PEMERKSAAN HIV
DI SUSUN OLEH:
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. tanpa
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, supaya laporan ini
nantinya dapat menjadi laporan yang lebih baik lagi. kemudian apabila terdapat
Penuli
BAB I
PENDAHULUAN
HIV. Seseorang yang terinfeksi HIV, akan mengalami infeksi seumur hidup.
(asimptomatik) untuk jangka waktu yang panjang tapi tetap dapat menularkan
kepada orang lain. Perkiraan kematian akibat AIDS seluruh dunia pada akhir
tahun 2011 sekitar 3,5 juta, dengan jumlah kematian sekitar 1,7 juta jiwa, di
Konseling adalah suatu proses dengan dialog antara sesorang yang bermasalah
Konseling dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu Voluntary Counseling and Testing
tubuh seseorang yang dapat diselenggarakan di layanan kesehatan formal dan non
formal. Pemeriksaan laboratorium HIV yang dapat digunakan yaitu Western blot
dan Enzyme Like Immunosorbent Assay (ELISA). 1,3 Tinjauan pustaka ini
Adapun rumusan masalah dari praktikum ini yaitu mengetahui positif atau
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui positif atau negative
TINJAUAN PUASTAKA
oleh Centers for Disease Control (CDC) sebagai kumpulan gejala pada HIV
120 nm, sekitar 60 kali lebih kecil dari sel darah merah. Virus terdiri dari dua
salinan positif untai tunggal RNA yang mengkode sembilan gen tertutup oleh
kapsid berbentuk kerucut yang terdiri dari 2.000 salinan dari p24 protein virus.
Single-stranded RNA terikat erat dengan protein nukleokapsid, p7, dan enzim-
protease, ribonuclease dan integrase. Sebuah matriks yang terdiri dari p17 protein
virus mengelilingi kapsid, yang memastikan keutuhan partikel virion. 6,7,8 Virus
dikelilingi oleh selubung virus yang terdiri dari dua lapisan molekul lemak yang
disebut fosfolipid diambil dari membran sel manusia ketika partikel virus yang
baru terbentuk bertunas dari sel. Protein yang menempel pada selubung virus
adalah protein dari sel host dan sekitar 70 salinan dari protein virus HIV yang
menonjol melalui permukaan partikel virus. Protein ini, yang dikenal sebagai
Env, terdiri dari penutup yang terbuat dari tiga molekul yang disebut glikoprotein
(gp) 120, dan sebuah bentuk batang yang terdiri dari tiga molekul gp41 yang
menempel pada selubung virus. Kompleks glikoprotein ini digunakan virus untuk
menempel dan bergabung dengan sel-sel target untuk menginisiasi siklus infeksi.
Suatu Sel/Jaringan
tubuh seperti sel T CD4 +, makrofag, dan sel mikroglia. HIV-1 masuk ke
selubung virion (gp120) dengan molekul CD4 pada sel target dan juga dengan
makrofag dan sel T CD4 +.Co-receptor CCR5 ini digunakan oleh hampir seluruh
isolat primer HIV-1. Makrofag memainkan peran kunci dalam beberapa aspek
penting dari infeksi HIV. Makrofag merupakan sel pertama yang terinfeksi oleh
HIV dan mungkin sumber produksi HIV saat sel T CD4 + habis dalam tubuh
host. Makrofag dan sel mikroglia adalah sel yang terinfeksi oleh HIV pada sistem
saraf pusat. Dalam tonsil dan adenoid pada pasien yang terinfeksi HIV, makrofag
menyatu menjadi sel raksasa berinti banyak (multinucleated giant cell) yang
kurang patogen dari HIV-1 dan dibatasi distribusinya di seluruh dunia. Adopsi
"gen aksesori" oleh HIV-2 dan pola penggunaan coreseptor yang tidak memilih-
untuk menghindari faktor restriksi pembatasan dalam sel host (Arthos, J, 2011).
adsorpsi glikoprotein pada permukaan reseptor pada sel target diikuti oleh
penggabungan dari selubung virus dengan membran sel dan pelepasan kapsid
HIV ke dalam sel.9,15 Masuknya HIV ke dalam sel dimulai melalui interaksi
kompleks selubung trimerik (gp160 spike) dan kedua CD4 dan reseptor kemokin
(umumnya baik CCR5 atau chemokine co- receptor 4 (CXCR4), tetapi yang lain
dikenal untuk berinteraksi) pada permukaan sel gp120 berikatan pada integrin
sebuah integrin pusat yang terlibat dalam pembentukan sinapsis virologi, yang
memfasilitasi penyebaran sel ke sel yang efektif dari HIV-1. Lonjakan gp160
berisi domain pengikat untuk CD4 dan reseptor kemokin.9,15,16 Setelah HIV
terikat pada sel target, HIV RNA dan berbagai enzim, termasuk reverse
CCR5 ini, akan tetapi cara lain menggunakan reseptor lektin tipe C yang spesifik
dapat digunakan. SD adalah salah satu sel pertama yang dihadapi oleh virus
mentransmisikan HIV pada sel T ketika virus ditangkap pada mukosa oleh SD.
Kehadiran fasciculation and elongation protein zeta 1 (FEZ 1), yang terjadi
secara alami di neuron, diyakini dapat mencegah infeksi sel oleh HIV.17,18
Masuknya HIV-1, serta masuknya banyak retrovirus lainnya, telah lama diyakini
terjadi pada membran plasma. Baru – baru ini ditemukan infeksi produktif oleh
endositosis dari HIV-1 bergantung kepada clathrin dan tidak bergantung pH. Hal
antara sel-sel T CD4 + oleh dua rute paralel: penyebaran tanpa sel dan
hibrida. Dalam penyebaran tanpa sel, partikel virus bertunas melalui sel T yang
lain saat bertemu. HIV dapat juga menyebar dengan transmisi langsung dari satu
sel ke sel lain dengan proses penyebaran sel ke sel. Dua jalur transmisi sel ke sel
telah dilaporkan. Pertama, sel T yang terinfeksi dapat menularkan virus secara
langsung ke sel T target melalui sinaps virologi. Kedua, sel penyaji antigen /
antigen presenting cell (APC) juga dapat menularkan HIV ke sel T melalui
proses yang melibatkan infeksi produktif. Infeksi melalui transfer sel ke sel
dilaporkan jauh lebih efisien daripada transfer beberapa sel. Penyebaran sel-sel
dianggap sangat penting dalam jaringan limfoid di mana limfosit T CD4 + sangat
Uji diagnostik pertama untuk HIV, yaitu EIA disetujui oleh FDA pada tahun
1985 untuk skrining darah transfusi supaya suplai darah aman. Dalam 2 tahun
tujuan utama: (1) untuk mengidentifikasi orang yang terinfeksi HIV untuk
intervensi klinis; (2) untuk memberi konseling mengenai penurunan risiko bagi
orang yang negatif HIV yang berisiko terinfeksi HIV dan orang positif HIV yang
berisiko menularkan HIV; (3) untuk memberi rujukan bagi layanan kesehatan
minggu sejak pemeriksaan laboratorium HIV pertama pada tahun 1985, tempat
risiko tinggi untuk pemeriksaan antibodi HIV selain di bank darah. Seiring
pada konseling untuk mengurangi risiko. Setelah laporan pertama pada tahun
1989 mengenai efikasi zidovudin pada pasien terinfeksi HIV dengan jumlah CD4
dengan pendekatan “opt out” dengan epidemi HIV yang luas. Mereka
serta terhindar dari kesalahan pencatatan atau tertukarnya hasil antar pasien.
di sarana kesehatan dengan sarana laboratorium yang lengkap dan tenaga yang
terlatih dengan jumlah pasien yang lebih banyak dan tidak perlu hasil
laboratorium yang pertama memberi hasil non reaktif atau negatif, maka
pemeriksaan laboratorium antibodi akan dilaporkan negatif. Apabila hasil
menggunakan antigen dan / atau dasar pemeriksaan yang berbeda dari yang
23 dengan nama yang berbeda tidak boleh digunakan untuk kombinasi tersebut
(Chan,2008).
maka akan di daerah atau di kelompok populasi dengan prevalensi HIV 5% atau
lebih dapat dianggap sebagai hasil yang positif. Di daerah kelompok prevalensi
rendah yang cenderung memberikan hasil positif palsu, maka perlu dilanjutkan
karena lebih murah dan pemeriksaan laboratorium kedua dianjurkan untuk selalu
memberi hasil reaktif saja Indonesia dengan prevalensi HIV di bawah 10%
menggunakan strategi III dengan tiga jenis reagen yang berbeda sensitifitas dan
meminimalkan hasil positif palsu dan negatif palsu, kalau tidak maka
klien/pasien akan menerima hasil yang tidak benar dengan akibat serius yang
(Spielberg,2007)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Praktikum hematologi dilaksanakan pada hari rabu 21 april 2021 pada pukul
3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan yaitu : dispo 3 ml, rak tabung, tabung
3.2 Bahan
4. Kemudian sentrifuge
7. Amati hasilnya
BAB IV
4.1 Hasil
Dari praktikum yang telah dilakukan pada tanggal 21 april 2020 hasil
pengamatan, maka didapatkan hasil sebagai berikut:
18 tahun
perempuan
4.2 Pembahasan
HIV. Seseorang yang terinfeksi HIV, akan mengalami infeksi seumur hidup.
kepada orang lain, seseorang dapat tertular HIV melalui darah, sperma, atau cairan
vagina dari seseorang yang terinfeksi masuk ke dalam tubuh orang lain. Hal ini dapat
terjadi melalui berbagai cara, antara lain: Hubungan seks. Infeksi HIV dapat terjadi
melalui hubungan seks baik melalui vagina maupun dubur (anal). Meskipun
sangat jarang, HIV juga dapat menular melalui seks oral. Akan tetapi, penularan
lewat seks oral hanya akan terjadi bila terdapat luka terbuka di mulut penderita,
penggunaan jarum suntik dengan penderita HIV, adalah salah satu cara yang
bersama saat membuat tato, atau saat menggunakan NAPZA suntik. transfusi
darah. Penularan HIV dapat terjadi saat seseorang menerima donor darah dari
penderita HIV.
dalam darah pasien, untuk pemeriksaan HIV pasien yang bernama regina septiani
umar, umur 18 tahun, jenis kelamin perempuan, di dapatkan hasil negative (-)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil pada pemeriksaan HIV yaitu pasien
yang bernama regina septiani umar, umur 18 tahun , jenis kelamin perempuan
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu diharapkan untuk mahasiwa agar
bisa memperhatikan cara pengambilan darah vena dan cara sentrifugasi yang
DAFTAR PUSTAKA
Arthos, J., Cicala, C., Martinelli, E., Macleod, K., Van Ryk, D., Wei, D.,et al. 2011
"HIV-1 envelope protein binds to and signals through integrin
alpha(4)beta(7), the gut mucosal homing receptor for peripheral T cells".
Nature Immunology In Press (3): 301–9.
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat FK UNUD. Buku Pegangan Konselor HIV AIDS.
Surabaya. Yayasan Kerti Praja; 2005. p.1.3-3.31. 29.
Chan, D.C., Fass, D., Berger, J.M., Kim, P.S. 2008 Core structure of gp41 from the
HIV envelope glycoprotein. Cell 1997; 89:263-273.
Miyauchi, K., Kim, Y., Latinovic, O., Morozov, V., Melikyan, G.B. 2009 "HIV
Enters Cells via Endocytosis and Dynamin-Dependent Fusion with
Endosomes". Cell 137 (3): 433–44.
Merati, T.P., Sumiartha, M.E., Yuliana, Edi, A., Pantja, N.M., Wontu, N.,et al. 2007
Prosedur layanan konseling tes HIV sukarela dan terapi ARV. Denpasar:
Yayasan Citra Usada Indonesia;. p. 3.
Nora, T., Charpentier, C., Tenaillon, O., Hoede, C., Clavel, F., Hance, A.J. 2007
"Contribution of recombination to the evolution of human immunodeficiency
viruses expressing resistance to antiretroviral treatment". J. Virol; 81 (14):
7620–8.
Spielberg, F., Kurth, A.E. 2008. Sexually Transmitted Diseases 4 th edition. New
York: Mc Graw Hill, Inc.p. 1311-28. 31.
LAMPIRAN GAMBAR