Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

GERAKAN DAN TANTANGAN PENGEMBANGANKOPERASI

DOSEN PENGAMPU : Husna Katjina, SE.,M.Si.

Disusun Oleh :

1. Muhammad Faisal (101901141)


2. Nur Intan (101901033)
3. Muhammad Ferly Fadli (101901142)
4. Irna Saman (101901068)
5. Harmin Medi (101901099)
6. Andi Ashabul Kahfi (101901104)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahamat dan hidayah-

nya serta kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini

dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada

baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan

syafa’atnya di akhirat.

Tidak lupa pula saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas

limpahan nikmat sehat-nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,

sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan tugas makalah ini.

kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kesalahan

serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran

dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya dapat menjadi

makalah yang lebih baik lagi.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. LATAR BELAKANG...................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................2

C. TUJUAN.....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3

A. KOPERASI DAN PERKEMBANGANNYA...................................................3

B. TANTANGAN PENGEMBANGAN KOPERASI............................................4

C. TANTANGAN KOPERASI INDONESIA PADA ERA OTONOMI DAERAH

DAN PERDAGANGAN BEBAS..........................................................................6

D. TANTANGAN PENGEMBANGAN KOPERASI DI MASA DATANG..........13

E. STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING KOPERASI............................16

BAB III PENUTUP...............................................................................................19

A. KESIMPULAN..........................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sejarah kelahiran dan berkembangnya koperasi di negara maju (barat)

dan negara berkembang memang sangat diametral. Di barat koperasi lahir

sebagai gerakan untuk melawan ketidakadilan pasar, oleh karena itu tumbuh

dan berkembang dalam suasana persaingan pasar. Bahkan dengan

kekuatannya itu koperasi meraih posisi tawar dan kedudukan penting dalam

konstelasi kebijakan ekonomi termasuk dalam perundingan internasional.

Peraturan perundangan yang mengatur koperasi tumbuh kemudian sebagai

tuntutan masyarakat koperasi dalam rangka melindungi dirinya. Di negara

berkembang koperasi dirasa perlu dihadirkan dalam kerangka membangun

institusi yang dapat menjadi mitra negara dalam menggerakkan pembangunan

untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.

koperasi di indonesia didirikan atas dukungan pemerintah agar

dapat memperluas lapangan pekerjaan, sebelum didirikannya koperasi

mungkin lebih banyak pengangguran di banding dengan saat ini, dengan

adanya koperasi paling tidak dapat mengurangi tingkat pengangguran di

negara kita dan membuka lapangan pekerjaan lebih luas lagi.

Oleh karena itu kesadaran antara kesamaan dan kemuliaan tujuan negara

dan gerakan koperasi dalam memperjuangkan peningkatan kesejahteraan

1
masyarakat ditonjolkan di negara berkembang, baik oleh pemerintah kolonial

maupun pemerintahan bangsa sendiri setelah kemerdekaan. Berbagai

peraturan perundangan yang mengatur koperasi dilahirkan dengan maksud

mempercepat pengenalan koperasi dan memberikan arah bagi pengembangan

koperasi serta dukungan atau perlindungan yang diperlukan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Yang Di Maksud Dengan Koperasi Dan Pengembangannya?

2. Bagaimana Tantangan Dalam Koperasi?

3. Bagaimana Tantangan Koperasi Indonesia Pada Era Otonomi Daerah

Dan Perdagangan Bebas?

4. BagaimanTantangan Pengembangan Koperasi Di Masa Datang?

5. Apa Saja Strategi Peningkatan Daya Saing Koperasi?

C. TUJUAN

1. Untuk Mengetahui Apa Yang Di Maksud Dengan Koperasi Dan

Pengembangannya!

2. Untuk Mengetahui Bagaimana Tantangan Dalam Koperasi!

3. Untuk Mengetahui Bagaimana Tantangan Koperasi Indonesia Pada

Era Otonomi Daerah Dan Perdagangan Bebas!

4. Untuk Mengetahui Bagaimantantangan Pengembangan Koperasi Di

Masa Datang!

5. Untuk Mengetahui Apa Saja Strategi Peningkatan Daya Saing

Koperasi!

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KOPERASI DAN PERKEMBANGANNYA

1. Pengertian Koperasi

Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang

atau badan hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk

dan keluar, dengan bekerja sama secara kekeluargaan dan menjalankan usaha

untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya (Arifinal

Chaniago; 1984).

Menurut UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Indonesia,

koperasi adalah Badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau

badanhukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip

koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang beradasarkan atas dasar

asaskekeluargaan.

Sedangkan Dr. Fay (1980), berpendapat bahwa koperasi adalah suatu

perserikatan dengan tujuan berusaha bersama yang terdiri atas mereka yang

lemah dan diusahakan selalu dengan semangat tidak memikirkan dari sendiri

sedemikiaN rupa, sehingga masing-masing sanggup menjalankan kewajibannya

sebagai anggota dan mendapat imbalan sebanding dengan pemanfaatan mereka

terhadap organisasi.

2. Pengembangan Koperasi & UKM

Perkembangan usaha koperasi dan usaha kecil menengah (UKM)

merupakan suatu ukuran untuk menjadikan badan usaha menjadi besar

danmajukarena mengaju kepada tujuan untuk memenuhi kesejahteraan anggota

3
danmengembangkan usahanya.

Dari perspektif dunia, memang sudah dia akui bahwa UKM memainkan

suatu peran penting dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya

di negara - negara yang sedang berkembang (NSB ) tetapi juga di negara negara

maju. UKM di banyak negara mempunyai kontribusi terhadap penbentukan dan

pertumbuhan PDB palin besar di bandingkankontribusi UB. Sangat penting bagi

koperasi dan UKM untuk mengetahui danmemperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi perkembangannya.

Apabila dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

perkembngannya maka koperasi dan UKM dapat membenahi diri untik

selalu meningkatkankualitas dan kinerjanya dengan baik agar dapat

berkembang serta menjalankanfungsi dan perannya dalam menciptakan

kemakmuran.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan koperasi dan

UKMantara lain: partisipasi angggota, solidaritas antar anggota koperasi,

perkembanganmodal, ketrampilan manajerial, jaringan pasar, produk,

sistemprasarana, pelayanan, pendidikan dan penyuluhan., segmentasi, tingkat

harga, serta komitmen pemerintah untuk menempatkan koperasi dan

UKMsebagai sokogurunasional.

B. TANTANGAN PENGEMBANGAN KOPERASI

Secara historis pengembangan koperasi di Indonesia yang telah

digerakan melalui dukungan kuat program pemerintah yang telah dijalankan

dalam waktu lama, dan tidak mudah ke luar dari kungkungan pengalaman

4
tersebut. Jika semula ketergantungan terhadap captive market program

menjadi sumber pertumbuhan, maka pergeseran ke arah peran swasta menjadi

tantangan baru bagi lahirnya pesaing-pesaing usaha terutama KUD.

Jika melihat posisi koperasi pada hari ini sebenarnya masih cukup

besar harapan kita kepada koperasi. Memasuki tahun 2000 posisi koperasi

Indonesia pada dasarnya justru didominasi oleh koperasi kredit yang

menguasai antara 55-60 persen dari keseluruhan aset koperasi dan dilihat dari

populasi koperasi yang terkait dengan program pemerintah hanya sekitar 25%

dari populasi koperasi atau sekitar 35% dari populasi koperasi aktif. Pada

akhir-akhir ini posisi koperasi dalam pasar Perkreditan mikro menempati

tempat kedua setelah BRI-unit desa dengan pangsa sekitar 31%. Dengan

demikian walaupun program pemerintah cukup gencar dan menimbulkan

distorsi pada pertumbuhan kemandirian koperasi, tetapi hanya menyentuh

sebagian dari populasi koperasi yang ada. Sehingga pada dasarnya masih besar

elemen untuk tumbuhnya kemandirian koperasi.

Mengenai jumlah koperasi yang meningkat dua kali lipat dalam waktu

3 tahun 1998-2001, pada dasarnya tumbuh sebagai tanggapan terhadap

dibukanya secara luas pendirian koperasi dengan pencabutan Inpres 4/1984

dan lahirnya Inpres 18/1998. Sehingga orang bebas mendirikan koperasi pada

basis pengembangan dan pada saat ini sudah lebih dari 35 basis

pengorganisasian koperasi. Kesulitannya pengorganisasian koperasi tidak lagi

taat pada penjenisan koperasi sesuai prinsip dasar pendirian koperasi atau

insentif terhadap koperasi. Keadaan ini menimbulkan kesulitan pada

5
pengembangan aliansi bisnis maupun pengembangan usaha koperasi kearah

penyatuan vertical maupun horizontal. Struktur organisasi koperasi Indonesia

mirip organisasi pemerintah/lembaga kemasyarakatan yang terstruktur dari

primer sampai tingkat nasional. Hal ini telah menunjukkan kurang efektif nya

peran organisasi sekunder dalam membantu koperasi primer. Tidak jarang

menjadi instrumen eksploitasi sumberdaya dari daerah pengumpulan.

Fenomena ini dimasa datang harus diubah karena adanya perubahan orientasi

bisnis yang berkembang dengan globalisasi.

C. TANTANGAN KOPERASI INDONESIA PADA ERA OTONOMI

DAERAH DAN PERDAGANGAN BEBAS

1. Koperasi Dalam Era Otonomi Daerah

Implementasi undang-undang otonomi daerah, akan memberikan

dampak positif bagi koperasi dalam hal alokasi sumber daya alam dan

pelayanan pembinaan lainnya. Namun koperasi akan semakin menghadapi

masalah yang lebih intensif dengan pemerintah daerah dalam bentuk

penempatan lokasi investasi dan skala kegiatan koperasi . Karena azas

efisiensi akan mendesak koperasi untuk membangun jaringan yang luas dan

mungkin melampaui batas daerah otonom. Peranan advokasi oleh gerakan

koperasi untuk memberikan orientasi kepada pemerintah di daerah semakin

penting. Dengan demikian peranan pemerintah di tingkat propinsi yang

diserahi tugas untuk pengembangan koperasi harus mampu menjalankan

fungsi intermediasi semacam ini. Mungkin juga dalam hal lain yang berkaitan

dengan pemanfaatan infrastruktur daerah yang semula menjadi kewenangan

6
pusat. Peranan pengembangan sistem lembaga keuangan koperasi di tingkat

Kabupaten / Kota sebagai daerah otonomi menjadi sangat penting. Lembaga

keuangan koperasi yang kokoh di daerah otonom akan dapat menjangkau

lapisan bawah dari ekonomi rakyat. Disamping itu juga akan mampu berperan

menahan arus keluar sumber keuangan daerah. Berbagai studi menunjukan

bahwa lembaga keuangan yang berbasis daerah akan lebih mampu menahan

arus kapital keluar. Dukungan yang diperlukan bagi koperasi untuk

menghadapi berbagai rasionalisasi adalah keberadaan lembaga jaminan kredit

bagi koperasi dan usaha kecil di daerah. Dengan demikian kehadiran lembaga

jaminan akan menjadi elemen terpenting untuk percepatan perkembangan

koperasi di daerah. Lembaga jaminan kredit yang dapat dikembangkan

Pemerintah Daerah akan dapat mendesentralisasi pengembangan ekonomi

rakyat dan dalam jangka panjang akan menumbuhkan kemandirian daerah

untuk mengarahkan aliran uang di masing-masing daerah. Dalam jangka

menengah koperasi juga perlu memikirkan asuransi bagi para penabung.

Potensi koperasi pada saat ini sudah mampu untuk memulai gerakan

koperasi yang otonom, namun fokus bisnis koperasi harus diarahkan pada ciri

universalitas kebutuhan yang tinggi seperti jasa keuangan, pelayanan

infrastruktur serta pembelian bersama. Dengan otonomi selain peluang untuk

memanfaatkan potensi setempat juga terdapat potensi benturan yang harus

diselesaikan di tingkat daerah. Dalam hal ini konsolidasi potensi keuangan,

pengembangan jaringan informasi serta pengembangan pusat inovasi dan

teknologi merupakan kebutuhan pendukung untuk kuatnya kehadiran

7
koperasi. Pemerintah di daerah dapat mendorong pengembangan lembaga

penjamin kredit di daerah.

2. Koperasi dalam Perdagangan Bebas

perdagangan bebas yang sedang diciptakan oleh banyak negara yang

ingin lebih maju ekonominya adalah menghilangkan sebanyak mungkin

hambatan perdagangan internasional. Melihat arah tersebut maka untuk

melihat dampaknya terhadap perkembangan koperasi di tanah air dengan cara

mengelompokkan koperasi ke dalam ketiga kelompok atas dasar jenis

koperasi. Pengelompokan itu meliputi pembedaan atas dasar: koperasi

produsen atau koperasi yang bergerak di bidang produksi, koperasi konsumen

atau koperasi konsumsi, dan koperasi kredit dan jasa keuangan. Dengan cara

ini akan lebih mudah mengenali keuntungan yang bakal timbul dari adanya

perdagangan bebas para anggota koperasi dan anggota koperasinya sendiri.

Koperasi produsen terutama koperasi pertanian memang merupakan

koperasi yang paling sangat terkena pengaruh perdagangan bebas dan berbagai

liberalisasi. Koperasi pertanian di seluruh belahan dunia ini memang selama

ini menikmati proteksi dan berbagai bentuk subsidi serta dukungan

pemerintah. Dengan diadakannya pengaturan mengenai subsidi, tarif, dan

akses pasar, maka produksi barang yang dihasilkan oleh anggota koperasi

tidak lagi dapat menikmati perlindungan seperti semula, dan harus dibuka

untuk pasaran impor dari negara lain yang lebih efisien. Secara umum

koperasi di dunia akan menikmati manfaat besar dari adanya perdagangan

8
bebas, karena pada dasarnya perdagangan bebas itu akan selalu membawa

pada persaingan yang lebih baik dan membawa pada tingkat keseimbangan

harga yang wajar serta efisien. Peniadaan hambatan perdagangan akan

memperlancar arus perdaperdagangan dan terbukanya pilihan barang dari

seluruh pelosok penjuru dunia secara bebas.

Dengan demikian konsumen akan menikmati kebebasan untuk

memenuhi hasrat konsumsinya secara optimal . Meluasnya konsumsi

masyarakat dunia akan mendorong meluas dan meningkatnya usaha koperasi

yang bergerak di bidang konsumsi. Selain itu dengan peniadaan hambatan

perdagangan oleh pemerintah melalui peniadaan non torif barier dan

penurunan tarif akan menyerahkan mekanisme seleksi sepenuhnya kepada

masyarakat. Koperasi sebenarnya menjadi wahana masyarakat untuk

melindungi diri dari kemungkinan kerugian yang timbul aki-bat perdagangan

bebas .

Kegiatan koperasi kredit, baik secara teoritis maupun empiris, terbukti

mempunyai kemampuan untuk membangun segmentasi pasar yang kuat

sebagai akibat struktur pasar keuangan yang sangat tidak sempurna, terutama

jika menyangkut masalah informasi. Kebijakan Pembangunan koperasi di

indonesia telah menunjukan hasil-hasil yang cukup baik secara kualitatif

maupun secara kuantitatif. Pada krisis ekonomi terbukti bahwa koperasi

mampu bertahan, dalam menghadapi permasalahan tersebut maka disusunlah

kebijakan pembangunan dalam upaya usaha rencana pembangunan secara

nasional. Pembangunan koperasi dapat terus ditingkatkan sehingga dapat

9
tumbuh menjadi perusahaan yang sehat dan kuat. Peranannya dalam berbagai

aspek kehidupan ekonomi bangsa dapat lebih ditingkatkan. Kebijakan

pemerintah dalam pembangunan koperasi sampai saat ini masih cukup relevan

untuk dilaksanakan adalah :

1. Pembangunan koperasi sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat agar

memilik kemampuan menjadi badan usaha yang efisien dan menjadi

gerakan ekonomi rakyat.

2. Koperasi didukung melalui pemberian kesempatan yang seluas-luasnya

disegala sektor kegiatan ekonomi, baik di dalam negeri maupun diluar

negeri dan memudahkan untuk memperoleh permodalan.

3. Kerjasama antar koperasi dan koperasi antara BUMN dan usaha swasta

lainnya dikembangkan untuk mewujudkan kehidupan perekonomian

berdasarkan demokrasi ekonomi yang dijiwai semangat dan asas

kekeluargaan serta saling mendukung dan menguntungkan.

Pengembangan koperasi yang dilakukan oleh pemerintah yaitu :

pembangunan dan pengembangan usaha, pengembangan SDM, peran

pemerintah, kerjasama internasional. Koperasi mempunyai peran penting

dalam pembangunan ekonomi nasional yaitu :

1. Koperasi mampu menggerakan potensi masyarakat golongan ekonomi

lemah.

2. Koperasi lembaga ekonomi yang sangat diperlukan oleh bangsa indonesia.

10
3. Koperasi berperan utama sebagai agen pemerataan pembangunan ekonomi

nasional.

Keberhasilan koperasi diukur dengan satuan-satuan kuantitatif

misalnya : jumlah koperasi, jumlah modal, SHU, KUD, dll. Koperasi sangat

dipengaruhi oleh perubahan lingkungan bisnis mengglobal mampu bersaing

dalam dunia bisnis secara optimal dan tetap bertahan dimasa depan sebagai

wadah perjuangan ekonomi rakyat. Pembangunan koperasi di indonesia telah

menunjukan hasil-hasil yang cukup baiki secara kualitatif maupun secara

kuantitatif. Pada krisis ekonomi terbukti bahwa koperasi mampu bertahan,

dalam menghadapi permasalahan tersebut maka disusunlah kebijakan

pembangunan dalam upaya usaha rencana pembangunan secara nasional.

Pembangunan koperasi dapat terus ditingkatkan sehingga dapat tumbuh

menjadi perusahaan yang sehat dan kuat. Peranannya dalam berbagai aspek

kehidupan ekonomi bangsa dapat lebih ditingkatkan.

Adapun kebijakan-kebijakan pembangunan koperasi di Indonesia

antara lain:

1. Kebijakan pemerintah

Sehubungan dengan semakin terbukanya ekonomi dunia maka peranan

koperasi dan UMKM harus terus ditingkatkan. Sasaran kebijakan dan

pemberdayaan koperasi dan UMKM pada saat dituangkan dalam

RPJM 2004-2009 yang diarahkan pada hal-hal berikut :

11
a. Mengembangkan usaha kecil dan menengah ( UKM ) yang

diarahkan untuk memberikan kontribusi yang signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningktan

daya saing. Sedangkan pengembangan usaha mikro lebih diarahkan

dalam penginkatan pendapatan masyarakat yang berpendapatan

rendah.

b. Memperkuat kelembagaan dengan menetapkan prinsip-prinsip tata

kepemerintahan yang baik (Good govermance) dan berwawasan

gender terutama untuk mempeluas basis dan menumbuhkan

wirausaha baru untuk mendorong pertumbuhan, peningkatan ekspor

dan penciptaan lapangan kerja. Membangun koperasi yang semakin

difokuskan pada upaya-upaya untuk Membenahi dan memperkuat

tatanan kelembagaan dan organisasi, Meningkatkan pemahaman,

kepedulian dan Stakeholders, Meningkatkan kemandirian gerakan

koperasi serta meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi

2. Sasaran pembangunan koperasi

Saran utama pembangunan dan pengembangan koperasi yang hendak

dilakukan oleh pemerintah, yaitu :

a. Pembangunan dan pengembangan usaha

b. Pembangunan dan pengembangan SDM

c. Peran pemerintah itu sendiri

d. Kerjasama internasional

12
Pola pembangunan koperasi sangat dipengaruhi oleh perubahan

lingkungan bisnis yang continue dan mengglobal. Sehubungan dengan hal

tersebut maka koperasi harus terus berkembang dan mampu bersaing dengan

dunia bisnis secara optmal.

D. TANTANGAN PENGEMBANGAN KOPERASI DI MASA DATANG

Tantangan pertumbuhan Koperasi di tahun-tahun mendatang semakin

berat seiring dengan derasnya arus globalisasi yang menerpa sendi-sendi

kehidupan ekonomi. Hal ini diungkapkan Menteri Koperasi dan UMKM,

Suryadarma Ali saat Peringatan Hari Koperasi Ke-62 di Samarinda,

KalimantanTimur, Rabu (15/07). Menteri Koperasi dan UMKM menjelaskan

terdapat tantangan-tantangan koperasi yang harus dihadapi, di antaranya

menjadikan koperasi sebagai alat untuk mengentaskan kemiskinan, penciptaan

lapangan kerja dan tantangan lainnya adalah karena semakin rendahnya

semangat gotong-royong melalui koperasi. Terhadap tantangan-tantangan

tersebut, Kementrerian Koperasi dan UKM terus melaksanakan program

pemberdayaan, meliputi pembenahan program kelembagaan, pembangunan

kompetensi Sumber Daya Manusia, peningkatan aksesbilitas modal dan

peningkatan penetrasi pasar domestik maupun ekspor. Untuk penetrasi pasar,

Adi Suryadarma Ali menjelaskan pemerintah melalui Kementerian UKM telah

membangun sarana pemasaran terintergrasi yang berwujud sebuah gedung

berlantai 17 di Jakarta, yang didalamnya terdapat fasilitas display atau tempat

pajang produk unggulan, sarana konvensi, peluncuran produk, peluncuran

13
merk, tempat pertunjukan seni budaya, tempat peragaan busana dan gerai

pendukung kopersi dan bisnis usaha kecil-menengah. Disamping itu,

Kementerian Koperasi juga telah bekerjasama dengan beberapa pemerintah

provinsi di Indonesia, seperti Jawa Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan,

Sumatera Selatan, dan Kalimantan Barat, juga telah membangun sarana

pemasaran terintegrasi serupa.

Sementara itu Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Adi Sasono

menjelaskan koperasi kini juga telah bekerja sama dengan sejumlah bidang

usaha lainnya dari segi pemanfaatan teknologi seperti bidang komunikasi dan

untuk lelang komoditas pasar, pengusaha dan koperasi juga dapat

memanfaatkan pasar online melalui www.alibaba.com.

Strategi ini kemudian diterjemahkan ke dalam kebijaksanaan

pembinaan koperasi dan pengembangan usaha koperasi dan program-program

yang antara lain :

1. Pendidikan dan pelatihan perkoperasian bagi para pengurus, manajer,

karyawan, anggota badan pemeriksa, kader koperasi dan Petugas

Konsultasi Koperasi Lapangan (PKKL).

2. Bimbingan dan konsultasi untuk meningkatkan tertib organisasi terutama

dalam penyelenggaraan Rapat Anggota Tahunan (RAT);

3. Meningkatkan kemampuan organisasi dan manajemen koperasi;

4. Meningkatkan kemampuan penerapan system akuntansi koperasi;

5. Meningkatkan kemampuan pengawasan internal koperasi primer;

14
6. Menigkatkan partisipasi aktif anggota;

7. Penyediaan informasi usaha;

8. Pelaksanaan kegiatan praktik kerja atau magang bagi para pengelola

usaha KUD;

9. Pelaksanaan kegiatan studi banding bagi para manajer koperasi untuk

memperluas wawasan dan pengetahuan mereka;

10. Penyediaan sarana usaha koperasi dalam rangka meningkatkan

jangkauan dan kualitas pelayanan koperasi kepada anggota dan

masyarakat sekitarnya di daerah tertinggal, transmigrasi, perbatasan dan

terisolasi.

Di samping pembinaan kelembagaan koperasi dan pengembangan

usaha koperasi perlu pula didorong kerja sama dan kemitraan usaha antara

koperasi dengan BUMN dan swasta, dengan;

1. Meningkatkan kegiatan temu usaha;

2. Meningkatkan penghimpunan dan penyaluran dana yang berasal dari

penyisihan 1-5 persen laba bersih BUMN untuk pembinaan koperasi;

3. Memperluas kesempatan pemilikan saham perusahaan swasta yang sehat

oleh koperasi terutama untuk koperasi-koperasi primer termasuk KUD di

sekitar lokasi kerja perusahaan, serta untuk koperasi yang mempunyai

kaitan usaha di bidang produksi ataupun di bidang distribusi dengan

perusahaan swasta yang bersangkutan.

Pengadaan dan penyaluran pangan, penyaluran sarana produksi

pertanian dan pemasaran hasil perkebunan rakyat, usaha perikanan dan

15
peternakan, usaha kerajinan rakyat/industry kecil, penyaluran barang

kebutuhan pokok, usaha pemasaran jasa angkutan. Pemasaran jasa kelistrikan,

KUD mandiri, partisipasi swasta dan BUMN dalam pembinaan koperasi, serta

(3) kegiatan penunjang, dapat dilihat pada Tabel 3 sampai dengan 30.

Dari data yang ada, jelas bahwa pembangunan koperasi dalam PJP I

dapat dikatakan cukup berhasil ditinjau dari jumlah koperasi, jumlah anggota

koperasi dan nilai usaha koperasi. Selanjutnya kesejahteraan para anggota

koperasi meningkat dari ini tercermin dari peningkatan ragam koperasi, ragam

bidang usaha koperasi, jumlah simpanan anggota, dan jumlah modal usaha.

E. STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING KOPERASI

pada dasarnya ada tiga tugas utama koperasi untuk membuat ekonomi

pasar lebih “fair” di mata para pendukung koperasi. Ketiganya dapat

dijelaskan sebagai berikut.

1. Koperasi mempunyai tugas utama untuk meningkatkan kapasitas produktif

anggotanya, sehingga mampu menghadapi persaingan pasar yang semata-

mata menekankan pada norma efisiensi. Dengan demikian koperasi harus

mampu menjadikan para anggotanya lebih produktif dan lebih efisien

dengan berkoperasi ketimbang mereka harus berusaha sendiri. Hal ini

terutama dimiliki oleh koperasi-koperasi yang didirikan para produsen.

Dengan dasar ini yang menjadi dasar pergorganisasian koperasi selalu

berkaitan dengan kehematan skala (economies of scale) karena adanya

sifat kelakuan satuan investasi (indivisibility of investment), jaminan

16
kualitas termasuk semangat baru akan kesadaran lingkungan hidup dan

lain-lainnya. Ciri utama dari koperasi produsen selalu bergerak di dataran

pembelian bersama (input), pengolahan bersama (produk untuk nilai

tambah) dan pemasaran bersama secara selektif struktur pasar komoditas

(untuk memperbaiki posisi tawar dan menekan resiko).

2. Meningkatkan kesejahteraan anggota, terutama mereka yang

berpenghasilan tetap yang rentan terhadap gejolak harga. Koperasi yang

memfokuskan pada tugas ini pada umumnya dilakukan oleh koperasi

konsumen yang menekankan pada :

Kerjasama pasar untuk mendapatkan harga yang kompetitif

Jaminan penyediaan barang yang lebih terjamin untuk menghindari

kelangkaan

Jaminan kualitas produk yang lebih baik

Pada saat ini koperasi konsumsi sudah sedemikian jauh hingga sampai

pada tataran manfaat yang maya atau “intagrible”. Seperti kepemimpinan

harga (Danish Brugsen di Dermark), produk ramah lingkungan (Koperasi

konsumen di Jepang) sampai pada berbagai produk asuransi dan jasa-jasa

untuk kenyamanan (pleasure) seperti wisata dan lain-lainnya.

3. Meningkatkan kemampuan anggota dalam menjaga kelancaran arus

pertukaran yang efisien. Gerakan koperasi sadar bahwa pertukaran adalah

wahana terpenting dalam suatu perekonomian pasar agar setiap orang

dapat meningkatkan kesejahteraannya secara optimal dan para prodesen

mendapat balas jasa yang wajar. Instrumen terpenting dari pertukaran

17
barang dan jasa dalam masyarakat antara rumah tangga produsen dan

konsumen koperasi di dunia adalah koperasi kredit atau koperasi simpan

pinjam yang siap membantu posisi dalam menjaga likuiditasnya untuk

mendapatkan posisi tawar pasar yang terbaik.

18
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang

atau badan hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk

dan keluar, dengan bekerja sama secara kekeluargaan dan menjalankan usaha

untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya (Arifinal

Chaniago; 1984).

koperasi di indonesia didirikan atas dukungan pemerintah agar

dapat memperluas lapangan pekerjaan, sebelum didirikannya koperasi

mungkin lebih banyak pengangguran di banding dengan saat ini, dengan

adanya koperasi paling tidak dapat mengurangi tingkat pengangguran di

negara kita dan membuka lapangan pekerjaan lebih luas lagi, informasi ini

saya dapatkan yang saya dapatkan dari google bahwa sampai pada bulan

november 2001 tercatat di Indonesia ada sekitar 103.000 unit koperasi,

dengan jumlah keseluruhan anggotanya kurang lebih sebanyak 26.000.000

orang

19
DAFTAR PUSTAKA

https://123dok.com/document/q23e2w2z-gerakan-dan-tantangan-

pengembangan-koperasi.html?utm_source=seo_title_list

http://firaalfia4.blogspot.com/2019/12/strategi-peningkatan-daya-saing-

koperasi.html.

20

Anda mungkin juga menyukai