupakan pembagian besaran pokok. Besaran turunan
mempunyai ciri khusus antara lain diperoleh dari pengukuran langsung
dan tidak langsung, mempunyai satuan lebih dari satu dan diturunkan
dari besaran pokok.
a. Besaran skalar yaitu besaran yang mempunyai besar dan satuan saja
tanpa memiliki arah. Contoh : panjang, massa, waktu
8
b. Besaran vektor yaitu besaran yang memiliki besar (nilai), satuan dan
arah. Contoh : kecepatan, gaya, perpindahan, dll.
2. Pengertian Satuan
Satuan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu satuan tidak baku dan satuan
baku. Standar satuan tidak baku tidak sama di setiap tempat, misalnya jengkal
dan hasta. Sementara itu, standar satuan baku telah ditetapkan sama di setiap
tempat.
9
1. Satuan Baku. Adalah satuan yang telah diakui dan disepakati
pemakaiannya secara internasional tau disebut dengan satuan internasional
(SI).
Contoh: meter, kilogram, dan detik.
Sistem satuan internasional dibagi menjadi dua, yaitu:
Sistem MKS (Meter Kilogram Sekon)
Sistem CGS (Centimeter Gram Second)
2. Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak diakui secara internasional dan
hanya digunakan pada suatu wilayah tertentu.
10
Pada awalnya satu meter ini diperkirakan panjangnya sama dengan
sepersepuluh juta dari kuadrant meredian bumi. Berdasarkan pengamatan lebih
lanjut ternyata persamaan tersebut kurang tepat. Kemudian dibuatlah standar
meter dari bahan platinum-iridium yang kemudian dikenal dengan sebutan
prototype Meter Internasional (International Protoype Meter). Sejak tahun
1960, oleh General Conference of Weights and Measures (CGPM), satu meter
didefinisikan sebagai satuan panjang yang panjangnya adalah sama dengan
1650763,73 kali panjang gelombang radiasi atom Krypton 86 dalam ruang
hampa dan ini timbul karena adanya perubahan tingkatan energi antara 2p10
dan 5d5. Sedangkan satu kilogram didefinisikan sebagai masa dari satu
decimeter kubik air destilasi pada kekentalan (density) maksimum yaitu pada
temperatur 4° C. Dari dasar inilah kemudian dibuatkan prototypenya yaitu
prototype Kilogram Internasional (International Prototype Kilogram).
Sekarang sistem ini banyak digunakan oleh hampir semua negara industry,
baik industry yang sudah maju maupun industry yang baru berkembang. Akan
tetapi, ada juga beberapa negara yang industrynya sudah maju namun masih
tetap menggunakan sistem pengukuran yang bukan sistem metrik, misalnya
Amerika dan Kanada. Negara-negara ini, sebagian besar industrynya masih
menggunakan sistem pengukuran inchi (English System). Kita tahu bahwa
11
Amerika dan Kanada merupakan negera industry maju yang produk-produk
industrynya sudah dikenal dan digunakan orang sejak lama. Timbul
pertanyaan, mengapa negara-negara tersebut di atas masih mempertahankan
sistem inchi? Alasan yang bisa diterima tentunya masalah biaya. Untuk
mengubah suatu sistem pengukuran yang sudah mantap menjadi suatu sistem
yang belum pernah digunakan sama sekali tentu membutuhkan biaya, dan
tentunya masih ada pertimbangan-pertimbangan lain. Meskipun demikian,
lambat laun negara-negara yang masih menggunakan sistem inchi tentu akan
mempertimbangkan untuk menggunakan sistem metrik dalam
perindustryannya.
Sebenarnya, kalau dikaji lebih jauh, sistem metrik ini mempunyai banyak
keuntungan dibandingkan sistem inchi. Keuntungan-keuntungan tersebut
antara lain yaitu:
1. Konversi lebih mudah, perhitungannya juga lebih mudah dan cepat karena
berdasarkan kelipatan sepuluh, dan terminologinya lebih mudah dipelajari.
2. Dunia perdagangan dari negara-negara industry sebagian besar
menggunakan sistem metrik sehingga hal ini memungkinkan terjadinya
hubungan kerja sama antara industry satu dengan lainnya karena sistem
pengukuran yang digunakan sama. (Ingat prinsip dasar industry untuk
menghasilkan komponen yang mempunyai sifat mampu tukar).
12
seandainya hal tersebut dimungkinkan. Proses pengukuran tersebut bisa
atau dapat cepat diselesaikan. Alat ukur langsung ini umumnya
mempunyai kecermatan yang rendah serta juga pemakaiannya dibatasi
yaitu :
1. karena daerah toleransi £ kecermatan alat ukur,
2. karena kondisi dari fisik objek ukur yang kemudian tak
memungkinkan digunakannya alat ukur langsung, atau juga
3. Disebabkan karna tidak cocok dengan imajinasi ragam daerah
toleransi ( yakni tak sesuai dengan jenis toleransi yang diberikan di
objek ukur misalnya toleransi bentuk serta juga posisi sehingga
kemudian memerlukan proses pengukuran khusus.
13
Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan hanya satu
kali saja, apa pun alasannya. Hasil pembacaan skala yang dapat diketahui
dengan pasti adalah hanya sampai kepada skala terkecilnya saja,
sedangkan selebihnya adalah hanya terkaan atau taksiran saja, dan ini
bersifat sangat subjektif sehingga pantas diragukan.
Pada pengukuran tunggal, nilai yang dijadikan pengganti nilai
benar adalah hasil pengukuran itu sendiri. Sedangkan ketidakpastiannya
diperoleh dari setengah nilai skala terkecil instrumen yang digunakan.
Misalnya, Anda mengukur panjang sebuah benda menggunakan mistar.
b. pengukuran berulang
Agar mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, Anda dapat
melakukan pengukuran secara berulang. Lantas bagaimana cara
melaporkan hasil pengukuran berulang? Pada pengukuran berulang Anda
akan mendapatkan hasil pengukuran sebanyak N kali. Berdasarkan
analisis statistik, nilai terbaik untuk menggantikan nilai benar 0 x adalah
nilai ratarata dari data yang diperoleh 0 x . Sedangkan untuk nilai
ketidakpastiannya x dapat digantikan oleh nilai simpangan baku nilai
rata-rata sampel.
Pada saat akan mengukur suatu objek, maka kemudian diperlukan alat
yang sesuai dengan besaran yang kemudian akan diukur. Alat ukur di dalam
ilmu fisika tersebut dibagi menjadi lima kategori, diantaranya alat ukur
panjang, alat pengukur berat dan massa, alat ukur volume, kemudian alat ukur
waktu serta yang terakhir adalah alat ukur suhu. Dibawah ini merupakan
macam jenis alat ukur di dalam ilmu fisika, penjelasannya sebagai berikut :
14
sehingga dapat atau bisa meminimalisir terjadinya kesalahan di dalam
proses pengukuran.
15
a. Mistar
Mistar ini merupakan alat ukur panjang yang memiliki skala kecil
1mm atau juga 0,1 cm yang hanya memiliki panjang sekitar 50cm atau
juga 100cm.
b. Jangka sorong
16
skala nonius atau juga disebut dengan sebutan skala vernier. Pada
skala nonius panjang 20 skalanya ialah1 mm, dapat atau bisa
dikatakan satu bagian nonius tersebut ialah 0,05 mm yakniskala
terkecilnya itu juga 0,05 mm atau0,005cm.
c. Mikrometer sekrup
Micrometer Skrup ini adalah alat ukur panjang yang memiliki atau
mempunyai tingkat akurasi yang lebih tinggi apabila dibandingkan
dengan jangka sorong atau juga mistar. skala terkecil dari Micrometer
Skrup tersebut mencapai 0,001cm atau juga 0,01mm.
17
Neraca tersebut memiliki beberapa jenis seperti misalnya neraca pasar,
neraca dua lengan serta juga neraca tiga lengan.
18
Labu ukur adalah alat pengukur volume yang digunakan untuk
mengukur suatu larutan kimia dengan tingkat keakuratan yang tinggi.
Ukuran labu ukur pun bervariasi mulai dari 5 ml hingga 5 liter.
3. Labu Erlenmeyer
Labu Erlenmeyer adalah alat yang digunakan untuk mencampur,
mengukur, dan menyimpan larutan kimia. Ukurannya bervariasi mulai
dari 50 ml hingga 500 ml.
4. Pipet mikro
Pipet mikro adalah alat yang digunakan untuk memindahkan cairan
dengan volume kecil.
5. Pipet ukur
Pipet ukur digunakan untuk meimindahkan larutan untuk memindahkan
larutan dengan volume terukur. Volume larutan yang dipindahkan dapat
dilihat melalui skala yang tertera.
6. Pipet volume
Pipet volume adalah alat lab yang digunakan untuk memindahkan
volume tertentu dengan akurasi yang tinggi. Hal ini dikarenakan
pengambilan larutan pada pipet volume telah ditentukan sesuai angka
yang tertera.
7. Buret
Buret adalah alat pengukur volume yang digunakan untuk meneteskan
zat reagen cair dalam percobaan yang memerlukan presisi, seperti
percobaan titrasi.
4. Alat ukur waktu
19
Alat ukur waktu di dalam kehidupan sehari-hari sering banyak
sekalian menemukan instrumen pengukuran waktu seperti jam serta
Stopwatch.
a. Jam. terdapat dua jenis jam yang sering ditemui di dalam kehidupan
sehari-hari, yakni jam digital serta jam analog.
b. Stopwatch. Biasanya stopwatch ini sering dipakai untuk dapat
menghitung dari skala o, serta memiliki atau mempunyai tingkat
ketelitian yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan jam.
5. Alat ukur suhu
Dilansir dari Encyclopedia Britannica, suhu adalah ukuran panas
atau dingin yang dinyatakan dalam beberapa skala sembarang dan
menunjukkan arah di mana energi panas akan mengalir secara spontan
(energi mengalir dari benda yang bersuhu tinggi ke benda bersuhu
rendah). Sehingga dapat disimpulkan bahwa suhu adalah ukuran kualitatif
(dapat diukur) seberapa panas atau dinginnya sesuatu. Suhu disebabkan
oleh energi kinetik dalam suatu benda yang diukur. Semakin besar energi
kinetiknya, maka akan semakin tinggi pula suhunya.
Tangan manusia dapat mendeteksi perubahan suhu, namun hal
tersebut bersifat kuantitatif dan bukannya kualitatif. Rasa panas yang
dirasakan seseorang, akan beda dengan orang lain.
Sehingga diperlukan alat ukur suhu yang bisa mendeteksi suhu
secara kualitatif dengan persepsi yang sama bagi semua pemakainya
20
a. Termometer laboratorium
Termometer laboratorium adalah alat ukur suhu yang biasa
digunakan dalam laboratorium untuk mendukung suatu percobaan atau
eksperimen. Termometer laboratorium biasanya berisi cairan raksa
maupun alkohol dengan rentang suhu bervariasi sesuai dengan
kebutuhan.
b. Termometer klinis
Termometer klinis adalah thermometer yang biasa digunakan oleh
dokter untuk mengukur suhu tubuh pasien. Termometer klinis
merupakan alat bantu dalam bidang kesehatan untuk mendeteksi
penyakit yang diderita seseorang.
c. Termometer ruangan
Termometer ruangan adalah alat ukur yang mengukur suhu suatu
ruangan. Termometer ruangan adalah alat yang wajar digunakan
terutama di daerah dengan empat musim untuk mengatur pengaturan
suhu ruangan.
d. Termometer digital
Termometer digital tidak menggunakan raksa maupun alkohol
dalam pengukurannya. Termometer digital menggunakan sifat
pemuaian pada logam, menghasilkan pengukuran suhu yang tepat dan
cepat.
e. Termometer inframerah
Termometer yang sering digunakan untuk mengukur suhu pada
dahi semasa pandemi, adalah termometer inframerah. Dilansir dari
Healthline, sensor inframerah pada termometer mengukur suhu arteri
tubuh tanpa adanya kontak langsung (non-kontak).
f. Termokopel
Termokopel adalah alat ukur suhu berupa sensor termoelektrik
yang bisa mengukur suhu. Ketika dikonfigurasi dengan benar
termokopel dapat melakukan pengukuran suhu pada rentang yang luas.
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
22
dalam suatu besaran diatur dalam suatu sistem satuan, salah satunya yaitu
satuan sistem International (Nurhayati, 2015). Tahun 1971, General conference
on Weights and Measures ke-14 menetapkan tujuh besaran besaran pokok yang
menjadi dasar terbentuknya satuan sistem Internasional, disingkat menjadi SI
(Hugh D. Young, 2001).
B. Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
Yulianci, S., Gunawan, Aris Doyan, & Fenny Febriyanti. (2019). Pengaruh Gaya
Belajar Terhadap Penguasaan Konsep Fisika Siswa Pada Materi Besaran dan
Pengukuran. Jurnal Pendidikan Mipa, 9(2), 123–127.
24