Anda di halaman 1dari 24

Makalah:

SALING KETERGANTUNGAN ANTAR BANGSA DAN PEMBENTUKAN


ORGANISASI-ORGANISASI KERJASAMA GLOBAL MAUPUN
REGIONAL

Diajukkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perspektirf Global yang diampuh
oleh:

Dra Elmia Umar, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 3:

Sunarti Rauf (151 420 048)


Afriani Putri Timbowo (151 420 054)
Amaliya Ladju (151 420 053)
Sri Amelia Thalib (151 420 041)
Ernawati Husain (151 420 020)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugerah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Saling Ketergantungan antar
Bangsa dan Pembentukan Organisasi-Organisasi Kerjasama Global maupun
Regional” ini. Solawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukan kepada kita
semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi
anugerah terbesar bagi seluruh alam semesta.

Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang


menjadi tugas awal mata kuliah Profesi Keguruan dengan judul “Saling
Ketergantungan antar Bangsa dan Pembentukan Organisasi-Organisasi Kerjasama
Global maupun Regional” ini dengan tepat waktu.

Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat
penulis harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki
pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Gorontalo, September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 PBB dan Organisasi-Organisasi Kerja...........................................................3
2.2 Sejarah Pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa......................................4
2.3 Kelemahan Perserikatan Bangsa-Bangsa.......................................................4
2.4 Hubungan Kerjasama Utara-Selatan..............................................................5
2.5 IMF dan semakin kuatnya ekonomi utara......................................................6
2.6 Negara Selatan dan UNCTAD (United Nations Conference on Trade and
Devalompment)....................................................................................................6
2.7 Gerakan Non-Blok (GNB).............................................................................8
2.8 Kerjasama antar Kelompok Negara...............................................................8
2.9 Kerjasama Regional.......................................................................................8
2.10 ASEAN (the Association of Southeast Asian Nations)/ Perhimpunan
Negara-Negara Asia Tenggara)............................................................................9
2.11 APEC (Asia Pacific Economic Cooperations/Kerja sama Ekonomi Negara-
negara Asia dan Pasifik).....................................................................................14
2.12 Evaluasi terhadap mahasiswa PGSD..........................................................16
BAB III..................................................................................................................20
PENUTUP..............................................................................................................20
3.1 Kesimpulan...................................................................................................20
3.2 Saran.............................................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Globalisasi merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dibendung lagi.


Di mana sudah tidak ada lagi kendala untuk melakukan mobilisasi baik dalam
bentuk produk, jasa, buruh maupun modal. Trend globalisasi ini menghasilkan
sebuah fenomena free trade yang lebih massive lagi. Di mana negara-negara
semakin memiliki keleluasaan dalam menjalin kerjasama perdagangan dalam
rangka meningkatkan pertumbuhan ekonominya.
Oleh karena itu dalam jangka pendek pemerintah harus dapat menjaga
kondisi perekonomian agar tetap stabil dan pemerintah dituntut untuk selalu
dapat membantu menciptakan iklim usaha yang kondusif atau mendukung
semua pihak, sedangkan dalam jangka panjang pemerintah harus berusaha
mencapai tujuan bersama yaitu kemakmuran, kesejahteraan masyarakat serta
mengatasi masalah pertumbuhan ekonomi. Namun, dalam kenyataannya usaha
pemerintah tidak berjalan sesuai dengan yang direncanakan, banyak masalah-
masalah yang muncul dan pemerintah harus siap untuk memecahkannya.
Beberapa masalah perekonomian yang dihadapi Indonesia antara lain
pengangguran. Meskipun banyak jenis pengangguran yang muncul dalam
perekonomian Indonesia, namun secara umum pengangguran akan
memberikan dampak buruk bagi kegiatan ekonomi Negara. Pengangguran
akan menyebabkan perekonomian berada di kondisi bawah kapasitas penuh,
suatu kapasitas yang diharapkan. Pengangguran juga akan menyebabkan
beban angkatan kerja yang benarbenar produktif menjadi semakin berat, di
samping secara sosial pengangguran akan menimbulkan kecenderungan
masalah-masalah kriminalitas dan masalah sosial lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu PBB dan organisasi-organisasi kerja?
2. Bagaimana sejarah pembentukan perserikatan bangsa-bangsa!
3. Apa saja kelemahan perserikatan bangsa-bangsa?
4. Apa hubungan/Kerjasama utara-selatan?
5. Apa itu Kerjasama regional?
6. Apa itu ASEAN (the Association of Soultheast Asian
Nations)/Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara?
7. Apa iitu APEC (Asia Pacific Economic Cooperations/Kerjasama ekonomi
negara-negara asia tenggara?
1.3 Tujuan
1. Untuk mendefinisikan ap aitu PBB dan organisasi-organisasi kerja
2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah pembentukan perserikatan bangsa-
bangsa
3. Untuk mengetahui kelemahan perserikatan bangsa-bangsa
4. Untuk mengetahui hubungan/Kerjasama utara-selatan
5. Untuk mengetahui apa itu kerjsama regional

1
6. Untuk mengetahui apa itu ASEAN (the Association of Soultheast Asian
Nations)/Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara
7. Untuk mengetahui apa iitu APEC (Asia Pacific Economic
Cooperations/Kerjasama ekonomi negara-negara asia tenggara

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PBB dan Organisasi-Organisasi Kerja


Perserikatan bangsa-bangsa merupakan sebuah organisasi dunia yang
keanggotaannya tidak dikenai persyaratan-persyaratan yang berat seperti:
harus membayar iuran yang jumlahnya besar, belum pernah terlibat perang
dan sebagainya. Persyaratan untuk menjadi anggota PBB adalah bahwa yang
bersangkutan haruslah sebuah negara bangsa/nation-state (memenuhi
persyaratan pokok sebagai sebuah negara: wilayah, rakyat dan pemerintahan
yang sah) dan negara tersebut cinta damai (peac-loving) yang bersedia
menerima isi charter/piagam PBB dan menaati peraturan-peraturan ataupun
keputusan yang ditetapkan organisasi ini. Setiap anggota mempunyai hak
suara yang sama, yaitu setiap negara anggota mempunyai satu suara (one
country one vote)
Sesuai denga nisi piagam bahwa “demi menghindarkan generasi yang
akan dating dari peperangan yang menimbulkan banyak masalah” maka
kondisi didunia harus ditingkatkan agar bangsa-bangsa tidak bertengkar
ataupun bertempur satu sama lain dan mendapatkan standar kehidupan yang
sesuai dengan hak-hak asasi manusia yang paling dasar, maka perlu dibentuk
kelengkapan-kelengkapan organisasi yang meliputi:
1. Majelis umum/general assemb
Seringkali disebut sebagai kota tempat pertemuan dunia. Para delegasi dari
negara-negara dunia bertemu untuk membicarakan masalah-masalah yang
ada untuk kemudian direkomendasikan ke dewan keamanan
2. Dewan keamanan (the security council)
Berdasarkan piagam PBB organisasi ini merupakan yang paling penting
karena bertanggung jawab sebagai pemelihara perdamaian.
Keanggotaannya ada yang sifatna permanen maupun bergantian yang akan
dipilih oleh majelis umum. Masa jabatan anggota tidak tetap hanya 2
tahun. Negara yang mempunyai keanggotaan tetap sejak berdirinya hingga
sekarang ini hanya 5 saja yaitu: Amerika Serikat, Rusia, China, Inggris
dan Perancis.
3. Dewan Ekonomi dan Sosial (the Economy and Social Councill)
Untuk mengurangi terjadinya benturan-benturan masalah antar negara
yang bisa mengarah pada peperangan, maka dibentuk sejumlah lembaga-
lembaga khusus yang ditujukan untuk mencegah terjadinya pengangguran,
penyakit, kelaparan, kawasan kumuh, kondisi-kondisi tempat kerja yang
jelek dan hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi maupun sosial yang bisa
menyebabkan perselisihan ataupun peperangan maka PBB dibentuk
lembaga-lembaga seperti:
 WHO (world health organization)
 FAO (food and agriculture organization)
 ILO (international labor organization)

3
 UNESCO (united nations educational, scientific and cultural
organization)
4. Mahkamah Agung Dunia (international court of justice)
Terdiri dari 15 hakim yang dipilih oleh majelis umum dan dewan
keamanan. Lembaga ini merupakan satu-satunya di PBB yang lokasinya
tidak di New York, Amerika Serikat tetapi di Den Haag, Belanda. Setiap
kasus yang diajukan oleh para anggota PBB diajukan dulu ke mahkamah
internasional untuk kemudian dibuat advis/Langkah-langkah yang harus
dilakukan ke setiap organisasi yang ada di PBB
5. Dewan Perwakilan
Lembaga ini bertugas mengawasi daerah-daerah bekas jajahan setelah
berakhirnya PD I dan PD II. Tujuan dari system perwakilan untuk
mendorong kemajuan politik, ekonomi, sosial, serta penduduk dari
wilayah tersebut, sehingga terjadinya kemajuan yang pesat akan mampu
membawa mereka pada pemerintahan sendiri dan kemerdekaan
6. Secretariat
Tugas utama dari secretariat mengamati peristiwa-peristiwa yang terjadi
didunia sekaligus membuat laporan kepada berbagai macam organisasi
tentang apa yang menjadi perhatian PBB. Pada saat terjadi perbedaan
pendapat antara anggota PBB maka secretariat akan bersikap netral

2.2 Sejarah Pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa


Pembentukan PBB memerlukan proses yang relative lama. Pada saat
perang dunia sedang berkecamuk ditahun 1941, presiden AS Franklin D.
Roosevelt memberikan pesan kepada kongres untuk mewujudkan sebuah
dunia yang dibangun atas 4 kebebasan manusia yang sangat penting yaitu:
kebebasan untuk berbicara, kebebasan untuk beribadah, kebebasan untuk
mempunyai keinginan, dan kebebasan dari rasa takut. Setelah AS ikut terlibat
dalam PD II dan mengajak negara-negara lain untuk memerangi kekuatan
negara-negara poros (Axis power) yang terdiri dari: Jerman, Jepang, dan
Italia, negara-negara pro-kekuatan sekutu sebanyak 26 negara menandatangani
Declaration of United Nations/Deklasi PBB pada tanggal 1 Januari 1942.
Pada bulan Oktober 1944 para wakil dari negara AS, Rusia, China dan
Inggris bertemu di Dumbarton Oaks, Washington D.C dan mereka mencapai
kata sepakat atas prinsip umum dari PBB. Pada delegasi yang berkumpul
dikota San Fransisco ini bekerja hingga 26 Juni 1945, yaitu saat
ditandatangani Piagam PBB. Piagam PBB akhirnya selesai diratifikasi oleh
para delegasi dan dinyatakan mulai efektif berlaku sejak tanggal 24 Oktober
1945. Tanggal 24 Oktober 1945 merupakan saat bersejarah bagi berdirinya
sebuah organisasi dunia.
2.3 Kelemahan Perserikatan Bangsa-Bangsa
Penyelesaian masalah konflik ang terjadi didunia ini dilakukan dengan
melaksanakan system keamanan Bersama (Collective security). PBB

4
membentuk PKO (Peace Keeping Operations) atau penjaga/pemulihan
perdamaian yang anggotanya terjadi dari negara-negara anggota PBB.
Pasal 23 Piagam PBB menyebutkan bahwa anggota tetap Dewan
Keamanan PBB (yang berarti memilik hak veto) adalah AS, Uni Soviet
(sekarang Rusia), Chian, Inggris dan Perancis. Ketidaksetujuan (veto) salah
satu anggota tetap sudah cukup untuk membuat eksekusi dari suatu tindakan
pelaksanaan tidak mungkin dilakukan, meskipun anggota dewan keamanan
lainnya (baik yang tetap maupun tidak tetap) semua telah menyetujuinya,
misalnya: invasi AS ke Grenada, invasi China ke Tibet dan sebagainya.
Menurut pasal 18 piagam PBB, setiap anggota Majelis Umum masing-masing
akan mempunyai 1 suara, setiap keputusan harus diambil oleh suara mayoritas
yang hadir memberikan suara (1/2+1).
Veto telah melanggar arti kebulatan suara. Kaidah kebulatan suara
menyebutkan “tanpa persetujuan saya, keputusan anda tidak mengikat saya”,
sedangkan veto mengatakan “tanpa persetujuan saya, tidak ada keputusan
sama sekali”. Piagam PBB terbitan yang baru menyebutkan bahwa anggota
Dewan Keamanan berjumlah 15 negara dari semula 11 negara, dengan
perincian 5 negara merupakan pemilik hak veto/anggota veto dan sisanya
anggota tidak tetap/tak punya hak veto.
Komitmen AS untuk memajukan kerjasama PBB ini kadang-kadang
dipertanyakan, karena negara tersebut masih menunggak iuran ke PBB sebesar
US$ 1.5 Milyar. Untuk pengoperasian sebuah organisasi dunia yang besar dan
terletak dikota New York yang terkenal mahal kehidupannya, sudah pasti
membutuhkan biaya yang sangat banyak.
2.4 Hubungan Kerjasama Utara-Selatan
Banyak orang meyakini bahwa terjadinya konflik bahkan peperangan yang
terjadi di dunia ini disebabkan oleh adanya masalah kemiskinan. Penyerangan
jepang atas china dan Manchuria dalam rangka mempertahankan
suplai/penyediaan bahan-bahan mentah yang diperlukan jepang sebagai
negara yang miskin akan sumber-sumber alam. Serbuan hilter dengan perang
kilatnya di eropa tengah juga dalam rangka menyelamatkan persediaan bagi
bahan makan penduduknya. Kemiskinan akan sumber bahan mentah (raw
materials) menjadi salah satu penyebab terjadinya perang dunia.
Selesainya PD II telah menghasilkan hubungan Barat-Timur yaitu
pertentangan antara ideologi kapitalisme dan sosialisme, sekalipun demikian
akar permasalahannya tetap sama yaitu masalah kemiskinan, ideologi
kapitalisme maupun sosialisme sama-sama menawarkan penyelesaian masalah
kemiskinan, hanya caranya yang berbeda. Kapitalisme menawarkan
penyelesaian dengan system kepemilikan pribadi atas alat produksi dan
persaingan dipasar bebas (Ebenstein, h. 148-149) sedangkan sosialisme
dengan system pengaturan bersama produksi dan distribusi (Ebensten, h. 242)

5
Pertemuan di Bretton Woods, New Hampshire, AS pada bulan Juli 1944
yang dihadiri oleh 44 negara bertujuan untuk menciptakan dunia yang
ekonominya makmur dan merata. Mereka berkeyakinan bahwa kemakmuran
ekonomi dan pemerataan di semua negara didunia ini mampu menciptakan
dunia yang damai. Dari pertemuan ini lahir 2 lembaga besar yang masih
berperan hingga saat ini yaitu IBRD (International bank for recontraction
development) atau yang dikenal dengan world bank yang mulai beroperasi
sejak tahun 1946 dan IMF (International monetary funds) atau dana moneter
internasional yang mulai efektif bekerja sejak tahun 1947. Kedua lembaga ini
berfungsi sebagai lembaga keuangan dunia yang berkantor pusat di
Washington D.C dan merupakan bagian dari PBB
Bank dunia menjalankan fungsi sebagai lembaga keuangan yang
meminjamkan dana bagi proyek-proyek pembangunan diberbagai negara
untuk memajukan perekonomiannya dengan syarat-syarat lebih ringan bila
dibandingkan dengan meminjam dari bank komersial yaitu: bunganya lebih
rendah, masa pengembaliannya lebih lama dan sebagainya. Sedangkan IMF
memberikan pinjaman bagi negara-negara yang mengalami kesulitan dalam
neraca pembayaran luar negerinya dengan persyaratan yang harus dipenuhi
oleh negara peminjam seperti keharusan bagi negara yang mengalami deficit
neraca pembayaran untuk menerapkan kebijakan penghematan ekonomi
sangat ketat dengan pemotongan belanja pemerintah secara besar-besaran
(seperti yang terjadi di Indonesia awal tahun 1998 ini), kebijakan fiscal dan
moneter yang sangat ketat, penghapusan hambatan terhadap kebebasan
perdagangan dan investasi asing.
2.5 IMF dan semakin kuatnya ekonomi utara
Kapital yang dikelola oleh IMF merupakan kumpulan dari negara-negara
anggotanya. Pada tahun berdirinya 1944 dengan 44 anggota, lembaga ini
mampu mengumpulkan dana US$8,8 milyar dan pada tahun 1985 dengan
jumlah anggota 152 negara mempunyai dana kira-kira US$ 90 milyar.
Kekuatan suara suatu negara anggota dalam IMF ditentukan sesuai dengan
proporsi quota negara tersebut. Lembaga monoter ini secara periodic
melakukan penilaian kembali kebutuhan kapital IMF dan perubahan-
perubahan posisi ekonomi masing-masing anggotanya.
Proses pembuatan keputusan dalam IMF didasarkan pada hak suara yang
disesuaikan dengan quota masing-masing anggota, yang memiliki quota lebih
besar memiliki lebih banyak hak untuk bersuara, dan begitu juga sebaliknya
sehingga negara-negara selatan yang merupakan negara sedang berkembang
hanya memiliki 1/3 suara.
2.6 Negara Selatan dan UNCTAD (United Nations Conference on Trade and
Devalompment)
Negara-negara selatan berusaha mempolitisasi persoalan-persoalan
moneter dan meningkatkan posisi tawr menawar/ bargaining dengan mambuat
kebijaksanaan di UNCTAD dan lembaga-lembaga PBB lain di mana negara-

6
negara berkembang menguasai mayoritas hak suara. Gerakan Non-Blok dan
kelompok 77 (G-77) merupakan Organisasi negara selatan yang dimanfaatkan
untuk mengajukan tuntutan terhadap keuntungan yang lebih besar dalam
masalah keuangan dan perdagangan dunia. UNCTAD yang dibentuk pada
tahun 1964 merupakan forum untuk negosiasi Utara-Selatan dalam bidang
perdagangan dan pembangunan.
Kekompakan negara-negara Selatan yang tergabung dalam OPEC yang
melakukan embargo minyak yang banyak dikonsumsi secara besar-besaran
dan vital bagi negara-negara utara di tahun 1973, semakin memperkuat posisi
negara-negara Selatan. Perjuangan mereka berhasil meng-goal-kan sesi khusus
PBB tahun 1974 yang menerima dan memperlakukan deklarasi Tata Ekonomi
Internasional Baru (TEIB), yang isinya antara lain:
1. Kesamaan kedaulatan negara-negara
2. Kerja sama semua negara berdasarkan keadilan, dengan mana kesenjangan
di dalam dunia yang ada sekarang ini akan terhapuskan.
3. Hak setiap negara untuk memilih sistem sosial dan sistem ekonominya
sendiri
4. Kedaulatan penuh dan tetap dari setiap negara atas sumber-sumber alam
dan kegiatan ekonominya.
5. Pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan perusahaan-
perusahaan transnasional
6. Hubungan yang adil antara ekspor negara-negara sedang berkembang dan
harga-harga impor, maupun perbaikan perdagangan mereka
7. Pembaruan sistem moneter internasional guna memajukan pembangunan
dan arus sumber-sumber nyata yang memadai ke negara-negara sedang
berkembang
8. Perlakuan berdasarkan Pilihan-pilihan tertentu yang tidak begitu saja
bersifat timbal balik dalam arti ketat bagi negara-negara sedang
berkembang di semua bidang kerja sama ekonomi internasional.
9. Memberi kemudahan terhadap peran berbagai asosiassi produsen.
Prinsip TEIB dikembangkan lagi melalui pertemuan konvensi Lome tahun
1975. Beberapa kali pertemuan gerakan NonBlok, kelompok 77 dan
UNCTAD. Perjanjian antara produsen dan konsumen komoditas
diorganisasikan dengan bantuan UNCTAD guna membuat harga-harga stabil
dalam tingkat yang telah diorganisasikan. Adanya ketimpangan negara Utara-
Selatan disebabkan oleh adanya struktur ekonomi dunia yang menguntungkan
Utara dibuktikan oleh hasil kerja United Nations Economics Commission for
Latin America dibawah pimpinan Raul Prebisch. Kapitalis dari negara Utara
untuk menciptakan nilai tukar bagi barang-barang ternyata menimbulkan
cekikikan hutang, penurunan nilai tukar bagi barang-barang yang dihasilkan,
ketergantungan yang semakin tinggi dan sebagainya.

7
2.7 Gerakan Non-Blok (GNB)
Gerakan ini lahir pada tahun 1961 di Beograd, Yugoslavia yang
kelahirannya dimonitori oleh negara-negara yang menganut politik laur negeri
yang tidak memihak, yaitu Indonesia India, Mesir dan Yugoslavia. Tujuan
utama dari GNB adalah membentuk suatu kekuatan netral serta menentang
berbagai bentuk kolonialisme dan imperialisme dengan segala manifestasinya,
karena tujuan ini dianggap yang mampu menarik dukungan dari negara-negara
lain. GNB juga melandasi tindakannya pada sikap yang bebas dari kekuatan
lain, kerjasama antar bangsa, hidup berdampingan secara damai dan
pembangunan ekonomi.
Salah satu hasil nyata dari gerakan Non-Blok ini adalah pencapaian
kemerdekaan oleh negara-negara di Asia dan Afrika di tahun 1960-an.
Hakekat politik bebas aktif dari gerakan Non-Blok ini harus ditekankan pada
sikap positif untuk meredam perselisihan dan persaingan di antara ekkuatan
blok-blok yang ada. Keberhasilan Indonesia sebagai negara pelopor GNB
adalah menyelenggarakan KTT X GNB di Jakarta pada tanggal 1-6 September
1991 yang menghasilkan berbagai keputusan terutama dibidang ekonomi.
2.8 Kerjasama antar Kelompok Negara
Negara-negara mengadakan persatuan untuk menggalang kekuatan agar
kerjasama yang mereka jalankan bisa efektif. Beberapa Organisasi yang bisa
digolongkan dalam kategori ini adalah:
1. OPEC (Organization of Petroieum Exporting Countries)
2. Group of Seven (G-7)
3. Group of Fifteen (G-15)

2.9 Kerjasama Regional


Keadaan ini mendorong negara-negara untuk bergabung dalam region
membentuk sebuah wadah kerjasama seperti: Masyarakat Eropa di Eropa
Barat. NAFTA di America Uatara, ASEAN dan lainnya. Kerjasama terwujud
karena adanya beberapa hal seperti:
1. Kemiripan Sosiokultural
2. Sikap politik atau perilaku eksternal yang mirip
3. Keanggotaan yang sama dalam Organisasi-organisasi supranssional atau
antar pemerintah
4. Interdependensi ekonomi,
5. Kedekatan geografik.
Masyarakat Eropa merupakan contoh kesuksesan kerja sama regional
berdasarkan fungsionalisme. Organisasi ini terus berkembang sehingga
terbentuk Euratom (Masyarakat Atom Eropa) yang bertujuan mendorong dan
mengawasi Pengembangan energi atom untuk maksud-maksud damai.
Kerjasama masyarakat eropa mampu menjadi kekuatan ekonomi raksasa
untuk menandingi AS dan Jepang. Salah satu kemajuan penting yang dicapai

8
ME atau Uni Eropa pada saat ini adalah akan diberlakukannya mata uang
tinggal eropa awal tahun 1999 oleh 11 negara anggotanya, dan pada tahun
2001 ke-15 negara anggota diharapkan sudah menerapkan seluruhnya.

2.10 ASEAN (the Association of Southeast Asian Nations)/ Perhimpunan


Negara-Negara Asia Tenggara)
Kerja sama regional ini didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 oleh 5
negara, yaitu: Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Kelima
negara tersebut menyepakati Deklarasi Bangkok yang isi pokoknya bahwa
mereka bersepakat untuk bekerja sama dalam rangka meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan mendorong tercapainya perdamaian regional
Keanggotaan ASEAN mengalami perkembangan ketika Brunei Darussalam
diterima sebagai anggota penuh pada tanggal 8 Januari 1984, dan Vietnam
menambah jumlah anggota ASEAN menjadi 7 setelah resmi diterima sebagai
anggota pada tanggal 28 Juli 1996.
Keikutsertaan Myanmar (dulu bemama Burma) dan Laos menambah la
anggota ASEAN menjadi 9 negara (Lihat lampiran Profil negara-negara
ASEAN 37-45). Terjadinya perang di Kamboja telah mendorong negara-neg
ASEAN untuk semakin menegaskan keinginannya menciptakan wilay Asia
Tenggara yang damai. Pada tahun 1971 ASEAN menghasilkan Deklarasi
Kuala Lumpur yang intinya menetapkan ZOPFAN (Zone of Peace Freedom
and Neutrality)/Kawasan yang damai, bebas, dan r Berbagai macam kerjasama
fungsional telah banyak dilakukan oleh ASEAN seperti Pusat Riset Padi se
Asia Tenggara, Pengelolaan da Pengembangan Hutan Tropis, dan lain
sebagainya. ASEAN juga berhasi mewujudkan usaha penciptaan wilayah yang
damai dengan mengadakan pendekatan kekeluargaan dalam menangani
masalah konflik teritorial yang terjadi di antara anggota negara ASEAN.
Kerjasama ASEAN di dalam perdagangan sudah mulai terwujud dengan
semakin dikuranginya hambatan perdagangan di antara negara dan akan
diwujudkannya AFTA (ASEAN Free Trade Area) di tahun 2003. Netra
sebagai sebuah organisasi regional yang mempunyai tujuan antara lain
menciptakan perdamaian dan meningkatkan kerja sama kawasan maka
ASEAN berusaha untuk ikut mewujudkan tujuan PBB untuk menciptakan
perdamaian dan kemakmuran dunia. Berbagai macam kesepakatan yang telah
disahkan adalah deklarasi ZOPFAN, TAC (Treaty of Amity and Cooperation
in Southeast Asia) dan deklarasi ASEAN Concord TAC berisi tentang prinsip-
prinsip penyelenggaran hubungan antar pemerintahan anggota ASEAN secara
damai sesuai dengan piagam PBB TAC ini telah mendapatkan persetujuan dan
Sekretariat Jendral PBB pada tahun 1992. ASEAN Concord berisi tentang
prinsip-prinsip dan kerangka kerja ASEAN di bidang politik, keamanan,
ekonomi, dan bidang bidang yang sifatnya fungsional. ASEAN juga membuka
diri untuk bekerja sama dengan pihak-pihak lain dalam kerangka kerjanya
melalui pertemuan tahunan dengan mitra mitra dialognya, yaitu: Australia,
Canada, Masyarakat Eropa. Jepang. Selandia Baru, Korea Selatan, dan

9
Amerika Serikat. Melalui ASEAN-PMC (ASEAN Post-Ministerial
Conference, organisasi regional ini mengadakan tukar pikiran mengenai isu-
isu politik dan keamanan yang ada di kawasan Asia-Pasifik Pada awal tahun
1990-an ASEAN juga memulai suatu proses konsultasi dengan negara China
dan Rusia. Seperti organisasi-organisasi lain di dunia ini, maka untuk
pelaksanaannya dibentuk struktur organisasi Struktur organisasi yang ada pada
ASEAN adalah:
1. ASEAN Heads of Government
ASEAN Summit merupakan pertemuan para kepala pemerintahan
negara-negara ASEAN yang tertinggi. Pada pertemuan puncak para kepala
pemerintahan ASEAN ke-4 di Singapura diputuskan bahwa mereka akan
mengadakan pertemuan resmi setiap 4 tahun sekali dan pertemuan tidak
resmi sekurang-kurangnya sekali di antara 4 tahun tersebut untuk
Pertemuan puncak yang menentukan arah dan kegiatan ASEAN diadakan
pada bulan Februari 1976 di Bali, Indonesia. Pada saat itu 5 kepala negara
anggota ASEAN menandatangani TAC dan Deklaras ASEAN Concord
Hasil keputusan yang lainnya adalah pendirian Sekretariat ASEAN yang
permanen di Jakarta, sehingga pengurusan administrasi lebih teratur dan
kegiatan-kegiatan ASEAN lebih mudah koordinasinya.
Pertemuan Puncak II diadakan di Kuala Lumpur pada bulan Agustus
1977 untuk memperingati 10 tahun berdirinya ASEAN dan menilai sejauh
mana kemajuan yang telah dicapai dalam melaksanakan keputusan-
keputusan pertemuan puncak di Bali pada tahun sebelumnya Manila,
ibukota negara Filipina menjadi tempat pertemuan Puncak III berlangsung
pada bulan Desember 1987. Kerjasama ekonomi menjadi fokus dari
pembicaraan-pembicaraan yang dilakukan dan menandatangani Deklarasi
Manila. Pertemuan Puncak IV yang diadakan di Singapura pada bulan
Januari 1992 menghasilkan Deklarasi Singapura dan Kesepakatan Akan
Kerangka Kerja untuk memajukan perekonomian ASEAN. Salah satu
hasil yang paling penting adalah keputusan untuk mewujudkan ASEAN
Free Trade Area (AFTA) dalam jangka waktu 15 tahun. Para anggota
ASEAN juga menandatangani kesepakatan Common Effective Preferential
Tariff (CEPT) sebagai wahana penting untuk mendirikan AFTA
Pertemuan Puncak V diadakan di Bangkok pada bulan Desember 1995.

2. ASEAN Ministerial Meeting (AMM)


Ini merupakan pertemuan tahunan para menteri luar negeri ASEAN.
Deklarasi Bangkok pada tahun 1967 menyebutkan bahwa AMM bertugas
untuk membuat arah kebijakan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan
ASEAN Dalam Pertemuan puncak di Kuala Lumpur pada tahun 1977,
para kepala pemerintahan ASEAN setuju bahwa AMM tidak hanya
melibatkan para menteri luar negeri saja, menteri lain kalau relevan boleh
diikutsertakan.

10
3. ASEAN Economic Minister ( AEM)
Para menteri perekonomian anggota ASEAN bertemu secara resmi
maupun tidak resmi dalam rangka menjalin kerja sama ekonomi. Struktur
ini mau ada sejak tahun 1977 ketika beriangsung Pertemuan Puncak Kuala
Lumpur. Seperti halnya AMM, AEM akan mengadakan pertemuan setiap
tahun. Pertemuan Puncak IV di Singapura telah berhasil menetapkan
Dewan AFTA yang tugasnya untuk mengawasi, mengkoordinasikan, dan
menilai pelaksanaan CEPT. Di dalam setiap pertemuan puncak maka
AMM, AEM, dan kepala pemerintahan ASEAN akan membuat laporan
bersama.
4. Sectoral Minister Meeting
Para menteri yang berkaitan dengan kerjasama ekonomi akan bertemu
dan kalau perlu memberikan bimbingan arah bagi kerjasama ASEAN.
Struktur ini merupakan tempat pertemuan para menteri energi. pertanian
dan kehutanan. Mereka memberikan laporannya kepada AEM.
5. Other ASEAN Ministers Meetings
Struktur dalam organisasi ASEAN ini merupakan pertemuan para
menteri di luar kerjasama ASEAN, seperti menteri kesehatan, lingkungan
perburuhan, sosial, kesejahteraan, pendidikan, ilmu, teknologi, informasi
dan kehakiman Mereka bertemu manakala kerjasama fungsional akan
dilakukan. Hasil pertemuan mereka harus dilaporkan kepada Heads of
Government.
6. Joint Ministerial Meeting (JMM)
JMM baru ditetapkan pada Pertemuan Puncak di Manila pada tahun
1987, yang mempunyai tugas memudahkan koordinasi dan konsultasi
antar sektoral dalam kegiatan-kegiatan ASEAN. JMM terdiri atas Menter
Luar Negeri dan Menteri Perekonomian dan dipimpin oleh gabungan
antara pimpinan AMM dan AEM Suatu pertemuan dapat diusulkan oleh
menteri luar negeri maupun oleh menteri perekonomian. JMM biasanya
mengadakan pertemuan sebelum dilaksanakan Pertemuan Puncak.
7. Secretary-General of ASEAN
Sekretaris Jendral ASEAN diangkat berdasarkan kemampuannya oleh
Heads of Government bersama-sama dengan AMM. Dia mendapatkan
status pelaksana yang memegang mandat untuk mengusulkan,
memberikan pertimbangan, mengkoordinasikan, dan melaksanakan
kegiatan-kegiatan ASEAN. Melalui Protocol Amending the Agreement on
the Establishment of the ASEAN Secretariat yang ditandatangani pada
tanggal 22 Juli 1992, maka Sekretaris Jendral bertugas untuk mengadakan
pertemuan-pertemuan Heads of Government dan juga ASEAN Ministers
ketika mereka sedang dalam sesion-sesion pertemuan dan juga bertugas

11
menentukan siapa yang menjadi pimpinan ASC (ASEAN Standing
Committee) Sekretaris Jendral akan selalu ada/duduk dalam pertemuan-
pertemuan ASC yang mewakili sebagai pimpinan ASC, kecuali pada saat
pembukaan dan penutupan.
8. ASEAN Standing Committee (ASC)
ASC merupakan badan yang mengkoordinasikan antara AMM
Struktur ini membuat laporan langsung kepada AMM. Susunan ASC
terdiri atas: Ketua yang biasanya dijabat oleh menteri luar negeri negara
yang menjadi tuan rumahnya, Sekretaris Jendral ASEAN, dan Direktur
Jenderal dari Sekretariat ASEAN. Sebagai badan penasehat kepada
Permanent Committee, ASC membuat penilaian terhadap kerja Komisi-
komisi apakah sudah sesuai dengan dasar-dasar pelaksanaan
kebijaksanaan yang dibuat oleh AMM.
9. Senior Officials Meeting (SOM)
Struktur ini baru ada dalam kerangka kerja ASEAN dalam Pertemuan
Puncak Manila 1987 dengan tugas bertanggung jawab terhadap kerja sama
politik di ASEAN. Mereka bertemu bila dirasa memang diperlukan dan
membuat laporan pertemuannya langsung kepada AMM.
10. Senior Economic Officials Meeting (SEOM)
Pertemuan Puncak di Manila telah menghasilkan struktur ini d
menghasilkan 5 lembaga baru yang bertugas melaksanakan aspek-aspe
kerja sama ekonomi ASEAN Kelima lembaga yang dibentuk tersebu
adalah Komisi Perekonomian dalam bidang keuangan dan perbanka
(COFAB), Makanan, Pertanian dan Kehutanan (COFAF), Industri, Minera
dan Energi (COME), Transportasi dan Komunikasi (COTAC), serta
Perdagangan dan Pariwisata (COTT) SEOM bertemu secara teratur dan
melaporkan hasil pertemuannya kepada AEM secara langsung.
11. Other ASEAN Senior Officials Meeting
Stuktur ini terdiri atas Pejabat-pejabat senior ASEAN dalam bidang
Lingkungan (ASOEN), bidang Obat-obatan (ASOD), Komisi-komisi
ASEAN seperti Komisi Pembangunan Sosial (COSD), Komisi limu dan
Teknolog (COST), Konferensi ASEAN dalam Masalah-masalah
Pelayanan Masyarakat (ACCSM) serta Komisi Kebudayaan dan Informasi
(COC)) Semua lembaga di atas bertanggung jawab kepada ASC dan
pertemuan pertemuan kementerian yang terkait.
12. Joint Consultative Meeting (JCM)
JCM juga baru terbentuk dalam Pertemuan Puncak Manila, yang
terdiri atas Sekretaris Jenderal ASEAN, SOM, SEOM, dan Direktur
Jenderal ASEAN. Tugas struktur ini adalah membantu koordinasi kegiatan

12
antar sektoral ASEAN pada tingkat yang resmi. Sekretaris Jenderal
melaporkan hasil-hasil pertemuan langsung kepada AMM dan AEM
13. ASEAN National Secretariats
Setiap negara anggota ASEAN memiliki Sekretariat Nasional dalam
Kementerian Luar negerinya. Tugasnya adalah mengorganisir dan
menjalankan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan ASEAN di negara
yang bersangkutan. Sekretariat Nasional ASEAN ini dipimpin oleh
seorang Direktur Jenderal.
14. ASEAN Committee in Third Countries
ASEAN mempunyai komisi yang bertugas melakukan "Dialogue
partner/ berdialog dengan partnerya" dengan negara-negara lain di luar
anggota dalam rangka mengadakan hubungan dengan negara-negara lain
dan organisasi-organisasi internasional. Komisi ini terdiri dari: kepala
kepala misi diplomatik negara-negara ASEAN yang sedang bertugas di
negara yang menjadi partner tersebut. Mereka bertugas untuk mengadakan
pertemuan-pertemuan konsultatif dengan pemerintah pemerintah tempat
dia bertugas. Saat ini ada 12 Komisi ASEAN di negara negara partner,
yaitu: Bonn, Brussels, Canberra, Geneva, London, Ottawa, Paris, Seoul,
Tokyo, Washington, Wellington, dan New Delhi. Komisi komisi ASEAN
di negara-negara tersebut menyerahkan laporan perkembangan yang ada
kepada ASC dan bisa minta petunjuk dari ASC bilamana membutuhkan.
15. Sekretariat ASEAN
Sekretariat ASEAN ditetapkan melalui kesepakatan ditandatangani
oleh para Menteri Luar Negeri ASEAN dalam Pertem Puncak di Bali
tahun 1976 dengan tujuan meningkatkan koordinasi da pelaksanaan
kebijakan-kebijakan, proyek-proyek, dan kegiatan-kegiatan dari badan-
badan yang ada dalam ASEAN Dalam Pertemuan Puncak Singapura tahun
1992 fungsinya diperluas dengan memberikan jawab untuk mengajukan
memberikan nasehat, mengkoordinasikan dan Pengangkatan staf
melaksanakan kegiatan-kegiatan ASEAN Sekretariat mula-mula melalui
nominasi dari masing-masing negara kemudian diubah menjadi terbuka
kepada siapa saja yang memenuh syarat Ada 5 biro di ASEAN, yaitu: Biro
Urusan Umum, Kerja sam ekonomi, Kerja sama fungsional, Unit
Kerjasama ASEAN, serta Hubunga Dialog dan Unit AFTA.
Langkah pertama yang dilakukan dalam mewujudkan AFTA adala
melalui Common Effective Preferential Tariff (CEPT) yang pada tanggal 1
Januari 1993. Pengurangan tarif perdagangan sesama negara ASEAN
termasuk produk manufaktur dan pertanian. Pada tahun 2000 nanti
diharapkan bahwa 95% dari perdagangan ASEAN sudah masuk dalam
CEPT. Lima persen dari produk yang menyangkut amunisi obat-obatan,
barang-barang fotografi akan diatur kemudian dengan mempertimbangkan
akan masalah keamanan nasional dan masyarakat (ASEAN: an overview,

13
1995, p 13). Pada tahun 2003 diharapkan AFTA sudah akan dapat
terwujud, sehingga akan terjadi kebebasan dalam arus barang, jasa, dan
bahkan warganya.
2.11 APEC (Asia Pacific Economic Cooperations/Kerja sama Ekonomi
Negara-negara Asia dan Pasifik)
Berdasarkan nama Asia Pasifik yang disandang, maka sudah bisa ditebak
bahwa organisasi ini merupakan organisasi regional yang meliputi kawasan
Asia Pasifik, yaitu: Asia Timur (Hongkong, Jepang, Korea, dan Taiwan),
NAFTA (Kanada, Mexico, dan Amerika Serikat), ASEAN (Brunei, Indonesia,
Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand), China, Oceania (Australia,
Selandia Baru, dan Papua Nugini), dan Chili. Negara China berkeberatan
dengan penyebutan kerja sama ekonomi negara-negara Asia Pasifik, karena
Taiwan oleh China tidak dianggap sebagai sebuah negara, tetapi bagian dari
negaranya yang suatu saat akan diintegrasikan, seperti halnya Hongkong
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat peta negara anggota-anggota APEC.
Salah satu prinsip APEC yang utama adalah regionalisme yang terbuka
sebagaimana yang didefinisikan oleh sekelompok orang yang ahli dan
berkepentingan terhadap regionalisme yang terbuka tersebut, yaitu: Suatu
proses kerjasama regional yang tidak hanya mengurangi hambatan hambatan
intra regional dalam interaksi perekonomian, tetapi juga hambatan-hambatan
terhadap pihak luar sehingga memungkinkan pihak g luar regional mampu
berinteraksi dalam perekonomian (Learning t together in peace and harmony,
1997, p. 48) Pada tahun 1994 1 anggota APEC menyatakan bahwa mereka
mempunyai ide yang berbeda dengan Masyarakat Eropa yang dikatakan hanya
berorientasi ke dalam saja (tak mau membuka pasar/kerja samanya dengan
pihak luar Masyarakat Eropa) dan membuat aturan-aturan pabean yang ekslus
(tertutup hanya untuk kalangan mereka sendiri). Dengan menerapkan
regionalisme yang terbuka memungkinkan APEC untuk memperluas
keanggotaannya. Liberalisasi dalam APEC ke arah perdagangan bebas dengan
memperluas ke anggota-anggota non APEC dan juga kepada seluruh anggota-
anggota berkembang sesuai dengan aturan-aturan yang ada di GATT.
Kawasan Asia Pasifik mempunyai arti penting dipandang dan beberapa
segi, seperti: penduduk, perkembangan ekonomi, letaknya, dan sebagainya.
Dilihat dari segi jumlah penduduk, maka 1/2 dari penduduk dunia mendiami
kawasan ini. Pertumbuhan ekonomi dunia yang pesat juga diramalkan akan
bergeser dari Eropa ke kawasan ini yang ditandai dengan munculnya NICS
(New Industrialized/ing Countries atau negara negara industri baru seperti
Korea Selatan, China, dan sebagainya) Negara-negara yang pernah terlibat
dalam perang dunia II yang hebat juga berada di kawasan ini.
Keanekaragaman budaya nampak sekali d kawasan ini, dari Kaukasian, Asia,
Melayu, Indian, dan sebagainya.
Sejarah perjalanan pembentukan APEC dimulai ketika negara Australia
pada tahun 1989 mengajukan ide untuk menciptakan kawasan pasar bebas

14
agar terjadi pertumbuhan yang dinamis dalam perekonomian Asia Timur.
Empat tahun kemudian KTT (Konperensi Tingkat Tinggi) yang dihadiri oleh
para kepala pemerintahan masing-masing negara anggota, mengadakan
pertemuan di Blake Island, Seattle, AS pada tanggal 20 November 1993.
Tahun berikutnya atau 1994, Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan APEC.
Dalam pertemuan di Istana Bogor ini berhasil ditetapkan bahwa negara-negara
anggota APEC yang sudah maju akan menerapkan perdagangan bebas di
tahun 2010 dan untuk seluruh anggota (termasuk negara-negara berkembang)
baru akan berlangsung tahun 2020. Pada bulan November, para pimpinan
negara APEC berkumpul kembali di Osaka Acara pokok dalam pertemuan ini
adalah apa yang menjadi rencana para kepala negara tersebut dalam
mewujudkan pasar bebas dan pembukaan diri terhadap investasi maupun
barang dari luar anggota APEC (lihat lampiran). Empat bulan setelah
pertemuan ini para pimpinan negara anggota APEC akan bertemu lagi di
Subic dengan acara presentasi terhadap rencana-rencana mereka tentang: tarif-
tarif khusus dan non-tarif di 15 kawasan, standar investasi jasa, aturan-aturan
pabean, hak cipta intelektual, kebijakan pemerintah terhadap kompetisi,
deregulasi tentang aturan mengenai asal barang, cara-cara penyelesaian bila
terjadi perselisihan, mobilitas dari orang-orangyang melakukan kegiatan
bisnis, penerapan tentang aturan Uruguay, serta analisa dan pengumpulan
informasi. Dalam pertemuan di Subic rencana-rencana di atas akan dijelaskan
lebih terperinci cara bekerja sama dengan para ahli yang memfokuskan
perhatian pada 13 macam kerjasama ekonomi dan teknik, pengembangan
sumber daya manusia, industri, ilmu dan teknologi, perusahan kecil dan
menengah, infra struktur ekonomi, energi, transportasi telekomunikasi dan
informasi, pariwisata, data investasi dan perdagangan, promosi perdagangan,
konservasi sumber-sumber laut, perikanan dan teknologi pertanian.
Terwujudnya kerjasama melalui APEC yang ditandai oleh adanya
perdagangan bebas dunia pada tahun 2020, memaksa kita untuk segera
mempersiapkan sumber daya manusia dalam rangka memasuki era pasar
bebas tersebut. Pada tahun tersebut mobilitas orang akan semakin tinggi,
karena untuk bekerja, membuka ijin usaha, maupun bepergian ke negara
negara lain yang menjadi anggota negara APEC tidak perlu dengan surat yang
berbelit-belit, cukup menunjukkan KTP ataupun pasport yang menunjukkan
identitas bahwa kita memang warga negara dari negara yang menjadi anggota
APEC, seperti yang terjadi di Masyarakat Eropa atau Uni Eropa saat ini. Kerja
keras untuk meningkatkan sumber daya manusia merupakan salah satu kunci
persiapan menghadapi era APEC, sehingga kemampuan kita untuk bersaing
cukup memadai/tinggi.
Sebagai gambaran terhadap langkah ke arah pasar dan investasi yang
bebas dalam APEC dapat ditunjukkan melalui aliran modal asing yang masuk
ke APEC, dan dari APEC ke luar ke negara-negara non APEC. Secara garis
besar dari kedua tabel yang ada dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
kegiatan invesasi APEC baik yang ke luar maupun masuk berkisar 1/2 dari

15
yang terjadi di dunia. Ini menunjukkan bahwa terwujudnya APEC akan
memperkuat perekonomian negara anggota organisasi regional ini. Data ini
juga menunjukkan bahwa peranan Amerika Serikat, China, dan Jepang
sebagai 3 pemilik investasi terbesar yang ditanamkan di luar negaranya
merupakan indikator bahwa peranan mereka di masa yang akan datang patut
diperhitungkan. Kawasan Asia Pasifik juga merupakan tempat yang mampu
memberikan harapan terhadap perkembangan ekonomi di masa yang akan
datang. Para ahli mengatakan bahwa abad yang akan datang merupakan era
Asia-Pasifik
2.12 Evaluasi terhadap mahasiswa PGSD
1. Perang ada berbagai macam, yaitu: perang antara negara/bangsa, perang
saudara (civil war), perang dingin (cold war), dan perang urat syaraf
(psychological war). Menurut anda mana yang paling banyak terjadi dan
paling berbahaya? Sebutkan alasan saudara!
2. Tuliskan dan sekaligus gambarkan akibat-akibat yang terjadi setelah
perang dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat, kemudian
diskusikan hasil inventarisasi masing-masing. Contoh: keadaan Irak
setelah negara ini menginvasi Kuwait dan mendapatkan sanksi embargo
3. Apabila terjadi konflik/perbedaan pendapat, kepentingan di berbagai
macam bidang kehidupan, bagaimana penyelesaian yang bisa dilakukan.
4. Mahasiswa melakukan simulasi pembuatan keputusan dalam Dewan
Keamanan pada saat ada sebuah negara menggunakan hak vetonya, dan
bandingkan bila keputusan diambil dengan suara bulat.
5. Mengapa Indonesia perlu menjadi anggota ASEAN, PBB, atau organisasi-
organisasi intemasional lain seperti APEC? Apa keuntungan

Contoh pelaksanaan kegiatan


Tema : Pengambilan keputusan
Tujuan : Menilai kelemahan hak veto
Jenis kegiatan : Simulasi
Tujuan kegiatan :
1. Mengetahui dan merasakan secara jelas pengambilan keputusan yang
diambil melalui veto dan suara bulan
2. Menambah wawasan tentang keputusan alonem uheq alanoby keputusan
yang diambil Dewan Keamanan 80 339A inese nel tanolam umo-ios in mo
PBB,
3. Mampu menganalisis sebab-sebab terjadinya distorsi keputusan dalam
PBB.

Pelaksanaan :

16
1. Mahasiswa diminta menyebutkan negara-negara mana saja yang memiliki
hak veto dan sekaligus diminta untuk mewakilinya.
2. Setelah semua negara yang mempunyai hak veto, 10 mahasiswa yang
lainnya diminta menyebutkan negara-negara anggota Dewan Keamanan
yang tak tetap/tak mempunyai hak veto,
3. Para mahasiswa diminta menuliskan negara yang diwakili dan meletakkan
tanda/tulisan tersebut di tempat yang mudah dibaca dan membentuk
tempat duduk secara melingkar (menjadi 2 lingkaran). Lingkaran yang
dalam/inti terdiri dari 5 orang yang mewakili 5 negara pemilik hak veto
dan di lingkaran luar 10 orang yang mewakili anggota ube gay tidak tetap
Dewan Keamanan (Lihat lampiran gambar 49)
4. Angkat salah satu isu yang hangat pada saat itu, misal: perpanjangan A
201 sangsi ekonomi kepada Irak dilakukan, pengiriman pasukan PBB
untuk menghukum Irak dibatalkan, dan sebagainya,
5. Proses pengambilan keputusan seperti yang riil dilakukan, yaitu AS
menggunakan vetonya dalam penghentian sangsi ekonomi, dan Jebit ald
(X) abnet neb sloggne lbhom ad (V). sebagainya, setelah itu dicoba bila
pengambilan keputusan dengan eched riamsa nem deloge brum bage suara
bulat 1/2+1 atau 2/3 suara anggota.
Evaluasi :
1. Mengetahui sejauh mana pemahaman mahasiswa terhadap penerapan
pembuatan keputusan di Dewan Keamanan dan Majelis Umum yang
mempunyai cara yang berbeda,
2. Menilai bagaimana analisis mahasiswa dalam upaya mengatasi kelemahan
pengambilan keputusan tersebut.
3. Mengamati sejauh mana kerja sama dan kedisiplinan mahasiswa dalam
melaksanakan suatu kegiatan simulasi/role playing.

 Kegiatan belajar mengajar pada murid-murid SD kelas V dan VI


1. Guru membuat daftar organisasi-organisasi global maupun regional yang
ada (bisa ditulis di papan tulis), seperti Palang Merah we qelet ebil
Internasional (PMI), Asosiasi Penerbangan Internasional, Organisasi Pos
dan Telekomunikasi Internasional, PBB, ASEAN, APEC, NAFTA,
Masyarakat Eropa, IMF, dan sebagainya, kemudian menanyakan kepada
murid-murid Indonesia menjadi angggota yang mana saja dengan
menyuruh mereka menjawab dan maju ke depan kelas membubuhkan
tanda (V) bila menjadi anggota dan tanda (X) bila tidak.
2. Guru menanyakan kepada murid apakah mereka pernah berbeda pendapat
dengan kawan, adik kakak, abang, dan sebagainya. Bagaimana pula cara
mereka menyelesaikannya? Anak-anak ditanyai apakah mereka suka
dengan keadaan damai, kalau jawabannya suka, bagaimana
definisigambaran damai menurut mereka (tidak pernah kena marah, boleh
minta apa saja, dan sebagainya).

17
3. Simulasi hak Veto yang ada pada PBB (setiap kelompok terdiri dari 5
orang yang mewakili ke lima negara) masing-masing diminta
menyebutkan negara mana yang mereka wakili, sambil mengingat negara-
negara yang mempunyai hak veto dengan memakai permasalahan yang
sederhana saja, misal akan rekreasi/kemah di 2 tempat yang dipilih secara
berbeda. Kelas yang memiliki budaya (bahasa beragam) diminta mencari
istilah/kata damai dan tenteram dalam bahasa daerahnya masing-masing
dan guru.
Contoh pembelajaran terpadu:
Tema : Organisasi global dan regional
Mata pelajaran terkait : Geografi (IPS) dan matematika
Pesan dari perspektif global : Kerja sama
Tujuan kegiatan :
1. Pendalaman tentang letak wilayah dan pengenalan terhadap negara-negara
tersebut, apakah merupakan negara yang sangat maju, negara maju dan
negara berkembang.
Materi yang dibutuhkan :
1. Peta dunia yang cukup besar, yang ukurannya cukup untuk dipakai
meletakkan cips (bulatan-bulatan kecil dari kertas manila ukuran uang logam
seratus rupiah yang besar)
2. Cips yang jumlahnya 30 (cukup untuk dipakai mewakili anggota APEC) dan
mempunyai 3 warna yang berbeda (mewakili 3 kategori negara anggota
APEC, misalnya: cips warna hijau mewakili negara yang sangat maju, kuning
mewakili negara maju, dan merah mewakili negara yang sedang
berkembang).

Pelaksanaan kegiatan :
1. Murid diminta untuk menggambar peta dunia di dalam kelompok, sekalian
untuk mengajarkan arti skala, dan pemberian warna-wama yang berbeda
dalam gambar, misal: laut berwarna biru, dan sebagainya, belajar simbol-
simbol yang ada dalam peta,
2. Setelah peta selesai digambar (yang tentu saja tidak bisa selesai dalam
waktu satu hari saja), guru mulai menunjukkan kekurangan yang perlu
ditambah, misalnya: tidak ada petunjuk letak garis katulistiwa dll,
3. Setiap kelompok diminta untuk maju satu persatu membawa hasil gambar
petanya dan guru meminjamkan cips untuk diletakkan di atas wilayah
negara-negara anggota APEC menurut kategorinya, misalnya: cips hijau di
atas Amerika Serikat dan Jepang, Cips kuning di atas diter negara China,
Cips merah di atas negara Papua Nugini, demikian seterusnya sehingga
kawasan ke-18 negara mempunyai cips,

18
4. Setelah cips terpasang semua jika ada perbedaan persepsi antara guru
dengan murid atau antara murid dengan murid (misal cips hijau terpasang
di Indonesia), maka dasar yang dipakai untuk menentukan adalah dengan
melihat GNP negara yang bersangkutan (Data GNP ini bisa dilihat pada
Bab II).

Evaluasi :
1. Menilai bagaimana kerjasama murid dalam menyelesaikan pembuatan
peta,
2. Kemampuan dalam memakai informasi yang dimiliki,
3. Kemampuan menggunakan pengetahuan matematika, terutama dalam hal
perbandingan melalui skala.
4.
Catatan :
Chips bisa juga digunakan untuk mempelajari negara-negara di dunia, dengan
cara menuliskan negara-negara yang ada di dunia, kemudian dimasukkan kaleng
bekas susu, permen, dan sebagainya. Setelah itu setiap anak dipanggil ke depan
untuk mengambil chips yang ada di kaleng (tanpa bisa melihat negara yang tertera
pada chips). Setiap anak diminta menjelaskan segala sesuatu yang berkaitan
dengan negara yang bersangkutan.
Contoh yang terambil negara India:
Penduduknya terbesar no.2 di dunia, terletak di benua Asia tepatnya Asia Selatan,
anggota GNB dan G-15, pakaian adatnya bernama Sari, di negara tersebut
dianggap tidak sopan apabila ketika mau berpisah mengatakan "Selama
tinggal/good bye" seharusnya orang mengatakan "Silakan pergi dan kembali
lagi/go and come back", dan sebagainya. Bisa juga munis mendapatkan chip
negara Ghana, maka murid akan menjelaskan bahwa negara ini terletak di Afrika,
sesuai dengan GNP-nya termasuk negara Selatan, merupakan anggota PBB,
dalam kebudayaan masyarakatnya upacara penguburan jenasah merupakan
peristiwa yang membahagiakan, karena orang di sana percaya bahwa yang
meninggal tersebut akan memelihara mereka yang masih hidup, untuk itu mereka
akan bersuka ria pada saat penguburan, dan sebagainya.

19
20
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perserikatan bangsa-bangsa merupakan sebuah organisasi dunia
yang keanggotaannya tidak dikenai persyaratan-persyaratan yang berat.
Negara-negara mengadakan persatuan untuk menggalang kekuatan agar
kerjasama yang mereka jalankan bisa efektif. Tanggal 24 Oktober 1945
merupakan saat bersejarah bagi berdirinya sebuah organisasi dunia.
Kelemahan Perserikatan Bangsa-BangsaPenyelesaian masalah konflik ang
terjadi didunia ini dilakukan dengan melaksanakan system keamanan
Bersama.
3.2 Saran
Demikianlah makalah yang saya buat ini, semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan para pembaca. Saya mohon maaf apabila ada
kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas,
dimengerti, dan lugas. Karena saya hanyalah manusia biasa yang tak luput
dari kesalahan dan saya juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari saya
semoga dapat diterima di hati dan saya ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya.

21

Anda mungkin juga menyukai