Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PERANAN KOPERASI DALAM PROGRAM PENGEMBANGAN


EKONOMI SECARA NASIONAL UNTUK MEWUJUDKAN
KEMAKMURAN YANG ADIL DAN MERATA BAGI SELURUH
RAKYAT INDONESIA

OLEH

NAMA : RAJA ERNA


NIM : 042330193

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TERBUKA
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, shalawat  serta  salam  selalu


tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat  limpahan rahmat-Nya, penulis 
mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini. Dalam penyusunan tugas atau materi
ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi, namun penulis menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan
bimbingan orang tua serta dosen mata kuliah sehingga kendala-kendala yang
penulis hadapi dapat teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas wawasan mengenai
ketahanan nasional yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber informasi, referensi dan berita. Makalah ini penulis susun dengan berbagai
rintangan baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa
Universitas Terbuka. Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pengampu, penulis meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan makalah penulis di masa yang akan
datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Karimun, 14 Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................3
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Koperasi.................................................................................4
B. Tujuan Dan Peranan Koperasi Dalam Masyarakat.................................4
C. Peran Koperasi Dalam Ekonomi Kerakyatan..........................................5
D. Jenis – Jenis Koperasi Yang Ada Di Indonesia.......................................6
E. Keunggulan Koperasi..............................................................................8
BAB III PEMBAHASAN
A. Perkembangan Kondisi Koperasi Di Indonesia Saat Ini.........................9
B. Kendala Berkembangnya Perkoperasian Di Indonesia.........................11
C. Peranan Koperasi dalam Program Pengembangan Ekonomi Secara
Nasional untuk Mewujudkan Kemakmuran yang Adil dan Merata Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia......................................................................13
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan............................................................................................19
B. Saran......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1
1.1 Latar Belakang
Koperasi adalah merupakan soko guru perekonomian Indonesia, maka
keberadaan dan eksistensinya dijamin oleh undang-undang. Untuk itu kita sebagai
bangsa Indonesia harus ikut serta dalam membangun perekonomian Indonesia
yang berasaskan kekeluargaan yaitu dalam wadah koperasi. Walaupun koperasi
merupakan soko guru perekonomian namun dalam prakteknya keadaan koperasi
tidak lebih maju dibandingkan dengan bentuk badan usaha lainnya.
Karena pada umumya masyarakat kurang memahami tentang kegiatan usaha
koperasi. Karena tidak banyak yang memahami maka banyak yang memilih
bentuk perusahaan perseorangan atau perseroan. Padahal bentuk usaha ini
memerlukan modal yang tidak sedikit dibandingkan dengan modal berkoperasi
yang dimiliki dan dimodali bersama. Untuk itu, maka disini akan dibahas tentang
hal-hal yang perlu dipahami oleh masyarakat berkaitan dengan perkoperasian,
seperti, hal-hal yang harus disadari tentang peran dan dan fungsi koperasidi
Indonesia.
Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi
dan peran koperasi sebagai berikut: a. Membangun dan mengembangkan potensi
dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya untuk meningkatkan kesejahteraaekonomi dan sosialnya. b. Berperan
serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya d.
Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang
merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi.
Peranan koperasi sebagai suatu lembaga yang bertugas dalam
menyejahterakan serta memajukan perekonomian rakyat telah banyak ditunjukkan
di berbagai negara besar di dunia. Di Amerika Serikat misalnya, 80% listrik di
wilayah perdesaan disediakan koperasi. Tiga perempat produk susu yang
dikonsumsi dunia berasal dari koperasi peternak sapi perah di Australia dan
Selandia Baru. Di Indonesia, meskipun konsep koperasi sudah dipayungi oleh

2
undangundang, tetapi tetap saja keberadaan koperasi belum bisa berjalan secara
efektif. Dalam era otonomi daerah
setiap daerah terutama masyarakat desanya harus memiliki rasa percaya diri
bahwa melalui organisasi koperasi kegiatan ekonomi rakyat dapat diperhitungkan
dan diandalkan kekuatannya. Koperasi harus mereformasi dirinya, meninggalkan
sifat-sifat koperasi sebagai koperasi pengurus menjadi koperasi anggota dalam arti
kata yang sebenarnya. Jika koperasi benar-benar merupakan koperasi, tidak akan
ada program/kegiatan koperasi yang tidak berkaitan langsung dengan kepentingan
atau kebutuhan anggota. Dengan perkataan lain setiap ‘produk’ atau kegiatan
usaha koperasi harus berdasarkan ‘restu’ atau persetujuan anggota dalam kopersi
tersebut.
Koperasi tidak berhak untuk mencari keuntungan karena anggotalah yang
mempunyai hak untuk mencari keuntungan yang harus menjadi lebih besar
dengan bantuan organisasi koperasi. Bersamaan dengan pembaruan praktik
berkoperasi seperti itulah, yang kita harapkan akan lahir dan berkembang ilmu
koperasi, yang
merupakan ‘ilmu ekonomi baru’ di Indonesia, yang merupakan ilmu sosial
ekonomi (social economics). Ilmu ekonomi baru ini merupakan ilmu ekonomi
tentang bagaimana bekerja sama (cooperation) agar masyarakat Indonesia bisa
menjadi lebih sejahtera, lebih makmur, dan lebih adil, bukan sekadar masyarakat
yang lebih efisien (melalui persaingan/kompetisi) yang ekonominya tumbuh
cepat. Dalam tatanan ekonomi baru pihak pemerintah termasuk juga pemerintah
daerah harus berperan aktif untuk menjaganya agar selalu dipatuhi aturan main
dalam berekonomi yang akan menghasilkan sebesar-besar kemakmuran ekonomi
rakyat. Otonomi daerah yang merupakan symbol kewenangan daerah untuk
mengelola sendiri ekonomi daerah harus dilengkapi dengan desentralisasi fiscal
yang diatur secara serasi oleh pemerintah daerah bersama DPRD.
Presiden menegaskan bahwa koperasi serta usaha mikro, kecil dan
menengah memiliki peran yang makin penting bagi perekonomian Indonesia di
masa depan, terlepas dari makin globalnya perekonomian dunia. Meskipun
seolah-olah kita hidup di era globalisasi tapi justru peran koperasi, usaha mikro,

3
kecil dan menengah makin penting di masa depan. Jika perekonomian nasional
tidak memberi tempat untuk berkembangkan koperasi serta usaha mikro, kecil dan
menengah maka upaya untuk mengurangi kemiskinan, pengangguran dan
meningkatkan kesejahteraan rakyat akan terhambat. Oleh karena itu,solusinya
adalah makin ke depan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah makin
dikembangkan ke seluruh tanah air.
Keberhasilan Indonesia untuk dapat bertahan dari dampak krisis keuangan
global yang tengah melanda negara-negara barat tidak terlepas dari peran koperasi
serta usaha mikro, kecil dan menengah. Karena menilik dari perkembangan
koperasi, serta usahamikro, kecil dan menengah lima tahun terakhir maka berarti
arah dan kebijakan pemerintah dalam beberapa tahun terakhir telah tepat.

1.2 Rumusan Masalah


a) Bagaimana perkembangan kondisi koperasi di Indonesia saat ini?.
b) Apakah kendala berkembangnya perkoperasian di Indonesia?
c) Bagaimana kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap koperasi saat ini?
d) Bagaimana Peranan Koperasi dalam Program Pengembangan Ekonomi
Secara Nasional untuk Mewujudkan Kemakmuran yang Adil dan Merata
Bagi Seluruh Rakyat Indonesia?.

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
a) Untuk mengetahui perkembangan kondisi koperasi di Indonesia saat ini
b) Untuk mengetahui kendala berkembangnya perkoperasian di Indonesia
c) Untuk Mengetahui Koperasi dalam Program Pengembangan Ekonomi
Secara Nasional untuk Mewujudkan Kemakmuran yang Adil dan Merata
Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.  PENGERTIAN KOPERASI 


Koperasi adalah Badan usaha yang beranggotakan orang – orang dengan
menjalankan prinsip kerjanyakoperasi yang berazas kekeluargaan. Dan dengan
kata lain koperasi itu adalah suatu kumpulan yang mengutamakan usaha bersama
yang berazaskan kekeluargaan.Hal ini sudah tercantun pada Undang – Undang
Koperasi Nomor 25 tahun 1992 pasal 1 ayat 1. Secara harfiah Kpoerasi yang
berasal dari bahasa Inggris Coperation terdiri dari : Co yang berarti bersama
dan Operation = bekerja. Koperasi adalah suatu kumpulan orang-orang untuk
bekerja sama demi
kesejahteraan bersama. Berdasarkan undang-undang nomor 12 tahun 1967,
koperasi indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan
beranggotakan orang-orang, badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata
susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
Pengertian pengertian pokok tentang Koperasi :
Perkumpulan orang orang ,termasuk badan hukum yang mempunyai kepentingan
dan tujuan yang sama dalam suatu lembaga. Bergabung secara sukarela menjadi
anggota dan mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagai pencerminan
demokrasi dalam ekonomi. Kerugian dan keuntungan ditanggung dan dinikmati
bersama secara adil. Pengawasan dilakukan oleh anggota. Bersifat saling tolong
menolong. Membayar sejumlah uang sebagai simpanan pokok dan simpanan
wajib sebagai syarat menjadi anggota.

B. TUJUAN DAN PERANAN KOPERASI DALAM MASYARAKAT


Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa
koperasi memiliki fungsi dan peranan antara lain yaitu mengembangkan potensi
dan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat, berupaya mempertinggi
kualitas kehidupan manusia, memperkokoh perekonomian rakyat,

5
mengembangkan perekonomian nasional, serta mengembangkan kreativitas dan
jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa.
Peran koperasi dalam memajukan perekonomian masyarakat dari dulu
hingga saat ini  sangat lah banyak. Karena masyarakat dapat meminjam atau
berdagang pada koperasi tersebut. Bukan hanya itu saja  peranan yang dilakukan
koperasi juga dapat membantu Negara untuk menggembangkan usaha kecil yang
ada dalam masyarakat.
a) Tujuannya antara lain adalah :
1. memajukan kesejahteraan para anggota koperasi
2. memajukan kesejahteraan masyarakat sekitat koperasi karena masyarakat
bias meminjam uang pada koperasi untuk membuka usaha
3. membantu pemerintah membangun tatanan ekonomi pada masyarakat
kecil
b) Peranan koperasi dalam memajukan kesejahteran anggotanya adalah :
1. Ikut membantu memasarkan produksi barang yang dihasilkan oleh
anggota
2. Mempermudah anggota dan masyarakat pemperoleh kredit dengan bunga
yang sangat rendah
3. Membantu pembangunan lingkungan masyarakat serta melakukan
kegiatan usaha jasa kepada anggota.   
     
C.  PERAN KOPERASI DALAM EKONOMI KERAKYATAN 
Ekonomi Kerakyatan adalah merupakn sebuah sistem perekonomian
yang ditujukan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat di bidang ekonomi.
Ekonomi Kerakyatan memiliki prinsip bahwa perekonomian disusun sebagai
usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan,selain itu ekonomi kerakyatan
juga menginginkankemakmuran rakyat.
Prinsip-prinsip ekonomi kerakyatan itu seluruhnya terkandung dalam
Koperasi. Dalam konteks ekonomi kerakyatakan atau demokrasi ekonomi,
kegiatan produksi dan konsumsi dilakukan oleh semua warga masyarakat dan
untuk warga masyarakat, sedangkan pengelolaannya di bawah pimpinan dan

6
pengawasan anggota masyarakat sendiri (Mubyarto, 2002). Prinsip demokrasi
ekonomi tersebut hanya dapat diimplementasikan dalam wadah koperasi yang
berasaskan kekeluargaan. Hal ini menunjukan bahwa Koperasi memiliki peranan
dalam Ekonomi Keakyatan karena Koperasi merupakan bentuk perusahan, satu-
satunya bentuk perusahaan yang sesuai dengan Ekonomi Kerakyatan. 
Peranan Koperasi dalam Ekonomi Kerakyatan bisa dilihat dari penjabaran
yang lebih terperinci mengenai Pengertian Koperasi di Indonesia (lihat
Anonim,1989). Pengertianya adalah sebagai berikut :
Koperasi didirikan atas dasar adanya kesamaan kebutuhan diantara
para anggotanya, Kebutuhan yang sama ini lalu diusahakan pemenuhnya melalui
pembentukan perusahaan. Dengan adanya perusahaan yang dimilki secara
bersama-sama, maka diharapkan kebutuhan itu dapat dipenuhi dengan cara yang
lebih baik disbanding dengan dilakukan oleh masing-masinganggota secara
perorangan
Koperasi didirikan atas dasar kesadaran mengenai keterbatasan kemampuan. Oleh
karena itu dipandang perlu untuk menyatukan diri demi keepentingan bersama
yang lebih besar. Usaha itu dilandasi oleh suatu cita-cita yang luhur untuk
menolong diri sendiri atas dasar keyakinan akan harga diri, kesadaran pribadi
serta rasa setia kawan.
Koperasi didirikan atas dasar kesukarelaan dan keterbukaan, tidak bole ada
pakasaan.

D. JENIS-JENIS KOPERASI YANG ADA DI INDONESIA


1. Koperasi Desa
2. Koperasi Pertanian
3. Koperasi Peternakan
4. Koperasi Perikanan
5. Koperasi Kerajinan/Industri
6. Koperasi Simpan Pinjam
7. Koperasi Konsumsi

7
Jenis Koperasi menurut Teori Klasik terdapat 3 jenis Koperasi:
a. Koperasi pemakaian
b. Koperasi penghasil atau Koperasi produksi
c. Koperasi Simpan Pinjam
Jenis Koperasi menurut bidang usahanya:
1.Koperasi Konsumsi
Koperasi yang menyediakan kebutuhan sehari-hari.
Tujuannya agar anggota dapat membeli barang-barang konsumsi dengan kualitas
yang baik dan harga yang layak.
2. Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui
tabungan para anggota secara teratur & terus menerus untuk kemudian
dipinjamkan kepada para anggota dengan cara mudah,murah,cepat dan tepat untuk
tujuan roduktif dan kesejahteraan
Tujuan :
 Agar anggota giat menyimpan sehingga membentuk modal sendiri
 Membantu keperluan kredit para anggota dengan syarat ringan
 Mendidik anggota hidup hemat dengan menyisihkan sebagian penghasilan
mereka.
3. Koperasi Produksi
Koperasi yang bergerak dalam bidang kegiatan ekonomi pembuatan &
penjualan barang-barang baik yang dilakukan oleh koperasi sebagai organisasi
maupun anggota-anggota koperasi
Macam Koperasi Produksi :
 Kop produksi kaum buruh, anggotanya orang-orang yang tidak
mempunyai perusahaan sendiri
 Kop produksi kaum produsen yang anggotanya adalah orang-orang yang
masing-masing mempunyai perusahaan sendiri.

8
4. Koperasi Jasa
Koperasi yang berusaha dibidang penyediaan jasa tertentu bagi para anggota atau
masyarakat umum.
5. Koperasi Serba Usaha atau Kop Unit Desa (KUD)
Mempunyai beberapa fungsi yaitu :
- Perkreditan
- Penyediaan & penyaluran sarana produksi pertanian & keperluan sehari-hari
- Pengelolaan serta pemasaran hasil pertanian.
  
E. KEUNGGULAN KOPERASI
Kemungkinan koperasi untuk memperoleh keunggulan komparatif dari
perusahaan lain cukup besar mengingat koperasi mempunyai potensi kelebihan
antara lain pada skala ekonomi, aktivitas yang nyata, faktor-faktor precuniary, dan
lain-lain.
Keunggulan khusus yang ditawarkan koperasi jasa haruslah keunggulan khusus
yang tidak ditemukan dalam lembaga lain, hanya dapat diwujudkan oleh individu-
individu itu jika mereka menjadi anggota koperasi dan ini berarti pada saat
mereka menjadi pemilik, dalam waktu yang sama mereka menjadi pengguna jasa.
Seseorang pelaku (subject) ekonomi memasuki suatu hubungan dengan sebuah
koperasi, maka ia dapat memperoleh manfaat sebagai kreditur, pemilik, pembeli,
supplier, pelanggan atau karyawan.
Para anggota koperasi dapat mengharapkan promosi khusus atas kepentingan
mereka. Permodalan koperasi berasal dari para anggota koperasi yang kemudian
akan dibagikan sebagai sisa hasil usaha ( SHU ) yang sesuai dengan jumlah yang
disetor.

9
BAB III
PEMBAHASAN

2.1 PERKEMBANGAN KONDISI KOPERASI DI INDONESIA SAAT INI


Konstituen utama sistem ekonomi kerakyatan adalah kelompok
masyarakat yang termarjinalkan dalam sistem ekonomi kapitalis neoliberal.
Mereka, secara garis besar, adalah kelompok tani, kelompok buruh, kelompok
nelayan, kelompok pegawai negeri sipil golongan bawah, kelompok pelaku usaha
mikro, kecil, dan menengah serta kelompok miskin di perkotaan (Baswir, 2006).
Sementara itu, koperasi jelas diungkapkan dalam penjelasan Pasal 33 Undang
Undang Dasar 1945 merupakan bangun perusahaan yang sesuai untuk menjadi
wadah perekonomian rakyat. Dengan demikian, koperasi dan usaha kecil dan
menengah merupakan bagian integral dari sistem ekonomi kerakyatan. Dilihat
dari jumlah unit usaha dan penyerapan tenaga kerja, usaha mikro, kecil, dan
menengah menempati posisi penting dalam perekonomian Indonesia. Hal tersebut
ditunjukkan oleh data yang mengindikasikan bahwa jumlah usaha kecil di
Indonesia pada 2009 tercatat tidak kurang dari 52 juta orang (99,92%). Jumlah
tenaga kerja yang terlibat dalam usaha kecil tercatat lebih dari 93 juta orang
(88,59%). Namun, kontribusi usaha kecil terhadap kegiatan ekspor masih relatif
kecil, yaitu sebesar 5,38% (Kemenkop dan UKM, 2010). Perbandingan kinerja
antara usaha mikro dan kecil, usaha menengah, dan usaha besar juga dapat dilihat
dari nilai tambah yang dihasilkan untuk setiap sektor industrinya (Tabel 1).
Relatif masih kecilnya sumbangan UKM, termasuk di dalamnya IKM,
pada PBD umumnya dan pada nilai ekspornya khususnya disebabkan oleh
sejumlah kelemahan yang dimiliki sektor usaha yang banyak menyerap tenaga
kerja ini. Sebagaimana dilaporkan OECD (2002), kelemahan utama industri kecil
dan menengah (IKM) di Indonesia mencakup aspek berikut: (i) orientasi pasar;

10
(ii) kualitas sumberdaya manusia; (iii) penguasaan teknologi; (iv) akses pasar; dan
(v) permodalan.
Koperasi, di sisi lain, peranannya dalam perekonomian Indonesia tidak
kecil. Dilihat dari jumlahnya yang dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan, jumlah anggota aktif, dan volume usahanya yang tidak kecil, seperti
dapat dilihat pada Tabel 2, koperasi diyakini memainkan peran yang cukup
signifikan dalam perekonomian Indonesia.
Seperti tampak pada tabel di atas, hingga Maret 2010 jumlah koperasi aktif
di tanah air tidak kurang dari 175 ribu unit. Di dalamnya terlibat lebih dari 31 juta
orang anggota serta memutarkan modal lebih dari 87 triliun rupiah. Meskipun
tidak ada informasi tentang sumbangannya pada PDB, berdasarkan pada data
tersebut, koperasi berperan penting dalam perekonomian Indonesia. Paling tidak,
dengan menjadi anggota koperasi, penduduk Indonesia berkesempatan untuk
secara mandiri memperbaiki ekonomi diri dan keluarganya.
Hal tersebut sesuai dengan definisi koperasi berikut. Kartasasmita (2007),
menyitasi Hanel (1985), mendefinisikan koperasi sebagai organisasi
swadaya (self-helf organization) yang berbeda dari organisasi swadaya lainnya,
karena memiliki karakteristik yang berbeda. Dalam Undang Undang Nomor 25
Tahun 1992 tentang Perkoperasian, koperasi didefinisikan sebagai badan usaha
yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum dengan melandaskan
kegiatannya pada prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas asas kekeluargaan.
Soetrisno (2003) menyatakan bahwa koperasi merupakan salah satu
pilihan bentuk organisasi ekonomi dalam menghadapi era globalisasi. Alasannya
adalah karena koperasi sejak kelahirannya disadari sebagai suatu upaya untuk
menolong diri sendiri secara bersama-sama yang didasari oleh prinsip “self help
and cooperation.” Sejalan dengan pernyataan di atas, koperasi dipandang memilik
peranan strategis dalam perekonomian Indonesia, antara lain, karena tiga bentuk
eksistensi koperasi (Krisnamurthi, 2002). Ketiga bentuk eksistensi dimaksud,
menurut Krisnamurthi (2002) menyitasi PSP-IPB (199), adalah: (i) koperasi
dipandang sebagai lembaga yang menjalankan suatu kegiatan usaha tertentu, dan

11
kegiatan usaha tersebut diperlukan oleh masyarakat; (ii) koperasi telah menjadi
alternatif bagi lembaga usaha lain; dan (iii) koperasi menjadi organisasi yang
dimiliki oleh anggotanya.
Tentang pentingnya peranan koperasi dalam perekonomian Indonesia,
lebih jauh Hariyono (2003) menegaskan bahwa koperasi di Indonesia, yang
pendiriannya dilandaskan pada Pancasila dan UUD 1945, merupakan lembaga
kehidupan rakyat Indonesia untuk menjamin hak hidupnya yakni memperoleh
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan sehingga mewujudkan
suatu masyarakat adil dan makmur bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagaimana
dimaksud oleh Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 yang sepenuhnya merupakan hak
setiap warga negara.
Dapat disimpulkan bahwa koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah
merupakan bentuk pengejawantahan ekonomi kerakyatan—sistem perekonomian
yang lebih mementingkat kesejahteraan dan kemakmuran orang banyak bukan
orangper orang. Kedue bentuk organisasi ekonomi ini, selain merupakan
konstituen system ekonomi kerakyatan, juga merupakan bentuk organisasi
ekonomi yang cocok bagi karakteristik bangsa Indonesia yang, menurut Hariyono
(2003), lebih bersifat “homo societas” daripada “homo economicus” yakni lebih
mengutamakan hubungan antarmanusia daripada kepentingan ekonomi atau
materi.

3.2 KENDALA BERKEMBANGNYA PERKOPERASIAN DI INDONESIA


Baik koperasi maupun usaha mikro, kecil, dan menengah, dilihat dari
definisi dan ruang lingkup serta karakteristik anggotanya yakni kecil ruang
lingkup usahanya dan anggotanya adalah (umumnya) rakyat kecil dengan modal
terbatas dan kemampuan manajerial yang juga terbatas, memiliki sejumlah
hambatan dalam upaya memainkan perannya dalam “kancah” perekonomian
nasional.
Kelemahan yang dimiliki oleh usaha mikro, kecil, dan menengah, erat
kaitannya dengan karakteristik yang dimilikinya. Menurut Afiah (2009), usaha
mikro, kecil, dan menengah secara umum memiliki karakteristik berikut: (i)

12
manajemen berdiri sendiri, dengan perkataan lain, tidak ada pemisahan yang tegas
antara pemilik dan pengelola perusahaan; (ii) pemilik biasanya juga berperan
sebagai pengelola; (iii) modal umumnya disediakan oleh seorang pemilik atau
sekelompok kecil pemilik modal; (iv) daerah operasinya umumnya lokal,
walaupun adanya sejumlah kecil UMKM yang memiliki orientasi lebih luas
bahkan beroreintasi ekspor; (v) ukuran perusahaan (firm size), baik dari segi total
aset, jumlah karyawan maupun sarana prasarana relatif kecil. Seiring dengan
karakteristiknya yang spesifik tersebut, usaha mikro, kecil, dan menengah
memiliki beberapa kelemahan (weaknesses).
Kelemahan dimaksud, menurut Afiah (2009) dan Kuncoro (2000) adalah:
(i) kekurangmampuan dalam menangkap peluang pasar yang ada dan dalam
memperluas pangsa pasar; (ii) kekurangmampuan dan keterbatasan dalam
mengakses sumber dana (modal) dan kelemahan dalam struktur permodalan; (iii)
rendahnya kemampuan dalam bidang organisasi dan manajemen sumber daya
manusia; (iv) keterbatasan jaringan usaha kerjasama antarpelaku usaha mikro,
kecil, dan menengah; (v) berkaitan dengan kelamahan butir (v) adalah terciptanya
iklim usaha yang kurang kondusif, karena cenderung berkembang kea rah
persaingan yang saling mematikan; (vi) program pembinaan yang dilakukan
masih kurang terpadu; dan (vii) kurangnya kepercayaan serta kepedulian
masyarakat terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah.
Baik Afiah (2009) maupun Kuncoro (2000) bersepakat bahwa kelemahan-
kelemahan yang bersifat struktural di atas dapat diatasi dan akan menjadi sumber
kekuatan, jika diadakan perbaikan-perbaikan dalam struktur organisasi.
Mendukung pendapat kedua peneliti tersebut, Dipta (2007) dan Kumorotomo
(2008) menyatakan bahwa pemerintah menyadari bahwa upaya pemberdayaan
koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan bagian
penting dari upaya mewujudkan bangsa yang berdaya-saing serta menciptakan
embangunan yang merata dan adil. Lebih jauh Kumorotomo (2008) menjelaskan
bahwa langkah pertama dalam upaya mengonversikan kelemahan menjadi
kekuatan adalah dengan mengubah asumsi yang memandang koperasi dan
UMKM sebagai lembaga usaha yang berskala terlalu kecil untuk diperhatikan,

13
lemah, terbelakang, dan, dengan sendirinya, patut dikasihani. Oleh karena itu,
menurut Dipta (2008), program-program pemberdayaan tidak dikemas seperti
program charity, yang menganggap bahwa anggaran yang dikeluarkan semata-
mata merupakan alokasi dana sosial tanpa upaya untuk meningkatkan
kemandirian dan kedewasaan berpikir para pelaku usaha tersebut.
Tidak berbeda dengan usaha mikro, kecil, dan menengah, koperasi juga
memiliki sejumlah kelemahan. Tiga di antaranya yang paling menonjol, menurut
Partomo (2004), adalah: (i) modal anggota yang relatif sedikit dan lemah dalam
pengelolaannya; (ii) kualitas sumberdaya manusia yang mengelola koperasi yang
relatif rendah (kemampuan manajemen yang masih rendah); (iii) kurang
terjalinnya kerjasama, baik antar-pengurus, antar-anggota, antara pengurus dan
Pengawas maupun antara pengurus dan anggota; dan (iv) proses pengambilan
putusan yang bersifat demokratis cenderung menghasilkan putusan yang kurang
efisien. Berkaitan dengan keempat kelemahan koperasi di atas, Widiyanto (1996),
sebagaimana disitasi oleh Tambunan (2008), menemukan bahwa pada umumnya
koperasi di Indonesia tidak memiliki daya saing dan dilihat dari posisi bisnisnya
sebagian besar koperasi berada pada posisi “bertahan” dan cenderung ke arah
“lemah.” Secara lebih lengkap karakteristik koperasi di Indonesia disajikan dalam
tabel berikut.

3.3. PERANAN KOPERASI DALAM PROGRAM PENGEMBANGAN


EKONOMI SECARA NASIONAL UNTUK MEWUJUDKAN
KEMAKMURAN YANG ADIL DAN MERATA BAGI SELURUH
RAKYAT INDONESIA
Kedudukkan koperasi sebagai salah satu sektor ekonomi nasional
diarahkan pada berbagai tujuan, baik tujuan khusus maupun tujuan umum.
Peranan Koperasi dalam perekonomian nasional adalah sebagai berikut.
1. Membantu meningkatkan penghasilan dan kemakmuran anggota khususnya
dan masyarakat umumnya.
2. Membantu meningkatkan kemampuan usaha, baik perorangan maupun
masyarakat

14
3. Membantu pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan.
4. Membantu usaha meningkatkan taraf hidup masyarakat.
5. Menyelanggarakan kehidupan ekonomi secara demokratis.
6. Membantu pembangunan dan pengembangan potensi ekonomi anggota
khususnya dan masyarakat umumnya.
7. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional.
Peranan koperasi dalam perekonomian Indonesia ditunjukkan melalui lambang
koperasi. Lambang koperasi mempunyai arti berikut.
1. Rantai memgambarkan persahabatan dan persatuan dalam koperasi.
2. Lima gigi roda menggambarkan usaha koperasi yang dilakukan secara terus
menerus.
3. Padi dan kapas menggambarkan kemakmuran dan kesejahterhan rakyat yang
akan dicapai koperasi.
4. Timbangan menggambarkan keadilan social sebagai salahn satu dasar bagi
koperasi.
5. Bintang dan perisai menggambarkan Pancasila sebagai landasan idiil
koperasi.
6. Pohon beringin menggambarkan lambang kemasyarakatan serta
melambangkan koperasi yang kokoh dan beraakar.
7. Koperasi Indonesia menggambarkan lambang koperasi yang menunjukkan
kepribadian rakyat Indonesia.
8. Warna merah putih menggambarkan sifat nasional koperasi.
Dari uraian di atas, tampak jelas koperasi merupakan badan usaha yang sesuai
dengan UUD 1945. Namun, pada kenyataanya, koperasi tidak berkembang seperti
yang diharapkan. Untuk itu, pemerintah memberikan berbagai bantuan untuk
mendukung peranan koperasi. Bantuan pemerintah tersebut adalah sebagai
berikut.

15
1. Memberikan prioritas kepada koperasi untuk melakukan usaha yang
diwujudkan dalam bentuk berikut.
a) Menjadikan koperasi sebagai rekanan dalam kedinasan.
b) Memberikan keleluasaan kepada koperasi unuk melakukan kegiatan
usaha seperti hanya badan usaha lain.
c) Memberikan peluang kepada koperasi untuk ikut serta dalam kegiatan
perdagangan internasional.
d) Memberikan bantuan tambahan permodalan kepada koperasi agar lebih
mampu meningkatkan usahanya.
2. Memberikan pembinaan terhadap koperasi yang diwujudkan dalam bentuk-
bentuk berikut.
a) Menciptakan kodisi dan iklim yang mendorong pertumbuhan dan
perkembangan koperasi.
b) Memberikan bimbingan, kemudahan, perlindungan terhadap usaha-usaha
koperasi.
c) Memberikan peluang usaha yang seluas-luasnya kepada koperasi.
d) Mambantu usaha koperasi dalam meningkatkan kemampuan pengelolaan
antara koperasi dan badan usaha lain.
e) Mengupayakan terjalinnya hubungan yang saling menguntungkan antrara
koperasi dan badan usaha lain.
f) Membantu mengembangkan jaringan usaha koperasi.
g) Membantu memperkokoh permodalan koperasi.
h) Menetapkan usaha yang hanya boleh dilakukan oleh koperasi untuk
melindunginya dari persaingan dengan badan usaha lain
i) Memberikan bantuan konsultasi untuk memecahkan masalah
Menurut Undang-Undang Nomor 12 tahun 1967 tentang Pokok
Perekonomian, koperasi diartikan sebagai organisasi ekonomi rakyat yang
berwatak social, beranggotakan orang-orang atau badan hokum. Koperasi yang
merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas

16
kekeluargaan dan kegotong-royongan. Tujuan koperasi yaitu memajukan
kesejahteraan anggota dan masyarakat serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil
dan makmur.Agar tujuan Koperasi (kes ejahteraan anggota dan masyarakat) dapat
tercapai, maka koperasi memegang peranan yang sangat vital dan strategis dalam
perekonomian Indonesia.Hal ini disebabkan, koperasi merupakan sektor usaha
yang memiliki jumlah terbesar dengan daya serap angkatan kerja yang signifikan.
Seperti pada Usaha kecil, Menengah dan Koperasi (UKMK) merupakan
kelompok usaha ekonomi yang penting dalam perekonomian Indonesia. Hal ini
disebabkan, usaha kecil menengah dan koperasi merupakan sektor usaha yang
memiliki jumlah terbesar dengan daya serap angkatan kerja yang signifikan. Oleh
karena itu kesenjangan pendapatan yang cukup besar masih terjadi antara
pengusaha besar dengan usaha kecil, menengah dan koperasi (UKMK),
pengembangan daya saing UKMK, secara langsung merupakan upaya dalam
rangka peningkatan kesejahteraan rakyat banyak, sekaligus mempersempit
kesenjangan ekonomi.Dalam peranan koperasi untuk memberikan kesejahteraan
misalnya kontribusinya dalam menciptakan lapangan kerja. Koperasi disini juga
dimaksudkan untuk menampung kegiatan perekonomian pada tingkat lapisan
bawah yang masih merupakan bagian terbesar dari rakyat Indonesia. Untuk
melancarkan kegiatan-kegiatan koperasi tersebut.
Di Indonesia, meskipun konsep koperasi sudah dipayungi oleh undang-
undang, tetapi tetap saja keberadaan koperasi belum bisa berjalan secara efektif.
Dalam era otonomi daerah setiap daerah terutama masyarakat desanya harus
memiliki rasa percaya diri bahwa melalui organisasi koperasi kegiatan ekonomi
rakyat dapat diperhitungkan dan diandalkan kekuatannya. Koperasi harus
mereformasi dirinya, meninggalkan sifat-sifat koperasi sebagai koperasi pengurus
menjadi koperasi anggota dalam arti kata sebenarnya. Jika koperasi benar-benar
merupakan koperasi, tidak akan ada program/kegiatan koperasi yang tidak
berkaitan langsung dengan kepentingan atau kebutuhan anggota. Dengan
perkataan lain setiap ‘produk’ atau kegiatan usaha koperasi harus berdasarkan
‘restu’ atau persetujuan anggota dalam koperasi tersebut. Koperasi tidak berhak

17
mencari keuntungan karena anggotalah yang mempunyai hak untuk mencari
keuntungan yang harus menjadi lebih besar dengan bantuan koperasi.
Bersamaan dengan pembaruan praktik berkoperasi seperti itulah, yang kita
harapkan akan lahir dan berkembang ilmu koperasi, yang merupakan ‘ilmu
ekonomi baru’ di Indonesia, yang merupakan ilmu sosial ekonomi (social
economics). Ilmu ekonomi baru ini merupakan ilmu ekonomi tentang bagaimana
bekerja sama (coorporation) agar masyarakat Indonesia menjadi lebih sejahtera,
lebih makmur, dan lebih adil, bukan sekedar masyarakat yang lebih efisien
(melalui persaingan/kompetisi) yang ekonominya tumbuh cepat. Dalam tatanan
ekonomi baru pihak pemerintah termasuk juga pemerintah daerah juga harus
berperan aktif untuk menjaganya agar selalu dipatuhi aturan main dalam
berekonomi yang akan menghasilkan sebesar-besar kemakmuran ekonomi rakyat.
Otonomi daerah yang merupakan symbol kewenangan daerah untuk mengelolah
sendiri ekonomi daerah harus dilengkapi dengan desentralisasi fiscal yang diatur
secara serasi oleh pemerintah daerah bersama DPRD, kesemuanya diarahkan pada
kesejahteraan rakyat yang maksimal, agar rakyat pun dapat merasakannya dengan
optimal.
Setiap orang dewasa dapat menjadi anggota sebuah koperasi. Keanggotaan
koperasi bersifat terbuka dan sukarela. Terbuka artinya anggota koperasi terbuka
bagi siapa saja sesuai dengan jenis koperasinya. Keanggotaan koperasi tidak
membedakan suku, derajat maupun agama.
Sukarela artinya keanggotaan koperasi tidak atas paksaan. Setiap anggota
mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Sesuai dengan pengertian koperasi
bahwa koperasi merupakan kegiatan ekonomi yang berasaskan kekeluargaan.
Maka tujuan utama koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
anggotanya. Dengan adanya koperasi anggota yang membutuhkan kebutuhan
pokok dapat membeli di koperasi dengan harga yang lebih murah. Anggota yang
membutuhkan pinjaman modal usaha dapat meminjam di koperasi. Dengan
demikian para anggota dapat terbebas dari rentenir yang meminjamkan uang
dengan bunga sangat tinggi.

18
Bagi anggota yang memiliki hasil produk tertentu juga dapat menjualnya di
koperasi. Demikian pula para petani di desa juga dapat terhindar dari tengkulak
yang membeli hasil panen dengan harga seenaknya. Koperasi bisa mendapatkan
untung. Keuntungan koperasi bisa diperoleh antara lain dari laba penjualan dan
jasa peminjaman. Meskipun koperasi tidak mengambil laba penjualan atau jasa
peminjaman yang besar. Namun apabila koperasi berjalan dengan lancar
keuntungan koperasi pun bisa menjadi besar pula.
Keuntungan koperasi akan dikembalikan kepada anggota sebagai SHU (Sisa
Hasil Usaha). Tentu saja setelah dikurangi biaya-biaya operasional. Pembagian
keuntungan atau sisa hasil usaha ini dibagi secara adil sehingga tidak ada yang
dirugikan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koperasi memiliki peran yang
besar di masyarakat. Jika banyak orang yang dapat mengambil kemanfaatan
koperasi maka ekonomi masyarakat pun akan kuat. Oleh karena itu tak heran jika
koperasi disebut sebagai soko guru atau tiang utama perekonomian di Indonesia.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Koperasi adalah merupakan soko guru perekonomian Indonesia, maka
keberadaan dan eksistensinya dijamin oleh undang-undang. Untuk itu kita sebagai
bangsa Indonesia harus ikut serta dalam membangun perekonomian Indonesia
yang berasaskan kekeluargaan yaitu dalam wadah koperasi. Menurut Undang-
undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi dan peran koperasi
sebagai berikut: 1.Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan
ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. 2.Berperan serta secara aktif
dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
3.Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko-gurunya. 4.Berusaha untuk
mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang merupakan
usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Dengan melaksanakan dan menerapkan keseluruhan dari peran dan tugas serta
prinsip tersebut diharapkan
perkoperasian di Indonesia dapat mewujudkan dirinya sebagai badan usaha
sekaligus sebagai gerakkan ekonomi rakyat yang berwatak sosial.

20
Kedudukkan koperasi sebagai salah satu sector ekonomi nasional diarahkan pada
berbagai tujuan, baik tujuan khusus maupun tujuan umum. Peranan Koperasi
dalam perekonomian nasional adalah sebagai berikut.
1. Membantu meningkatkan penghasilan dan kemakmuran anggota khususnya
dan masyarakat umumnya.
2. Membantu meningkatkan kemampuan usaha, baik perorangan maupun
masyarakat
3. Membantu pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan.
4. Membantu usaha meningkatkan taraf hidup masyarakat.
5. Menyelanggarakan kehidupan ekonomi secara demokratis.
6. Membantu pembangunan dan pengembangan potensi ekonomi anggota
khususnya dan masyarakat umumnya.
7. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional.

3.2 Saran
Untuk mewujudkan peranan koperasi dalam perekonomian nasional tentu saja
tidak semudah membalikkan telapak tangan teapi diperlukkan adanya kerja sama
masyarakat bersama. Berikut adalah hal yang perlu diperhatikan.
1. Koperasi harus lebih meningkatkan kegiatannya agar dapat terwujud
kesejahterahan bersama.
2. Pemerintah juga harus cepat tanggap dalam membantu kegiatan koperasi agar
peranan koperasi tersebut dapat terwujud.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://satriagovernmentunhas09.blogspot.com/2012/06/peran-koperasi-dalam-
membentuk-ekonomi.html

Krisnamurthi, B. (2002). “Membangun Koperasi Berbasis Anggota dalam Rangka


Pengembangan Ekonomi Rakyat.” Jurnal Ekonomi Rakyat. Tahun I. No. 4.
Juni 2002.

Kumorotomo, W. (2008). “Perubahan Paradigma Peran Pemerintah dalam


Pemberdayaan Koperasi dan UMKM.” Makalah Background Study RPJMN
Tahun 2010-2014 Bidang Pemberdayaan Koperasi dan UMKM. Bappenas,
September 2008.

Kuncoro, M. (2000). “Usaha Kecil di Indonesia: Profil, Masalah dan Strategi


Pemberdayaan.” Makalah disajikan dalam Studium Generale “Strategi
Pemberdayaan Usaha Kecil di Indonesia”, di STIE Kerja Sama, Yogyakarta,
18 Nopember 2000.

Arief Sritua. “Koperasi Sebagai Organisasi Ekonomi Rakyat”, dalam


Pembangunanisme dan Ekonomi Indonesia. Pemberdayaan Rakyat dalam
Arus Globalisasi. Jakarta: CSPM dan Zaman, 1997.

Hatta, Mohammad. “Ekonomi Rakjat”, dalam Daulat Rakjat, No. 79., 1933.
Soekarno, “Demokrasi Politik dan Demokrasi Ekonomi”, dalam Pikiran
Rakjat, 1932.

22
Swasono, Sri-Edi. “Orientasi EkonomiPancasila” di dalam Abdul Madjid dan Sri-
Edi Swasono (Eds), Wawasan Ekonomi Pancasila. Jakarta: UI-Press, 1981

23

Anda mungkin juga menyukai